Anda di halaman 1dari 20

AKP II

Masalah dan Strategi Pengentasan


Kemiskinan di Indonesia
Pendahuluan

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang timbul dalam pembangunan bersama-sama dengan
masalah pengangguran dan kesenjangan yang ketiganya saling kait mengkait.

Sejak tahun 2002, sebuah tim yang terdiri dari para analis Indonesia dan manca negara, dibawah naungan Program
Analisa Kemiskinan di Indonesia (INDOPOV) di kantor Bank Dunia Jakarta, telah mempelajari
karakteristik kemiskinan di Indonesia.
Masalah dan Strategi Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

Rumusan masalah Tujuan Pembahasan

Apa/Bagaimana
Pembahasan
Masalah dan Strategi Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

Menurut Kamus Bahasa Indonesia


Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal
yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat
berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat
Sedangkan Kepala Badan Pusat Statistik ,
dengan kualitas hidup .
Rusman Heriawan mengatakan seseorang dianggap
miskin apabila dia tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidup minimal. Kebutuhan hidup minimal itu adalah
kebutuhan untuk mengkonsumsi makanan dalam
takaran 2100 kilo kalori per orang per hari dan
kebutuhan minimal non makanan seperti perumahan,
pendidikan, kesehatan dan transportasi.
Mengukur Kemiskinan
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori

 Kemiskinan absolut mengacu pada satu set


standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh
Kemiskinan absolut waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari
pengukuran absolut adalah persentase dari
populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-25
00 kalori per hari untuk laki laki dewasa).

Kemiskinan relatif  Kemiskinan menengah untuk pendapatan


dibawah $2 per hari, dengan batasan ini maka diperkiraan
pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang
dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengkonsumsi k
urang dari $2/hari
Penyebab Kemiskinan
Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai
1 akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin

Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidik


2 an keluarga

Penyebab sub-budaya ("subcultural"), yang menghubungkan kemiskinan


3 dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan
sekitar;

Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
4 lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi dan penyebab structural
Kemiskinan di Indonesia
Pengentasan kemiskinan tetap
merupakan salah satu masalah yang
paling mendesak di Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia yang
hidup dengan penghasilan kurang
dari AS$2-per hari hampir sama
dengan jumlah total penduduk yang
hidup dengan penghasilan kurang
dari AS$2- per hari dari semua
negara di kawasan Asia Timur
kecuali Cina. Komitmen pemerintah
untuk mengentaskan kemiskinan
tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (R
PJM) 2005-2009 yang disusun
berdasarkan Strategi Nasional
Penanggulangan Kemiskinan(SNPK)
Ada tiga ciri yang menonjol dari kemiskinan di Indonesia

Banyak penduduk Indonesia rentan terhadap kemiskinan. Angk


a kemiskinan nasional sejumlah besar penduduk yang hidup sed
ikit saja di atas garis kemiskinan nasional. Hampir 42 persen dar
1 i seluruh rakyat

Perbedaan antar daerah yang besar di bidang


Kemiskinan dari segi non-pendapatan adal kemiskinan. Keragaman antar daerah merupa
ah masalah yang lebih serius dibandingkan kan ciri khas Indonesia, di antaranya tercermi
dari kemiskinan dari segi pendapatan. nkan dengan adanya perbedaan antara daerah
2 pedesaan dan perkotaan.
3
Prioritias Untuk Pengentasan Kemiskinan
Strategi pengentasan kemiskinan yang efektif bagi Indonesia

Membuat Pertumbuhan Ekonomi Ber Membuat Layanan Sosial Ber Membuat Pengeluaran Pemerintah
manfaat bagi Rakyat Miskin manfaat bagi Rakyat Miskin. Bermanfaat bagi Rakyat Miskin

 Sebagai kesimpulan, masalah kemiskinan Indonesia yang terus ada dan bersifat khas, digabung den
gan prioritas pemerintah dan kemampuan fiskal untuk menanganinya, Indonesia saat ini berada dal
am posisi untuk meraih kemajuan yang berarti dalam upaya mengentaskan kemiskinan
Pertanyaannya adalah: dari mana semua harus

dimulai ?
a. mengurangi kemiskinan dari segi pendapatan
melalui pertumbuhan
a. memperkuat kemampuan sumber daya manusia
Beberapa bidang untuk menangani empat butir
b. mengurangi tingkat kerentanan dan risiko di antara
penting dalam pengentasan kemiskinan di-
Indonesia yaitu
rumah tangga miskin, dan
c. memperkuat kerangka kelembagaan untuk melaku
kannya dan membuat kebijakan publik lebih memi
hak masyarakat miskin.
Banyak Program, Namun
Kemiskinan Tetap Tinggi

Ketika program subsidi langsung tunai (SLT) berakhir, banyak yang


menduga angka kemiskinan meningkat di 2007. Bank Dunia,misalnya, pada
laporan World Bank East Asia Update yang dilansir November 2006, memp
erkirakan angka kemiskinan tahun depan akan
meningkat setelah berakhirnya program SLT. "Program Subsidi Tunai Bersyar
at yang akan dimulai tahun depan akan terlalu kecil untuk meredam dampa
k berakhirnya SLT," kata laporan itu.
Paradigma

Pertama, keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah obat paling mujarab untuk mengentaskan kemiskinan
karena akan menyerap banyak tenaga kerja. Namun, realitas empiris menunjukkan hal yang sebaliknya. Hal itu tak
lain disebabkan oleh maraknya cara berproduksi padat modal dan hemat tenaga kerja.

