lebih dari bahan berasal dari hewan(termasuk bahan yg disilase), bungkil, gluten dll Sumber pakan protein: Nabati Hewani Tepung ikan Tepung daging dan tulang (MBM) Tepung daging Tepung bulu yang telah dihidrolisis (PM) Tepung limbah unggas (PBM) Tepung darah (BM) Susu Skim Kandungan level asam amino lisin, metionin dan treonin sedang sampai tinggi Bila diproses dengan benar, asam amino yang tersedia cukup tinggi Merupakan sumber yang kaya akan fosfor, kalsium dan mineral mikro Kadar vitamin B-kompleks yang lebih tinggi Vitamin B12 terdapat pada pangan asal hewani Produksi tepung ikan tertinggi Peru, kemudian Chili Dalam ransum sebagian besar dari jenis anchovetta dari Peru dan Chili Tepung ikan menhaden sejenis teri dihasilkan di daerah “Gulf of Mexico” dan pantai Atlantik Sumber protein yang cukup baik untuk unggas Kandungan asam amino yang menonjol arginin, glisin, leusin, isoleusin, lisin dan valin Protein 57 % - 70% Kualitas tepung ikan bervariasi trgantung pada kondisi pengolahan di Pabrik Nutrien Ancho Hering Menha Red Fish Sardine Tuna White vetta den Fish PK (%) 65,0 70,0 60,0 57,0 65,0 62,0 63,0 Lemak (%) 4,0 7,0 8,0 8,0 4,0 7,0 2,0 SK (%) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 Abu (%) - 12,0 20,0 26,0 19,0 20,0 22,0 Ca (%) 4,0 3,0 5,0 7,7 4,5 4,0 6,5 P (%) 2,6 2,0 3,0 3,8 2,4 2,5 3,5 Residue protein sesudah proses ekstraksi kandungan air dan lemak pada proses rendering Tidak termasuk darah ,rambut, kuku, tanduk, dan feses Warna kuning emas sampai kecoklatan berbau daging segar Sumber asam amino formulasi ransum unggas, babi. Tahun 1997, FDA melarang pakan protein ruminansia untuk ternak ruminansia Nutrien Kandungan (%) Protein 50% Lemak 10% Serat (Maksimum) 3% Kalsium (Maksimum) 2,2 kali fosfor Fosfor (Minimum) 4% Kandungan air (maksimum) 10% Resdiu yang tdk dicerna pepsin 14% (maksimum) Sisa protein padat dari hasil rendering Tidak mengandung darah, tulang atau benda lainnya Warna kuning emas kecoklatan Bau khas daging segar Prosesing berpengaruh terhadap kecernaan asam amino Sumber protein untuk ternak unggas,, babi Daging dari ternak ruminansia tidak boleh diberikan pada ternak ruminansia Nutrien Kandungan (%) Protein 55% Lemak 10% Serat (Maksimum) 3% Kalsium (Maksimum) 2,2 kali fosfor Fosfor (Minimum) 4% Kandungan air (maksimum) 10% Resdiu yang tdk dicerna pepsin 14% (maksimum) Produk dari limbah peternakan hasil pemotongan ayam Potensi sebagai pakan sumber protein karena kandungan protein bulu ayam sangat tinggi yaitu sebesar 80 -85% . Defisien metionin dan lisin, kandungan isoluesin yang cukup baik Umur 3 minggu adalah sekitar 4 % berat tubuhnya, 7 persen pada umur ≥4 minggu Bulu ayam tersebut tersusun dalam bentuk keratin Keratin merupakan protein serat (fibours protein) sistin lebih dari 15 persen, Tidak berarti jika tidak diproses terlebih dahulu. Pengolahan dihidrolisis Pemasakan bertekanan, asam, basa, ferementasi, Nutrien Kandungan Protein 80 % Lemak 5% Serat (maksimum) 4% Abu 4% Fosfor 0,75 % Kandungan Air (maksimum) 10 % Kecernaan pepsin (minimum) 75 % Bahan dasar dari darah segar dari RPH Air dipisahkan melalui pengeluaran air, diikuti oleh pengeringan (flash drying/spray drying) Spray drying metode yg menghasilkan kecernaan tinggi Kecernaan lisin pengeringan ring<pengeringan flash<pengeringan spray Kandungan protein 80 – 85% Darah sapi akan diperoleh 7.7% darah segar dari bobot badan, domba dan kambing 6.2% dari bobot badan dan babi 3.5% darah segar dari bobot badan (Siagian, 1994). Nutrien Kandungan Protein 85% Lemak (min – mak) 0,5 – 2,0 % Serat (maksimum 2% Abu 5% Kandungan Air (maksimum) 10 % Total Lisin 6% Ketersediaan Lisin 80 – 90% Disebut Susu Bawah Air susu yang diambil lemaknya Untuk anak-anak ternak yg masih menyusui atau beberapa saat setelah disapih Untuk menyempurnakan ransum dari kekurangan zat makanan misalnya asam- asam amino esensial Produk cair, tepung atau kental ) Susu lengkap dikurangi protein susu (pada pembuatan keju atau kasein Protein yang tinggal sekitar 0,9% Bentuk cair, kental dan kering (tepung) Kaya akan laktosa, 65% dalam produk kering Dalam bentuk kering kadar protein ± 13,1% (dari pembuatan keju), 13,5% (dari pembuatan kasein)