Kelompok 6
Pendahuluan
Berhias, berpenampilan indah, dan berobat memang
dianjurkan dalam Islam, dalam konteks ayat Alquran
terutama saat pergi ke masjid. Allah SWT Maha
Indah, menyukai yang indah. Karena itu, manusia
juga menyukai keindahan, dan melakukan berbagai
upaya untuk itu, diantaranya latihan fisik, konsumsi
obat, serta melakukan bedah plastik kosmetik karena
ingin terlihat “indah”.
Persepsi secara medis ?
Menyenangkan suami/istri?
Berhias dan Berpenampilan Indah
Semua yang diciptakan Allah itu sempurna.
Sebagaimana ditegaskan dalam ayat-ayat alquran :
ُ َّ ٗۤ
ِ اش ِ ه
ََّلِلَ َما َ ن َح ََ َوقل َ َ
َ َوَقطع َنَاي ِديَ ُه َّن َ ََۚفَلَ َّم
َ اَراَين َٗهَاكبَرن َٗه
َ
َه َذ ۤٗاَاِ ََّّلَ َملَ ٌكَ ََك ِري ٌَم
ٰ ٰه َذاَبَش ًَراََؕاِن
Artinya :
Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya, mereka terpesona kepada
(keelokan rupa)nya, dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri.
Seraya berkata, “Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar
malaikat yang mulia.” (Q.s Yusuf (12); 31)
Berhias dan Berpenampilan Indah
Allah SWT menanamkan naluri (gharizi) dalam individu masing
masing manusia gemar berhias, dan memperelok diri.
ل َمس ِجدَ ََّو ُكلُوا َِ ى ٰا َد ََم ُخذُوا ِزينَت َ َُكمَ ِعن ََد ُك َٗۤ ِٰيبَن
ََ َّل تُس ِرفُواََۚ اَِنَّ َٗه
ََ َّل يُ ِحبَ ال ُمس ِرَِفي
ن ََ َواش َربُوا َو
Berhias dan Berpenampilan Indah
Artinya :
Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang
bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan
minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
(Q.s al- Araf (7) 31)
Batasan Haram Berhias
Menyerupai
Tabarruj lawan jenis
Mengubah
fitrah/ Pamer dan
Ciptaan Takabbur
Allah
Menyerupai lawan jenis
Desain, Mode, Potongan, Gaya.
َ علَ ْي ِه َو
سلَّ َم َ ُصلَّى هللا َ َّللا
ِ َّ سو ُل ُ «لَعَ َن َر:ع ْن ُه َما قَا َل
َ َُّللا
َّ ي َ اس َر ِض ٍ َّعب
َ ع َِن ا ْب ِن
الر َجا ِلِ اء ِب ِ سَ ِت ِم َن النِ َوال ُمتَش َِب َها،اء
ِ س ِ ين ِم َن
َ ِالر َجا ِل ِبالن َ ال ُمتَش َِب ِه
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: “Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai
wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” [HR. Al-Bukhâri, no.
5885; Abu Dawud, no. 4097; Tirmidzi, no. 2991]
Pamer, Takabbur, Hedonisme
ََّلَيُ ِحبَ ُك َّلَ ُمخَت َالَفَ ُخو َِر
َ ُّللا
ََؕو ه
َ م
َ ُ
ك ٮ ٰ
ت ٰ
َااٗۤ َو ََّلَتَف َر ُحواَ ِب َم
Artinya:
Dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang sombong dan membanggakan diri. (Q.s al-
Hadid (57); 23)
Mengubah fitrah (ciptaan Allah SWT)
Mentato
Bedah plastik tubuh
kosmetik
Mencukur alis
dan
Mengikir gigi
menyambung
alis
Mengubah fitrah/ Ciptaan Allah
َضع َنَ ِبالقَو ِل َ سا ٓ ِءَاِ ِنَاتَّقَيت ُ َّنَفَ ََلََت َخ ِ سا ٓ َءَالنَّ ِب ِىَلَست ُ َّنَ َكا َ َحد
َ َِم َنَالن َ ِٰين
َوَقُل َنَقَو ًَّلَ َّمع ُروفًا ٌ فَيَـط َم َعَالَّ ِذىَفِىَقَل ِب ٖهَ َم َر
َّ ض
Artinya:
Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu
bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara
sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah
perkataan yang baik. (Q.s al – Azhab (33);32)
Tabarruj
ََ َالز ٰكوة
َّ ن َ ص ٰلوة
ََ ََو ٰاتِي َّ ىَواَقِم َنَال َ َاَّلُو ٰل َّ ََو ََّلَتَب
َ ـرج َنَتَبَر َجَال َجا ِه ِليَّ ِة
َسَ اَه َل ِ عن ُك ُم
َ َالرج َ َب سولَ ٗهََؕاِنَّ َماَيُ ِري َُد ه
َ ّللاَُ ِليُذ ِه ُ َو َرَ َوا َ ِطع َن ه
َ َّللا
ط ِه َر ُكمَتَط ِهي ًراَ َُوي
َ ت ِ البَي
Artinya:
Dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah
dahulu, dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan
Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari
kamu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (Q.s al –
Azhab (33);33)
Berhias yang dilarang dalam sunnah
Al- wasyimah (Tato)
Al-wasyimah (wanita yang mentato).
Menurut imam an-Nawawi
menjelaskan adalah wanita yang
melukis punggung, telapak tangan,
pergelangan tangan, bibir atau
anggota tubuh lainnya dengan jarum
atau sejenisnya hingga mengeluarkan
darah lalu dibubuhi dengan tinta
tertentu untuk diwarnai. Perbuatan ini
haram hukumnya bagi yang mentato
atau yang diminta ditato.
Al- wasyimah (Tato)
Larangan nabi ini mengandung
hikmah karena mengancam
kesehatan akibat peninidkan tato,
selain itu mempengaruhi keabsahan
dan tidaknya berbagai ibadah, dari
sisi thaharah. Kandungan dalam tato
menghalangi sampainya air di
permukaan kulit dimana ini
merupakan syarat sahnya wudhu
dan mandi.
Al- wasyimah (Tato)
Bagi seseorang yang sudah
terlanjut ditato karena ketidaktauan
hukumnya pada masa lalu atau
belum mendapat hidayah maka dia
wajib menghilangkannya, tetapi
syarat penghilangan itu tidak
mengakibatkan mudarat yang lebih
besar, jika mudarat lebih besar
lebih baik dipertahankan.
An-Namishah (Mencukur alis)
An-namishah adalah wanita yang
menghilangkan atau mencukur bulu
wajah/alis mata. Al-Mutanammishah
adalah wanita yang meminta dicukur
alisnya, perbuatan ini haram
hukumnya kejuali jika tumbuh
jenggot, kumis atau buku tertentu
yang menganggu pada wajah
wanita maka boleh mencukurnya.
Al-Washilah (Menyambung rambut)
Al-Washilah (Menyambung rambut)
Secara umum ulama mengharamkan
menyambung rambut, berdasarkan sejumlah
hadis nabi antara lain ‘ aisyah menyarakan
ketika seorang mantan budak anshar yang
telah menikah karena sakit rambutnya rontok
hingga berniar menyambungnya, lalu pada
hadis riwayat al-bukhari
“ dari abi Hurairah, dari Nabi saw, beliau
bersabta: Allah mengutuk wanita yang meminta
disambung rambutnya dan yang menyambung
rambutnya, wanita bertato dan yang mentato”
Al-Washilah (Menyambung rambut)
Fukaha dari mazhab Hanafi, maliki, hanbali, zhahiri, dan syafi’I sepakat
mengharamkan menyambung rambut dengan rambut manusia, dengan
maksud berhias. Ulama berbeda pandangan jika digunakan bahan
rambut sintesis, dalam hal ini terdapat 3 pendapat, yaitu:
• Ulama hanafiyah dan al-laits bin sa’d membolehkan seperti
menggunakan bulu atau bahan lain
• Ulama malikiyyah, zhahiriyah, serta Muhammad ibnu jarir al-Thabari
mengharamkan, baik bulu atau rambut binatang. Alasannya karena
termasuk kategori bentuk penipuan, kebohongan, dan mengubah
fitrag. Namun demikian dikecualikan oleh malikkiyah jika dijahitkan
dengan sutera berwarna yang tidak menyerupai warna rambut
Al-Washilah (Menyambung rambut)
• Ulama syafi’yyah membedakan bahan rambut yang menyerupai rambut manusia
tidak berasal dari rambut manusia, suci atau najis, jika diambil dari hewan yang
diharamkan untuk dimakan dan diambil sewaktu hidup maka hukumnya haram.
Jika barangnya suci, tergantung status wanita tersebut jika tidak bersuami maka
haram hukumnya. Terdapat 3 pendapat, yang pertama pendapat yang didukung
oleh pengikut mazhab Syafi’I dibolehkan semata jika diizinkan suaminya. Kedua
haram secara mutlak meskipun mendapat izin dari suami dan ketiga di bolehkan
secara mutlak meskpun tanpa izin suami. Jika bahannya berasal dari sutera atu
bordiran sutera
َعنَإبراهيمَعنَعلقمةَعنَعبدَهللاَقالَلعنَهللاَالواشماتَوالمستوشمات
والنامصاتَوالمتنمصاتَوالمتفلجاتَللحسنَالمغيراتَخلقَهللا
Dari Ibrahim bin Alqomah dari Abdillah Ra. berkata Allah melaknat wanita
yang memasang tato, orang yang meminta ditato, yang menghilangkan rambut
dari wajahnya, yang meminta dihilangkan rambut wajahnya dan yang mengikir
giginya untuk memperindah ciptaan Allah.
Penggunaan kawat gigi
Jadi jelaslah bahwa hukum
menggunakan behel jika ada hajat
seperti merapikan gigi dan
mengembalikan fungsi gigi agar
berfungsi baik maka diperbolehkan.
Bahkan Buya Yahya menerangkan
berdasarkan hadis ini, apabila untuk
proses penyembuhan dan jika tidak
merapikan gigi akan membahayakan
dirinya maka wajib hukumnya.
Mewarnai Rambut
Mewarnai rambut dengan warna
hitam dengan tujuan melakukan
tipuan sangatlah dilarang. Jika
rambut telah beruban baik itu pria
maupun wanita maka tidak boleh
melakukan pewarnaan rambut
dengan warna hitam. Akan tetapi
ada pendapat ulama yang
mengatakan boleh saja mewarnai
rambut dengan warna hitam
dengan tujuan untuk melakukan
jihad.
Mewarnai Rambut
Dilarangnya mewarnai rambut dengan warna hitam terdapat dalam salah satu
hadist. Jabir radiyallahu ‘anhu berkata di hari penaklukan Makkah datang Abu
Quhafah dengan keadaan jenggot dan juga kepalanya telah memutih (berban).
Lalu Rasulullah SAW bersabda :
َّ اجتَنِّبُوا ال
َس َوا ٍد َ غ َِّي ُروا َهذَا ِّب
ْ ش ْيءٍ َو
“Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tetapi hindarilah warna
hitam.” (HR. Muslim).
Dari hadist tersebut sudah sangat jelas bahwa Rasulullah SAW
membolehkan mewarnai rambut asalkan tidak warna hitam.
Mewarnai Rambut
Haram hukumnya ketika seseorang mewarnai rambut dengan tujuan
ingin menyerupai orang kafir. Hal tersebut termasuk ke dalam
tasyabbuh dan hukum tasyabbuh dengan orang kafir yaitu
haram. Rasulullah SAW bersabda:
َام ٌن
ِ ضَ َبَقَبَ َلَذَ ِل َكَفَ ُه َو
ٌّ َُط ِ َولَمَيُعلَم
ِ َمنه َ َّب َ َ َمنَت
َ طب
“Barang siapa yang melakukan pengobatan
dan dia tidak mengetahui ilmunya sebelum
itu maka dia yang bertanggung jawab.
Hukum Operasi Rekontruksi
Menurut para ulama, memperbaiki dan memulihkan
kembali fungsi organ yang rusak, baik bawaan sejak
lahir maupun adanya kecelakaan, dan hal sejenis itu
dibenarkan karena niat dan motivasi utamanya adalah
pengobatan. Pembolehan terhadap operasi medis,
dianggap sebagai upaya menjaga kehidupan dan
menghindari kebinasaan atau mafsadah, antara lain,
tercakup dalam batasan umum dalam ayat al-Quran
(Q.s. al-Maidah:32)
Hukum Operasi Rekontruksi
Kebolehan melakukan bedah rekonstruksi ini, ulama mempersyaratkan dua
hal:
• Bahan yang digunakan untuk menambal atau menutupi cacat, seperti
kulit, tulang atau organ lainnya, harus berasal dari tubuhnya sendiri atau
dari seseorang yang telah meninggal dunia dengan batasan tertentu.
Batasan kebolehan mengambil organ atau jaringan orang yang baru
wafat ini merupakan hasil analogi (qiyas) dari pendapat jumhur ulama
yang membolehkan makan daging mayat dalam keadaan darurat.
Namun jika diambil dari orang yang masih hidup dan akan
mengakibabtkan mudarat bagi orang tersebut maka tidak dibolehkan.
• Dokter yang mengoprasi harus yakin bahwa tindakannya akan berhasil
Hukum operasi plastik kosmetik
Para ulama mengharamkan operasi plastik kosmetik yang tidak ada
tujuan medis, dengan alasan rasa tidak puas termasuk tindakan “
mengubah fitrah” atau “mengubah ciptaan Allah”
Berdasarkan hadist nabi yang mengutuk berbagai tindakan yang
termasuk mengubah ciptaan Allah yang disampaikan oleh Ibnu Mas’ud:
“Aku pernah mendengar Rasulullah saw mengutuk wanita-wanita yang
mencukur alisnya, wanita yang minta dikikir giginya, wanita yang
membuat tato (di kulitnya) adalah wanita-wanita yang mengubah
ciptaan Allah” (Muttafaq Alaih).
Nash di atas mengandung larangan mengubah ciptaan Allah secara
sia-sia, termasuk operasi plastik karena didorong kepuasan nafsu.
Pada operasi estetik unsur kecantikannya lebih dominan.
Upaya preventif dan keharusan bersyukur
Manusia diciptakan sebagai makhluk terbaik,
memiliki bentuk sempurna, makhluk yang telah
dimuliakan allah swt, tidak ada ciptaan itu sia-sia,
susunan tubuh serasi dan seimbang. Jika hanya
masalah ukuran, bentuk dan warna anggota tubuh
tertentu yang berfungsi secara normal, wajib
diterima apa adanya dan disyukuri, tidak
dijadikannya alasan untuk ‘mengubah ciptaan Allah’
karena tidak sesuai dengan keinginan napsunya.
Upaya preventif dan keharusan bersyukur