“DOKTER TOKCER”
SELASA, 13 NOVEMBER 2018
KELOMPOK 9
MIND MAP
• Respect for autonomy 1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat
menghormati otonomi pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi
• Menghormati otonomi berarti bahwa elektif)
seseorg ps yg mampu menalar pilihan 3. Berterus terang
pribadinya harus diperlakukan dg 4. Menghargai privasi
menghormati kemampuannya dlm 5. Menjaga rahasia pasien
mengambil keputusan mandiri (self 6. Menghargai rasionalitas pasien
determination) 7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan
• Melindungi seseorg yg otonominya sendiri
kurang atau terganggu yg berarti 9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
bahwa seorg ps yg ketergantungan
seperti anak2 atau rentan seperti org 10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil
cacat, g3 jiwa, demensia, dll, perlu keputusan termasuk keluarga pasien sendiri
dilindungi thd kerugian 11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non
emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb
KEADILAN
3 macam keadilan:
• Keadilan umum (general justice): warga masyarakat diwajibkan
memberikan kepada masyarakat (secara konkret berarti: negara) apa
yang menjadi haknya. Co: kewajiban membayar pajak
• Keadilan distributif (distributive justice): negara(pemerintah) wajib
memberikan kepada warga negara apa yang menjadi haknya
• Keadilan komutatif (commutative justice): setiap orang/ kelompok
harus memberikan haknya kepada orang/ kelompok lain
PRINSIP PRIMA FACIE
• WD. Ross mengajukan prinsip Prima Facie, artinya kita dituntut untuk
menemukan “kewajiban terbesar” dalam situasi yang ada dengan
menemukan “keseimbangan terbesar” dari hal yang baik atas hal
yang buruk.
• WD Ross membedakan kewajiban prima facie dengan kewajiban
actual, dimana kewajiban yang selalu harus dilaksanakan kecuali kalau
dalam situasi khusus tertentu bertentangan dengan atau dikalahkan
oleh suatu kewajiban yang sama atau yang lebih kuat.
LI 2
SUMPAH DOKTER
• Sumpah dokter : pernyataan yang diucapkan secara resmi oleh
seorang dokter baru dengan bersaksi kepada Tuhan atau sesuatu yang
dianggap suci, bahwa ia bertekad teguh akan menjalankan profesi
dokter sebaik-baiknya sesuai dengan hakikat, martabat, dan tujuan
luhur profesi itu.
• Sumpah dokter juga bisa diartikan sebagai “pengikraran kontrak
sosial” dimana dokter mengikat diri untuk menjalankan profesi
pelayanannya dengan sebaik-baiknya kepada umat manusia dengan
dasar kaidah-kaidah moral dan etika.
• Kontrak sosial ini berlaku sepanjang hidup
SUMPAH DOKTER
• Pengambilan sumpah dokter merupakan saat yang sangat penting artinya
bagi seorang dokter berikrar bahwa dalam mengamalkan profesinya, ia
akan selalu mendasarkannya dengan kesanggupan yang telah
diucapkannya sebagai sumpah.
• Untuk yang beragama Islam, "Demi Allah saya bersumpah". Untuk
penganut agama lain mengucapkan lafal yang diharuskan sesuai yang
ditentukan oleh agama masing-masing. Sesudah itu lafal sumpah di
ucapkan secara bersama-sama oleh semua peserta pengambilan sumpah.
• Sumpah dokter yang dilafalkan pertama kali dan satu-satunya seumur
hidup di fakultas/sekolah kedokteran setelah memperoleh ijazah
merupakan sumpah promisoris karena berisi janji publik dokter untuk
mengawali praktik kedokteran sebagai pengabdian profesinya.
SUMPAH DOKTER
• Lafal sumpah dokter dalam esensi yang sama telah mengalami
penyempurnaan urutan lafal dan redaksional berulang kali, bahkan
sejak versi pertama yaitu Declaration of Geneva 1948
• Versi kedua: PP No, 26 Tahun 1960.
• Munas Etik II, 14-16 Desember 1981 memunculkan Lafal Sumpah dokter versi
ketiga
• Lafal Sumpah dokter versi ke-empat yaitu SK Menkes No, 434 Tahun 1983
• Penyempurnaan versi ke-lima dilakukan sebagai hasil Rakernas MKEK 1993
dan sejak itu tidak pernah berubah lagi.
