Anda di halaman 1dari 8

Ebola Virus Disease

Muhammad Kevin Mirajndo (1702101010030)


Ebola Virus Disease
ETIOLOGI

• Virus Ebola berasal dari genus Ebolavirus, famili Filoviridae.


• Famili Filoviridae memiliki garis tengah 800 nm dan panjang mencapai 1000 nm.
• Virus Ebola mengandung molekul lurus dan RNA negatif.
• Apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, bentuk virus seperti berfilamen, ata
u kelihatan bercabang. Terdapat juga virus yang berbentuk “U”, “b” dan berbentuk bundar.
• Genus Ebolavirus terdiri dari 5 spesies yang berbeda, yaitu:
1. Bundibugyo ebolavirus (BDBV)
2. Zaire ebolavirus (EBOV)
3. Reston ebolavirus (RESTV)
4. Sudan ebolavirus (SUDV)
5. Taï Forest ebolavirus (TAFV)
Ebola Virus Disease
EPIDEMIOLOGI

• Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di Sudan pada tahun 1976, setelah terjadi epidemi di
Yambuku, daerah Utara Republik Congo dan Nzara, daerah Selatan Sudan
• Wabah Ebola di daerah Afrika Barat sampai Oktober 2015 terdapat 28.512 kasus yang sud
ah dikonfirmasi positif virus Ebola dengan 11.313 kasus kematian
• Inang atau reservoir virus Ebola belum dapat dipastikan, namun telah diketahui bahwa kelela
war buah adalah salah satu inang alami virus Ebola. Virus Ebola juga telah dideteksi pada dag
ing simpanse, gorila, dan kijang liar..
Ebola Virus Disease
PATOGENESIS

• EVD menular melalui darah, muntah, feses, dan cairan tubuh dari manusia pengidap EVD ke
manusia lain.
• Virus Ebola juga bisa ditemukan dalam urin dan cairan sperma. Infeksi terjadi ketika c
airan-cairan tubuh tersebut menyentuh mulut, hidung, atau luka terbuka orang sehat. Berse
ntuhan melalui kasur, pakaian, atau permukaan yang terkontaminasi juga bisa menyebabkan i
nfeksi, tetapi pada orang sehat hanya melalui luka terbuka
Ebola Virus Disease
Tahapan EVD

1. Virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau sekret pasien terinfeksi dan
didistribusikan melalui sirkulasi. Kontak dapat terjadi melalui lecet di kulit selama perawatan pasien, ritual p
enguburan, dan mungkin kontak dengan daging terinfeksi atau di permukaan mukosa.
2. Sekitar 1 minggu setelah infeksi, virus mulai melakukan replikasi pada sel – sel target utama, yaitu sel end
otel, fagosit mononuklear, dan hepatosit.
3. Virus kemudian mengambil alih sistem kekebalan dan sintesis protein dari sel yang terinfeksi. Barulah kem
udian virus Ebola mulai mensintesis glikoprotein yang membentuk trimerik kompleks, berfungsi mengikat viru
s ke sel-sel endotel yang melapisi permukaan interior pembuluh darah. Glikoprotein juga membentuk
protein dimer, yang memungkinkan virus menghindari sistem kekebalan tubuh dengan menghambat langkah-
langkah awal aktivasi neutrofil.
4. Kehadiran partikel virus dan kerusakan sel yang dihasilkan menyebabkan pelepasan sitokin, yang berhubunga
n dengan demam dan peradangan. Efek sitopatik infeksi di sel- sel endotel menghilangkan integritas vaskule
r.
5. Tanpa integritas pembuluh darah, kebocoran darah secara cepat menimbulkan perdarahan internal dan ekster
nal sampai tahap masif dan bahkan dapat menyebabkan syok hipovolemik.
Ebola Virus Disease
MANIFESTASI KLINIS

• Masa inkubasi virus Ebola mulai dari hari ke-2 sampai hari ke- 21, umumnya antara 5 samp
ai 10 hari.
• Gejala-gejalanya antara lain demam, perdarahan, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, radang t
enggorokan, lesu, disertai muntah, diare, dan nyeri perut.
• Perdarahan mulai muncul hampir bersamaan dengan munculnya ruam makulopapular, yaitu pa
da hari ke- 5 – 7, terjadi di berbagai tempat seperti mulut, mata, telinga, hidung, dan kulit.
Perdarahan hanya terjadi pada kurang dari 50% penderita dan bahkan tidak ditemui padab
eberapa kasus fatal.
• Dapat juga ditemukan edema pada wajah, leher, dan daerah genital (skrotum/ labia) dan hepa
tomegali.
• Bila sistem imun penderita kuat, maka dalam 10 – 12 hari setelah onset demam dapat bera
ngsur – angsur menghilang. Pasien meninggal biasanya karena tidak meresponsnya siste
m imun terhadap virus. Tingkat kematian dapat mencapai 50% sampai 90%.
Ebola Virus Disease
DIAGNOSIS

• Diagnosis pada orang yang baru terinfeksi virus Ebola cukup sulit karena gejala awal, sepe
rti demam, tidak spesifik dan sering terlihat sebagai penyakit yang lebih umum, seperti
malaria dan demam tifoid. Namun, jika seseorang memiliki gejala awal EVD dan memiliki riw
ayat kontak dengan darah atau cairan tubuh penderita EVD, kontak dengan benda-benda y
ang telah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh dari penderita EVD, atau kontak de
ngan hewan terinfeksi, mereka harus diisolasi dan petugas kesehatan masyarakat diinformas
ikan. Sampel pasien dikumpulkan dan diuji untuk konfirmasi infeksi virus Ebola.
• Sebagian besar pasien EVD memiliki konsentrasi virus tinggi di dalam darah. Teknik deteksi ant
igen ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) sensitif mendeteksi virus di dalam darah.
• Pemeriksaan dengan cara isolasi virus dan RT – PCR (reverse transcription polymerase chain
reaction) juga efektif dan sensitif untuk mendeteksi virus Ebola pada beberapa kasus. Pas
ien dalam masa pemulihan menghasilkan antibodi IgM dan IgG yang dapat dideteksi menggu
nakan ELISA dan beberapa tes antibodi lain
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai