Anda di halaman 1dari 37

Adaptasi fisiologis

Pengelolaan Kesehatan Hewan dan Lingkungan


Fakultas Kedokteran Hewan – Institut Pertanian Bogor
2018
Posisi Geografis Indonesia
• Antara 6o 08’ LU~11o 15’ LS dan 94o 45’BT~141o 05’ BT
• Iklim Indonesia dicirikan oleh:
– Zona konvergensi antartropik (Intertropical convergence
zone=ITCZ) merupakan daerah pusat pembentukan awan dan
hujan. ITCZ bergerak mengikuti gerakan matahari (23.5oLU –
23.5oLS sudut deklinasi surya) dengan time-lag + 1 bulan
– Posisi ITCZ tidak lurus sejajar lintang di bumi, ditentukan oleh
posisi matahari dan keadaan permukaan bumi (daratan, lautan,
pegunungan)
– sistem sirkulasi muson dg musim hujan & kemarau yang nyata
– Dipengaruhi oleh sirkulasi udara meridional (Siklus Hadley) dan
sirkulasi zonal (Siklus Walker) dengan variasi tahunan yang
menghasilkan penyimpangan iklim El Nino dan La Nina (ENSO
phenomena di Lautan Pasifik)
– Daerah dengan pusat tekanan rendah karena proses pemanasan
permukaan bumi yang intensif oleh radiasi surya
PENDAHULUAN
• Bumi mengalami rotasi (berputar pada porosnya) dan revolusi
(mengelilingi pusat tata surya dalam jalurnya) = gejala
perubahan rataan cuaca bulan demi bulan yang membentuk
pola siklus periode setahun
• Iklim menggambarkan rata-rata dan variasi dari faktor-faktor
yg mempengaruhi atmosphere seperti temperature,
presipitasi dan angin.
Unsur cuaca atau unsur iklim:
Radiasi surya, Lama penyinaran surya, Suhu udara, Kelembaban
udara, Tekanan uadra, Kecepatan dan
Arah angin, Penutupan awan, Presipitasi (embun, hujan, dan
salju), dan evaporasi/evapotranspirasi.
PENDAHULUAN
• Iklim adalah suatu sistem
• Tingkahlaku dam interaksi 5 komponen utama
(IPCC 2007):
• atmosphere (gas yg menyelimuti bumi),
• hydrosphere (cairan bumi, misal: laut,
danau, air bawah tanah dll),
• cryosphere (bekuan air, misal: laut dan
lapisan es, glaciers dll),
• Permukaan lahan and
• biosphere (semua mahluk hidup)
SISTEM IKLIM
Zona Tropis

Source: Chen & Chen 2013


Note: Major global climatic zones include tropical zones (blue, type A), according to the Köppen
climatic classification. In this classification tropical zones are defined by the mean temperature
of the coolest month, and by rainfall
(A: Tropical, B: Dry, C Mild temperate, D: Snow, E: Polar). WHO/ UNICEF (2012).
MACROCLIMATE
MACROCLIMATE
23.5 o LS 23.5 o LU

Matahari
Kelembaban Udara :
Agak kering Kering Lembab Kering Agak kering
(RH<50%) (RH>70%) (RH<50%)

Kutub Kutub
Selatan Hadley Cell Hadley Cell Utara

30 o 30 o

Gurun Pasir Equator Gurun Pasir

Daerah Hutan Hujan Tropis


InterTropical Convergence Zone
MACROCLIMATE
MESOCLIMATE
MICROCLIMATE
KLASIFIKASI IKLIM
A. Berdasarkan daerah penerimaan radiasi surya.
• Iklim Tropis terletak antara : 23,50 LU – 23.50 LS
• Iklim Subtropis Utara terletak antara : 23,50 LU – 66.50 LU
• Iklim Subtropis Selatan terletak antara : 23,50 LS – 66.50 LS
• Iklim Kutub (Artik) terletak : > 66,50 LU
• Iklim Kututb (Antartik) terletak : > 66,50 LS

