James R. Johnson, M.D., and Thomas A. Russo, M.D., C.M.
DIBAWAKAN OLEH:
ANISAH MAHMUDAH C014172125
PEMBIMBING SUPERVISOR : dr. Syakri Syahrir, Sp.U PEMBIMBING RESIDEN dr. Berry Erida Hasbi
DEPARTEMEN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN PERIODE JUNI-AGUSTUS 2019 SKEMA KASUS Seorang wanita 35 tahun datang dengan urgensi berkemih, disuria, demam, malaise, mual, dan flank pain. Selama perjalanan baru-baru ini ke India, ia mengonsumsi fluoroquinolone untuk diare. Pada pemeriksaan; suhu 38,6°C, nadi 110 kali/menit, dan TD 105/50 mmHg; nyeri tekan suprapubik dan panggul ada, tanpa nyeri perut. Jumlah leukosit adalah 16.500/mm3, dan konsentrasi kreatinin serum 1,4 mg/dl (124 μmol/liter) (pengukuran terbaru sebelum presentasi, 0,8 mg/dl [71 μmol/liter]). Urinalisis positif untuk esterase leukosit dan nitrit. Bagaimana Anda akan PIELONEFRITIS Pielonefritis : inflamasi renal pelvis dan ginjal. Klinis: flank pain/ tenderness Urinalisis: bakteriuria/ piuria (atau keduanya) Kultur urin: konsentrasi uropatogen yang substansial, biasanya E. Coli atau basil gram negatif lainnya. Pyelonefritis: terjadi ketika bakteri enterik memasuki kandung kemih dan naik ke ginjal Beberapa kasus: S. aureus atau candida juga dapat mencapai ginjal secara hematogen EPIDEMIOLOGI Insidens tahunan: 459.000 -1.138.000 kasus di AS dan 10,5- 25,9 juta kasus secara global Persentase pasien yang dirawat di rumah sakit: ↓ 20% pada perempuan muda, ↑ pada anak-anak dan orang dewasa ≥ 65 tahun. 2014: 712 kematian disebabkan oleh infeksi ginjal dalam US National Statistics Report 38.940 kematian disebabkan oleh septikemia; Estimasi konservatif bahwa 10% kasus septikemia berasal dari pielonefritis, ada hampir 4000 kematian akibat pielonefritis setiap tahunnya. FAKTOR RISIKO Faktor risiko cistitis (aktivitas seksual, pajanan spermisida, dan riwayat pribadi atau riwayat maternal ISK) juga menjadi predisposisi untuk pielonefritis Faktor faktor yang menghambat aliran urin (kehamilan atau obstruksi mekanik) : ↑ risiko ini Fakta risiko lain: kecenderungan genetik (misalnya, altered innate immunity akibat ekspresi CXCR1 rendah), kadar mikroba yang tinggi, atribut virulensi patogen (misalnya, adhesin seperti fimbria P), dan mungkin diabetes mellitus. ETIOLOGI Wanita muda : E. coli virulen > 90% kasus Pria, wanita lansia, dan pasien yang memiliki masalah urologis: strain E. coli less-virulent, non–E. c oli basil gram - , gram + , dan candida PRESENTASI KLINIS Tanda dan gejala: inflamasi sistemik (demam, menggigil, dan malaise) dan inflamasi kandung kemih (frekuensi berkemih, urgensi, dan disuria). 20% pasien ≠ gejala kandung kemih Sebagian ≠ demam Beberapa penelitian: ≠ nyeri panggul/ nyeri tekan sebagai kriteria Presentasi klinis dan keparahan penyakit: Nyeri panggul ringan dengan derajat rendah atau tanpa demam hingga syok septik. Derajat bakteremia <10 hingga> 50%; tergantung pada faktor host; lebih tinggi pada pasien yang sakit parah, immunocompromised, obstruksi saluran kemih, usia ≥ 65 tahun PRESENTASI KLINIS Manajemen yang tepat: manifestasi klinis membaik secara progresif; perbaikan gejala dan penurunan suhu pada kurva demam dan hitung leukosit. Namun, resolusi dapat membutuhkan waktu hingga 5 hari. Perburukan atau tidak adanya perbaikan pada 24 hingga 48 jam kemungkinan komplikasi, memerlukan intervensi segera. o Obstruksi o Abses renal atau perineal o Pielonefritis emphysematous o Acute kidney injury ringan o Gagal ginjal lanjut jarang o Pyelonefritis rekuren relatif jarang KEY CLINICAL POINTS Pielonefritis akut sepsis, syok septik, dan kematian Kultur urin : tes diagnostik kardinal Radiologi direkomendasikan : pasien dengan sepsis/ syok septik, diketahui atau diduga urolitiasis, pH urin ≥ 7 atau ↓ LFG menjadi ≤ 40 ml/menit. Radiologi berikutnya diindikasikan pada pasien yang kondisinya memburuk atau tidak membaik setelah 24 hingga 48 jam terapi. ↑ prevalensi E. coli resisten fluoroquinolon dan trimethoprim-sulfamethoxazole mempersulit terapi empiris oral. Pasien yang menerima pengobatan