Anda di halaman 1dari 16

INJEKSI VOLUME BESAR

(INFUS)
KELOMPOK III :
CHANDRA R. DJU
CORNELIA P. ARI
DANIEL S. R. SARANGA
IRWAN J. BILISTOLEN
MARIA H. SERAN TAE
PRISKA M. LEOANAK
THEO ED. SOGE
PENGERTIAN INFUS
 Infus cairan intravena (intravenous
fluids infusion) adalah pemberian
sejumlah cairan ke dalam tubuh,
melalui sebuah jarum, ke dalam
pembuluh vena (pembuluh balik)
untuk menggantikan kehilangan cairan
atau zat-zat makanan dari tubuh
1. Tinjauan Farmakologi Obat
 Indikasi
Sebagai elektrolit yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan cairan tubuh.
 Kontraindikasi
Penderita hipertensi gagal jantung,
peripheral/pulmonary udem penurunan fungsi ginjal.
 Efek samping
Hypernatremia yang berlanjut pada dehidrasi otak,
diare, kram perut, pengurangan air liur, takikardia dan
lainnya.
2. Sifat Fisikokimia
 Kelarutan : Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah
larut dalam etanol, air mendidih; larut dalam gliserin;
sukar larut dalam etanol 1:2,8 dalam air; 1:2,7 dalam air
hangat, 1:10 dalam gliserol; sedikit larut dalam alkohol,
1:250 dalam etanol.
 Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan, tidak stabil
dalam bentuk cahaya, stabil terhadap suhu pada
pemanasan akan meningkat.
 pH : Antara 4,5 dan 7,0.
 Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau
serbuk hablur putih, rasa asin.
3. Sterilisasi
 Sediaan disterilkan dengan cara pemanasan basah
(autoklaf) pada suhu 121O C selama 15 menit. Larutan
NaCl 0,9% sudah isotonis, sediaan harus isotonis
karena apabila larutan hipertonis maka sel/jaringan
akan mengembang.
4. Cara Penggunaan
 Lebih dari 0,9% injeksi intravena 3-5% dalam 100 ml
selama 1 jam
 Dosis NaCl untuk IV didasarkan pada faktor umur,
berat badan, kondisi klinis dari pasien dan kasusnya
pasien yang mengalami dehidrasi untuk kondisi
kekurangan Na yang parah dibutuhkan 2-3 L NaCl
0,9% diberikan selama 2-3 jam secara IV perlahan-
lahan.
R/ NaCl 0,9%
Aquadest ad 100 ml
Perhitungan Isotonis
Diketahui : b1 = 0,576
b2 = 0,576
c = 0,9%
Ditanya : B =?
NaCl = 0,9% x 100 ml
= 0,9 g/ml x 100 ml
= 0,9 g
 Kelebihan volume :
= (n x v) + (v x kelebihan %)
= (1 x 100 ml) + (100 ml x 2%)
= 102 ml
 Penambahan volume untuk penyaringan (20%)
= 20% x 102
= 20,4 ml
 Total volume yang dibuat :
= 102 ml + 20,4 ml
= 122,4 ml
 Timbang NaCl menggunakan spatel dan kaca arloji
dan masukkan ke dalam erlenmeyer.
 Tuangkan aqua destilata untuk melarutkan NaCl dan
bilas kaca arloji.
 Gerus karbon aktif dan timbang sejumlah 0,1% b/v
dan masukkan ke dalam Erlenmeyer, aduk, kemudian
tambahkan aquadest hingga 120 ml.
 Tutup erlenmeyer dengan alumunium foil dan sisipi
dengan batang pengaduk.
 Panaskan larutan diatas api bunsen pada suhu 60-70°C
selama 15 menit sambil sesekali diaduk, cek suhu
dengan termometer, lakukan diluar lemari steril.
 Lipat kertas saring rangkap 2, basahi dengan aquadest
bebas pirogen.
 Saring larutan hangat – hangat ke dalam erlenmeyer
steril.
 Pindahkan ke gelas ukur dan ukur volumenya 100 ml
kemudian pindahkan ke botol infus, tutup dengan
alumunium foil, ikat dengan tali.
 Lakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf.
 Buat kemasan dan lakukan uji (Uji kebocoran, uji pH,
uji kejernihan dan warna, uji volume).
 Uji Organoleptis
Pengujian infus normal saline 0,9 % meliputi bau dan
warna sediaan. Selain itu juga diperiksa kelengkapan
etiket, brosur dan penandaan pada kemasan.
 Uji pH
Pengecekan pH larutan dapat dilakukan dengan
menggunakan pH meter atau kertas indikator
universal.
 Uji Kejernihan
Uji kejernihan dilakukan secara visual biasanya dilakukan
oleh seseorang yang memeriksa wadah bersih dari luar di
bawah penerangan cahaya yang baik, dan putih, dijalankan
dengan suatu aksi memutar, harus benar – benar bebas
dari partikel kecil yang dapat dilihat dengan mata.
 Uji Kebocoran
Bahan partikulat merupakan zat asing, tidak larut, dan
melayang, kecuali gelembung gas, yang tanpa disengaja
ada dalam larutan parenteral. Pengujian bahan partikulat
dibedakan sesuai volume sediaan injeksi seperti yang
tercantum pada FI Edisi IV tahun 1995.

Anda mungkin juga menyukai