Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang timbul dalam pembangunan bersama-sama dengan
masalah pengangguran dan kesenjangan yang ketiganya saling kait mengkait.
Sejak tahun 2002, sebuah tim yang terdiri dari para analis Indonesia dan manca negara, dibawah naungan Program
Analisa Kemiskinan di Indonesia (INDOPOV) di kantor Bank Dunia Jakarta, telah mempelajari
karakteristik kemiskinan di Indonesia.
Masalah dan Strategi Pengentasan Kemiskinan di Indonesia
Apa/Bagaimana
Pembahasan
Masalah dan Strategi Pengentasan Kemiskinan di Indonesia
Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
4 lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi dan penyebab structural
Kemiskinan di Indonesia
Pengentasan kemiskinan tetap
merupakan salah satu masalah yang
paling mendesak di Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia yang
hidup dengan penghasilan kurang
dari AS$2-per hari hampir sama
dengan jumlah total penduduk yang
hidup dengan penghasilan kurang
dari AS$2- per hari dari semua
negara di kawasan Asia Timur
kecuali Cina. Komitmen pemerintah
untuk mengentaskan kemiskinan
tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (R
PJM) 2005-2009 yang disusun
berdasarkan Strategi Nasional
Penanggulangan Kemiskinan(SNPK)
Ada tiga ciri yang menonjol dari kemiskinan di Indonesia
Membuat Pertumbuhan Ekonomi Ber Membuat Layanan Sosial Ber Membuat Pengeluaran Pemerintah
manfaat bagi Rakyat Miskin manfaat bagi Rakyat Miskin. Bermanfaat bagi Rakyat Miskin
Sebagai kesimpulan, masalah kemiskinan Indonesia yang terus ada dan bersifat khas, digabung den
gan prioritas pemerintah dan kemampuan fiskal untuk menanganinya, Indonesia saat ini berada dal
am posisi untuk meraih kemajuan yang berarti dalam upaya mengentaskan kemiskinan
Pertanyaannya adalah: dari mana semua harus
dimulai ?
a. mengurangi kemiskinan dari segi pendapatan
melalui pertumbuhan
a. memperkuat kemampuan sumber daya manusia
Beberapa bidang untuk menangani empat butir
b. mengurangi tingkat kerentanan dan risiko di antara
penting dalam pengentasan kemiskinan di-
Indonesia yaitu
rumah tangga miskin, dan
c. memperkuat kerangka kelembagaan untuk melaku
kannya dan membuat kebijakan publik lebih memi
hak masyarakat miskin.
Banyak Program, Namun
Kemiskinan Tetap Tinggi
Pertama, keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah obat paling mujarab untuk mengentaskan kemiskinan
karena akan menyerap banyak tenaga kerja. Namun, realitas empiris menunjukkan hal yang sebaliknya. Hal itu tak
lain disebabkan oleh maraknya cara berproduksi padat modal dan hemat tenaga kerja.
Kedua, keyakinan bahwa orang miskin harus dibantu untuk mendapatkan penghasilan. Sektor usaha kecil dan
menengah (UKM) pun diyakini sebagai sendi utama perekonomian rakyat. Asumsinya ialah ketika persamaan
kesempatan dengan usaha padat modal tersedia, maka usaha kecil menengah dipercaya akan mampu meningkat
kan investasi, pengembangan usaha, dan penghasilan.
Acuan
13) Perluas jangkauan layanan keuangan bagi masyarakat miskin dan tingkatkan akses usa
ha mikro dan kecil ke pinjaman komersial.
14) Perbaiki fokus kepada kemiskinan dalam perencanaan dan penganggaran
di tingkat nasional untuk penyediaan layanan.
15)Jalankan program pengembangan kapasitas untuk meningkatkan kapasitas pemerinta
h daerah dalam merencanakan, menganggarkan dan
melaksanakan program pengentasan kemiskinan.
16) Perkuat monitoring dan kajian terhadap program kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
Akil, S. 2001. Penataan Ruang dalam Rangka Mendorong Pengembangan Ekonomi Wilayah
.Tangerang: Cipta. Amar, Syamsul, (2000).
Analisis Ekonomi Tentang Kemiskinan Dan Implikasi Kebijaksanaannya di Pedesaan di
Propinsi Sumatera Barat, Unair, Surabaya.
Frank, Robert H, (1991).Microeconomics and Behaviour , Third edition, The Mc Graw Hill
Companies Inc. USA.
Nurwidiastuti, (2001). Kemiskinan : Telaah Kritis dan Alternatif Penanggulangannya,Kajian
Bisnis, 24 September-Desember 2001, STIE Widya Wiwaha.
Sulistyowati, Endang, (2002). Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Pedesaan,
Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Vol. 13, No. 1.