Tropis Cancer = 23,50 LU; Tropis Capricorn = 23,50 LS


B. Berdasarkan sirkulasi udara dan karakteristik hujan

Tipe Iklim Sifat-sifat Tipe Vegetasi


Zona Ekuatorial Basah terus menerus Hutan hujan tropik,
(Equatorial Westerly) hujan monsoon.
Zona tropika (Tropical Hujan musim panas Savana, hutan
Winter Trade) kering
Zona Subtropika Kering Kering Stepa, gurun stepa,
(Sub Tropical Dry) gurun

Zona Hujan Winter Hujan musim dingin Pohon berdaun


Subtropika (Subtropica keras
Winter Rain)
Zona Ekstratropika Hujan sepanjang tahun Pohon berdaun
(Extra Tropical lebar dan hutan
Westerly) campuran
Zona Sub-Polar Hujan sepanjang tahun terbatas Hutan konifer

Zona Borea’ Hujan musim panas, salju musim Tundra


dingin terbatas

Zona Kutub Hujan musim panas, salju musim Gurun es


dingin terbatas
Klasifikasi secara Empirik

A.Berdasarkan rational moisture budget oleh Thornthwaite (1948)

Tipe iklim Thornthwaite berdasarkan moisture index


(Im) dan evapotranspirasi potensial (Etp)

Kelembaban (tipe iklim) PE (cm) Wilayah suhu (tipe iklim)

Perhumid (A) > 114 Megathermal (A’)


Humid (B1-B4) 57 - 114 Mesothermal (B1’-B4 )
Subhumid lembah (C2) 28,5 - 57 Microthermal (C1’-C2’)
Subhumid kering (C1) 14,2 - 28,5 Tundra (D’)

Semi arid (D) < 14,2 Frost (E’)

Arid (E)
Sistem Klasifikasi iklim Koppen
1. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:
• suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
• suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
• curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
• tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.
2. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sbb:
• Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
• Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun,dan penguapan besar;
3. Iklim C atau iklim sedang. Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin
antara 18° sampai -3°C.
4. Iklim D atau iklim salju atau microthermal. Ciri-cirinya adalah sebagai
berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata
bulan terdingin kurang dari - 3°C.
5. Iklim E atau iklim kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika,
suhu tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin
kurang dari - 3°C.
B. Sistem Klasifikasi Koeppen): Berdasarkan vegetasi

Pengelolaan Kesehatan Ternak Tropis, Fakultas Kedokteran Hewan-IPB


Sistem Klasifikasi Oldeman

Cocok untuk pertanian tanaman pangan di Indonesia. Kriteria dan klasifikasinya


di dasarkan pada perhitungan bulan basah (BB), bulan kering (BK), dan bulan
lembab (BL) yang batasannya memperhatikan peluang hujan, hujan efektif, dan
kebutuhan air tanaman.
1. Bulan Basah : bulan dengan rata-rata curah hujan > 200 mm.
2. Bulan Lembab : bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm.
3. Bulan Kering : bulan dengan rata-rata curah hujan < 100 mm.

Ciri dan Karakteristik Iklim Tropika

1. Secara umum iklim tropika memiliki ciri berupa suhu dan kelembaban
yang tinggi sepanjang tahun. Suhu rata-rata tahunan terendah 180C
2. Curah hujan yang berlimpah
3. Pemindahan gas/panas atau pengangkatan udara ke vertikal yang aktif
4. Selama periode tertentu, hujan badai dengan petir dapat terjadi tiap
hari.
5. Wilayah tropika menerima sinar matahari yang lebih dari wilayah yang
lain.
6. Dengan curah hujan yang cukup, cocok untuk pertumbuhan ideal bagi
tanaman dan hewan
7. Memiliki kekayaan keanekaragaman hayati (mega biodiversity)
SEBARAN TIPE HUJAN DI INDONESIA

