Anda di halaman 1dari 19

FIBRILASI ATRIAL

ANITA CHANDRA HIDAYAT


1710211125
Pendahuluan
 Atrial fibrilasi (AF) adalah salah satu kasus aritmia
jantung yang sering terjadi
 Insidensinya berhubungan dengan usia
 Menyerang semua usia, akan tetapi lebih sering
pada usia tua
 Atrial fibrilasi terjadi pada 1-2% dari jumlah
seluruh populasi.
Elektrofisiologi Jantung
 Terdapat 3 jenis sel yang membangkitkan arus
listrik :
 sel-sel pacemaker (nodus SA, nodus AV)
 jaringan konduksi khusus (serat-serat purkinje)

 sel-sel otot ventrikel dan atrium.


Elekrofisiologi Jantung
 Text  Fase 0 ( depolarisasi )  masuknya
Na+ ke intra sel intra sel  positif
 Fase 1 (repolarisasi awal)  kanal
Na+ tertutup  muatan (+)
berkurang
 Fase 2 (plateu)  Ca+ masuk
lambat ke intrasel  muatan stabil
(masa refrakter negatif)
 Fase 3 (repolasrisasi)  K+ keluar
ke ekstra sel  negatif
 Fase 4 (istirahat/polarisasi) 
intrasel negative, ekstrasel positif
Atrial Fibrilasi
 Suatu gangguan pada jantung (aritmia) yang
ditandai dengan ketidakteraturan irama denyut
jantung dan peningkatan frekuensi denyut jantung,
yaitu sebesar 350-650 x/menit.
Klasifikasi AF
Klasifikasi AF
Berdasarkan ada tidaknya penyakit yang mendasari
 AF primer  tidak disertai penyakit jantung atau penyakit
sistemik lainnya.
 AF sekunder  disertai adanya penyakit jantung atau
penyakit sistemik seperti gangguan tiroid.

Berdasarkan bentuk gelombang P


 AF coarse (kasar)

 AF fine (halus)
Klasifikasi berdasarkan gejala menurut
Skor EHRA
Etiologi AF

 Peningkatan tekanan/resistensi atrium


(penyakit katup jantung, hipertrofi jantung,
hipertensi pulmo)
 Proses infiltratif dan inflamasi (ex:miokarditis,
perikarditis)
 Proses infeksi
 Kelainan endokrin (ex: hipertiroid)
 Neurogenik (ex: stroke)
 Iskemik Atrium
 Infark miocardial
 Obat-obatan
Tanda dan Gejala AF
 Tidak memberikan tanda dan gejala yang khas
 Gejala umum :
 peningkatan denyut jantung (palpitasi)
 ketidakteraturan irama jantung

 ketidakstabilan hemodinamik

 pusing, pre-sinkop, kelemahan, kelelahan, sesak nafas


dan nyeri dada  penurunan oksigenasi darah ke
jaringan
Faktor Resiko AF

 Diabetes melitus
 Hipertensi
 Penyakit jantung koroner
 Penyakit katup mitral
 Penyakit tiroid
 Penyakit paru kronik
 Post. operasi jantung
 Usia ≥ 60 tahun
 Gaya hidup (life style)
Patofisiologi AF
 Proses aktivasi lokal bisa
melibatkan proses
depolarisasi tunggal atau
depolarisasi berulang
 Proses Multiple wavelets
melibatkan potensial aksi
yang berulang dan
melibatkan sirkuit/jalur
depolarisasi.
Penegakan Diagnosis
 Elektrokardiografi  standar baku

 AF paroksismal  pemantau Holter atau


pemeriksan EKG transtelefonik
 Pemeriksaan foto toraks, ekokardiografi 
menyingkirkan penyakit sekunder
 Pemeriksaan EKG

 Gambar yang di atas merupakan gambar fibrilasi atrial


sedangkan gambar yang di bawah adalah sinus rhythm.
 Pada gambar FA tidak terdapat gelombang P seperti tanda
panah ungu di sinus rhythm, dan terjadi irregularity R-R interval
karena impuls2 yang irregular pada ventrikel.
An ECG strip shows the presence of atrial fibrillation, which involves rapid
uncoordinated contraction of the atria. Atrial fibrillation is indicated by a very
rapid (350 to 450 beats per minute) rate and an erratic rhythm. The ventricular
(QRS) rate is normal. A normal ECG strip is shown at the bottom for
comparison.
Tatalaksana AF
 Manajemen fibrilasi atrium meliputi 3 objektif
utama :
 Identifikasidan penanganan faktor kausatif terkait
(misalnya hipertensi, penyakit jantung iskemik, gagal
jantung, kelainan katup, tirotoksikosis, dan lain-lain)
 Pemilihan strategi terapi rate control atau rhythm
control
 Penilaian terhadap tromboemboli serta terapi
prevensinya
Kesimpulan
1. Atrial fibrilasi adalah suatu gangguan pada jantung
(aritmia) yang ditandai dengan ketidakteraturan irama
denyut jantung dan peningkatan frekuensi denyut jantung,
yaitu sebesar 350-650 x/menit.
2. Menurut AHA (American Heart Association) klasifikasi dari
atrial fibrilasi dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu AF deteksi
pertama, paroksismal AF, persisten AF, dan kronik/permanen
AF.
3. Mekanisme AF terdiri dari 2 proses, yaitu proses aktivasi
local dan multiple wavelet reentry.

Anda mungkin juga menyukai