Anda di halaman 1dari 23

Perencanaan dan Implementasi

Program Promosi Kesehatan

Oleh
Tim Pengajar Promosi Kesehatan
Dept. PKIP FKM USU
Gambar : Siklus manajemen

Perencanaan Implementasi

Evaluasi
Perencanaan adalah suatu fase di mana secara rinci
direncanakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang muncul.
Implementasi adalah suatu waktu di mana
perencanaan dilaksanakan.
Kesalahan-kesalahan sewaktu membuat perencanaan
akan terlihat selama proses implementasi, demikian
pula halnya dengan kekuatan dan kelemahan yang
muncul selama periode implementasi merupakan
refleksi dari proses perencanaan.
Evaluasi adalah pengukuran hasil dari promosi
kesehatan. Pada fase ini akan dilihat apakah
perencanaan dan implementasi dapat dilanjutkan.
Dalam Perencanaan Promosi Kesehatan
mencakup :
1. Karakteristik sasaran.
2. Partisipasi dari masyarakat.
3. Perilaku kesehatan masyarakat.
4. Penetapan pelaksanaan promosi kesehatan
yang direncanakan.
5. Antisipasi reaksi dari para profesional kesehatan
lainnya.
6. Antisipasi perubahan perilaku akibat promosi
kesehatan.
Perencanaan Promosi Kesehatan adalah : Suatu
proses diagnosis penyebab masalah, penetapan
prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan.

Dalam pembuatannya perencana terdiri dari :


masyarakat, profesional kesehatan dan promotor
kesehatan.
Tahapan Dalam Promosi Kesehatan :
1. Diagnosis masalah.
2. Menetapkan prioritas masalah.
3. Mengembangkan Komponen Promosi
Kesehatan :
 Menentukan tujuan promosi kesehatan.
 Menentukan sasaran promosi kesehatan.
 Menentukan isi promosi kesehatan.
 Menentukan metode yang digunakan.
 Menentukan media yang digunakan.
 Menyusun rencana evaluasi.
 Menyusun jadual pelaksanaan.
Ad2. Langkah – Langkah Dalam Menetapkan
prioritas masalah kesehatan adalah :
1. Menentukan status kesehatan masyarakat.
2. Menentukan pola pelayanan kesehatan
masyarakat yang ada.
3. Menentukan hubungan antara status kesehatan
dengan pelayanan kesehatan di masyarakat.
4. Menentukan faktor-faktor yang memengaruhi
masalah kesehatan masyarakat seperti : tingkat
pendidikan, umur, jenis kelamin, ras, letak
geografis, kebiasaan dan kepercayaan yang
dianut.
Faktor-Faktor yang diperhitungkan dalam
menetapkan prioritas masalah :
1. Beratnya masalah dan akibat yang
ditimbulkannya.
2. Pertimbangan politis.
3. Sumber daya yang ada di masyarakat.
1. Menentukan Tujuan.
Tujuan dari Promosi Kesehatan adalah :
Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat yang pada akhirnya meningkatkan
status kesehatan masyarakat.
Green (1990) menetapkan tujuan promosi kesehatan
terdiri dari 3 tingkatan yaitu :
1. Tujuan Program (Program Objective). Contoh :
Terjadi penurunan kematian ibu akibat komplikasi
persalinan sebesar 50 % setelah promosi
kesehatan berjalan 5 tahun.
2. Tujuan Pendidikan (Educational Objective). Contoh
: Cakupan ANC meningkat 75% setelah promosi
kesehatan berjalan selama 3 tahun.
3. Tujuan Perilaku (Behavioral Objective). Contoh :
Meningkatnya pengetahuan masyarakat sebesar
60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan
tentang tanda-tanda komplikasi kehamilan dan
persalinan.
2. Menentukan Sasaran Promosi Kesehatan.
Penentuan sasaran dalam hal ini adalah individu
maupun kelompok atau kedua-duanya. Harus
ditetapkan sasaran langsung maupun sasaran
tidak langsung.