oral sejak awal, tergantung pada kemungkinan resistensiperlu diberikan dosis awal berupa antibiotik long-acting parenteral tambahan (mis., aminoglikosida, ceftriaxone, atau ertapenem), dan harus dilakukan follow-up Penilaian keparahan penyakit, status host yang mendasari, situasi psikososial pasien dan estimasi kemungkinan resistensi patogen terhadap antibiotik yang relevan sangat penting dalam pengambilan keputusan mengenai disposisi dan perawatan pasien. DIAGNOSIS Flank pain/ tenderness (± demam) + Urinalisis: piuria, bakteriuria, atau keduanya (± gejala berkemih) Penyebab lain Flank pain/ tenderness (± demam): kolesistitis akut, appendisitis, urolitiasis, gangguan otot paraspinous, renal-vein thrombosis, dan pelvic inflamatory disease. Pada pria, demam + piuria, bakteriuria, atau keduanya, tetapi tanpa flank pain/ tenderness kemungkinan prostatitis. Konfirmasi utama: Kultur urin, ≥ 10.000 cfu/ml urin Kultur darah + : membantu menetapkan diagnosis pada kasus yang ambigu (misalnya, pada populasi dengan prevalensi tinggi bakteriuria asimtomatik atau pada pasien yang telah menerima terapi antibiotik sebelumnya), tetapi keberadaan bakteremia jarang mengubah manajemen pengobatan. Radiologi awal: mengidentifikasi obstruksi, abses, atau infeksi necrotizing dilakukan untuk pasien dengan sepsis atau syok sepsis, yang diketahui atau diduga urolitiasis, pH MANAJEMEN Tiga pilar penatalaksanaan pielonefritis Supportive care Terapi antibiotik Kontrol sumber Supportive Care Resusitasi cairan: ↓malaise, nausea, dan muntah Pasien yang dipulangkan langsung ke rumah : bolus cairan intravena awal Pasien yang awalnya dirawat di unit gawat darurat : terapi cairan yang lebih ekstensif Pasien yang masuk dengan sepsis atau syok septik : resusitasi cairan yang agresif (misalnya, 30 ml kristaloid isotonik per kilogram berat badan dalam periode 3 jam) + obat vasopresor. Obat untuk mengendalikan gejala: analgesik, antipiretik, dan antinausea (digunakan sesuai kebutuhan) Terapi Antibiotik IDSA 2011: jika prevalensi resistensi untuk fluoroquinolon pada uropatogen lokal < 10% terapi empiris dengan fluoroquinolone Namun, ambang batas resistensi ≤ 10% terlalu lemah jika: Pasien sakit kritis immunocompromised Lingkungan yang buruk monoterapi empiris dengan fluoroquinolone atau trimethoprim- sulfamethoxazolfe tidak disarankan. Sebaliknya, untuk pasien yang sehat dengan penyakit ringan dan situasi psikososial stabil, ambang batas yang lebih tinggi dapat diterima, dan pengobatan empiris dengan fluoroquinolone atau trimetoprim-sulfamethoxazole harus dipertimbangkan Terapi Antibiotik Cephalosporin oral extended-spectrum (dan, jika tersedia, pivmecillinam) kepekaan in vitro yang lebih baik dibanding fluoroquinolone atau trimetoprim-sulfamethoxazole tapi memiliki bioavailabilitas ↓, dan bukti yang mendukung penggunaannya untuk pielonefritis masih terbatas. Pasien yang dipulangkan ke rumah dengan instruksi untuk mengambil obat oral empiris harus menerima dosis suplemental awal berupa antibiotik parenteral broad-spectrum dan long-acting (mis. Ceftriaxone, gentamicin, amikacin, atau ertapenem) jika resistensi terhadap obat oral (diperkirakan berdasarkan data kepekaan lokal, jika tersedia, dan faktor-faktor spesifik pasien) melebihi ambang batas resistansi yang paling sesuai dengan masing-masing pasien. Pemantauan Efektivitas Terapi Pasien yang pulang dengan instruksi untuk menggunakan obat oral sebelum hasil tes kultur keluar perlu di-follow up untuk memastikan bahwa kondisinya telah membaik. Ketika hasil kultur tersedia, resistensi terhadap obat oral yang dipilih sebelumnya harus segera disubstitusi dengan agen aktif. Ketika pilihan oral yang sesuai tidak tersedia, terapi intravena rawat jalan atau masuk rumah sakit adalah tindakan yang tepat. Apabila terjadi perburukan klinis atau kurangnya perbaikan setelah 1 sampai 2 hari dari terapi antibiotic ulang kultur urin dan pemeriksaan radiologi mengidentifikasi apakah ada obstruksi atau komplikasi anatomi lain yang menyebabkan kurangnya perbaikan