Anda di halaman 1dari 22

Nama Kelompok :

Gusti Fawwaz Setyo


(F1071171010)
Shinta Damayanti
(F1071171027)
Nury Kamelia
(F1071171032)
Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami
organisme hidup sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang
tidak mendukung pertumbuhan normal seperti berkecambah atau
bertunas meskipun berada pada lingkungan yang sangat
mendukung perkecambahan atau pertunasan.
SYARAT DORMANSI
• Faktor benih dormansi secara fisiologi antara lain disebabkan karena embrio
belum terbentuk sempurna. Setiap benih memiliki waktu yang berbeda-beda
agar embrio terbentuk sempurna.
• Selain itu yang mempengaruhi dormansi yaitu senyawa-senyawa tertentu
yang bersifat sebagai penghambat, dalam hal ini termasuk ABA. Pada biji,
yang embrionya belum mencapai kematangan morfologis karena tidak
cukupnya nutrisi juga merupakan salah satu faktor dalam yang dapat
menyebabkan dormansi.
• Faktor fisik disebabkan oleh morfologi benih itu sendiri. Sebagai contoh
adalah benih memiliki kulit yang keras. Kulit yang keras ini yang
menyebabkan imbibisi (masuknya air kedalam sel) terhambat. Padahal untuk
berkecambah benih memerlukan air untuk meningkatkan proses
metabolisme dan energi. Lapisan kulit yang keras bersifat impermeabel
artinya tidak dapat dilalui air.
• Rendahnya/tidak adanya proses imbibisi air
Faktor
Penyebab
• Proses respirasi tertekan/terhambat
Terjadinya
Dormansi • Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan
Biji adalah:
• Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan

Periode dormansi ini dapat berlangsung semusim atau tahunan


tergantung pada tipe dormansinya.
Namun, dormansi bukan berarti benih tersebut mati atau tidak
dapat tumbuh kembali, disini hanya terjadi masa istirahat dari
pada benih itu sendiri.
o Keuntungannya benih yang dorman adalah dapat mencegah
agar tidak berkecambah selama penyimpanan.
o Dormansi membantu biji mempertahankan diri terhadap
kondisi yang tidak sesuai seperti kondisi lingkungan yang
panas, dingin, kekeringan, kebakaran, serangan serangga
maupun penyakit dan lain-lain.
Sehingga dapat dikatakan bahwa dormansi merupakan
mekanisme biologis untuk menjamin perkecambahan biji
berlangsung pada kondisi dan waktu yang tepat untuk
mendukung pertumbuhan yang tepat.
•Dipandang dari segi ekonomis terdapatnya keadaan dormansi pada
benih dianggap tidak menguntungkan.
•Disatu sisi, apabila dormansi sangat kompleks dan benih membutuhkan
perlakuan awal yang khusus, kegagalan untuk mengatasai masalah ini
dapat bersifat kegagalan perkecambahan.
Oleh karena itu diperlukan cara agar dormansi dapat dipecahkan atau
sekurang-kurangnya lama dormansi dapat dipersingkat yaitu dengan cara
skarifikasi.
Skarifikasi adalah cara untuk memberikan kondisi benih
yang impermeable menjadi permeable melalui penusukan, pembakaran,
pemecahan, pengikiran, dan penggoresan dengan bantuan pisau atau alat
tajam lainnya sehingga domansi dapat dipecahkan atau lama dormansi
dapat dipersingkat (Harjadi, 2001).
Bagian-bagian Umum pada Biji

• Kulit biji (spermodermis)


• Tali pusar (funiculus)
• Inti biji (nucleus seminis)
Kulit Biji (spermodermis)

Pada tumbuhan biji 1

tertutup
(Angiospermae) 2

terdapat dua lapisan


kulit biji yaitu :
Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung utama
1. Lapisan kulit luar (testa) dari bagian dalam biji. Lapisan ini mempunyai
bentuk yang bervariatif, ada yang tipis, kaku
seperti kulit, ada juga yang keras seperti kayu
atau batu.

2. Lapisan kulit dalam (tegmen) Lapisan ini lebih tipis seperti selaput dan lebih
dikenal dengan kulit ari.
Pada tumbuhan biji telanjang 3
(Gymnospermae) terdapat 1
tiga lapisan kulit biji yaitu :
2

Kulit yang tebal dan berdaging serta


1. Kulit luar (sarcotesta)
mengalami perubahan warna dari muda
hingga tua.

Kulit yang kuat dan keras, berkayu dan


2. Kulit tengah (scleroresta) menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada
buah batu.

3. Kulit dalam (endotesta) Lapisan kulit ini biasanya melekat pada


bagian bagian biji dan berbentuk seperti
selaput tipis.
Tali Pusar (funiculus)

Tali pusar merupakan


bagian yang menghubungkan
biji dengan tembuni, jadi
merupakan tangkainya biji. Jika
biji masak, biasanya biji
terlepas dari tali pusar biji. Dan
pada biji hanya tampak
bekasnya yang dikenal sebagai
pusat biji.
Tali pusar (funiculus)
Inti biji (nucleus seminis)
Inti biji merupakan bagian inti pada biji yang dikelilingi
oleh kulit biji
Terdiri atas :
a. Lembaga (embrio)
b. Putih lembaga (albumen)
(Tjitrosoepomo, 1995)

Lembaga (embrio)

Lembaga adalah calon tumbuhan


baru yang nantinya akan tumbuh
menjadi tumbuhan baru
Lembaga di dalam biji telah memperlihatkan
bagian utama tubuh tumbuhan

