Anda di halaman 1dari 42

ADAPTASI FISIOLOGIS NEONATUS

OLEH
RUSMILAWATY, M.PH
PENGERTIAN
• Neonatus adalah bayi berusia 0-4 minggu (28 hari )
setelah kelahiran.
• Pada usia ini bayi harus beradaptasi terhadap
kehidupan ekstra uterin
PENAMPILAN FISIK NEONATUS
1. Kulit bayi memiliki beberapa bintik di kulit mereka
2. Warna Kulit merah muda
3. Reflek yaitu gerakan yg terjadi secara otomatis dan spontan tanpa
disadari pada bayi Normal meliputi :
a. Tonik neek reflek (memiringkan kepalanya)
b. Rooting reflek (membuka mulut/memiringkan kepalanya
c. Grasping reflek (menggenggam)
d. Sucking reflek (menghisap)
e. Moro reflek (merangkul)
f. Startle reflek (mengejang)
g. Stapping reflek (berjalan)
h. Swallowing reflek (Menelan)
PENAMPILAN FISIK NEONATUS
4. Tubuh yang tidak proporsional, ukuran kepala dan badan tidak
sebanding
• FISIOLOGIS NEONATUS
1. Kulit kemerahan dan licin
2. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala telah
sempurna
3. Kuku agak panjang dan lemas
4. Frekuensi jantung 120-160 x/menit
5. Pernfasan 40-80 x/menit
6. Nilai APGAR 7-10
7. Berat Badan 2500-4000 gram
8. Panjang badan 48-52 cm
• FISIOLOGIS NEONATUS
9. Lingkar Kepala 33-35 cm
10. Lingkar Dada 30-38 cm
11. Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora, testis
sudah turun ke scrotum
12. Eliminasi baik, mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama
13. Anus berlubang
APGAR SKOR
0 1 2
Appearance Biru, pucat Tubuh merah Semuanya merah
ekstrimitas biru muda
Pulse Tidak teraba < 100 > 100
Grimace Tidak ada respon Lambat Menangis
Activity Lemas/lumpuh Gerakan Fleksi tungkai
sedikit/fleksi baik/reaksi
tungkai melawan
Respiratory Tidak ada Lambat/tidak Baik/menangis
teratur kuat
ADAPTASI NEONATUS
• Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui
sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi
per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang
cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit
/infeksi.
• Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu
dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim.
Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi
yang paling cepat terjadi adalah pada sistem pernapasan,
sirkulasi darah, termoregulasi, dan kemampuan dalam
mengambil dan menggunakan glukosa.
1. Perubahan sistem Pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran
gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus
melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
• Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari
pharynx yang bercabang dan kemudian bercabang kembali
membentuk struktur percabangan bronkus
• Proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun,
sampai jumlah bronkus & alveolus akan sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya
gerakan napas sepanjang trimester II dan III.
• Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan
hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem
kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya nafas
Dua faktor yg berperan pada rangsangan nafas pertama bayi yaitu
• Hipoksia pada akhir persalinan & rangsangan fisik lingk luar
rahim yg merangsang pusat pernafasan di otak
• Tekanan terhadap rongga dada yg terjadi karena kompresi paru2
selama persalinan yg merangsang masuknya udara kedalam
paru2 secara mekanis.
Interaksi antara sistem pernapasan, KV & SSP menimbulkan
pernapasan yg teratur & berkesinambungan serta denyut yg
diperlukan untuk kehidupan.
• Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah & akan
merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi
gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2
akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan
janin.
• Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
• Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dalam paru2 & mengembangkan jar
alveolus dalam paru2 untuk pertama kali
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
• Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
• Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk
pertama kali.
• Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan (lemak
lesitin /sfingomielin) yg cukup & aliran darah ke paru – paru.

• Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan & jumlahnya


meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu
kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan
permukaan paru dan membantu untuk menstabilkandinding alveolus
sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.