SUMPAH HIPPOKRATES
• Saya bersumpah demi (Tuhan) ... bahwa saya akan memenuhi sesuai dengan kemampuan saya dan penilaian saya guna memenuhi
sumpah dan perjanjian ini.
• Memperlakukan guru yang mengajarkan ilmu (kedokteran) ini kepada saya seperti orangtua saya sendiri dan menjalankan hidup ini
bermitra dengannya, dan apabila ia membutuhkan uang, saya akan memberikan, dan menganggap keturunannya seperti saudara
saya sendiri dan akan mengajarkan kepada mereka ilmu ini bila mereka berkehendak, tanpa biaya atau perjanjian, memberikan
persepsi dan instruksi saya dalam pembelajaran kepada anak saya dan anak guru saya, dan murid-murid yang sudah membuat
perjanjian dan mengucapkan sumpah ini sesuai dengan hukum kedokteran, dan tidak kepada orang lain.
• Saya akan menggunakan pengobatan untuk menolong orang sakit sesuai kemampuan dan penilaian saya, tetapi tidak akan pernah
untuk mencelakai atau berbuat salah dengan sengaja. Tidak akan saya memberikan racun kepada siapa pun bila diminta dan juga
tak akan saya sarankan hal seperti itu.
• Juga saya tidak akan memberikan wanita alat untuk menggugurkan kandungannya, dan saya akan memegang teguh kemurnian dan
kesucian hidup saya maupun ilmu saya. Saya tak akan menggunakan pisau, bahkan alat yang berasal dr batu pada penderita(untuk
percobaan), akan tetapi saya akan menyerahkan kepada ahlinya.
• Ke dalam rumah siapa pun yang saya masuki, saya akan masuk untuk menolong yang sakit dan saya tidak akan berbuat suatu
kesalahan dengan sengaja dan merugikannya, terutama menyalahgunakan tubuh laki-laki atau perempuan, hamba atau bebas.
• Dan apa pun yang saya lihat dan dengar dalam proses profesi saya, ataupun di luar profesi saya dalam hubungan saya dengan
masyarakat, apabila tidak diperkenankan untuk dipublikasikan, maka saya tak akan membuka rahasia, dan akan menjaganya
seperti rahasia yang suci.
• Apabila saya menjalankan sumpah ini, dan tidak melanggarnya, semoga saya bertambah reputasi dimasyarakat untuk hidup dan
ilmu saya, akan tetapi bila saya melanggarnya, semoga yang berlawanan yang terjadi.
SUMPAH DOKTER INDONESIA
Demi Allah saya bersumpah, bahwa :
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan.
2. Saya akan menjalankan tugas dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai
dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi
kedokteran.
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena keprofesian
saya.
5. Saya tidak akan menggunakan pengetahuan saya untuk sesuatu yang
bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.
6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai saat pembuahan.
SUMPAH DOKTER INDONESIA
7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan
memperhatikan kepentingan masyarakat.
8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak
terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan,
gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan
kewajiban terhadap pasien.
9. Saya akan memberi kepada guru-guru saya penghormatan dan
pernyataan terima kasih yang selayaknya.
10. Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara kandung.
11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.
12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan
mempertaruhkankehormatan diri saya.
KODEKI
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau janji dokter.
Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesionalsecara
independen,danmempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhioleh sesuatu
yangmengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .
Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik, wajib
memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien
tersebut.
Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiappenemuan teknik atau pengobatan baru
yangbelum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7
Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral
sepenuhnya,disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan
sejawatnya pada saat menanganipasien dia ketahuimemiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan
penipuan atau penggelapan.
Pasal 10
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajibmenjaga
kepercayaan pasien.
Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspekpelayanan kesehatan (promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati
masyarakat.
Pasal 13
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib
saling menghormati.
KODEKI
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien
kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi dengan
keluargadan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau penyelesaian masalah pribadi
lainnya.
Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentangseorangpasien,bahkan
jugasetelah pasien itumeninggaldunia. Pasal 17
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
KODEKI
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 18
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecualidengan persetujuan
keduanya atauberdasarkan prosedur yang etis.