Anda di halaman 1dari 9

Callosum Neurology, Volume 1, Nomor 3:80-88, 2018

TINJAUAN PUSTAKA
ISSN 2614-0276 | E-ISSN 2614-0284

PENATALAKSANAAN NYERI
KEPALA PADA LAYANAN PRIMER
Sonnia Haryani1, Vindi Tandy1, Aurelia Vania1, Jimmy Barus1
1
Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Diterima 26 Maret 2018 DOI: 10.29342/cnj.v1i3.16


Disetujui 02 September 2018
Publikasi 21 September 2018 Korespondensi: sonniaharyani@gmail.com

ABSTRAK

Nyeri kepala merupakan keluhan pasien yang paling tersendiri dalam penegakkan diagnosa yang seringkali
umum pada layanan kesehatan primer di seluruh dunia menimbulkan diagnosa yang kurang tepat sehingga
dengan prevalensi mencapai lebih dari 60% populasi mempengaruhi kualitas penanganan nyeri pada
dunia. Nyeri kepala merupakan salah satu masalah pasien. Penanganan yang tidak adekuat dapat
kesehatan masyarakat yang penting akibat disabilitas meningkatkan risiko progresitivitas nyeri kepala
yang ditimbulkan sehingga menurunkan produktivitas episodik menjadi nyeri kepala kronis. Dalam
yang mengakibatkan beban ekonomi dalam keluarga. pendekatan terapi nyeri, diperlukan perhatian lebih
Sayangnya, praktik penanganan nyeri kepala di terhadap kondisi psikososial pasien dalam upaya
layanan primer masih belum adekuat, baik dari segi penanganan nyeri yang komprehensif. Hal ini
diagnosis maupun tatalaksana terkait dengan masalah terutama dikarenakan adanya hubungan timbal balik
nyeri. Karakteristik nyeri kepala yang bersifat antara nyeri kronik dan stres yang berkaitan dengan
subjektif dan beragam memberikan tantangan disabilitas yang ditimbulkan.

Kata Kunci: Nyeri Kepala, Nyeri Kronik, Tatalaksana Nyeri, Layanan Primer

ABSTRACT

Headache is the most common symptom found in patients’ complaints give its challenge in making the
primary health care in the world with prevalence more right diagnosis with common cases of false diagnosis.
than 60% of general population. It is one of the main Inadequate pain treatment increases the risk of
public health problems due to its disability which progressivity from episodic headache into chronic
decrease productivity and its economic burden for the headache. Patient’s psychosocial condition should
family and society. Unfortunately, physicians’ always be evaluated to provide a comprehensive pain
approach to the patient with headache in primary management considering the solid correlation between
health care remains inadequate in terms of diagnosis chronic pain and stress regarding the inflicted
and pain treatment. The subjectivity and variety in disability.

