HUKUM
Oleh :
Prof. dr. Erianto,M ked (for) Sp.F
Hukum dan undang-undang tidak mungkin
mengatur semua aspek kehidupan dalam
masyarakat. Oleh karena itu, harus ada tempat
bagi kekuatan dan kemampuan dalam
masyarakat sendiri untuk mengatur dirinya
dalam hal-hal yang tidak diatur oleh hukum.
Inilah tempat di mana norma-norma etika dan
kode etik menjadi pedoman dan alat pengukur
tentan baik-buruk atau benar-salahnya
perbuatan manusia.
Hukum adalah rambu-rambu ketiga bagi
dokter dalam menjalankan profesinya
setelah moral dan etika.
Etika adalah ilmu yang mengkaji moral
dan moralitas (bagi para filsuf).
Etika berarti pedoman perilaku dalam
menjalankan profesi (bagi praktisi secara
umum).
Bagi dokter, etika berarti memenuhi
harapan profesi & masyarakat, serta
secara khusus bertindak terhadap pasien
sesuai asas dan aturan yang disepakati
bersama oleh komunitas moralnya.
Hukum adalah sistem dari asas-asas dan
aturan-aturan tentang perbuatan manusia
yang ditetapkan dan diakui oleh otoritas
tertinggi.
Persamaan
Etika dan hukum adalah sama-sama
tentang nilai perorangan dan nilai dalam
masyarakat, tentang keseimbangan antara
dua kelompok nilai-nilai itu, dan tentang
asas-asas fundamental yang mendasari
nilai-nilai itu.
Perbedaan
Etika adalah pengaturan diri oleh
komunitas moral tertentu terhadap
warganya sendiri (self imposed
regulation).
Hukum formal adalah pengaturan oleh
negara yang berlaku untuk semua warga
negara dan juga warga asing yang berada
dalam wilayah hukum negara.
Etika profesi medis menuntut dokter
kewajiban untuk berbuat hal positif
terhadap pasien.
Hukum menuntut standar moral yang
minimum dari warga negara. Hukum lebih
banyak memuat apa yang tidak boleh
dilakukan, dan jarang menuntut kewajiban
positif dari seorang terhadap orang lain.
Etika menetapkan norma perilaku
seseorang. Namun, norma etika tidak
mengikat secara yuridis.
Dalam hal norma etika tertentu
bertentangan dengan hukum, yang harus
diberlakukan adalah ketentuan hukum.
Etika mengatur hal yang kecil (dari sopan
santun), hingga hal berat (seperti
euthanasia, transplantasi organ, ganti
kelamin, dll).
Hukum tidak mengurus hal sepele (De
minimis non curat lex)
Pendapat tentang etika dan moral bisa jadi
berbeda-beda.
Asas hukum menciptakan pengaturan
yang berlaku umum dan pasti dalam
kehidupan masyarakat.
Jika ada perbedaan penilaian tentang
etika, hukum harus memutuskan penilaian
mana yang tepat.
Wacana tentang etika dapat memengaruhi
hukum.
Banyak tindakan yang mulanya hanya
kepedulian etika, baru disusul dengan
pengaturan hukum.
Ada 4 kemungkinan kombinasi perbuatan
oleh seorang profesional seperti dokter :
Etis dan legal
Etis tapi tidak legal
Tidak etis tapi legal
Tidak etis dan tidak legal
Ada tidaknya pelanggaran hukum diputuskan
oelh hakim dalam suatu proses pengadilan,
berdasar pada undang-undang.
Ada tidaknya pelanggaran etika ditentukan
komunitas moralnya sendiri. Untuk dokter di
Indonesia oleh Majelis Kehormatan dan Etika
Kedokteran (MKEK), berdasarkan pada
ketentuan dalam Kode Etik.
Pertentangan
Etika dan hukum dapat juga saling
bertentangan.
Hal ini dapat terjadi pada suatu negara yang
tidak demokratis. Jika penguasa membuat dan
memberdayakan undang-undang untuk
melegalisasikan kekuasaannya, dalam banyak
hal hukum dapat menjadi bertentangan dengan
nilai moral dan etika yang hakiki.
Rangkuman
Etika sebagai falsafah, pengetahuan, dan
pedoman praktis adalah penting karena :
Etika memberi petunjuk nilai kehidupan
sesungguhnya.
Etika mengajar manusia membuat keputusan
yang tepat dalam kehidupan sehari-hari.
Etika membuat orang berpikir, memilih, dan
bertindak bijaksana.
Sedang hukum berfungsi dan bertujuan :
Mengatur hubungan bermasyarakat, kegiatan serta
tindakan masyarakat, agar kehidupan tertib, aman,
dan adil.
Hukum melindungi manusia dan integritasnya,
melindungi dari kesewenang-wenangan kekuasaan.
Hukum menetapkan ‘aturan main’ dalam masyarakat.
Lembaga hukum memberikan bantuan hukum untuk
mewujudkan atau membela hak manusia.
Dalam profesi medis, etika kedokteran dan
hukum kesehatan dapat saling mengisi
agar profesi itu dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya, bagi pasien
maupun bagi dokter.