400
400

300
300

200
200

100
100

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tipe Lokal

400

300

200

100

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tipe 400

Equatorial 300

200

100

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tipe
Monsoon
TIPE IKLIM TROPIS

1. Tipe iklim tropika basah

1. Curah hujan yang cukup tinggi dengan rata-rata


tahunannya > 200 mm.
2. Tropika basah umumnya dihubungkan dengan
hutan hijau yang lebat sepanjang waktu dan
dataran rendah (< 100 m dpl).
3. Suhu udara sekitar 20-30 0C.
4. Jika kelembaban siang hari tinggi, terjadi
pendinginan malam harinya.
5. Biasanya pada dini hari terdapat kabut atau
embun.
6. Hujan sering disertai petir/kilat (thunderstorm).
7. Awan-awan cumulus, pada siang hari
berkembang menjadi cumulus towering melalui
konveksi yang intensif.
2. Tipe iklim tropika basah
dan kering (Am, Aw, Bs)

1. Terletak antara hutan lebat dan hijau pada


tropika basah atau sering disebut hutan hujan
tropika.
2. Sifat khas dari tipe iklim ini adalah pola
lengas/hujannya yang sangat jelas.
3. Memiliki tiga musim yaitu :

Musim dingin (winter) dengan pancaran radiasi


surya yang minimum.
Musim panas (summer), suhu meningkat dengan
kerapatan fluks radiasi surya yang tinggi.
Musim hujan, karena sudah adanya penutupan awan
yang tinggi dan radiasi surya yang rendah maka suhu
pun lebih rendah
3. Gurun tropika (BW)

1. Gurun tropika memiliki keadaan atmosfer yang khas, seperti


kelembaban dan penutupan awan sebesar 10% (di Sahara)
pada saat winter hanya 4%.
2. Hal ini menyebabkan rendahnya frequensi dan jumlah hujan
di wilayah tersebut.
3. Suhu rata-rata tahunan ataupun bulanan tinggi, kisaran
hariannya, sekitar 14-25 0C. Bisa menjadi suhu ekstrim,
dimana suhu terpanas antara 37,2-52,2 0C dan suhu
terdingin antara -0,6 sampai -3,3 0C.
4. Penyebab utamanya adalah karena sifat permukaan dan
sedikitnya uap air yang dapat menahan panas khususnya
malam hari.
5. Kecepatan angin juga tinggi.
Ternak sebagai hewan homoioterm

• Selalu mempertahankan suhu tubuh dalam


kisaran yang optimal untuk aktivitas
biologisnya (37-39°C pada mamalia – 40 –
44°C pada unggas)
• Suhu tubuh dipertahankan dengan menjaga
keseimbangan termal antara produksi panas
tubuh atau peningkatan suhu lingkungan
dengan pelepasan panas ke lingkungan
sekitarnya.
Apa itu thermonetral?

Di bawah thermonetral (stress


dingin)
• Meningkatkan asupan pakan
• Menurunkan asupan air

Di atas thermonetral (stres panas)