Keywords: Headache, Chronic Pain, Pain Management, Primary Care

Calosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali | 80


TINJAUAN PUSTAKA Haryani et al 2018
Latar Belakang kepala ini dapat disebabkan oleh gangguan di
Nyeri kepala merupakan keluhan pasien yang tengkorak, leher, mata, telinga, hidung, sinus,
paling umum diungkapkan di seluruh dunia. gigi, mulut, ataupun struktur wajah dan kranial
Nyeri kepala adalah nyeri yang dirasakan di lainnya. Kedua kelompok ini penting untuk
bagian kepala atau disebut juga sefalgia. dibedakan agar kondisi penyebab yang lebih
Berdasarkan gambaran anatomi, nyeri kepala serius dapat dikenali dan dengan segera
adalah nyeri yang dirasakan di atas garis orbito- diberikan penanganan yang tepat.1,8
meatal dan belakang kepala, tidak termasuk nyeri Nyeri kepala tanpa adanya tanda bahaya
di area orofasial, seperti hidung, sinus, rahang, merupakan nyeri kepala dengan risiko rendah.
sendi temporomandibular, dan telinga. Sekitar Nyeri kepala jenis ini tidak membutuhkan
50% populasi dunia mengalami nyeri kepala pencitraan neurologis dan umumnya mengarah
setiap tahunnya dan lebih dari 90% menyatakan kepada nyeri kepala primer. Tanda bahaya yang
pernah mengalami nyeri kepala. Laporan terakhir dimaksud meliputi nyeri kepala yang
menyatakan terdapat lima hingga sembilan juta berkepanjangan atau progresif; nyeri kepala baru
kunjungan ke penyedia layanan kesehatan primer atau yang dirasakan berbeda dari biasanya; nyeri
dengan keluhan migren setiap tahunnya di kepala terberat yang pernah dialami seumur
Amerika Serikat. Umumnya keluhan ini lebih hidup; nyeri kepala yang langsung terasa berat
banyak menimpa kaum wanita. Jenis nyeri ketika pertama muncul; adanya gejala sistemik
kepala yang paling umum terjadi adalah nyeri yang menyertai; kejang; ataupun adanya gejala
kepala tipe tegang, migren, dan klaster dengan neurologis. Jika salah satu saja dari tanda bahaya
perkiraan angka kejadian masing-masing tersebut muncul, maka perlu dilakukan
mencapai 40, 10, dan 1% dari total populasi pemeriksaan lanjutan baik berupa pencitraan
orang dewasa di seluruh dunia.1-4 maupun laboratorium untuk mengetahui
Nyeri kepala mengganggu aktivitas pasien penyebab nyeri kepala tersebut.1,9,10
sehingga menurunkan produktivitas serta Nyeri kepala tipe tegang merupakan jenis nyeri
mengakibatkan beban ekonomi dalam keluarga. kepala primer yang paling sering terjadi. Nyeri
Penelitian menunjukkan bahwa nyeri kepala ini ditandai dengan rasa terikat yang dirasakan
lebih banyak mengurangi kualitas hidup bilateral dengan intensitas ringan-sedang.
dibandingkan dengan osteoarthritis ataupun Reseptor nosiseptif di jaringan myofasial
diabetes mellitus. Sebagai salah satu contoh, perikranial diduga berperan dalam munculnya
migren memiliki dampak ekonomi yang sangat nyeri ini. Nyeri kepala ini kemudian dapat
besar. Dalam 3 bulan, pasien dengan migren dibedakan lagi menjadi nyeri kepala tipe tegang
dapat mengeluarkan sekitar 3 juta rupiah dengan jarang dan sering. Nyeri kepala tipe tegang
hilangnya produktivitas sebanyak 256 jam/ dikatakan jarang jika terdapat minimal 10
tahun. Sayangnya, praktik penanganan nyeri episode nyeri yang berlangsung kurang dari satu
kepala di layanan primer masih belum adekuat, hari setiap bulan (kurang dari 12 hari per tahun)
baik dari segi diagnosis maupun tatalaksana dengan durasi serangan berkisar antara 30 menit
terkait dengan masalah nyeri yang dihadapi hingga tujuh hari. Sedangkan, nyeri kepala tipe
pasien.4-7 tegang dapat dikatakan sering jika terjadi
serangan minimal 10 episode yang berlangsung
Klasifikasi Nyeri Kepala lebih dari satu dan kurang dari 15 hari per bulan
Nyeri kepala secara umum dapat dibedakan selama minimal tiga bulan.1,11
menjadi nyeri kepala primer dan nyeri kepala Nyeri kepala primer lain yang cukup sering
sekunder. Nyeri kepala primer mencakup nyeri terjadi adalah migren. Kondisi ini ditandai
kepala tipe tegang, migren, dan klaster. dengan adanya mual, fotofobia (sensitivitas
Sedangkan, nyeri kepala sekunder merupakan terhadap cahaya), dan fonofobia (sensitivitas
kondisi yang diakibatkan oleh penyebab lain, terhadap suara). Aktivitas fisik seringkali
seperti trauma kepala dan leher, gangguan menjadi faktor pencetus munculnya migren.
vaskularisasi kranial dan servikal, gangguan Karakteristik khas dari migren adalah sifatnya
intrakranial non-vaskular, penggunaan obat yang pulsatil, berlangsung selama 4-72 jam,
maupun putus obat, infeksi, gangguan unilateral, disertai dengan mual dan muntah
homeostasis, ataupun gangguan psikiatrik. Nyeri dalam intensitas berat yang mengganggu

