Anda di halaman 1dari 7

FRAKTUR SALTER HARRIS

---- ----

---- -----

Tipe 1

- Fraktur transversal pada fisis (Growth Plate) metafisis dan epifisis terpisah
- Biasanya tidak terlihat pada x-ray, kecuali kalau terjadi displacement. Makanya biasa ter-
misdiagnosed dgn sprain (sama-sama ada local tenderness dan tidak tampak kelainan pada x-
ray)
- Penanganan: kalau ada displacement reduksi kemudian maintain dengan cast, splint, atau
sling. Sebagian besar tidak perlu operasi.

Tipe 2

- Fraktur growth plate yang paling sering terjadi (75%)


- Fraktur transversal pada fisis + fraktur oblique atau vertikal pada metafisis
- Penanganan: sama dengan tipe 1, reduksi kemudian maintain. Kecuali kasus dimana robekan
periosteum terperangkap di lokasi fraktur sehingga harus dilakukan open reduction.
Tipe 3

- Fraktur transversal pada fisis + fraktur vertikal pada epifisis


- Biasanya terjadi pada anak remaja yang growth plate-nya mulai menutup
- Bisa menyebabkan physeal bar (physeal arrest prematur parsial) dan masalah pada sendi
sehingga umumnya penanganannya harus dengan ORIF

Tipe 4

- Fraktur vertikal pada ketiga komponen; metafisis, fisis, dan epifisis


- Contoh yang sering terjadi; fraktur condylus lateral distal humerus
- Penanganan: ORIF dan follow-up pertumbuhan (utk mendeteksi adanya gangguan
pertumbuhan)

Tipe 5

- Sangat jarang terjadi dan sulit dilihat pada x-ray


- Fraktur kompresi pada fisis
- Umumnya terdiagnosis retrospektif saat sudah terjadi kelainan berupa hambatan pertumbuhan

Fraktur Klavicula
Ada 3 grup:

- Grup 1 : fraktur pada 1/3 media


- Grup 2 : fraktur pada 1/3 distal
o Tipe 1: lateral dari ligamen coracoclavicular (CC)
o Tipe 2a: medial dari lig CC
o Tipe 2b: diantara lig CC
o Tipe 3: pada ACJ (acromioclavicular joint)
- Grup 3 : fraktur pada 1/3 proximal
Ankle Joint

- Medial : lig deltoid


 Superficial deltoid : tibiotalar anterior, tibiocalcaneal, tibionavicular
 Deep deltoid : tibiotalar posterior
- Lateral : talofibular anterior, calcaneofibular, talofibular posterior

ACCEPTABLE ALIGNMENT fraktur distal radius:

SACRAL SPARING
CERVICAL SPINE CLEARANCE ; adalah proses untuk
mengonfirmasi bahwa pasien trauma tidak mengalami trauma cervical. Caranya yaitu dengan
melakukan pemeriksaan klinis berdasarkan nexus criteria:

1. Tidak ada nyeri cervical midline posterior


2. Tidak ada bukti intoksikasi
3. Pasien sadar dan berorientasi waktu, tempat, orang, dan kejadian
4. Tidak ada defisit neurologis fokal
5. Tidak ada cedera yang mengganggu

Bila ditemukan salah satu kriteria yang memenuhi, maka perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan
radiologi.

ROTATOR CUFF- SPECIAL TEST


Supraspinatus : Abduksi arm  drop arm test, jobe test, neer impingement test, hawkin’s test

Infraspinatus : ER arm  ER lag test

Teres minor : ER arm  hornblower test

Subscapularis : adduksi dan IR arm  lift off lag test, belly press test

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP)


Special test : Straight leg test, Laseque test
Gold standard diagnosis : MRI Lumbosacral

Penanganan pertama : Rest, Physical therapy, NSAID and muscle relaxant

SPINAL STABILITY : THREE COLUMN


CONCEPT
- Anterior:
 2/3 anterior corpus vertebra, annulus, dan discus
 ALL
- Middle
 1/3 posterior corpus vertebra, annulus, dan discus
 PLL
- Posterior
 Posterior elements: pedikel, facet, lamina, proc spinosus
 Posterior ligaments: lig supraspinous, lig interspinous, lig flavum

LIGAMENT INJURY (KNEE)

- Grading of ligament tear


 Grade 1: 3-5 mm, no ligamentous integrity, localized tenderness
 Grade 2: 6-10mm of joint laxity, more generelized tenderness, swelling, partial tear of
ligament
 Grade 3: >10mm of joint laxity, complete tear of ligament
- Mekanisme Trauma: Contact and Non-contact
Contoh kasus: force dari lateral pada pemain sepak bola yg tertendang oleh pemain lain
Contact : valgus force oleh tendangan langsung pada knee lateral
Non-contact: aktivitas atau pergerakan dengan posisi valgus dan ER
Nah, pada kasus knee injury yg force-nya dari lateral maka yang robek adalah medial collateral
ligament begitupun sebaliknya
SEPTIC ARTHRITIS
Kocher kriteria untuk diagnosis:

- Fever >38,5
- ESR >40mm/h
- WBC >12000
- Inability to bear weight

FRAKTUR DISTAL HUMERUS


- Pada anak, digunakan klasifikasi AO:

- Contoh kasus: Tipe A (extraarticular); simple  penanganan: apply coaptation slab and arm
sling pada right arm. Komplikasi yg bisa terjadi: delayed union, non union, joint stiffness

SPINAL CORD INJURY


Pemeriksaan sensorik motorik C5-Th1
Pemeriksaan sensorik motorik L2-S1
FRAKTUR SALTER HARRIS

---- ----

---- -----

Tipe 1

- Fraktur transversal pada fisis (Growth Plate) metafisis dan epifisis terpisah
- Biasanya tidak terlihat pada x-ray, kecuali kalau terjadi displacement. Makanya biasa ter-
misdiagnosed dgn sprain (sama-sama ada local tenderness dan tidak tampak kelainan pada x-
ray)
- Penanganan: kalau ada displacement reduksi kemudian maintain dengan cast, splint, atau
sling. Sebagian besar tidak perlu operasi.

Tipe 2

- Fraktur growth plate yang paling sering terjadi (75%)


- Fraktur transversal pada fisis + fraktur oblique atau vertikal pada metafisis
- Penanganan: sama dengan tipe 1, reduksi kemudian maintain. Kecuali kasus dimana robekan
periosteum terperangkap di lokasi fraktur sehingga harus dilakukan open reduction.

Anda mungkin juga menyukai