Kelompok 4
Anggota kelompok
SKENARIO :
Nenek siti, umur 70 tahun, jatuh dari dudukan kloset kamar mandi, dan tidak bisa berdiri lagi
walau dibantu oleh anak cucunya. Timbul bengkak dan rasa nyeri pada daerah panggul
kanannya. Sebelumnya nenek siti tidak pernah sakit seperti ini.
KATA KUNCI : Umur, tidak bisa berdiri lagi, bengkak, nyeri, daerah panggul.
klarifikasi istilah
1. bengkak : perbesaran abnormal sementara pada bagian atau daerah tubuh tertentu
2. lumpuh : kehilangan atau gangguan fungsi motorik pada suatu bagian tubuh akibat lesi
pada mekanisme saraf dan otot
3. nyeri : mekanisme protektif tubuh untuk menimbulkan kesadaran terhadap kenyataan
bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan
4. panggul : bagian inferior batang tubuh yang disebelah lateral dibatasi oleh 2 tulang
pinggul dan posterior oleh tulang sacrum dan coccigis
identifikasi masalah
1. siti 70 tahun jatuh dari dudukan kloset, tidak mampu berdiri walaupun dibantu oleh
cucunya
2. timbul bengkak dan nyeri pada daerah panggul
3. tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
siti jatuh dari tidak anatomi
70 tahun kloset bisa panggul
bangun
nyeri, jenis
bengkak fraktur fraktur
daerah panggul panggul
panggul
histologi
karena tulang
osteoporosis
faktor
definisi klasifikasi etiologi epidemiologi etiologi patofisiologi diagnosis
resiko
Learning objective
● Pada tahun 2009, terdapat 200 juta penderita osteoporosis di dunia termasuk 1,6 juta
fraktur panggul.
● Dari data Poslitbank Gizi Depkes RI tahun 2004, 14 provinsi di Indonesia mencapai
tingkat yang perlu diwaspadai yaitu 19,7%
Etiologi
Osteoporosis dibedakan menjadi osteoporosis primer (tipe I, seperti pasca menopause dan
sekunder (Tipe II disebut osteoporosis senilis)
1. Pemeriksaan Fisik:
● Deformitas tulang
● Nyeri spina
● Pemeriksaan tanda-tanda kelainan muskuloskeletal lainnya
● Pemeriksaan anthropometri
● Melihat gaya berjalan
3. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium: darah perifer lengkap untuk skrining penyakit dasar. kalsium urin
24 jam. fungsi ginjal, fungsi hati. dan kadar TSH.
2. Pemeriksaan biokimia tulang: kalsium total serum. ion kalsium, kadar fosfor serum, hormon
paratiroid. dan vitamin D.
3. Pemeriksaan radiologis X-ray:
● terutama untuk menyingkirkan kelainan tulang lain dan mencari adanya fraktur
● Pada Osteoporosis dapat dijumpai karakteristik berikut: gambaran tulang menjadi lebih
lusen, trabekulasi menjadi jarang dan kasar. penipisan korteks. serta pada korpus vertebra
akan terjadi perubahan bentuk seperti trabekulasi komponen vertikel lebih dominan dan
bentuk menjadi lebih pipih (paling sering bagian anterior korpus atau sentral). 4
1. Pemeriksaan densitas massa tulang (densitometri) dengan alat dual x-ray absorptiometry
(DXA):
● Memprediksi risiko fraktur dan monitor terapi.
● Pada pengukuran BMD dengan DXA akan didapatkan nilai skor T dan skor Z.
a. Skor T: perbandingan nilai BMD pasien dengan BMD rata-rata orang muda normal
b. Skor Z: perbandingan nilai BMD pasien dengan BMD rata-rata orang seusia pasien
Faktor Resiko
1. Usia
2. Penurunan kalsitonin
3. Kurangnya kegiatan aktivitas fisik
4. Penurunan absorbsi Ca
5. Kurang gizi dan merokok
6. Postur tubuh
7. Lifestyle
8. Jenis Kelamin
9. Lingkungan
Klasifikasi
Fraktur Pelvis
menurut Tile
Tatalaksana Fraktur pelvis
Tatalaksana
1. Medikamentosa
a. Terapi substitusi hormonal
- Peremuan pascamenopause : Estrogen terkonjugasi 0,3125-1,25 mg/hari per
oral dikombinasikan dg medroksiprogesteron asetat 2,5-10 mg/hari per oral
setiap hari secara kontinu
- Perempuan pramenopause : Estrogen terkonjugasi 0,3125-1,25 mg/hari per
oral diberikan pada siklus haid. Sedangkan medroksiprogesteron asetat 2,5-
25 siklus haid. Keduanya diberhentikan pd hari 26-28 siklus haid
b. SERM (Selective Estrogen Receptor Modulators)
- Raloksifen : golongan antiestrogen yg memiliki efek seperti estrogen pd
tulang dan lipid. Dosis disarankan 60 mg/hari per oral. kontraindikasi :
kehamilan
c. Bifosfonat
- Menghambat kerja osteoklas
d. Strontium Ranelat
- Memiliki efek ganda : meningkatkan kerja osteoblas dan menghambat kerja
osteoklas. Dosis diberikan 2 gram/hari per oral, diberikan malam hari
e. Kalsium
- Yang direkomendasikan : kalsium karbonat sediaan 500 mg 2-3 kali/hari per
oral
2. Non Medikamentosa
a. Edukasi penyakit
- Anjuran untuk aktivitas fisik yg teratur untuk mengurangi risiko jatuh
- Menjaga asupan kalsium 1000-1500 mg/hari, dpt diberikan suplemen bila
perlu
- Berhenti merokok, minum alkohol, serta mengangkat benda berat
a. Latihan fisik dan rehabilitasi
- latihan fisik teratur untuk melatih kekuatan otot dan meningkatkan
remodeling tulang
- Dapat digunakan tongkat atau alat bantu berjalan untuk orangtua yg
terganggu keseimbangannya
Referensi
1. National Osteoporosis Foundation. Clinician’s Guide to Presentation and Treatment of
Osteoporosis. Washington DC: NDF.2014
2. Netter, Frank. Atlas of Human Anatomy. 25th Edition. Jakarta:EGC. 2014
3. Syam Y, Noersasongko, Sunaryo. Fraktur Akibat Osteoporosis. Jurnal e-Clinic. 2014.
4. Mescher, Anthony.Junqueira's Basic Histology Text & Atlas .14th Edition.McGraw-Hill
Medical.2016.
5. Rahmadani. Faktor-faktor Resiko Osteoporosis dan Upaya Pencegahannya. Jurnal
Kesehatan Masyarakat..2010.
6. Gartner. Atlas of Histology 3rd Edition . Singapore: Elsevier. 2014.