83 | Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali


Haryani et al 2018 TINJAUAN PUSTAKA
aktivitas. Salah satu penelitian menunjukkan ≥15 hari dalam 1 bulan selama lebih dari 3 bulan.
adanya dua dari tiga gejala yang telah disebutkan NKKH merupakan salah satu tipe nyeri kepala
di atas meningkatkan kemungkinan diagnosa yang paling sering dijumpai di pusat penanganan
migren hingga 4,8 kali lipat. Migren sendiri nyeri kepala dan menyerang 4-5% populasi pada
dapat dibedakan menjadi migren dengan aura umumnya. Pasien dengan nyeri kepala juga
dan tanpa aura. Aura yang dimaksud dapat cenderung rentan menggunakan obat-obatan
berupa gangguan visual ataupun sensori, baik pada fase akut yang berulang hingga mencapai
gejala positif (kilatan cahaya atau kesemutan) ambang kritis, umumnya migren episodik yang
maupun gejala negatif (hilang penglihatan atau bertransformasi menjadi migren kronis. Interaksi
rasa baal) yang bersifat reversibel. Aura ini dari penggunaan obat-obatan yang berlebihan
umumnya muncul setelah lima menit dan tersebut dapat mencetuskan terjadinya nyeri
bertahan hingga kurang dari satu jam.1,11 kepala kronik sekunder yang dikenal dengan
Nyeri kepala klaster cenderung jarang nyeri kepala akibat penggunaan obat berlebih
ditemukan. Meskipun jenis nyeri kepala ini (NKPOB).6,12-15
adalah yang paling jarang, sekitar 500.000 warga Kriteria Silberstein dan Lipton membagi NKKH
Amerika pernah mengalami nyeri kepala ini ini menjadi 4 subtipe, yaitu transformasi migren,
minimal sekali dalam hidupnya dengan 70% nyeri kepala tipe tegang kronis, nyeri kepala
pasien melaporkan pertama kali mengalami nyeri persisten harian baru, dan hemikrania kontinua.
ini di bawah usia 30 tahun. Nyeri kepala klaster Transformasi migren atau migren kronis sering
umumnya digambarkan dengan nyeri tajam yang tejadi pada kelompok wanita dengan riwayat
terjadi unilateral di area retro orbita, diikuti migren tanpa aura. Frekuensi serangan nyeri
dengan area temporal, gigi atas, rahang, pipi, gigi kepala akan meningkat dengan gejala penyerta
bawah, dan leher. Nyeri ini terkadang dapat yang lebih ringan dan jarang. Nyeri kepala tipe
digambarkan sebagai nyeri yang pulsatil ataupun tegang kronis meliputi setengah dari kasus
seperti terikat dan dapat terjadi bilateral sehingga NKKH yang lebih banyak terjadi pada wanita
kebanyakan kasus nyeri kepala klaster dengan prevalensi berkisar antara 1,7-2,2% dan
mengalami kesalahan diagnosa. Nyeri kepala ini meningkat seiring usia. Nyeri kepala persisten
berlangsung singkat, antara 15 hingga 180 menit, harian baru ditandai dengan serangan tiba-tiba
dengan intensitas berat yang disertai dengan dari nyeri kepala primer kronik harian yang
gejala otonom. Gejala otonom ipsilateral yang terjadi terus menerus. Ciri patognomonik nyeri
mungkin terjadi mencakup edema kelopak mata, kepala ini adalah pasien mengingat situasi,
kongesti nasal, lakrimasi, ataupun berkeringat. tempat, dan tanggal terjadinya nyeri kepala.
Serangan dapat terjadi hingga delapan episode Pasien mengalami nyeri kepala tipe tegang yang
per hari. Delapan hingga sebilan puluh persen muncul dalam 3 hari awitan dan terjadi setiap
dari kasus nyeri kepala kluster merupakan tipe hari tanpa adanya periode remisi selama minimal
episodik yang ditandai dengan adanya serangan 3 bulan. Sedangkan hemikrania kontinua ditandai
setiap hari selama rata-rata 6-12 minggu diikuti dengan nyeri kepala berintensitas sedang yang
remisi hingga 12 minggu. Sedangkan pada tipe dapat meningkat pada fase eksaserbasi disertai
kronik, serangan muncul tanpa adanya periode dengan munculnya gejala otonom yang memiliki
remisi.1,11 respon baik terhadap pemberian indometasin.
Hemikrania kontinua merupakan salah satu jenis
Nyeri Kepala Kronis nyeri kepala primer yang jarang terjadi.
Seperti telah disebutkan di atas, penanganan Meskipun sumber nyeri dari NKKH tidak
nyeri kepala yang tidak adekuat dapat diketahui dengan baik dan dapat bervariasi sesuai
meningkatkan risiko terjadinya nyeri kepala dengan jenis nyeri kepala yang dialami, terdapat
kronis yang akhirnya mengakibatkan penurunan beberapa dugaan dari berbagai penelitian
kualitas hidup pasien dan keluarga. Migren atau mengenai mekanisme yang berperan pada proses
nyeri kepala tipe tegang kronis dapat munculnya nyeri, antara lain eksitasi abnormal
berkembang menjadi nyeri kepala kronis harian saraf aferen nosiseptif perifer di meningen,
(NKKH) yang merupakan sindrom klinis yang meningkatnya respon dari neuron nukleus
didefinisikan sebagai nyeri kepala primer yang kaudalis trigeminal, menurunnya modulasi nyeri
terjadi dengan durasi ≥4 jam dalam 1 hari pada dari pusat yang lebih tinggi seperti susbtansi

Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali | 84


TINJAUAN PUSTAKA Haryani et al 2018
grisea periakuaduktal, adanya nyeri sentral yang diagnosis yang benar, menilai besarnya dampak
timbul spontan karena aktivasi “on cells” pada kecacatan, memperhitungkan etiologi,
medula, menurunnya kadar serotonin, serta merencanakan pengobatan, dan memonitor hasil.
sensitisasi sentral. Beberapa faktor risiko juga Proses ini penting untuk diketahui pemberi
berperan dalam munculnya nyeri kepala ini, baik layanan kesehatan, khususnya dokter umum yang
faktor risiko yang dapat dimodifikasi (frekuensi merupakan lini pertama dalam pemberi layanan
serangan, sensitisasi sentral, obestias, kesehatan primer dalam rangka meningkatkan
penggunaan obat yang berlebihan, kejadian stres, efektivitas terapi pasien dengan nyeri kepala dan
mengorok) maupun faktor risiko yang tidak menurunkan angka transformasi nyeri kepala
dapat dimodifikasi (wanita, status pendidikan akut menjadi kronis.1,5
atau sosioekonomi rendah, cedera kepala).12,13 Untuk menegakkan diagnosa, riwayat dari nyeri
Pasien dapat dikatakan mengalami NKPOB jika tersebut perlu digali dengan seksama, seperti
pasien mengalami nyeri kepala minimal selama awitan keluhan, frekuensi dan kondisi yang
15 hari dalam sebulan dengan riwayat memicu serangan, kualitas nyeri, lokasi ataupun
penggunaan obat yang berlebihan minimal satu durasi dari nyeri tersebut, progresivitas nyeri,
di antara ergotamin, triptan, opioid, atau faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
kombinasi dari obat analgesik lebih dari 10 hari tersebut, serta keluhan atau penyakit lain yang
atau penggunaan yang tidak berlebihan dari obat menyertai. Riwayat keluarga juga perlu
tesebut selama lebih dari 15 hari per bulan ditanyakan karena beberapa nyeri kepala dapat
minimal selama 3 bulan, atau nyeri kepala yang diturunkan secara genetik. Selain itu, klinisi
memberat ketika dalam masa pengobatan. Pada perlu menanyakan riwayat pengobatan yang
kriteria sebelumnya, salah satu kriteria NKPOB sedang dan pernah diambil, riwayat sosial, serta
ialah ketika nyeri yang dirasakan berubah melakukan tinjauan per sistem struktural untuk
kembali menjadi nyeri episodik setelah konsumsi menyingkirkan adanya penyakit sistemik, serta
obat yang berlebihan tersebut dihentikan. mewaspadai adanya tanda bahaya yang
Namun, keluhan nyeri kepala pada beberapa menunjukkan lesi yang mendasari nyeri tersebut.
pasien menetap karena sistem regulasi nyeri Sebagai contoh, nyeri kepala yang muncul secara
mereka telah rusak permanen akibat pemaparan tiba – tiba dengan puncak intensitas yang dicapai
terhadap obat-obatan dalam jangka waktu lama daam waktu singkat perlu evaluasi segera karena
sehingga kriteria ini tidak lagi dipakai. Tipe obat kecurigaan adanya perdarahan subaraknoid,
yang berbeda lebih mudah untuk mencetuskan hipertensi emergensi, diseksi arteri vertebra,
nyeri kepala ini. Konsumsi obat abortif lebih dari ataupun glaukoma sudut tertutup. Penggunaan
2 hari per minggu dengan frekuensi nyeri kepala obat-obatan, seperti aspirin, antikoagulan,
yang tinggi lebih mudah mencetuskan NKPOB. steroid, ataupun napza, seperti kokain dan
Pasien umumnya mengeluhkan nyeri lebih amfetamin, juga dapat meningkatkan risiko
banyak terjadi pada pagi hari dengan kualitas, perdarahan intrakranial atau stroke. Pasien
intensitas, dan lokasi yang bervariasi. dengan kondisi imunosupresi juga berisiko
Kebanyakan pasien dengan NKPOB juga menderita abses otak, meningitis, ataupun
mengeluh adanya gejala otonom dan vasomotor, keganasan sistem saraf pusat.1,5,10,16
seperti instabilitas vasomotor, rhinorrhea, Setelah mendapatkan informasi yang adekuat
postnasal drip, dan gejala lain pada sistem okular dari anamnesis pasien, kemudian dilakukan
atau gastrointestinal. Pasien dengan NKPOB pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis
juga seringkali memiliki komorbid depresi dan yang terarah. Pemeriksaan fisik yang dilakukan
ansietas, ataupun gangguan tidur.10,14,15 mencakup pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan
arteri karotis, sinus, arteri, dan otot paraspinal
Penanganan Nyeri Kepala Primer servikal, serta pemeriksaan leher dalam posisi
Nyeri kepala merupakan keluhan yang bersifat fleksi dan rotasi lateral untuk menilai tanda
subjektif sehingga tiap orang mungkin memiliki rangsang meningeal. Sedangkan, pemeriksaan
interpretasi berbeda yang dapat menghambat neurologis meliputi penilaian tingkat kesadaran,
proses diagnosis yang baik. Terdapat lima gangguan daya ingat, pemeriksaan oftalmologi
komponen esensial dalam menangani pasien (reaktivitas dan ukuran pupil, funduskopi, lapang
dengan nyeri kepala, yaitu dengan membuat pandang, serta gerakan bola mata), pemeriksaan

85 | Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali


Haryani et al 2018 TINJAUAN PUSTAKA
saraf kranial (termasuk refleks kornea, sensori Tidak ada pemeriksaan penunjang yang dapat
wajah, asimetri wajah), perbedaan tonus otot, mengkonfirmasi nyeri kepala primer.
kekuatan motorik, dan refleks tendon dalam, Rekomendasi saat ini dibuat dengan
fungsi sensori, adanya gait, serta fungsi pertimbangan dari klinisi untuk menentukan
koordinasi tangan dan kaki.1,16 perlunya pemeriksaan penunjang (Tabel 1).

