DALAM PROGRAM PENGENDALIAN INFEKSI PENGELOLAAN LIMBAH DAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT Anggota Kelompok I Wayan Sumaryana 1 NIM 1914201142
I G. A. Debby Pratiwi 2 NIM 1914201143
Kadek Nita Carolina
3 NIM 1914201144
Kristina Anita Melani
4 NIM 1914201145
Luh Nyoman Yayuk Ratna Dewi
5 NIM 1914201146 Peran Perawat Dalam Pengelolaan Limbah Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas (Sabarguna, 2011) Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Kelompok Berisiko Terkena gangguan karena limbah Rumah Sakit
Pasien Karyawan Rumah Sakit
1 Kelompok ini merupakan kelompok yang paling rentan. 2 Dalam melaksanakan tugas sehari- harinya selalu kontak dengan orang sakit yang merupakan sumber agen penyakit.
Pengunjung/Pengantar Pasien Masyarakat
3 Mereka ikut berkunjung ke rumah sakit, sehingga resiko terkena 4 Bila rumah sakit membuang hasil buangan rumah sakit tidak sebagai- gangguan kesehatan akan semakin mana mestinya ke lingkungan besar. sekitarnya Usaha Pengelolaan Limbah
Berbagai upaya telah dipergunakan untuk mengungkapkan pilihan
teknologi mana yang terbaik untuk pengolahan limbah, khususnya limbah berbahaya antara lain : 1. reduksi limbah (waste reduction) 2. minimisasi limbah (waste minimization) 3. pemberantasan limbah (waste abatement) 4. pencegahan pencemaran (waste prevention) 5. dan reduksi pada sumbernya (source reduction) (Hananto, 1999). Proses Pengelolaan Limbah
2. Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas 3. Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda, yang menunjukkan ke mana plastik harus diangkut untuk insinerasi atau dibuang. Penyimpanan
1. Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah beris
i 2/3 bagian. Kemudian diikat bagian atasnya dan diberi label yang jelas 2. Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehing ga kalau dibawa mengayun menjauhi badan, dan diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk dikumpulkan 3. Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantu ng dengan warna yang samatelah dijadikan satu dan dikirim k e tempat yang sesuai 4. Kantung harus disimpan di kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan perusak sebelum diangkut ke tempat pembua ngannya Penanganan
1. Kantung-kantung dengan kode warna hanya boleh diangkut bi
la telah ditutup 2. Kantung dipegang pada lehernya 3. Petugas harus mengenakan pakaian pelindung, misalnya den gan memakai sarung tangan yang kuat dan pakaian terusan ( overal), pada waktu mengangkut kantong tersebut 4. Jika terjadi kontaminasi diluar kantung diperlukan kantung bar u yang bersih untuk membungkus kantung baru yang kotor ter sebut seisinya (double bagging) 5. Petugas diharuskan melapor jika menemukan benda-benda ta jam yang dapat mencederainya di dalma kantung yang salah 6. Tidak ada seorang pun yang boleh memasukkan tangannya k edalam kantung limbah Pengangkutan
Kantung limbah dikumpulkan dan seklaigus dipisahkan menurut
kode warnanya.Limbah bagian bukan klinik misalnya dibawa ke kompaktor, limbah bagian klinik dibawa ke insinerator.
Pengankutan dengan kendaran khusus (mungkin ada kerjasama
dengan Dinas Pekerjaan Umum) kendaraan yang digunakan untuk mengankut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan tiap hari, kalau perlu (misalnya bila ada kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin. Pembuangan
Setelah dimanfaatkan dengan kompaktor, limbah bukan klinik
dapat dibuang ditempat penimbunan sampah (land-fill site), limbah klinik harus dibakar (insinerasi), jika tidak mungkin harus ditimbun dengan kapur dan ditanam limbah dapur sebaiknya dibuang pada hari yang sama sehingga tidak sampai membusuk. Peran Perawat Penerapan yang dilakukan perawat pada mengelola limbah ini yaitu dengan mengetahui tempat tempat pembuangan limbah. Seperti tempat pembuangan jarum suntik, cairan tubuh pasien yang berserakan seperti darah yang tumpah di lantai, pembuangan cairan yang dikeluarkan pasien, dan pembuangan APD yang sekali pakai. Peran perawat dianggap penting dalam upaya mengurangi angka terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi di Rumah Sakit. Seperti dalam penerapan K3 di Rumah Sakit lainnya, perlu adanya penetapan kebijakan seperti adanya SOP yang ditetapkan oleh pihak Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. Sehingga perawat mengetahui aturan aturan yang terkait dengan manajemen limbah di Rumah Sakit. Peran Perawat Dalam Pengelolaan Lingkungan Rumah Sakit Pengelolaan Lingkungan RS Pengelolaan kualitas lingkungan rumah s akit adalah upaya terpadu dalam penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan lingkungan r umah sakit baik terhadap lingkungan tempa tnya maupun lingkungan medianya. Infeksi nosokomial Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi atau didapat pend erita ketika sedang dirawat di rumah sakit dengan ketentuan sebag ai berikut : Pada saat pasien masuk rumah sakit/dirawat tidak didapatkan t anda-tanda klinis dan tidak sedang dalam masa inkubasi penya kit tersebut. Infeksi timbul sekurang-kurangnya 3 x 24 jam sejak dirawat di ru mah sakit. Infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan lebih lama daripada waktu inkubasi penyakit tersebut. Faktor lingkungan rumah sakit yang perlu diperhatikan dalam rangka menurunkan angka infek si nosokomial adalah : • Lingkungan berdasarkan tempatnya, meliputi : a. desain ruang penderita yang memenuhi standar dan persyaratan b. penyediaan air bersih c. fasilitas cuci tangan, desinfeksi dan sterilisasi d. pembuangan limbah padat dan cair e. sanitasi dapur f. sanitasi binatu/laundry g. pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu, h. alur lalu lintas orang. • Lingkungan berdasarkan media, meliputi : a. kualitas air, b. kualitas udara, c. bunga dan tanaman. Peranan Perawat Dalam Pengelolaan Lingkungan RS
Pemilahan pasien berdasarkan ruang isolasi berdasarkan
cara penularan : 1. Isolasi ketat 2. Isolasi pernapasan 3. Enteric precaution 4. Blood precaution 5. Isolasi proteksi 6. Ruang perawatan pasien Thank you Insert the title of your subtitle Here