Percobaan Faktorial

Percobaan Faktorial

PERCOBAAN FAKTORIAL
• Percobaan faktorial adalah percobaan dua
faktor yang diaplikasikan secara langsung
terhadap seluruh unit percobaan yang relatif
seragam atau terhadap seluruh unit
percobaan yang tidak seragam.
 Hipotesis
• Hipotesis 1
H0 : μα1 = μα2 = μα3 = 0 (tidak ada perbedaan pengaruh antar faktor1 yang satu
dengan yang lain)
H1 : μα1 ≠ μα2 ≠ μα3 ≠ 0 (Minimal ada satu pasang faktor1 yang memberikan
pengaruh yang berbeda)
• Hipotesis 2
H0 : μβ1 = μβ2 = μβ3 = 0 (tidak ada perbedaan pengaruh antar faktor2 yang satu
dengan yang lain)
H1 : μβ1 ≠ μβ2 ≠ μβ3 ≠ 0 (Minimal ada satu pasang faktor2 yang memberikan
pengaruh yang berbeda)
• Hipotesis 3
H0 : μαβ1 = μαβ2 = μαβ3 = 0 (tidak ada perbedaan pengaruh antar interaksi faktor1
dengan faktor2 yang satu dengan yang lain)
H1 : μαβ1 ≠ μαβ2 ≠ μαβ3 ≠ 0 (Minimal ada satu pasang interaksi faktor1 dengan
faktor2 yang memberikan pengaruh yang berbeda)
 Kriteria Pengujian

• Statistik Uji F

Jika statistik uji Fhitung ≥Ftabel, maka H0 ditolak. Artinya minimal ada satu pasang
faktor1 / faktor2 / interaksi yang memberikan pengaruh yang berbeda, sebaliknya jika
statistik uji F < Ftabel maka H0 diterima. Artinya tidak ada perbedaan pengaruh antar
faktor1 / faktor2 / interaksi yang satu dengan yang lain.
• Nilai Probabilitas (p-value / sig.)
Jika probability < alpha (α) maka H0 ditolak. Artinya minimal ada satu pasang faktor1 /
faktor2 / interaksi yang memberikan pengaruh yang berbeda, sebaliknya jika probability >
alpha (α) maka H0 diterima. Artinya tidak ada perbedaan pengaruh antar faktor1 / faktor2
/ interaksi yang satu dengan yang lain.

Apabila pengujian ANOVA menghasilkan nilai F yang signifikan (memiliki perbedaan

pengaruh antara perlakuan / kelompok (level) yang satu dengan perlakuan (level)
lainnya) maka perlu dilakukan pengujian Perbandingan Berganda (Uji Lanjut).
 Contoh
Seorang ahli pangan ingin mengetahui pengaruh kadar bahan
pengawet yaitu asam benzoat dan lama perendaman terhadap
kualitas produk dendeng daging yaitu kadar protein (ppm). Untuk
itu dilakukan percobaan menggunakan dosis asam benzoat , yaitu
3,6,9,12,15,18 % (b/b) dan lama perendaman 2 dan 4 jam.
Percobaan dilakukan dengan 4 ulangan dan data kadar protein
yang diperoleh disajikan pada Tabel berikut.
a. Kemukakan hipotesis saudara
b. Apakah ada perbedaan yang signifikan pengaruh interaksi dosis
asam benzoat dengan lama perendaman terhadap kadar protein
dengan taraf signifikansi (α) 5%
c. Berikan kesimpulan saudara
• Hipotesis 1
H0 : μα1 = μα2 = μα3 = 0 (tidak ada perbedaan pengaruh dosis asam benzoat terhadap
kadar protein)
H1 : μα1 ≠ μα2 ≠ μα3 ≠ 0 (Minimal ada satu pasang dosis asam benzoat yang
menghasilkan kadar protein yang berbeda)
• Hipotesis 2
H0 : μβ1 = μβ2 = μβ3 = 0 (tidak ada perbedaan pengaruh lama rendaman terhadap
terhadap kadar protein)
H1 : μβ1 ≠ μβ2 ≠ μβ3 ≠ 0 (Minimal ada satu pasang lama rendaman yang
menghasilkan kadar protein yang berbeda)
• Hipotesis 3
H0 : μαβ1 = μαβ2 = μαβ3 = 0 (tidak ada perbedaan pengaruh interaksi dosis asam
benzoat dengan lama rendaman terhadap kadar protein)
H1 : μαβ1 ≠ μαβ2 ≠ μαβ3 ≠ 0 (Minimal ada satu pasang interaksi dosis asam benzoat
dengan lama rendaman yang menghasilkan kadar protein yang berbeda)
 Analisis Menggunakan Software SPSS
:: Input data ke data view SPSS