• Menurunkan asupan pakan
• Meningkatkan asupan air
Comfortable Zone Menentukan Tingkat
Metabolik dan Produksi Ternak
• Maintenance requirement optimal atau kecepatan
metabolik minimal  diperlukan untuk terjadi produksi
yang optimal (terjadi pada kondisi Thermoneutral
Zone)
• Thermoneutral Zone:
Kisaran rataan temperatur lingkungan yang diperlukan
untuk mencapai kecepatan metabolik minimal yang
diperlukan, dan terjadinya pengaturan temperatur tubuh
melalui proses non-evaporasi dengan sendirinya.
• Kondisi nyaman untuk kehidupan ternak 
Comfortable Zone
Perbedaan definisi
• Adaptasi:
Suatu perubahan untuk mengurangi tekanan fisiologis yang
dihasilkan oleh suatu komponen pemicu cekaman
lingkungan, perubahan ini bisa terjadi didalam waktu hidup
organisme (Phenotypic) atau hasil dari seleksi genetik
didalam spesies atau subspesies (Genotypic)
• Aklimasi:
Suatu perubahan fisiologis yang terjadi saat kehidupan suatu
organisme untuk mengurangi tekanan yang disebabkan oleh
pemberian cekaman secara eksperimental
• Aklimatisasi:
Suatu perubahan fisiologis yang terjadi saat kehidupan suatu
organisme untuk mengurangi tekanan yang disebabkan oleh
cekaman perubahan-perubahan klimat secara alamiah
Mekanisme Respon adaptif
TERMOREGULASI
Termoregulasi pada hewan
1. RADIASI
2. KONVEKSI
3. KONDUKSI
4. EVAPORASI
• Evaporasi dilakukan melalui kulit dan paru-paru
• Unggas tidak memiliki kelenjar keringat shg mengandalkan paru-
paru untuk panting
• Thermoneutral Zone:
Kisaran rataan temperatur lingkungan yang diperlukan untuk
mencapai kecepatan metabolik minimal yang diperlukan, dan
terjadinya pengaturan temperatur tubuh melalui proses non-
evaporasi dengan sendirinya.
• Kondisi nyaman untuk kehidupan ternak = Comfortable Zone
Cekaman panas
• Hewan endoterm  produksi dan pengeluaran kelebihan panas
agar suhu tubuh tetap pada zona termonetral  termoregulasi
• Suhu lingkungan yg tinggi  sulit melakukan termoregulasi 
produksi radikal bebas > produksi antioksidan  cekaman oksidatif
• Radikal bebas: melekul yang memiliki satu/lebih elektron yang tdk
berpasangan pada orbit terluar mengambil dari molekul lain dalam
tubuh, misal: lemak (komponen membran sel) shg mengakibatkan
peroksidasi lemak menjadi senyawa toksik malonaldehida (MDA)
• Contoh radikal bebas mis ROS ( Reactive Oxygen Species)
• Antioksidan endogen: superokside dismutase (SOD), Catalase
(Cat) dan glutation peroksidase (Gpx), Vitamin C (khusus pd
unggas)
• Antioksidan eksogen: Vitamin C dan E, pro Vitamin A, α
tocopherol, flavanoid, vitamins B-complex, vitamin E, acetylsalicylic
acid, sodium chloride, potassium chloride, potassium carbonate,
ammonium chloride and sodiumbicarbonate dll
Pengaturan suhu tubuh
RESPON HEWAN TERHADAP
CEKAMAN

WHEATHER AND CLIMATE AND ANIMAL PRODUCTION (Hahn and Becker, 1994)
Stress
• Segala sesuatu yang menjadi ancaman terhadap
berlangsungnya homeostasis
• Stimuli internal dan eksternal dapat menyebabkan
cekaman (stress)  stressors (mis: haemorrhage,
predator dll)
• Sindroma umum adaptasi- gambaran umum dari
respon faali terhadap cekaman
• 2 sistem utama terlibat:
– Sistem Saraf Otonom
– Sistem Hipothalamik - pituitari – adrenokortikal
(pelepasan hormon ACTH - kortisol/kortikcosteron)
HPA Axis
Pengaruh ACTH terhadap Korteks
Adrenal

• Sintesa dan sekresi corticosteroids


• Aktivasi metabolisme KH
• Pengaturan produksi adrenalin di medula
adrenal
• Autonomic nervous system dan sistem HPA
terkait erat
• Respon efektif terhadap stressors  coping
Penggunaan naungan kandang
terhadap suhu lingkungan
NAUNGAN PADA TERNAK

NAUNGAN ALAMI TANPA NAUNGAN


Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat shelter
(kandang) :
• Arah
• Luas
• Lantai
• Dinding/pemisah
• Tinggi Atap
• Jenis Atap
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai