A. Kromatografi Kertas Kromatografi kertas adalah kromatografi yang menggunakan kertas selulosa murni yang mempunyai afinitas besar terhadap air atau pelarut polar lainnya.
Kromatografi kertas digunakan untuk
memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Prinsip Kerja Kromatografi Kertas
Pelarut bergerak lambat pada
kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna. Cara penggunaan Kromatografi kertas 1. Kertas yang digunakan adalah Kertas Whatman No.1. 2. Sampel diteteskan pada garis dasar kromatografi kertas. 3. Kertas digantungkan pada wadah yang berisi pelarut dan terjenuhkan oleh uap pelarut. 4. Penjenuhan udara dengan uap, menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas. Gambar Kromatografi Kertas Hakekatnya KKt adalah kromatografi lapis tipis menggunakan kertas Whatman no 1. Fase gerak : seperti halnya fase gerak KLT, pada KKt biasa digunakan campuran pelarut polar misalnya air, n-butanol, as.asetat. Air akan terikat kuat dengan serabut selulosa (banyak ggs OH), sehingga air berfungsi sbg fase diam, sedangkan pelarut yang lain berfungsi sebagai fase gerak. Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi padat-cair Kromatografi planar Fase diam berupa lapisan tipis pada permukaan datar di atas pendukung yang sesuai Keunggulan dibanding KCKT: mudah, sederhana, murah, cepat Kekurangan dibanding KCKT: daya pemisahan dan sensitivitas lebih rendah, terpengaruh lingkungan Komponen penting pada analisis dengan KLT
Peralatan (chamber) Fase Diam
Fase gerak
Aplikasi sampel
Pengembangan
Deteksi bercak Fase diam Umumnya digunakan silika Dapat ditambahkan pengikat dan indikator fluoresensi
Mekanisme dominan: adsorbsi kadang partisi
Fase gerak/eluen/pelarut Berdasarkan polaritas Biasanya campuran Studi pustaka dan coba-coba Prinsip: like dissolves like Senyawa polar lebih tertahan oleh fase diam Senyawapolar lebih mudah larut dalm fase gerak yang polar Simbol-simbol Pelat KLT Si atau Sil Mengandung silika 60 Ukuran pori F atau UV Mengandung indikator fluoresensi 254 atau 366 Setelah simbol F atau UV untuk menunjukkan panjang gelombang eksitasi indikator fluoresensi G Pengikat gipsum (kalsium sulfat) H atau N Tanpa pengikat RP Reversed Phase, silika yang dimodifikasi dengan hidrokarbon 2, 8, 18 Panjang rantai karbon yang diikatkan pada silika P Untuk preparativ Kekuatan elusi pelarut pada silika dan polaritas pelarut Aplikasi sampel Totolan bercak sekecil mungkin Biasanya 1- 2 mm, totolan besar: bercak menyebar dan bertumpuk Digunakan pelarut sampel yang bisa melarutkan sampel dengan baik, tetapi mudah menguap dan daya elusinya kecil Secara manual/otomatis Dapat digunakan pipa kapiler, mikropipet, mikrosiring Rf = jarak yang ditempuh oleh komponen jarak yang ditempuh oleh pelarut Deteksi Bercak Berwarna atau tidak Dengan lampu UV 254/366 nm Jika menggunakan pelat KLT F: bercak yang tidak berfluoresensi terlihat sebagai pemadaman (gelap) pada latar belakang hijau/biru Dengan penampak bercak Disemprot/dicelup/diuapi