3. Menentukan Isi Promosi Kesehatan.


Sederhana dan mudah dipahami dan sangat
mungkin dibuat dalam bentuk gambar dan bahasa
lokal.
4. Menentukan Metode.
Mempertimbangkan aspek yang akan dicapai
yaitu:
1. Aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan
cara penyuluhan langsung, pemasangan poster,
spanduk, penyebaran leaflet.
2. Aspek sikap dapat dilakukan dengan
menggugah emosi, perasaan dengan
memperlihatkan foto, slide atau pemutaran
film.
3. Aspek keterampilan dilakukan dengan memberi
kesempatan untuk mencoba keterampilan
tersebut.
5. Menentukan Media.
Penggunaan media harus tergantung pada jenis
sasarannya, tingkat pendidikan sasaran, aspek yang
ingin dicapai, metode yang digunakan dan sumber
daya yang ada.
6. Menyusun Rencana Evaluasi.
Kapan akan dilaksanakan, di mana akan dilaksanakan,
kelompok sasaran mana yang akan dievaluasi dan
siapa yang akan melaksanakan evaluasi itu.
7. Menyusun Jadual Pelaksanaan.
Biasanya disajikan dalam bentuk gan chart, dimulai
dari penjabaran waktu, tempat dan pelaksanaan.
Green mengembangkan model pendekatan untuk
membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan
yang dikenal sebagai kerangka PRECEDE yaitu
Predisposing, Reinforcing, and Enabling Causes in
Educational Diagnosis and Evaluation. Lalu
disempurnakan dengan PRECEDE – PROCEED yaitu
Policy, Regulatory, Organizational Construct in
Educational and Environmental Development.
PRECEDE digunakan pada fase diagnosis masalah,
penetapan prioritas masalah dan tujuan program,
sedangkan PROCEED digunakan untuk
menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan, serta
implementasi dan evaluasi.
Langkah-langkah PRECEDE – PROCEED
Fase 1. Diagnosis Sosial (Social Need Assesment).
Diagnosisi sosial adalah proses penentuan
persepsi masyarakat terhadap kualitas hidupnya
dan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan
kualitas hidupnya melalui partisipasi dan
penerapan berbagai informasi yang didesain
sebelumnya.
Cara pengumpulannya dapat melalui data sensus
atau data statistik lainnya (kuantitatif) atau secara
kualitatif seperti wawancara dengan informan
kunci atau dengan observasi lapangan langsung
atau dengan FGD.
Fase 2. Diagnosis Epidemiologi. Pada fase ini harus
diidentifikasi :
1. Siapa atau kelompok mana yang terkena
masalah kesehatan. (umur, jenis kelamin, lokasi,
suku ).
2. Bagaimana pengaruh dari masalah kesehatan
tersebut. (mortalitas, morbiditas, disability,
tanda dan gejala yang ditimbulkan).
3. Bagaimana cara untuk menanggulangi masalah
kesehatan tersebut. (imunisasi,
perawatan/pengobatan, perubahan lingkungan
dan perubahan perilaku.
Fase 3. Diagnosis Perilaku dan lingkungan.
Yang diidentifikasi selain masalah perilaku juga
masalah lingkungan (fisik dan sosial) yang
memengaruhi perilaku dan status kesehatan
masyarakat.
Indikator perilaku untuk mengukur masalah
perilaku yang memengaruhi status kesehatan
seseorang :
1. Pemanfaatan pelayanan kesehatan.
2. Upaya pencegahan.
3. Pola konsumsi makanan.
4. Kepatuhan.
5. Upaya pemeliharaan kesehatan sendiri.
Dimensi perilaku yang digunakan adalah :
1. Earliness. cepat
2. Quality. kualitas
3. Persistence. ketekunan
4. Frequency. seringnya
5. Range. jarak
Indikator lingkungan yang digunakan adalah :
1. Keadaan sosial.
2. Ekonomi.
3. Fisik
4. Pelayanan kesehatan.
Dimensi lingkungan yang digunakan adalah :
1. Keterjangkauan.
2. Kemampuan.
3. Pemerataan.
Langkah – langkah dalam diagnosis perilaku dan
lingkungan :
1. Memisahkan faktor perilaku dan non perilaku
penyebab timbulnya masalah kesehatan.
2. Mengidentifikasi perilaku yang dapat
mencegah timbulnya masalah kesehatan
sedangkan untuk faktor lingkungan
mengeliminasi faktor non perilaku yang tidak
dapat diubah. Seperti faktor genetis dan
demografis.
3. Urutkan faktor perilaku dan lingkungan
berdasarkan besarnya pengaruh terhadap
masalah kesehatan.
4. Urutkan faktor perilaku dan lingkungan
berdasarkan kemungkinan untuk diubah.
5. Tetapkan perilaku dan lingkungan yang menjadi
sasaran program.
Fase 4. Diagnosis Pendidikan dan Organisasional.
Menetapkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai berdasarkan faktor predisposisi yang
telah diidentifikasi. Selain itu berdasarkan faktor
pemungkin dan penguat yang telah diidentifikasi
ditetapkan tujuan organisasional yang akan
dicapai melalui pengembangan organisasi dan
sumber daya.
Fase 5. Diagnosis Administratif dan Kebijakan.
Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan, sumber
daya dan peraturan yang berlaku yang dapat
memfasilitasi atau menghambat pengembangan
program promosi kesehatan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai