Anda di halaman 1dari 19

KROMATOGRAFI KERTAS

By : Trie Yuni Elfasyari, M.Farm


A. Kromatografi Kertas
 Kromatografi kertas adalah kromatografi
yang menggunakan kertas selulosa murni yang
mempunyai afinitas besar terhadap air atau
pelarut polar lainnya.

 Kromatografi kertas digunakan untuk


memisahkan campuran dari substansinya
menjadi komponen-komponennya.
Prinsip Kerja Kromatografi
Kertas

Pelarut bergerak lambat pada


kertas, komponen-komponen
bergerak pada laju yang berbeda
dan campuran dipisahkan
berdasarkan pada perbedaan
bercak warna.
Cara penggunaan Kromatografi
kertas
1. Kertas yang digunakan adalah Kertas Whatman
No.1.
2. Sampel diteteskan pada garis dasar kromatografi
kertas.
3. Kertas digantungkan pada wadah yang berisi
pelarut dan terjenuhkan oleh uap pelarut.
4. Penjenuhan udara dengan uap, menghentikan
penguapan pelarut sama halnya dengan
pergerakan pelarut pada kertas.
Gambar Kromatografi
Kertas
 Hakekatnya KKt adalah kromatografi lapis tipis
menggunakan kertas Whatman no 1.
 Fase gerak : seperti halnya fase gerak KLT,
pada KKt biasa digunakan campuran pelarut polar
misalnya air, n-butanol, as.asetat.
 Air akan terikat kuat dengan serabut selulosa
(banyak ggs OH), sehingga air berfungsi sbg fase
diam, sedangkan pelarut yang lain berfungsi
sebagai fase gerak.
Kromatografi Lapis Tipis
 Kromatografi padat-cair
 Kromatografi planar
 Fase diam berupa lapisan tipis pada permukaan
datar di atas pendukung yang sesuai
 Keunggulan dibanding KCKT: mudah, sederhana,
murah, cepat
 Kekurangan dibanding KCKT: daya pemisahan dan
sensitivitas lebih rendah, terpengaruh lingkungan
Komponen penting pada analisis
dengan KLT

 Peralatan (chamber)
 Fase Diam

 Fase gerak

 Aplikasi sampel

 Pengembangan

 Deteksi bercak
 Fase diam
 Umumnya digunakan silika
 Dapat ditambahkan pengikat dan indikator fluoresensi

 Mekanisme dominan: adsorbsi kadang partisi


 Fase gerak/eluen/pelarut
 Berdasarkan polaritas
 Biasanya campuran
 Studi pustaka dan coba-coba
 Prinsip: like dissolves like
 Senyawa polar lebih tertahan oleh fase diam
 Senyawapolar lebih mudah larut dalm fase gerak yang polar
Simbol-simbol Pelat KLT
 Si atau Sil Mengandung silika
 60 Ukuran pori
 F atau UV Mengandung indikator fluoresensi
 254 atau 366 Setelah simbol F atau UV untuk menunjukkan
panjang gelombang eksitasi indikator fluoresensi
 G Pengikat gipsum (kalsium sulfat)
 H atau N Tanpa pengikat
 RP Reversed Phase, silika yang dimodifikasi dengan
hidrokarbon
 2, 8, 18 Panjang rantai karbon yang diikatkan pada silika
 P Untuk preparativ
Kekuatan elusi pelarut pada silika dan polaritas pelarut
Aplikasi sampel
 Totolan bercak sekecil mungkin
 Biasanya 1- 2 mm, totolan besar: bercak menyebar
dan bertumpuk
 Digunakan pelarut sampel yang bisa melarutkan
sampel dengan baik, tetapi mudah menguap dan
daya elusinya kecil
 Secara manual/otomatis
 Dapat digunakan pipa kapiler,
mikropipet, mikrosiring
Rf = jarak yang ditempuh oleh komponen
jarak yang ditempuh oleh pelarut
Deteksi Bercak
 Berwarna atau tidak
 Dengan lampu UV 254/366 nm
 Jika menggunakan pelat KLT F: bercak yang tidak
berfluoresensi terlihat sebagai pemadaman (gelap)
pada latar belakang hijau/biru
 Dengan penampak bercak
 Disemprot/dicelup/diuapi

 Destruktif/tidak

 Umum/selektif

Anda mungkin juga menyukai