Antibodi yaitu protein yang diproduksi sebagai akibat pemberian suatu antigen dan
mempunyai kemampuan untuk bergabung dengan antigen yang merangsang produksinya.
Antigen yaitu suatu zat yang dapat dideteksi bila dimasukkan ke dalam tubuh hewan serta dapat
menginduksi respon imun
Aglutinasi adalah salah satu cara di mana antibodi menandai antigen untuk dihancurkan.
Antibodi memiliki setidaknya dua lokasi di mana antigen dapat mengikat, sehingga mereka
mampu mengikat dengan lebih dari satu bakteri atau virus. Ketika ini terjadi, partikel menyerang
mulai menggumpalkan, atau membentuk gumpalan, melalui jaringan antibodi. Gumpalan
akhirnya menjadi terlalu besar untuk tetap dalam larutan dalam aliran darah, dan mengendap
dari larutan. Setelah gumpalan partikel yang cukup besar, mereka menjadi mangsa mudah bagi
fagosit – sejenis sel darah putih yang mencerna bahan asing. Fagosit menelan dan memecah
gumpalan, menetralkan ancaman penyakit. Dengan cara ini, aglutinasi memungkinkan tubuh
untuk melucuti dan menghapus partikel berbahaya yang menyerang
HI test merupakan metode uji serologis yang relatif mudah dilakukan dan hasil
yang diperolehnya pun cepat. Secara bahasa haemagglutination inhibition dapat
diartikan sebagai hambatan haemaglutinasi. Sedangkan haemaglutinasi merupakan
penggumpalan dari sel darah merah. Kemampuan mengaglutinasi tidak dimiliki oleh
semua virus yang memiliki zat haemaglutinin, diantaranya paramyxovirus (ND),
poxvirus (Pox), adenovirus (EDS), orthomyxovirus (AI). Zat haemaglutinin yang
terdapat dalam tubuh virus tersebut bersifat antigenik yang dapat merangsang
terbentuknya antibodi spesifik. Antibodi yang terbentuk tersebut memiliki
kemampuan mengambat terjadinya aglutinasi darah yang disebabkan oleh
haemaglutinin dari virus.
Zat haemaglutinin yang terdapat dalam tubuh virus atau bakteri tersebut bersifat
antigenik yang dapat merangsang terbentuknya antibodi spesifik. Antibodi yang terbentuk
tersebut memiliki kemampuan menghambat terjadinya aglutinasi darah yang disebabkan oleh
haemaglutinin dari virus. Uji HI menggunakan reaksi hambatan haemaglutinasi tersebut
untuk membantu menentukan diagnose penyakit secara laboratorium dan mengetahui status
kekebalan tubuh (titer antibodi).
Prinsip kerja dari uji HI adalah mereaksikan antigen dan serum dengan pengenceran tertentu
sehingga dapat diketahui sampai pengenceran berapa antibodi yang terkandung dalam serum
dapat menghambat terjadinya aglutinasi eritrosit. Uji HI merupakan metode uji serologis yang
mudah dilakukan dan hasilnya dapat diketahui dengan cepat (Kusumawardhani 2008).
Prinsip uji HI adalah menghambat terjadinya aglutinasi sel darah merah (RBC) oleh virus
akibat terikatnya virus tersebut dengan antibodi spesifik. Oleh karena itu, uji HI hanya bisa
digunakan untuk virus yang mengaglutinasi RBC. Seperti Newcastle Disease, Avian Influenza
dan Egg Drop Syndrome. Proses hemaglutinasi ini terjadi akibat aktivitas hemaglutinin yang
terdapat pada amplop virus tersebut. Aktivitas hemaglutinasi berlangsung maksimal selama
satu jam karena dipengaruhi oleh kerja enzim neuraminidase yang merusak ikatan pada
reseptor eritrosit dengan hemaglutinin dari virus. Pengamatan nilai titer antibodi dari serum
sampel berdasarkan hasil pengenceran tertinggi (paling encer) yang masih sanggup
menghambat aglutinasi (RBC) oleh antigen. Titer antibody setiap ungas akan bervariasi
karena dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti jumlah virus yang menginfeksi, kesehatan
ayam dan perbedaan waktu infeksi.
Uji ini menggunakan sampel serum dari hewan yang diduga terinfeksi, contohnya virus AI
(Avian Influenza). Pemeriksaan virus AI dengan metode HA/HI merupakan metode diagnostik
yang rutin dilakukan di laboratorium diagnostik untuk mendeteksi dan menentukan tipe dan
subtipe virus infuenza. Namun demikian, penggunaan teknik molekular secara langsung untuk
mendeteksi virus dalam cairan alantois yang telah diinfeksi membuat identifikasi dan
karakterisasi genetik virus influenza A, termasuk AI menjadi lebih cepat, tepat dan akurat.