Tabel 1. Rekomendasi American College of Radiology untuk pencitraan pada kasus nyeri kepala1
Gejala klinis Rekomendasi modalitas pencitraan
Nyeri kepala pada pasien immunocompromised MRI kepala dengan dan tanpa media kontras
Nyeri kepala pada pasien yang > 60 tahun
MRI kepala dengan dan tanpa media kontras
dengan suspek arteritis temporal
Nyeri kepala dengan suspek meningitis CT atau MRI kepala tanpa media kontras
Nyeri kepala berat pada kehamilan CT atau MRI kepala tanpa media kontras
Nyeri kepala unilateral yang mungkin MRI kepala dengan dan tanpa media kontras,
disebabkan diseksi arteri karotis atau arteri MRA kepala dan leher, atau CTA kepala dan
lainnya leher
Nyeri kepala yang terjadi tiba-tiba atau sangat CT kepala tanpa media kontras, CTA kepala
berat, atau nyeri kepala terberat yang pernah dengan kontras, MRA kepala dengan/tanpa
dirasakan media kontras, atau MRI kepala tanpa media
kontras
Keterangan: Computed Tomography (CT), Computed Tomographic Angiography (CTA), Magnetic Resonance
Angiography (MRA), Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Pencitraan biasanya tidak dilakukan pada nyeri dengan tepat. Seringkali perilaku menunda
kepala yang bersifat episodik. Pencitraan proses mencari pengobatan meningkatkan risiko
neurologis diindikasikan untuk semua pasien terjadinya nyeri kronik akibat penanganan yang
yang datang dengan gejala dan tanda dari nyeri tidak adekuat. Salah satu alat bantu yang dapat
kepala yang berbahaya karena pasien ini digunakan adalah kuesioner Migraine Disability
mempunyai risiko terjadinya patologi Assessment yang menilai hari yang hilang atau
intrakranial. Selain itu, pencitraan juga dapat tidak produktif dalam jangka waktu 90 hari.
dilakukan pada pasien dengan nyeri kepala yang Akan lebih baik bila rencana pengobatan diawali
tidak akut bila terdapat riwayat gangguan dengan pengisian kuesioner untuk mendeteksi
koordinasi, gejala neurologi fokal, riwayat adanya depresi, kecemasan, ataupun ketakutan
parestesi subjektif, atau adanya riwayat nyeri yang terkait dengan masalah nyeri, keterbatasan
kepala yang menyebabkan pasien terbangun dari yang ditimbulkan, dan kualitas hidup pasien
tidur.1,9 sehingga dokter bisa memutuskan kasus mana
Selain itu, pemeriksaan lab dan pungsi lumbal yang memerlukan bantuan tim psikologi untuk
dapat dilakukan dan sangat berguna untuk penanganan yang komprehensif.5,17
mengidentifikasi infeksi, keberadaan sel darah Stres merupakan ketidakmampuan untuk
(yang menunjukan perdarahan), dan sel abnormal menghadapi situasi hidup yang tidak
yang berhubungan dengan beberapa keganasan menyenangkan atau menyakitkan. Stres secara
sistem saraf. Pada orang dewasa yang dicurigai tidak langsung berperan dalam terjadinya nyeri
mengalami perdarahan subaraknoid, penting kronik dengan meningkatkan intensitas nyeri
untuk dilakukan pungsi lumbal untuk melihat serta menimbulkan depresi dan kecemasan yang
adanya darah atau xantokrom. Pemeriksaan CT akan menurunkan kemampuan pasien untuk
scan kepala harus dilakukan sebelum pungsi mentolerir atau menghadapi nyeri. Intensitas,
lumbal untuk menyingkirkan adanya risiko frekuensi, jumlah area yang nyeri, dan frekuensi
herniasi otak.1,9 nyeri berat yang dialami merupakan prediktor
Setelah menegakkan diagnosis, perlu dievaluasi terbentuknya depresi pada penderita nyeri
dampak dari nyeri kepala tersebut untuk kronik. Untuk mengatasi nyeri tersebut, beberapa
merencanakan terapi selanjutnya. Penting bagi tatalaksana yang dapat dilakukan mencakup
pasien dan dokter untuk memahami masalah terapi farmakologis, pembedahan, blok, injeksi,
nyeri yang dihadapi sehingga dapat ditangani program latihan, terapi fisik, serta terapi okupasi.

Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali | 86


TINJAUAN PUSTAKA Haryani et al 2018
Sedangkan, stres dapat ditangani dengan Terapi perilaku kognitif atau CBT akan sangat
beberapa cara, antara lain dengan meningkatkan bermanfaat bagi pasien dengan nyeri kronik
pengetahuan dan kewaspadaan, teknik relaksasi, sebab seringkali pasien memiliki ketakutan untuk
kemampuan komunikasi, pacing, hiburan, melakukan aktivitas karena adanya kekhawatiran
menjaga pola makanan sehat, menjalankan hobi, akan muncul serangan sehingga cenderung
serta dengan kasih sayang dari keluarga dan menghindar dari aktivitas dan lama kelamaan
sahabat.11,18,19 akan kehilangan fungsinya di keluarga ataupun
Tatalaksana farmakologis pada kasus migren fase masyarakat. Masalah lain yang mungkin muncul
akut (abortif) dapat menggunakan OAINS, ialah ketika pasien menjadi tergantung dengan
triptan, atau analgetik lainnya. Sebuah meta- obat pereda nyeri, sedangkan obat tersebut
analisis membuktikan bahwa penggunaan kemudian tidak lagi efektif, disertai dengan
ibuprofen, aspirin, diklofenak, dan parasetamol adanya efek samping sedasi ataupun perubahan
lebih baik dari plasebo dalam menurunkan mood menyebabkan pasien menjadi pasif dan
intensitas nyeri dan menghilangkan nyeri dalam merasa tidak berdaya. Kondisi ini diperparah
2 jam pada orang dewasa dengan serangan ketika keluarga dan sahabat juga sudah
migren sedang atau berat. Untuk penanganan kehilangan kesabaran sehingga seringkali
nyeri kepala tipe tegang juga dapat digunakan menyebabkan pasien dengan nyeri kronis
analgesik seperti ibuprofen, asam asetilsalisilat, menarik diri dari kehidupan sosial, merasa
diklofenak, atau asetaminofen. Rejimen OAINS bersalah dengan hilangnya tanggung jawab
terbukti sedikit lebih efektif dari parasetamol dan sosial, yang akhirnya mengakibatkan depresi.5,17
ibuprofen memiliki lebih sedikit efek samping Setelah memperhitungkan ekologi, klinisi dapat
jangka pendek dibandingkan analgesik lainnya. membuat rencana terapi sesuai dengan kebutuhan
Sedangkan, untuk penganganan abortif dari nyeri dan keinginan pasien dengan mempertimbangkan
kepala klaster dapat digunakan sumatriptan beberapa faktor, antara lain frekuensi nyeri
subkutan 6 mg (dosis maksimal 2 kali per hari) kepala, tipe pekerjaan pasien, adanya penyakit
atau dengan menggunakan oksigen konsentrasi lain ataupun obat lain yang dikonsumsi, faktor
tinggi. Terapi preventif dapat diberikan untuk yang berkaitan dengan kepatuhan pasien, serta
mengurangi lama serangan dan mengontrol adanya kemungkinan perubahan gaya hidup
nyeri, misalnya amitriptilin untuk migren atau ataupun terapi non farmakologis lainnya. Contoh
verapamil untuk nyeri kepala klaster.20-22 terapi non farmakologis yang dapat membantu
Komponen selanjutnya adalah memperhitungkan mengurangi nyeri kepala ialah olahraga kardio,
ekologi, yaitu mempertimbangkan kondisi pasien latihan beban, ataupun peregangan sebanyak dua
dan situasi kehidupannya sehari-hari yang dapat hingga tiga kali per minggu selama 30 menit;
mempengaruhi pelaksanaan terapi. Penting untuk konseling, relaksasi, penanganan stres dan
menanyakan pasien harapan mereka terhadap pengaturan aktivitas. Pasien perlu diajak untuk
pengobatan dan pengobatan mana yang dirasa mengerti bahwa terapi non farmakologis juga
nyaman untuk dijalani. Pada beberapa kasus, berperan penting selain terapi farmakologis
dokter harus mampu memberitahukan kepada semata.5,17,20,21,23
pasien bahwa nyeri yang dialaminya tidak dapat Relaksasi memegang peranan penting dalam
disembuhkan dan tujuan pengobatan yang menghadapi stres dan teknik ini dapat dilatih.
dilakukan hanya untuk mengembalikan fungsi Relaksasi dapat menghentikan stres dan
dan meningkatkan kualitas hidup pasien. mengembalikan keseimbangan tubuh dan
Informasi ini sangat sensitif dan harus pikiran. Relaksasi juga dapat menurunkan
disampaikan dengan hati-hati agar tidak terjadi kecemasan dan meningkatkan kemampuan
kesalahpahaman antara dokter dan pasien yang toleransi nyeri. Beberapa cara teknik relaksasi
dapat menimbulkan kebuntuan dalam proses yang dapat dipilih sesuai dengan karakteristik
pengobatan. Beberapa informasi lain juga perlu pasien. Jika pasien mudah marah, teragitasi, atau
ditanyakan karena dapat membantu mengurangi tegang, maka diperlukan aktivitas penghilang
frekuensi serangan beberapa tipe nyeri kepala, stres yang bersifat menenangkan, seperti
antara lain pola nutrisi, hidrasi, pola tidur, dan meditasi, relaksasi otot progresif, pernafasan
pengelolaan stres, seperti biofeedback dan dalam, atau imaginasi visual. Pada pasien yang
cognitive behavioral therapy (CBT).5,17 cenderung depresi, menarik diri, atau melamun,