• Tidak adanya surfaktan  alveoli kolaps setiap saat akhir


pernapasan, yg menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan
ini memerlukan penggunaan lebih banyak O2 dan glukosa. Berbagai
peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya
sudah terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
 Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya.
 Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar
sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru.
 Seorang bayi yg dilahirkan sc kehilangan keuntungan dari
kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah
dalam jangka waktu lebih lama.
 Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara
memenuhi ruangan trakea & bronkus BBL. Sisa cairan di paru-
paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh
limfe dan darah.
e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi
kardiovaskuler
• Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat
penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran
udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan
mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada
pembuluh darah yang terbuka guna menerima O2 yg berada
dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen
jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
• Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar
pertukaran gas dalam alveolus & akan membantu menghilangkan
cairan paru-paru & merangsang perubahan sirkulasi janin
menjadi sirkulasi luar rahim.
2. Perubahan Sistem Peredaran darah
• Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk
mengambil O2 & mengantarkannya ke jaringan
• Untuk membuat sirkulasi yg baik guna mendukung
kehidupan di luar uterus harus terjadi 2 perubahan besar
yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung &
penutupan duktus arteriosus antara arteri paru2 dan
aorta
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada
seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh
mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan
resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yg merubah tekanan dalam sistem pembuluh
darah :
1. Pada saat tali pusat dipotong
• Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya
aliran darah ke atrium kanan  penurunan volume
dan tekanan atrium kanan  membantu darah dg
kandungan O2 sedikit mengalir ke paru2 untuk
oksigenasi ulang
Dua peristiwa yg merubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :
2. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah
paru2 & meningkatkan tekanan atrium kanan
 O2 pada pernafasan pertama menimbulkan relaksasi &
terbukanya pembuluh darah paru2
 Peningkatan sirkulasi ke paru2  peningkatan volume darah
& tekanan pada atrium kanan & penurunan tekanan atrium kiri
 foramen ovale menutup
 Dengan pernafasan kadar O2 dalam darah meningkat
duktus arteriosus berkontraksi & menutup
 Vena umbilikalis, duktus venosus & arteri hipogastrika dari
tali pusat menutup dalam beberapa menit sth lahir & sth tali
pusat di klem. Penutupan alami jaringan fibrosa berlangsung
2-3 bulan
PERBEDAAN SIRKULASI DARAH FETUS DAN BAYI
Sirkulasi darah fetus
1. Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
a. Vena umbulicalis : membawa darah yang telah
mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan
dalam hepar
b. Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis
sebelum mencapai hepar & mengalirkan sebagian
besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam
vena cava inferior.
c. Foramen ovale : merupakan lubang yang
memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam
ventriculus sinistra
d. Ductus arteriosus : merupakan bypass yg terbentang dari
venrtriculuc dexter & aorta desendens
e. Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yg
mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada
feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri
umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal
sebagai arteri hypogastica.
2. Sistem sirkulasi fetus
a. Vena umbulicalis : membawa darah yg kaya O2 dari
plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica
meninggalkan hepar & mengembalikan darah ke vena
cava inferior
b. Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena
umbilicalis & mengalirkan sejumlah besar darah yang
mengalami O2 ke dalam vena cava inferior
c. Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yg telah
beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus,
menerima darah dari vena hepatica dan ductus
venosus & membawanya ke atrium dextrum
d. Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yg
mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke
atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke
ventriculuc sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam
cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan
ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung &
serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi
e. Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan
ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa
aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula
tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter
f. Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru
yang nonfungsional, yanghanya memerlukan nutrien sedikit
g. Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah
dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens
untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan
ekstremitas inferior
h. Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria
illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta
dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien
yang dipasok dari peredaran darah maternal
3. SISTEM PENGATURAN TUBUH
a. Pengaturan suhu
• Suhu dingin lingkungan luar  air ketuban
menguap melalui kulit shg mendinginkan darah
bayi
• Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan
usaha utama seorang bayi kedinginan untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui
penggunaan lemak coklat untuk produksi panas
• Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan
akan habis dalam waktu singkat dg adanya stress
dingin
b. Mekanisme kehilangan panas
 Bayi dapat kehilangan panas melalui cara
evaporasi, konduksi, konveksi dan radiasi
4. METABOLISME GLUKOSA
 Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam
jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat
dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada
setiap BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat
(1 sampai 2 jam).
• Pada BBL glukosa darah akan menurun dalam waktu cepat
(1-2 jam)
• BBL yg tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah
cukup akan membuat glukosa dari glikogen jika bayi
mempunyai persediaan glikogen cukup yg disimpan di
dalam hati
• Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dg 3 cara
yaitu melalui penggunaan ASI, penggunaan cadangan
glukosa dan pembuatan glukosa dari sumber lain
terutama lemak
 BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup,
akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya
terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.
 Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen
terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.
 Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir mengakibatkan
hipoksia  menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama
kelahiran.
 Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam
pertama kelahiran pada bayi cukup bulan.
 Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama,
maka otak dalam keadaan berisiko.
 Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post
matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam
rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena
simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).
 Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi;
kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah,
letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat
tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi
adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.
5. PERUBAHAN SISTEM GASTROINTESTINAL
• Reflek gumoh & reflek batuk sudah terbentuk saat lahir
• Kemampuan menelan & mencerna makanan (selain susu)
terbatas pada bayi
• Hubungan antara esofagus bawah & lambung masih
belum sempurna yg berakibat gumoh
• Kapasitas lambung juga terbatas, < 30 cc & bertambah
secara lambat sesuai pertumbuhan janin
6. PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi
Kekebalan alami yg dimiliki bayi diantaranya :
a. Perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. Fungsi jaringan saluran nafas
c. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit & usus
d. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung, kekebalan
alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yg
membantu membunuh organisme asing. Tetapi pada BBL sel
darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum
mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
• Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan
kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya.
Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum
dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama
selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan
tubuh.
• Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali
terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh
karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek
persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum)
dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat
penting.

Anda mungkin juga menyukai