1. Proses Kemerdekaan
– Atas kesepakatan pemerintah Inggris dan PTM, maka pada tanggal 29 Agustus
1963, Kuala Lumpur mengumumkan penundaan pembentukan Federasi
Malaysia dari tanggal 31 Agustus 1963 sampai 16 September 1963, sebelum misi
PBB selesai dengan tugasnya.
– Hal ini menurut Indonesia dan Filipina telah menyimpang dari
kesepakatansemula dan memalukan dunia. Kemudian pada tanggal 3 September
1963, Indonesia mengajukan protes resmi pada PTM.
– Hasil misi “U Thant” yang diumumkan pada tanggal 14 September 1963 pada
dasarnya menguntungkan Kuala Lumpur.
– Indonesia maupun Filipina tidak dapat menerima hasil dari misi PBB itu karena
beranggapan prosedurnya tidak sah
– Kedua negara tersebut menyatakan untuk tidak mengakui Federasi, sampai tim PBB
mengoreksi survei bulanAgustus di Sabah dan Serawak untuk menentukan apakah
kedua teritorial ini ingin bergabung dalam federasi atau tidak
– Federasi tetap dibentuk pada 16 September 1963
– Sehari setelah pernyataan berdirinya Negara Federasi Malaysia, maka pada tanggal
17 September 1963, Malaysia memutuskan hubungan diplomatiknya dengan
Indonesia dan Filipina. Tengku Abdul Rahman sebagai Perdana Menteri mengatakan
bahwa Malaysia tidak punya pilihan lain. Karena, Indonesia memutuskan hubungan
diplomatik dengan Malaysia tanpa alasan yang jelas
2. Sistem Politik dan Pemerintahan
– Federasi Malaysia meliputi 4 teritori yaitu: Malaya, Singapura, Sabah, dan Serawak. Pusat
pemerintahan ada di Kuala Lumpur.
– Meskipun keempat teritori tersebut sudah memerdekakan diri, tetapi basis militer Inggris tetap
berada di Singapura dan Malaya. Basis militer ini diikat oleh perjanjian untuk mempertahankan
Malaysia, sepertihalnya Australia dan Selandia Baru
– Perubahan bentuk dari PTM menjadi Federasi Malaysia, tidak banyak mengalami perubahan
dalam system pemerintahan. Bentuk pemerintahan tetap Monarki Konstitusional, yang
diperhatikan oleh seorang raja dengan gelar yang Dipertuan Agung.
– Raja dipilih dari seorang raja-raja Melayu oleh dari sembilan negara bagian itu sendiri secara
bergantian setiap lima tahun sekali
– Raja juga bertanggung jawab untuk memelihara kedudukan istimewa orang-orang
Melayu, Bumi putera Sarawak, dan Sabah serta hak-hak kepentingan masyarakat
lainnya.
– Anggota dewan tetap dipilih oleh rakyat. Raja bertindak atas pertimbangan perdana
Menteri dan kabinet melantik hakim-hakim untuk Mahkamah Persekutuan dan
Mahkamah Tinggi
– Mengenai kekuasaan, setiap negara bagian dibagi dalam distrik-distrik yang diketuai
oleh seorang District Officer
– Setiap distik dibagi lagi atas Mukmin, yang diketuai oleh penghulu dan tiap Mukmin
terdiri dari kapung-kampung yang diketuai oleh seorang Kepala Kampung
– Menteri negara bagian masing-masing.
1. Parlemen
Parlemen terdiri atas dua badan yaitu: Dewan Negara (State) dan Dewan Rakyat (House of
Representative).
2. Dewan Negara
Beranggotakan 68 orang: 40 orang diangkat oleh Yang Dipertuan Agung.
3. Dewan Rakyat
Dewan Rakyat beranggotakan 170 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 132 orang wakil
Semenanjung Malaya, 21 orang dari Sabah, dan 24 orang dari Serawak. Anggota dewan dipilih
secara langsung oleh warga negara Malaysia yang sudah berumur 21 tahun dari masing-masing
daerah pemilihan (constituency).
Proses Kemerdekaan Brunei
– Pada tahun 1959, Brunei Mengeluarkan sebuah konstitusi baru yang menyatakan pembentukan
pemerintah sendiri dan tidak ingin menjadi dari bagian federasi Malaysia. Sedangkan urusan
luar negeri, pertahanan dan keamanan tetap menjadi milik Britana Raya yang di wakili oleh
komisaris tinggi
– Pada awal tahun 1960-an, Brunei mendapat tawaran untuk bergabung dengan Malaysia, negara
tetangga yang baru saja Merdeka. Namun tawaran tersebut di tolak, Sultan tetap memutuskan
untuk membentuk Brunei sebagai negara yang terpisah dari Malaysia
– Pada tahun 1970, Ibukota Brunei Town berubah nama menjadi Bandar Seri Begawan dengan
tujuan untuk menghormati jasa Sultan Omar Ali Saifuddin.