Kedua, keyakinan bahwa orang miskin harus dibantu untuk mendapatkan penghasilan. Sektor usaha kecil dan
menengah (UKM) pun diyakini sebagai sendi utama perekonomian rakyat. Asumsinya ialah ketika persamaan
kesempatan dengan usaha padat modal tersedia, maka usaha kecil menengah dipercaya akan mampu meningkat
kan investasi, pengembangan usaha, dan penghasilan.
Acuan

Pertama, pengetasan kemiskinan lewat pengadaan lapangan


kerja harus sangat mempertimbangkan tingkat pengembangan i
ndustri dan integrasi sebuah negara di pasar dunia

Kedua, negara berkembang dengan potensi pasar yan


g luas seperti Indonesia sangat rentan diintervensi oleh
lembaga-lembaga keuangan internasional

Ketiga, kesempatan yang sama haru


s diberikan dalam persaingan antara u
saha kecil dan menengah padat modal
maupun antar usaha kecil itu sendiri.

Keempat, pemetaan masalah dan potensi


sebuah negara serta strategi pembanguna
n yang spesifik
Menurut Frances Fox Piven dan Richard A Cloward (Re
gulating the Poor: The Functions of Public Welfare, Vint
age Books 1993), kemiskinan meliputi tiga aspek (1) kek
urangan materi dan kelangkaan barang-barang dan pela
yanan dasar, yang biasanya mencakup kebutuhan panga
n sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kese
hatan; (2) tidak terpenuhinya

kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergant


ungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam

masyarakat, termasuk dalam pendidikan dan informasi;


dan (3) kurangnya penghasilan dan kekayaan yang me
madai.

Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda, tergantu


ng
Kesimpulan

Masalah kemiskinan di manapun adalah masalah yang sangat


sulit untuk diselesaikan. Berikut ada 16 cara yang dapat dilakukan untuk
mengentasakan kemiskinan tersebut yaitu:
5) Perbaiki mutu air bagi masyarakat miskin dengan menggunakan strategi
berbeda antara daerah pedesaan dengan perkotaan.
6) Tangani krisis sanitasi yang dihadapi Indonesia dan masyarakat miskinnya.
7) Luncurkan program berskala besar untuk melakukan investasi
pembangunan jalan desa.
8) Perluas (sampai tingkat nasional) pendekatan pembangunan berbasis
masyarakat (CDD) Indonesia yang sukses.
9) Pengembangan secara utuh sistem jaminan sosial komprehensif yang mampu menanga
ni risiko dan kerentanan yang dihadapi oleh masyarakat miskin dan
hampir miskin.
10) Revitalisasi pertanian melalui investasi di bidang infrastruktur dan membangun kemba
li riset dan penyuluhan.
11) Memperlancar sertifikasi tanah dan memanfaatkan kembali tanah gundul dan
tidak subur untuk penggunaan yang produktif.
12)Membuat peraturan ketenagakerjaan yang lebih fleksibel

13) Perluas jangkauan layanan keuangan bagi masyarakat miskin dan tingkatkan akses usa
ha mikro dan kecil ke pinjaman komersial.
14) Perbaiki fokus kepada kemiskinan dalam perencanaan dan penganggaran
di tingkat nasional untuk penyediaan layanan.
15)Jalankan program pengembangan kapasitas untuk meningkatkan kapasitas pemerinta
h daerah dalam merencanakan, menganggarkan dan
melaksanakan program pengentasan kemiskinan.
16) Perkuat monitoring dan kajian terhadap program kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA

Akil, S. 2001. Penataan Ruang dalam Rangka Mendorong Pengembangan Ekonomi Wilayah 
.Tangerang: Cipta. Amar, Syamsul, (2000).
Analisis Ekonomi Tentang Kemiskinan Dan Implikasi Kebijaksanaannya di Pedesaan di 
Propinsi Sumatera Barat, Unair, Surabaya.
Frank, Robert H, (1991).Microeconomics and Behaviour , Third edition, The Mc Graw Hill 
Companies Inc. USA.
Nurwidiastuti, (2001). Kemiskinan : Telaah Kritis dan Alternatif Penanggulangannya,Kajian 
Bisnis, 24 September-Desember 2001, STIE Widya Wiwaha.
Sulistyowati, Endang, (2002). Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Pedesaan, 
Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Vol. 13, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai