TERSEDAK
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun dibawa ke
IGD karena tersedak uang koin. Anak tersebut
terlihat gaduh gelisah, pucat dan kebiruan.
Dokter yang sedang bertugas langsung
melakukan pemeriksaan vitalsign, tindakan
pembebasan jalan nafas dan bantuan
pernafasan sebelum di konsul ke dokter
spesialis.
TERMINOLOGI
1. Tersedak :
a. terhambatnya jalan nafas yang menyebabkan penderita
kesulitan bernafas
b. Masuknya benda asing disaluran pernafasan sehingga
menimbulkan respon tubuh untuk menolak benda tersebut
2. Gaduh gelisah
a. Keadaan dimana pasien merasa tidak nyaman
3. vital sign
a. Merupakan tanda-tanda vital yang menentukan kondisi
seseorang yaitu tingkat kesadaran, denyut nadi, frekuensi
pernafasan, suhu tubuh, tekanan darah, dan skala nyeri
IDENTIFIKASI MASALAH
1. laki-laki usia 4 tahun keluhan tersedak uang
koin, terlihat gaduh gelisah, pucat dan
kebiruan
2. Dokter melakukan pemeriksaan vital sign,
tindakan pembebasan jalan nafas dan
bantuan pernafasan
ANALISA MASALAH
1. Mengapa anak terlihat gaduh gelisah, pucat
serta kebiruan ?
2. Apa saja tindakan pembebasan jalan nafas ?
3. Mengapa pada skenario uang koin tidak bisa
keluar dengan kompensasi tubuh ?
4. Mengapa dilakukan pemeriksaan vital sign ?
5. Dimanakah letak benda asing yang tersedak ?
6. Mengapa harus dikonsul ke dokter spesialis dan
ke dokter spesialis apa ?
1. Mengapa anak terlihat gaduh
gelisah, pucat serta kebiruan ?
• Tindakan cricho-tirodoktomi
• Intubasi
3. Mengapa pada skenario uang koin tidak
bisa keluar dengan kompensasi tubuh ?
Vital sign
Managemen Jalan
Nafas
Rujuk ke spesialis
LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa mampu mengetahui dan
menjelaskan :
1. Initial assessment
2. Menentukan tanda kegawatdaruratan jalan
nafas
3. Prosedur pembebasan jalan nafas dengan
alat atau tanpa alat
4. Menentukan sistem rujukan pasien
kegawatdaruratan
Initial Assesment
INITIAL ASSESMENT
Penderita dalam keadaan krisis ( emergency )
– Memerlukan penilaian cepat
– Pengelolaan yang tepat guna
– Untuk menghindari kematian, sembuh dan
menghindari kecacatan.
B. Mass Casualties
jumlah penderita dan beratnya trauma melampaui kemampuan
rumah sakit. Penderita dengan kemungkinan survival yang terbesar
dan membutuhkan waktu, perlengkapan dan tenaga yang paling
sedikit akan mendapatkan prioritas penanganan lebih dahulu.
III. Primary Survey
Primary survey adalah penilaian awal terhadap pasien,
bertujuan untuk mengidentifikasi secara cepat dan sistematis dan
mengambil tindakan terhadap setiap permasalahan yang
mengancam jiwa.
Primary survey harus dilakukan dalam waktu tidak lebih dari 2-
5 menit. Penanganan yang simultan terhadap trauma dapat terjadi
bila terdapat lebih dari satu keadaan yang mengancam jiwa. Hal
tersebut mencakup:
• Airway
Nilai jalan napas. Dapatkah pasien berbicara dan bernapas dengan
bebas? Bila ada sumbatan, langkah-langkah yang harus
dipertimbangkan adalah:
- Chin lift/jaw thrust (lidah melekat pada rahang)
- Suction (bila tersedia)
- Guedel airway/nasopharyngeal airway
- Intubasi. Pertahankan posisi leher dalam keadaan immobile pada
posisi netral.
Manajemen Airway
Prioritas utama adalah membuat atau
memelihara airway yang bebas.
• Berbicara pada pasien
Seorang pasien yang dapat berbicara dengan
jelas pasti memiliki airway yang bebas. Pasien
yang tidak sadar mungkin saja membutuhkan
bantuan airway dan ventilasi. Vertebra cervical
harus dilindungi selama dilakukannya intubasi
endotracheal bila diduga adanya trauma kepala,
leher atau dada. Penyumbatan airway paling
sering disebabkan oleh obstruksi lidah pada
pasien-pasien yang tidak sadarkan diri.
A. Penilaian
Setelah menilai kesadaran, maka penolong harus
dengan segera dapat menilai fungsi jalan napas. Pada
korban yang sadar dan dapat bersuara, jalan napas
biasa dikatakan bebas atau tidak ada gangguan. Pada
korban yang tidak mengeluarkan suara atau tidak
sadar, maka penilaian jalan napas dapat dilakukan
dengan :
s
Usaha-usaha unutk membebaskan jalan napas dari
obstruksi total akibat banda asing dapat dilakukan
dengan :
1. Back Blow-Back Slap
Tepukan pada punggung di antara kedua scapula,
dengan maksud memberikan tekanan yang besar pada
rongga dada, dapat dilaukukan pada semua usia
korban.
Pada korban yang masih sadar, tepukan punggung
dapat dilakukan dalam keadaan berdiri. Penolong
menompang tubuh korban di bagian dada mengunakan
tangan terkuat, tubuh korban sedikit dibungkukkan
untuk memudahkan benda asing keluar melalui mulut.
Pada korban tidak sadar, tepukan pada korban dapat
dilakukan pada posisi korban miring stabil, dengan
syarat tidak adanya cedera leher dan tulang belakang.
• Chest Thrust
Tekanan pada dada dilakukan dengan
memberikan tekanan di daerah 2/3 strenum.
Pada orang dewasa tekanan diberikan dengan
bantuan berat badan penolong-sama dengan
pijatan jantung luar. Sedangkan pada bayi,
tekanan cukup dilakukan dengan dua jari
A
• Abdominal Thrust
Tekanan pada perut di gunakan untuk
memberikan untuk memberikan tekanan pada
rongga dada. Tekanan dilakukan di daerah
epigastrium (daerah antara pusat dan xipoideus).
Pada korban sadar dapat dilakukan sambil berdiri.
Penolong seperti memeluk korban dari belakang
dan melakukan tekanan dengan kedua tangan
kearah belakang atas. Pada korban tidak sadar,
tekanan pada perut dapat dilakukan dengan
menaiki tubuh korban. Tekanan diberikan dengan
sudut 45 derajat ke arah belakang atas.
Pertolongan ini tidak dianjurkan untuk dilakukan
pada korban anak-anak dibawah usia 8 tahun,
bayi, wanita hamil, dan orang gemuk.
• Krikotiroidotomi
Tindakan pembebasan jalan napas harus
senantiasa dievaluasi. Dan dilakukan dengan cepat. Jika
semua tindakan tersebut tidak berhasil, maka dapat
tindakan yang dilakukan dalah membuat jalan napas
pintas pada leher. Dengan jalan membuat jalur ventilasi
baru di daerah tenggorokan, diantaratulang krikoid dan
tirod. Tindakan ini dikenal dengan Krikotiroidotomi.
KAJI
• Frekuensi pernafasan Look, Listen, Feel
• Dispnea-sianosis
• Penurunan kesadaran Frekuensi pernafasan normal :
• Bunyi nafas abnormal Dewasa : 20
• Apnea x/menit
• Saturasi O2 (jika ada) Anak-anak : 30 x/menit
Bayi : 40
Jika pasien tidak bernapas
segera
Lakukan manajemen
airway dengan benar
• Resiko terinfeksi
• Gunakan alat pelindung
• Teknik ventilasi tepat
• Lihat adanya sekresi
selama ventilasi
cairan, darah dan
muntah
• Lihat pengembangan
dada
Mouth to mask ventilation
• Pooket face mask
one way valve
• Teknik dan ukuran
benar
• Posisi tepat
• Sambungkan ke
oksigen jika ada
Bag valve mask ventilation
• Buka jalan nafas
• Pilih masker yang tepat
• Letakkan masker yang
tepat
• Sambungkan dengan bag-
valve
• Beri oksigen tinggi 1
detik ditutup, 4 detik
buka
• Sebaiknya dilakukan oleh
2 orang tidak bocor
ventilator
• Bisa secara non-invasive
(tanpa intubasi)
• Bisa secara invasive
(terintubasi)
PROSEDUR PEMBEBASAN
JALAN NAFAS
a. Tanpa alat
MENILAI JALAN NAFAS
• LIHAT - LOOK
– Gerak dada & perut
– Tanda distres nafas
– Warna mukosa, kulit
– Kesadaran
• DENGAR - LISTEN
– Gerak udara nafas dengan
telinga
• RABA - FEEL
– Gerak udara nafas dengan
pipi
MEMBEBASKAN JALAN NAFAS