Anda di halaman 1dari 44

Asuhan Persalinan

Normal

Disusun oleh :
Muhammad Arief
Sumadilaga
SMF KEBIDANAN FK
UNISBA
RSUD Al Ihsan BANDUNG
2018
PENDAHULUAN

 Fokus asuhan persalinan normal adalah


persalinan bersih dan aman serta mencegah
terjadinya komplikasi.
 Persalinan bersih dan aman serta pencegahan
komplikasi selama dan pascapersalinan
terbukti mampu mengurangi kesakitan atau
kematian ibu dan bayi baru lahir.
TUJUAN
Fisiologi Proses
Persalinan Normal
• suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari
dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.
Persalinan

• Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-


ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta
tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi),
Partus berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Normal/biasa

• Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat


seperti versi / ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi
dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio
Partus
cesarea.
abnormal
3P

POWER PASSAGE PASSANGER

• His (kontraksi • Keadaan jalan • Keadaan janin :


ritmis otot polos lahir • Letak,
uterus), • Presentasi,
• Kekuatan • Ukuran/berat
mengejan ibu, janin,
• Keadaan • Ada/tidak kelainan
kardiovaskular anatomik mayor
• Respirasi
metabolik ibu.
Tenaga Yang Mendorong Janin
HIS
 His adalah:
a. kontraksi otot-otot rahim pada persalinan
b. gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang
dimulai dari daerah fundus uteri , awal gelombang tersebut didapat
dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.

 Terjadinya his, akibat :


1. kerja hormon oksitosin
2. regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
3. rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang
tertekan massa konsepsi.
 His yang baik dan ideal meliputi :
 kontraksi simultan simetris di seluruh uterus

 kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus

 terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi.

 terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his

 serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang


mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi
otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar
(cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum
pun akan terbuka.

Kontraksi rahim bersifat berkala dan yang harus diperhatikan adalah:


 lamanya kontraksi: 45 detik- 75 detik

 kekuatan kontraksi : menimbulkan naiknya tekanan intrauterin


sampai 35 mmHg. Kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan dengan
mencoba apakah jari dapat menekan dinding rahim ke dalam
 interval antara 2 kontraksi:

Pada permulaan persalinan, his timbul sekali dalam 10 menit, pada


kala pengeluaran sekali dalam 2 menit
 Nyeri persalinan pada waktu his dipengaruhi berbagai faktor :
 iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di
pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi
sensasi nyeri.
 peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan
peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
 keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/
anxietas, atau eksitasi).
 prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress

 Pengukuran kontraksi uterus


1. amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama
peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat.
2. frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).
3. satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap
frekuensi).
TRUE LABOR FALSE LABOR

 His terjadi dengan interval teratur  His terjadi dengan interval tidak
 Interval semakin singkat teratur
 Intensitas his semakin kuat  Interval his semakin lama
 Rasa sakit pada punggung dan  Intensitas his semakin lemah
abdomen  Rasa sakit terutama di perut bagian
 Disertai dengan dilatasi servik bawah
 Rasa sakit tidak hilang dengan  Tidak disertai dengan dilatasi servik
pemberian sedasi  Rasa sakit hilang dengan pemberian
sedasi
SIFAT HIS PADA BERBAGAI FASE
PERSALINAN
• Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik.

Kala 1
Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus
meningkat. (fase laten)
• Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60
mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks
terbuka sampai lengkap (+10cm). (fase aktif)

• Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit.

Kala 2
• Refleks mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian
terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang
menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu,
dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma,
berusaha untuk mengeluarkan bayi.

• Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas

Kala 3 uterus menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus
ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan
tindakan aktif (manual aid).
Tenaga mengejan
 Dimulai setelah pembukaan lengkap dan
ketuban pecah, tenaga mengejan sama dengan
tenaga pada saat buang air besar namun jauh
lebih kuat
 Adanya penutupan glottis + kontraksi otot
perut dan menimbulkan penekanan diafragma
Perubahan uterus dan jalan
lahir
Uterus menjadi ada dua bagian yaitu segmen atas rahim dan segmen
bawah rahim
 SAR : aktif (kontraksi), semakin tebal
 SBR : pasif (relaksasi), semakin tipis
 Terdapat suatu batasan yang jelas disebut lingkaran retraksi fisiologis
Serviks menjadi pendek dan membuka
 Faktor yang menyebabkan pembukaan servik :
 Otot servik tertarik
 Peregangan oleh air dan selaput ketuban
 Jika ketuban telah pecah maka perannya diganti oleh bagian terendah
janin.
Pembukaan dan pendataran serviks
Tanda-tanda persalinan

 Nyeriabdomen yang bersifat intermiten


setelah usia kehamilan 22 minggu
 Nyeri yang disertai lendir dan darah
 Pengeluaran air-air dari vagina
 Perlunakan serviks
 Pembukaan serviks
PERSALINAN KALA I

 DIMULAI pada waktu serviks membuka karena his

 BERAKHIR pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa


dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi).

 Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I

 Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8


jam.

 Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),


berlangsung sekitar 6 jam.

• Fase aktif terbagi atas :


1. fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2. fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9
cm.
3. fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+
10 cm).
Pimpinan Kala I
Kegiatan dalam kala I:
1. Memeriksa pasien dengan teliti
2. Melakukan observasi yang cermat apakah
segala berlangsung dengan baik
3. Mempertahankan kekuatan pasien dan moril
pasien
4. Pemeriksaan luar
5. Pemeriksaan dalam
6. Kandung kemih dan rektum dikosongkan
Pemeriksaan Dalam

Tujuan
 Untuk menentukan apakah pasien sudah
sungguh-sungguh in partu atau belum
 Untuk menentukan keadaan yang menjadi
pangkal tolak dari rencana pimpinan
persalinan
 Untuk lebih tepat menentukan ramalan
persalinan
Hal-hal yang harus diperiksa pada pemeriksaan
dalam
 Jari pemeriksa dimasukkan sampai meraba cervix. Penilaian
cervix:
 Kaku (kerasnya seperti sayap hidung) atau lunak
 Sudah mendatar atau belum (masih panjang atau pendek)
 Bibir cervix masih tebal atau tipis
 Pembukaan
 Keadaan ketuban
Ketuban ada atau tidak
Ada: terdapat gelembung yang menonjol waktu his
Selaput sudah robek atau belum: kertas lakmus
 Tentukan presentasi dan posisi anak
Menentukan apa yang menjadi bagian depan:
Kepala: bagian keras bundar dan bersela
Bokong : lunak
 Turunnya kepala
 Periksa apakah ada bagian-bagian anak yang menumbung
seperti tangan, lengan, kaki atau tali pusat
 Periksa keadaan panggul
Periksa keadaan panggul
o Apakah promontorium teraba
o Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau
sebagian dan berapa bagian
Seluruhnya teraba: panggul sempit seluruhnya
Sebagian dari linea innominata teraba tetapi
promontorium teraba: panggul picak
o Apakah sacrum concaaf
o Keadaan dinding samping panggul lurus atau
convergent
o Spina ischiadica menonjol atau tidak
o Keadaan os pubis dan arcus pubis
o Keadaan dasar panggul: kaku atau tebal
o Kalau kepala belum masuk dan promontorium
teraba, tentukan conjugata diagonalis
Observasi
Nadi, •Tiap 4 jam
pernapasan dan •Tiap 2 jam: jika pasien demam dan persalinan
telah berlangsung >24 jam
suhu

•Tiap 5 jam
Tekanan darah •Lebih sering pada Toxaemia gravidarum

Keadaan umum •Terus menerus


dan keadaan
mental
Auskultasi •Tiap 3 jam pada kala I dan tiap 5-10 menit
pada kala II
Bunyi Jantung •Normal: 120-160/menit, harus didengar antara 2
Anak his

Kandung
kencing
Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Ibu dianjurkan berbaring miring ke sisi
dimana punggung janin berada.
Tujuan:
 untuk mempermudah turunnya kepala dan
putaran paksi dalam
 untuk mencegah tertekannya aorta abdominalis
oleh massa uterus yang dapat mengganggu
vaskularisasi ke uterus dan janin
 Ibu dilarang mengedan/mengeran
 Mengisi partograf
 Mempersiapkan alat-alat bantu persalinan
PERSALINAN KALA 2
 DIMULAI pada saat pembukaan serviks telah lengkap.
 BERAKHIR pada saat bayi telah lahir lengkap.
His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat.
Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
 Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2
• Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar
panggul.
• Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
• Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
• Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis
pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan
anggota badan.
• Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk
memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Gerakan utama pengeluaran janin pada
persalinan dengan letak belakang kepala
1. Kepala masuk pintu atas panggul :
sumbu kepala janin dapat tegak lurus
dengan pintu atas panggul
(sinklitismus) atau miring /
membentuk sudut dengan pintu atas
panggul (asinklitismus anterior /
posterior).

2. Kepala turun ke dalam rongga panggul,


akibat : 1) tekanan langsung dari his
dari daerah fundus ke arah daerah
bokong, 2) tekanan dari cairan
amnion, 3) kontraksi otot dinding
perut dan diafragma (mengejan), dan
4) badan janin terjadi ekstensi dan
menegang.

3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu


menempel ke toraks, posisi kepala
berubah dari diameter oksipito-
frontalis (puncak kepala) menjadi
diameter suboksipito-bregmatikus
(belakang kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai
turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah
simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum
dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi
setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior.
Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar
kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas
panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis,
kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan
dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan
(toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.

Anda mungkin juga menyukai