– Sembilan tahun kemudian, Brunei dan Inggris menandatangani perjanjian baru berupa
Perjanjian Kerjasama dan Persahabatan. Barulah pada tanggal 1 Januari 1984 Brunei
memperoleh kemerdekaannya secara penuh
Upaya Kemerdekaan Singapura
– Setelah pemilihan umum pada tahun 1959 dimenangkan oleh PAP, pemerintahan di Singapura
didominasi oleh PAP yang dipimpin oleh Lee Kuan Yew sebagai perdana menteri. Semua yang
berhubungan dengan rencana pengembangan dan kemajuan Singapura, ditentukan oleh
kebijakan-kebijakan Lee Kuan Yew dan kabinetnya di parlemen
– Singapura bertahan sebagai suatu negara pulau yang sangat kecil di tengah-tengah berbagai
macam bahaya yang sewaktu-waktu dapat menghancurkan Singapura dan pemerintahannya.
– Keadaan Singapura yang penuh dengan berbagai macam ancaman keamanan maupun
kehancuran perekonomian telah membuat Lee Kuan Yew khawatir akan masa depan Singapura
– Berbagai permasalahan harus diselesaikan Lee Kuan Yew pada awal pemerintahan
– Pada saat itu bagi Lee Kuan Yew dan Dr. Goh Keng Swee selaku menteri keuangan pertama
Singapura, merasa bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi permasalahan di Singapura yang
semakin memburuk adalah dengan jalan bergabung di dalam Federasi Malaya.
– Tentu saja hal ini sangat sulit bagi Singapura, sehingga Singapura merasa perlu untuk
mengadakan kesepakatan dengan Malaya
– Dengan demikian alasan utama bagi Singapura untuk mengajukan rencana penggabungan
dengan Federasi Malaya adalah untuk menyelesaikan masalah perekonomian
– Bagi Singapura, bergabung dengan Malaya adalah sesuatu yang sangat mendesak, karena tanpa
bergabung di dalam Federasi Malaya, maka keadaan ekonomi dan politik di Singapura sebagai
suatu negara independen akan mengalami kemunduran
– Namun tentu saja perjuangan Singapura tidak akan mudah dalam meyakinkan Federasi Malaya
untuk dapat menyetujui rencana penggabungan tersebut, hal itu dikarenakan banyaknya
perbedaan antara kedua negara yang akan menjadi pertimbangan bagi Malaysia untuk dapat
menerima Singapura masuk ke dalam federasi
Perundingan Singapura dan
Malaysia
– Tunku merasa bahwa ia sudah tidak dapat lagi mengendalikan keadaan yang semakin
memanas antara Malaysia dan Singapura. maka langkah satu-satunya yang paling
aman bagi keberlangsungan Federasi Malaysia adalah mengeluarkan Singapura dan
memberikan kemerdekaan bagi Singapura untuk memerintah negerinya sendiri.
– Setelah Singapura dipisahkan dari Malaya. Para pemuka politik diantaranya, Lee
Kuan Yew, sadar Singapura tidak dapat berdiri sendiri atas keamanan internasional.
– Golongan kiri dan komunis yang masa itu masih kuat, menentang konsep
penggabunga Singapura dengan Malaya, Serawak, Sabah dan Brunei dalam sebuah
federasi sebagai mana diusulkan oleh Teungku Abdul Rahman.
– Tahun 1964 di Singapura terjadi keributan yang menewaskan 22 orang dan
melukai 451 orang, ketegangan dan saling mengancam antara Singapura dan
Kuala Lumpur memuncak yang akhirnya diputuskan untuk berpisah tanggal 9
Aagustus 1965 Singapura berdiri sendiri sebagai Negara berdaulat.
– Perjanjian tentang Kemerdekaan Singapura yang diberi nama The Independence
of Singapore Agreement.
Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa,
Pembentukan Federasi ini tidaklah berjalan mulus sesuai rencana, walaupun
akhirnya Federasi dapat terbentuk pada tanggal 16 September 1963, yang mencaku:
Semenanjung Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah. Banyak sekali permasalahan-
permasalahan dalam pembentukan Federasi ini baik dari internal maupun eksternal,
seperti (Internal) Brunei yang pada awalnya setuju untuk bergabung, namun
kemudian pada awal tahun 1963 secara resmi menolaknya dan Singapura yang pada
awalnya tergabung ke dalam Federasi tersebut, namun banyak sekali terjadi
permasalah-permasalahan terhadap Singapura dan Federasi sehingga pada akhirnya
pada bulan Agustus Singapura keluar dari Federasi tersebut. Permasalahan tersebut
juga berasal dari luar lingkup negara yang yang terkait dengan Federasi (Eksternal),
seperti Filipina dan Indonesia yang tidak setuju dengan terbentuknya Federasi
Malaya.