87 | Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali


Haryani et al 2018 TINJAUAN PUSTAKA
maka aktivitas yang bersifat stimulan dan jalan tidak berhasil, durasi NKPOB yang lama,
berenergi, seperti pijat, latihan berirama, yoga adanya komorbiditas psikiatri dan medis lainnya,
lebih disarankan. Pola makan yang sehat tidak dan atau pada pasien yang menggunakan obat
hanya bermanfaat terhadap kesehatan secara dengan dosis tinggi atau obat yang sulit atau
fisik, tetapi juga kesehatan mental dengan berbahaya jika dihentikan tanpa perhitungan
mengurangi stres, meningkatkan energi, dan yang tepat dan terstruktur.14,15
menstabilisasi mood. Suatu penelitian telah Pasien dengan NKKH sering datang tidak hanya
menemukan adanya hubungan dengan diet dengan masalah penggunaan berlebihan obat,
western (daging olahan, makanan kaleng, tetapi disertai juga komorbiditas psikiatri dan
makanan cepat saji, dan tinggi kadar gula) somatik, toleransi frustasi yang rendah, serta
dengan peningkatan kejadian depresi, stres, ketergantungan fisik dan emosi. Prinsip regimen
gangguang bipolar, dan kecemasan. Sedangkan, tatalaksana harus meliputi edukasi pasien,
buah dan sayur, makanan yang dimasak di membangun harapan, dan rencana follow-up (hal
rumah, dan pembatasan konsumsi gula serta ini termasuk menjelaskan kepada pasien bahwa
karbohidrat olahan dapat meningkatkan mood dapat terjadi perburukan sebelum perbaikan
dan menurunkan risiko terjadinya masalah terjadi); menggunakan terapi non-farmakologis
kesehatan mental.24-26 jika memungkinkan, seperti terapi biofeedback
Selanjutnya, klinisi harus mengevaluasi respon dan relaksasi, CBT, konsultasi individu/ keluarga
terapi yang diberikan, dengan menilai jumlah sesuai kebutuhan, instruksi untuk diet, terapi
hari dengan serangan, tingkat keparahan, kronobiologikal, dan kebiasaan tidur yang baik,
pengobatan yang diminum untuk menghilangkan serta program olahraga harian; identifikasi,
nyeri, dan dampaknya dalam kehidupan sehari- menemukan, dan mengobati komorbid psikiatrik
hari ataupun dalam pekerjaan pasien. Prinsip ini dan somatik yang ada; menghentikan semua obat
juga berlaku pada kondisi penanganan nyeri dan kafein yang dapat mengganggu baik dengan
kepala di unit gawat darurat, penting untuk prosedur detoksifikasi rawat jalan maupun rawat
menentukan diagnosis nyeri kepala yang benar, inap; serta menyusun program terapi
menyingkirkan penyebab sekunder, memulai farmakologis abortif dan preventif. Pemilihan
terapi abortif nyeri kepala, merencanakan terapi obat preventif dilakukan berdasarkan efikasinya,
dan bagaimana memulangkan pasien yang tepat, preferensi dan tipe nyeri kepala pasien, efek
serta melakukan rujukan sesuai dengan standar samping obat, dan penyakit komorbid yang
kompetensi.5,17,27 menyertai. Obat preventif yang umum digunakan
adalah golongan alfa-agonis, antikonvulsan,
Penanganan Nyeri Kepala Kronis antidepresan, SSRI, beta-bloker, antagonis kanal
Pencegahan NKPOB selalu lebih baik daripada kalsium.12,19
pengobatan saat nyeri itu sudah terjadi. Respon Sebagian besar studi menemukan adanya
bebas nyeri pada fase akut dapat dicapai dengan keuntungan dan perlunya detoksifikasi pada
menggunakan triptan, dihidroergotamin, atau pasien dengan penggunaan obat yang berlebihan,
OAINS dengan dosis optimal di awal serangan diikuti dengan rencana terapi intensif jangka
(dalam 30 menit pertama). Dalam menangani panjang. Terdapat tiga pendekatan detoksifikasi
NKPOB, obat yang bersangkutan harus pasien rawat jalan, antara lain dengan
dihentikan sepenuhnya dan kemudian menurunkan dosis obat-obatan yang digunakan
merencakan strategi pencegahan, baik dari segi secara berlebihan secara gradual sementara terapi
farmakologis maupun non farmakologi. Pasien preventif yang efektif diberikan; menghentikan
dan keluarga harus diberikan edukasi untuk secara langsung obat-obatan yang digunakan
membatasi penggunaan obat abortif sehingga secara berlebihan dan memulai terapi transisi
dapat mencegah penggunaan obat berlebihan untuk menghentikan siklus nyeri kepala, dan
yang berkelanjutan. Penghentian cepat obat dapat secara bertahap menurunkan dosis terapi transisi
berbahaya dan sebaiknya dilakukan pada pasien tersebut; atau dengan mengkombinasi kedua
yang menggunakan ≤3 tablet per hari dari strategi, yaitu mengeliminasi obat dan
golongan benzodiazepin, barbiturat, opioid, atau memberikan obat preventif dengan cepat, serta
analgesik yang mengandung kafein. Program memberikan terapi transisi sementara untuk
multidisiplin dapat dilakukan jika terapi rawat memberikan perbaikan tanpa perburukan secara

Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali | 88


TINJAUAN PUSTAKA Haryani et al 2018
drastis di awal terapi. Kortikosteroid oral dapat adanya kondisi pencetus yang serta mencegah
digunakan, baik dengan prednison dosis awal 60 dampak lanjutan yang sangat merugikan
mg/ hari atau deksametason 4 mg/ hari sampai 12 masyarakat karena hilangnya produktivitas
mg/ hari, dengan penurunan dosis bertahap pasien sehingga mengakibatkan beban ekonomi
selama 3-7 hari. Triptan atau dihidroergotamin dalam keluarga. Sayangnya, penanganan nyeri
juga dapat digunakan sebagai terapi transisi.10,12,21 kepala di layanan primer masih belum adekuat.
Pengelolaan nyeri kepala pada fase akut yang
Simpulan berkualitas berperan penting dalam mencegah
Nyeri kepala merupakan masalah yang paling progresivitas dan transformasi dari nyeri kepala
sering dikeluhkan pasien kepada penyedia episodik menjadi nyeri kepala kronis yang dapat
layanan kesehatan primer di seluruh dunia. menyebabkan beban mental dan sosial yang
Setiap tahunnya, diperkirakan prevalensi nyeri berperan dalam menurunnya kualitas hidup
kepala pada individu dewasa mencapai lebih dari pasien. Pemberian terapi harus diberikan secara
60% dengan tipe nyeri kepala tersering secara adekuat dan tidak berlebihan agar masalah nyeri
berurutan, ialah nyeri kepala primer tipe tegang, yang dialami pasien dapat diatasi dengan tepat
migren, dan klaster. Nyeri ini perlu dievaluasi dan tuntas, serta mencegah terjadinya nyeri
dan ditangani dengan baik untuk menyingkirkan kepala akibat penggunaan obat berlebihan.