:: masuk ke variabel view untuk memberi nama

variabel
» Analyze » General Linear Model » Univariat
:: Input kadar protein ke kolom Dependent list dan
dosis asam benzoat dan Lama perendaman ke
kolom Fixed Factor(s)
» Klik Model » pastikan Specify Model dalam pada opsi Full Factorial

» Klik Model » Klik Option

:: masukkan (Overall) ke kolom Display Means for :
» Klik Descriptive statistics » Continue
» Klik Post Hoc semua factor ke kolom Post Hoc
Tests for :
:: centang LSD dan Tukey » Continue
Hasil Analisis ANOVA
 Interpretasi
• Hasil analisis ANOVA diketahui dosis asam benzoat menghasilkan statistik uji F
sebesar 146.795 dengan probabilitas (sig.) sebesar 0.000 (Fhitung > Ftabel
(2.477) atau probabilitas < alpha (α=5%), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian
dinyatakan minimal ada satu pasang dosis asam benzoat yang menghasilkan
kadar protein yang berbeda signifikan.
• Selanjutnya lama rendaman menghasilkan statistik uji F sebesar 75.476 dengan
probabilitas (sig.) sebesar 0.000 (Fhitung > Ftabel (4.11) atau probabilitas <alpha
(α=5%)), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dinyatakan minimal ada satu
pasang lama rendaman yang menghasilkan kadar protein yang berbeda
signifikan.
• Berikutnya interaksi dosis asam benzoat dengan lama rendaman menghasilkan
statistik uji F sebesar 1.902 dengan probabilitas (sig.) sebesar 0.118 (Fhitung <
Ftabel (2.477) atau probabilitas > alpha (α=5%)), sehingga H0 diterima. Dengan
demikian dinyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan pengaruh interaksi
dosis dengan lama rendaman terhadap Kadar protein
Hasil analisis Beda Nyata Jujur (BNJ / Tukey)
untuk Dosis
 Interpretasi :

• Hasil uji BNJ untuk dosis menyatakan bahwa

dosis pengawet 18% menghasilkan kadar protein
yang paling besar yaitu….dan berbeda nyata
dengan dosis asam benzoat lainnya. Sementara
dosis pengawet 3% menghasilkan kadar protein
yang paling rendah yaitu… dan berbeda nyata
dengan dosis asam benzoat lainnya. Di sisi lain,
dosis 9% dan 12% menghasilkan kadar protein
yang tidak berbeda nyata.
Ringkasan hasil pengujian Lama Rendaman

Interpretasi :
Hasil lama rendaman menyatakan bahwa lama rendaman 4 jam menghasilkan
kadar protein lebih tinggi dibandingkan dengan lama rendaman 2 jam.
 Tugas
Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh
konsentrasi asam sitrat dan lama perendaman
pada ekstraksi gelatin tulang ayam terhadap
rendemen yang dihasilkan. Percobaan
menggunakan konsentrasi asam sitrat 3 level
yaitu 5, 10 dan 15 %, sedangkan lama
perendaman 3 level yaitu 12 dan 24 dan 36
jam. Data rendemen gelatin yang diperoleh
disajikan pada tabel berikut :
a. Kemukakan hipotesis saudara
b. Apakah ada perbedaan yang signifikan pengaruh interaksi konsentrasi
asam sitrat dan lama perendaman terhadap rendemen gelatin pada α = 5%
d. Berikan kesimpulan saudara