Akar lembaga (Radikula), merupakan calon


akar.
Daun lembaga (Cotyledon), merupakan daun
pertama pada tumbuhan. Berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya fotosintesis sebelum
daun sebenarnya terbentuk. Bagian ini juga
berfungsi untuk menimbun makanan
Batang lembaga (Cauliculus), dibedakan
menjadi ruas batang di atas daun lembaga dan
ruas batang di bawah daun lembaga. Daun
lembaga dan batang lembaga sering juga
disebut plumula (puncak lembaga).
(Hidayat:1995)
Putih Lembaga (Albumen)

Putih lembaga adalah bagian biji yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat
cadangan makanan bagi lembaga. Tidak semua tanaman berbiji mempunyai putih
lembaga, misalnya pada polong-polongan (Leguminosae), cadangan disimpan pada daun
lembaga (kotiledon).
Berdasarkan jaringan yang menjadi tempat penimbunan cadangan makanan,
keberadaan putih lembaga dapat dibedakan menjadi :

1. Putih lembaga dalam (endospermium);


Biji dengan putih lembaga dalam biasanya 2. Putih lembaga luar
terdapat pada tumbuhan biji tertutup (perispermium);
(Angiospermae). Jaringan ini terdiri dari sel- Bagian ini berasal dari bagian luar
sel yang berasal dari inti kandung lembaga biji di luar kandung lembaga.
sekunder yang setelah dibuahi akan terbelah- Misalnya biji pada lada ( Piper
belah menjadi jaringan penimbun makanan. nigrum L. ).
Misalnya biji pada jagung (Zea mays L.).
Rerumputan (Graminae).
endospermium

perispermium
Perbedaan Biji Monokotil dan Biji Dikotil dapat Diamati Sebagai
Berikut :

Pembeda Dikotil Monokotil

Jumlah Keping (kotiledon) Dua Satu

Endosperma Tidak Ada Ada

Embrio Tidak Dilindungi Dilindungi seludang

Radikula dan Plumula Tidak Dilindungi Radikula dilindungi koleoriza, dan


plumula dilindungi koleoptil
Perkecambahan adalah proses
pertumbuhan embrio dan komponen-
komponen biji yaitu radikula dan
plumula yang memiliki kemampuan
untuk tumbuh secara normal menjadi
tumbuhan baru. Proses perubahan
embrio saat perkecambahan adalah
plumula tumbuh dan berkembang
menjadi batang, dan radikula tumbuh
dan berkembang menjadi akar.
PROSES
PERKECAMBAHAN

1. Proses perkecambahan diawali dengan masuknya air ke dalam biji. Biji


yang kering akan menyerap air dari lingkungan sekitarnya, proses
penyerapan air oleh biji ini disebut dengan istilah imbibisi.
2. Setelah biji menyerap air, ukuran biji akan mengembang dan membesar
menyebabkan kulit biji kadang menjadi pecah.
4. Air yang masuk akan memicu aktifnya hormon giberelin pada embrio,
hormon tersebut kemudian akan memicu sel-sel di lapisan aleuron untuk
memproduksi enzim amilase.
5. Enzim amilase yang telah dihasilkan akan bekerja di endosperma
(cadangan makanan) untuk mengubah pati menjadi gula.
6. Kemudian gula yang telah dihasilkan akan ditransfer kepada embrio
sebagai bahan untuk pertumbuhan embrio.
JENIS
PERKECAMBAHAN

Perkecambahan Epigeal
Proses pertumbuhan dari hipokotil biji yang memanjang
yang membuat kotiledon dan juga plumula dari biji
tersebut terangkat ke permukaan tanah. Sehingga posisi
kotiledon berada di atas tanah. Terangkatnya kotiledon
karena di masa awal pertumbuhan embrio bagian
hipokotil tumbuh lebih panjang daripada epikotil.
Perkecambahan ini biasanya terjadi pada tumbuhan
dikotil, contohnya kacang hijau dan jarak.
JENIS
PERKECAMBAHAN

Perkecambahan Hipogeal
Proses pertumbuhan memanjang dari epikotil biji yang membuat
plumula dari biji tersebut muncul ke permukaan tanah. Sementara,
kotiledon dari biji itu tetap berada di dalam tanah. Tidak
terangkatnya kotiledon karena pada masa awal pertumbuhan embrio
bagian epikotil tumbuh lebih panjang daripada hipokotil.
Perkecambaan hipogeal ini terjadi pada tumbuhan monokotil,
contohnya jagung dan kacang kapri.
PERBEDAAN PERKECAMBAHAN
EPIGEAL DAN HIPOGEAL
1) Hipogeal merupakan pertumbuhan dari epikotil,
sementara dari epigeal, merupakan proses
pertumbuhan memanjang dari hipokotil.
2) Epigeal, kotiledon dan juga plumula muncul di
atas tanah, sementara pada hipogeal, hanya
plumula saja yang muncul di atas tanah.
3) Hipogeal terjadi pada tumbuhan monokotil,
sementara pada proses perkecambahan epigeal
terjadi pada tumbuhan dikotil.
KESIMPULAN
Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh
yang dialami organisme hidup sebagai tanggapan
atas suatu keadaan yang tidak mendukung
pertumbuhan normal. Sedangkan perkecambahan
adalah proses pertumbuhan embrio dan
komponen-komponen biji yaitu radikula dan
plumula yang memiliki kemampuan untuk
tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.
Perkecambahan terbagi menjadi dua yakni
perkecambahan epigeal dan hipogeal

Anda mungkin juga menyukai