Daftar Rujukan
1. Hainer BL, Matheson EM. Approach to acute management of headache in adults. Can Fam
headache in adults. Am Fam Physician. Physician. 2015;61:670–679.
2013;87(10):682–687. 11. Beran RG. Management of chronic headache.
2. Schramm SH, Obermann M, Katsarava Z, Diener Aust Fam Physician. 2014;43(3):106–110.
HC, Moebus S, Yoon MS. Epidemiological 12. Bigal ME, Sheftell FD. Chronic daily headache
profiles of patients with chronic migraine and and its subtypes. Contin Lifelong Learn Neurol.
chronic tension-type headache. The J Headache 2006;12(6):133–152.
Pain. 2013;14(1):40. 13. Sheikh HU. Approach to chronic daily headache.
3. WHO. Headache disorders [homepage on the Curr Neurol Neurosci Rep. 2015;15:4.
Internet]. c2016 [updated 2016 Apr; cited 2016 14. Tepper SJ. Medication-overuse headache. Contin
Aug 13]. Available from: Lifelong Learn Neurol. 2012;18(4):807–22.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs277 15. Kristoffersen ES, Lundqvist C. Medication-
/en/ overuse headache: epidemiology, diagnosis and
4. Singh G, Gupta P, Gupta A, Khanal M. Clinical treatment. Ther Adv Drug Saf. 2014;5(2):87–99.
approach to a patient with headache. In: 16. Beithon J, Gallenberg M, Johnson K. Diagnosis
Medicine Update. India: API India, 2013; p. and treatment of headache. Inst Clin Syst
514–518. Improv. 11th ed. 2013.
5. Bernstein C. Five essential elements in the care 17. Cooper RG, Booker CK, Spanswick CC. What is
of patients with primary headache disorder. Pain pain management, and what is its relevance to
2014 Refresh Courses. 2014;127–131. the rheumatologist? Rheumatology.
6. Halker RB, Hastriter EV, Dodick DW. Chronic 2003;42(10):1133–1137.
daily headache: an evidence-based and 18. Nelson CR. Understanding the pain-stress cycle.
systematic approach to a challenging problem. Paper presented at: ASPMN 2007. Available
Neurol Clin Pract. 2011;76(7 Suppl 2):S37–S43. from:
7. Silberstein SD. Considerations for management http://aspmn.org/documents/2007ConferenceHan
of migraine symptoms in the primary care douts/CindyHeck.pdf
setting. Postgrad Med. 2016;128(5):523–537. 19. Rathier L, Roth J. A biobehavioral approach to
8. Nixdorf DR, Velly AM, Alonso AA. headache management. R I Med J. 2015;Feb:26–
Neurovascular pains: implications of migraine 28.
for the oral & maxillofacial surgeon. Oral 20. Diener HC. Headache: insight, understanding,
Maxillofac Surg Clin North Am. treatment and patient management. Int J Clin
2008;21(22):221 – vii. Pract. 2013;67(s178):33–36.
9. Evans RW. Diagnostic testing and secondary 21. Sinclair AJ, Sturrock A, Davies B, Matharu M.
causes of headache. Contin Lifelong Learn Headache management: pharmacological
Neurol. 2006;12(6):213–234. approaches. Pract Neurol. 2015;15(6):411–423.
10. Becker WJ, Findlay T, Moga C, Scott NA, 22. Antonaci F, Ghiotto N, Wu S, Pucci E, Costa A.
Harstall C, Taenzer P. Guideline for primary care Recent advances in migraine therapy.

89 | Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali


Haryani et al 2018 TINJAUAN PUSTAKA
Springerplus. 2016;5(1):637. [updated 2016 May; cited 2016 Aug 12].
23. Bösner S, Hartel S, Diederich J, Baum E. Available
Diagnosing headache in primary care: A from:http://www.helpguide.org/articles/stress/str
qualitative study of GPs’ approaches. Br J Gen ess-management.html
Pract. 2014;64(626):e532–537. 26. Robinson L, Segal J, Segal R. Healthy eating:
24. Robinson L, Segal R, Segal J, Smith M. easy tips for planning a healthy diet and sticking
Relaxation techniques for stress relief [homepage to it [homepage on the Internet]. c2016 [updated
on the Internet]. c2016 [updated 2016 Jun; cited 2016 May; cited 2016 Aug 12]. Available from:
2016 Aug 12]. Available from: http://www.helpguide.org/articles/healthy-
http://www.helpguide.org/articles/stress/relaxatio eating/healthy-eating.html
n-techniques-for-stress-relief.htm 27. Friedman BW, Grosberg BM. Diagnosis and
25. Robinson L, Smith M, Segal R. Stress management of the primary headache disorders
management: how to reduce, prevent, and cope in the emergency department setting. Emerg Med
with stress [homepage on the Internet]. c2016 Clin North Am. 2009;27(1):71 – viii

Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali | 90

Anda mungkin juga menyukai