Contoh Pengujian HI Pada Avian Influenza:
• Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu : microplate (8x12) lubang dasar V, mikroshaker, single channel
pipet 5-40 μl, single channel pipet 40-200 μl, multichannel pipet 5-50 μl, multichannel pipet
50-300 μl, Tip, freezer, waterbath, centrifuge, tabung centrifuge, spuit 3 cc, pipet pasteur, pipet
berskala, gelas ukur, Erlenmeyer, tabung ependorff, cool box, pinset dan gunting, Timer
• Bahan yang digunakan yaitu:
Bahan Kimia: Larutan PBS pH 7.2 – 7.4
Bahan Biologis: Sampel serum ayam, virus standar/antigen,Stok suspense RBC (Red blood
cell) 1% ayam normal.
Cara Kerja:
1. Siapkan mikroplate dan isi semua lubang dengan PBS masing-masing 0,025 ml.
2. Ambil serum dengan menggunakan multichannel pipette dan tempatkan dikolom lubang #1 (baris
#A s/d di baris #H), lubang kolom #12 sebagai kontrol negatif
3. Encerkan serum tersebut dari kolom #1 sampai dengan lubang kolom #11, lalu dibuang
4. Tambahkan kesemua lubang Antigen 4 HAU sebanyak 0,025 ml kecuali lubang kolom #12
ditambah dengan PBS 0,025 ml.
5. Kocok dengan menggunakan microshaker selama ±30 detik, lalu diamkan di suhu ruangan selama
± 30 menit
6. Tambahkan RBC ayam normal 1% sebanyak 0,025 ml kesemua lubang
7. Kocok kembali plate tersebut dengan mikroshaker selama ± 30 detik, lalu diamkan pada suhu 4o
selama ± 40 menit atau sampai lubang pada kontrol negatifnya mengendap sempurna.
8. Pembacaan hasil. Perhatikan lubang pada plate yang memperlihatkan endapan sempurna.
Pengenceran terendah dengan endapan sempurna dinyatakan sebagai titer antibodi. Interpretasi
seropositif hasil, yaitu:Titer HI : ≥ 4 Log 2 (≥ 16) = Seropositif
Lubang yang menampakkan endapan RBC seperti pada lubang kontrol negatif dianggap
positif dan dihitung sesuai dengan banyaknya lubang yang positif tersebut.
Ayam 1 23
Ayam 2 24
Ayam 3 23
Ayam 4 24
Ayam 5 24
Ayam 6 23
Ayam 7 24
Ayam 8 23
Interpretasi hasil :
Titer HI : ≥ 4 Log 2 (≥ 16) = Seropositif
Titer HI : ≤ 4 Log 2 (≤ 16) = Seronegatif
Hemaglutinasi terhambat ketika ada antibodi. Pengenceran tertinggi serum yang mencegah
hemaglutinasi disebut titer HI serum. Pada pengujian HI yang dilakukan, diperoleh titer yang
relatif rendah sehingga interpretasinya seronegatif. Dapat disimpulkan bahwa titer antibodi yang
diperoleh merupakan titer antibodi yang kurang protektif terhadap virus AI.Variasi titer antibodi
dapat dipengaruhi oleh beberapa kondisi diantaranya adalahkesehatan ayam, jumlah virus yang
menginfeksi, dan perbedaan waktu infeksi (Acharya.2014).
Infeksi agen penyakit lainnya kedalam tubuh ayam,terutama agen penyakit yang
menimbulkan efek immunosuppresif dapat memicu penurunan titer antibody. Saat ayam
terinfeksi bibit penyakit lain, secara otomatis tubuh ayam akan melakukan perlawanan. Hal
tersebut akan menyebabkan energy maupun nutrisi dalam tubuhnya dialokasikan untuk
menangani bibit penyakit tersebut. Akibatnya titer antibodi yang telah terbentuk didalam tubuh
ayam tersebut menjadi cepat menurun.
Jika vaksinasi yang terakhir dilakukan lebih dari 5 bulan dengan vaksin inaktif atau lebih dari 2
bulan dengan vaksin aktif maka hal itu perlu diwaspadai. Tingginya titer antibody itu bukan
murni dari hasil vaksinasi tapi telah tercampur dengan infeksi lapangan.
TERIMA KASIH………….