klinis. Durasi Terapi Wanita dengan patogen yang sensitif-antibiotik: tingkat keberhasilan klinis cukup tinggi (> 90%), dengan pemberian fluoroquinolone atau aminoglikosida 5-7 hari atau trimetoprim-sulfamethoxazole selama 14 hari. Wanita, resistensi in vitro tingkat kegagalan yang tinggi Pria dengan ISK febril 1/3 mereka menderita pielonefritis klinis ngka kesembuhan dengan ciprofloxacin di antara mereka dengan patogen peka 14-28 hari terapi (menjadi lebih rendah hanya dengan 7 hari terapi) Wanita dengan pielonefritis, 10 sampai 14 hari terapi dengan Cephalosporin extended-spectrum dan mecillinam-pivmecillinam Kontrol Sumber Radiologi awal dan subsequent Ultrasonografi lebih sensitif dibandingkan CT untuk diagnosis hidronefrosis (dan juga lebih murah dan bisa dilakukan langsung di perawatan), sedangkan CT kontras lebih sensitif untuk diagnosis abses, inflamasi, dan pembentukan gas. Namun, CT kontras kontraindikasi pada pasien dengan disfungsi renal dan mengganggu kemampuan CT untuk mendeteksi batu, sehingga unenhanced CT menjadi metode yang dipilih dalam hal ini. Pengobatan hidronefrosis biasanya melibatkan drainase perkutan atau endourologi, dan drainase abses jika cukup besar atau jika kondisi pasien tidak stabil. Pengobatan pyelonefritis emfisematous (komplikasi jarang) biasanya melibatkan nefrektomi parsial atau total. Populasi Khusus Pielonefritis selama kehamilan: berkembang dengan cepat komplikasi yang mengancam jiwa baik pada ibu maupun janin. Wanita hamil dengan pielonefritis, terutama pada trimester III harus dirawat di RS dan menjalani perawatan medis secara intravena. Setelah kondisi klinisnya stabil, pasien dapat menyelesaikan terapi secara oral di rumah. Pilihan antibiotik selama kehamilan dibatasi oleh potensi toksisitas aminoglikosida terhadap janin (selama trimester I), trimethoprim-sulfamethoxazole (waktu singkat), dan fluoroquinolone (selama kehamilan) Pada penerima transplantasi ginjal, pyelonefritis dapat menjadi predisposisi untuk kegagalan graft, +komplikasi septik yang khas dari pyelonephritis Pielonefritis pada pasien yang memiliki kelainan urologi harus dikelola secara medis dengan cara yang sama seperti pielonefritis pada pasien yang tidak memiliki kelainan urologi. Kewaspadaan yang tinggi perlu untuk kasus dengan manifestasi klinis yang atipikal atau tidak khas, perlu adanya kontrol sumber(misalnya, drainase), infeksi Kesimpulan dan Rekomendasi Pasien ini menderita pielonefritis akut, akan mendapat manfaat dari resusitasi cairan di UGD. Perbaikan yang cepat dipulangkan dengan terapi oral empiris (misalnya, fluoroquinolone atau cephalosporin extended- spectrum). Namun, karena penggunaan antibiotiknya baru-baru ini dan perjalanan ke daerah dimana bakteri resisten menjadi endemik, sebelum dipulangkan perlu diberikan terapi tambahan yang lebih mungkin mencakup E. coli multiresisten (misalnya, ertapenem atau amikacin). Jika muncul tanda-tanda yang menunjukkan sepsis selama di UGD, harus masuk perawatan dan diberikan regimen antibiotik yang lebih ampuh. Pada contoh ini, dan kasus lain yang berpotensi melibatkan patogen resisten, kehati-hatian dilakukan berupa: pemberian regimen kombinasi yang memaksimalkan kemungkinan bahwa setidaknya satu obat akan aktif melawan patogen, sambil menunggu hasil tes kepekaan antibiotik. Kesimpulan dan Rekomendasi Konsultasi ke departemen penyakit menular dapat membantu. Setelah hasil kepekaan diketahui, terapi harus dipersempit dengan tepat. Ketika kondisi pasien stabil secara klinis , ia dapat diobati secara oral jika obat yang sesuai tersedia. Terlepas dari ada atau tidaknya bakteremia, pemberian fluoroquinolone selama 7 hari sudah cukup untuk organisme yang sensitif, sedangkan pemberian obat selama 10 hingga 14 hari lebih cocok pada trimethoprim-sulfamethoxazole atau beta-lactam. Jika perjalanan klinis lancar, tidak ada pemeriksaan follow-up yang diperlukan, sedangkan perburukan atau kurangnya perbaikan setelah 1 sampai 2 hari harus dilakukan kultur ulang dan pemeriksaan radiologi. TERIMA KASIH