DHF
Pembimbing:
dr. Dwiana Pertiwi T, M.Sc
Sp.PD
Oleh:
Muhammad Hilmy,S.Ked
NIM : K1A1 14 028
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN-SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO
2019
Identitas Pasien
Nama : Tn. G
Usia : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kolaka Timur
Agama : Islam
Pekerjaan : Tambang Morosi
Tanggal Masuk : 21 Desember 2018`
RM : 17 60 08
DPJP : dr. Dwiana Pertiwi T, M.Sc, Sp. PD
Anamnesis (S)
KELUHAN UTAMA
demam
Pasien datang dengan demam sejak lima hari yang lalu. Demam yang
dirasakan terus menerus selama 4 hari terakhir demam hari ke lima
dirasakan semakin turun di sertai dengan keringat keringat di rasakan
sampai hari ke empat. Pasien mengatakan hal ini baru pertama kali
dialami. Keluhan lain pasien mengatakan merasakan sakit kepala seperti
berdenyut di seluruh kepala dan nyeri di sekitar bola mata,nyeri-nyeri
tulang, sakit ulu hati di rasakan sejak 2 hari yang lalu , mual (+), muntah
(+) sehari > 5 kali. BAK dalam batas normal, BAB dalam batas normal.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
3 hari sebelumnya di rawat di puskesmas dengan keluhan
yang sama
Riwayat penyakit DM : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi: disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat keganasan : disangkal
KEPALA
Bentuk normosephal, rambut berwarna hitam,terdistribusi
merata dan tidak rontok
MATA
Simetris, edema palpebra (-/-), konjungtiva pucat (-/-),
sklera ikterik (-/-), pupil isokor dan bulat
TELINGA
Bentuk : normal simetris antara kiri dan kanan.
Lubang telinga : normal, secret (-/-).
Nyeri tekan (-/-).
Peradangan pada telinga (-)
Pendengaran : normal
MULUT
Gusi : hiperemia (-), perdarahan (-).
Lidah: atropi papil lidah (-), kemerahan di pinggir (-),, lidah
kotor (-). Mukosa : normal
LEHER
Kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar (-), Trakea terletak di
tengah, JVP : tidak meningkat, pembesaran thyroid (-)
THORAX (PULMO)
Inspeksi
bentuk simetris, ukuran dinding dada normal,
pergerakan dinding dada simetris
Palpasi
Pergerakan dinding dada simetris, Fremitus
teraba kesan normal, Nyeri tekan (-)
Perkusi
Sonor pada kedua lapang paru, nyeri ketok (-)
Auskultasi
Suara napas vesikuler (+/+), Suara tambahan
rhonki (-/-), Suara tambahan wheezing (-/-)
THORAX (COR)
I : iktus cordis tidak tampak, deformitas (-)
Pa: iktus cordis teraba isc 5 mid clavicula sinistra
Pe: batas atas : ics 3 midclavicula kiri
batas kanan : ics 3 parasternal kanan
batas kiri : ics 5 axilaris anterior
A : S1 dan S2 Single, irama jantung reguler, S3 galop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : bentuk datar, distensi (-)
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), massa (-), hepar teraba 2 jari di
bawah arcus costa, lien dan ginjal tidak teraba
Perkusi : Timpani di seluruh regio abdomen
Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
EKSTREMITAS
SUPERIOR INFERIOR
Akral hangat : -/- Akral hangat : -/-
Deformitas : -/- Deformitas : -/-
Edema: -/- Edema: -/-
Sianosis : -/- Sianosis : -/-
Ptekie: +/+ Ptekie: +/+
Purpura -/- Purpura -/-
Clubbing finger: -/- Clubbing finger: -/-
LABORATORIUM
Darah Rutin (21/12/2018)
DX DHF Grade II
DD :
Demam Thyfoid
Leptospirosis
Malaria
Planning
Hasil Pemeriksaan Fisik ditemukan : Biasanya pada hari ke 3-7 penyakit terjadi
penurunan suhu tubuh menjadi ≤ 37,5-
Keadaan umum (sakit sedang, 38oC, peningkatan permeabilitas kapiler
composmentis) secara paralel dan peningkatan
hematokrit dapat terjadi.
Suhu badan : 37,2 C Tanda awal fase kritis adalah periode
hepar teraba 2 jari di bawah kebocoran plasma yang signifikan secara
klinis berupa leukopenia progresif diikuti
arcus costa, Nyeri tekan Epigastrium jumlah penurunan platelet secara cepat
Terdapat peteki extremitas atas dan peningkatan hematokrit diatas batas
normal biasanya berlangsung 24-48 jam
dan bahah Manifestasi hemoragik ringan seperti
petechiae dan perdarahan membran
mukosa (misalnya hidung dan gusi) dapat
Pada pemeriksaan laboratorium dilihat
ditemukan Hb 9,2, MCV 74,1, MCH DBD sendiri ditandai oleh 4 manifestasi
klinis, yaitu demam tinggi, perdarahan
22,7, MCHC 22,7, HCT terutama perdarahan kulit, hepatomegali,
dan kegagalan peredaran darah
(circulatory failure)
Kasus Teori
Non farmakologi
NON FARMAKOLOGI
• prinsip utama adalah terapi suportif. Dengan
Non Farmakologi terapi suportif yang adekuat Pemeliharaan
volume caran sirkulasi merupakan tindakan yang
Tirah baring
paling penting dalam penanganan kasus DBD.
Banyak minum Asupan cairan pasien harus dijaga, terutama
cairan oral. Jika asupan cairan oral pasien tidak
P. Dx P.Tx P.Ed
P. Dx P.Tx P.Ed
P. Dx P.Tx P.Ed