Anda di halaman 1dari 25

Case Report

Thypoid Fever
dan
BKB

Penyaji:
Zahrany Faliha Ilyas
Pembimbing :
dr.Aspri Sulanto, Sp.A
IDENTITAS
• Nama : An. Anasyah
• Umur :1 Tahun 3 Bulan
• Jenis Kelamin : Perempuan
• TTL : Bandar Lampung,2 Juli 2018
• Agama : Islam
• Alamat : Kemiling, Bandar Lampung
• Masuk RS Tanggal : 9 Oktober 2019 pukul 13.01 WIB
• Diagnosis Masuk : Obs.Febris H-7 ec Susp.Tifoid Fever
• Ruang Perawatan : Ruang Anak Kelas III.
ANAMNESA
Diperoleh secara alloanamnesis dari ibu Os pada
tanggal 09 Oktober 2019 di Ruang Anak.

• Keluhan Utama
Batuk kurang lebih 1 bulan yang lalu

• Keluhan Tambahan
Demam ± 7 hari yang lalu, bab cair (-), mual (-),
muntah (-), dahak (-), pilek (-), lemas (+).
• Riwayat Penyakit Sekarang
Diperoleh secara alloanamnesis dari ibu Os pada tanggal
9 oktober 2019 dibawa ke igd dengan keluhan batuk tidak
berdahak ± 1 bulan, demam ± 7 hari dirasakan meningkat
menjelang malam hari, nafsu makan sedikit menurun, saat ini
badan os terasa lemas.
• Riwayat Penyakit Dahulu
-
• Riwayat Penyakit Keluarga
-
• Riwayat Alergi
-
RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN

• Riwayat Kehamilan
Ibu G4P3A0, lahir cukup bulan, ibu rajin
memeriksakan kehamilan ke posyandu. Saat hamil ibu
mengalami mual dan muntah tetapi tidak berlebihan, berat
badan saat hamil pun dinyatakan tidak berlebihan, tekanan
darah normal, ibu hamil cukup bulan (39 minggu), tidak ada
riwayat trauma maupun infeksi, tidak pernah mengalami
keguguran dan perkembangan bayi dinyatakan normal.
Riwayat Persalinan
Presentasi : Kepala
Cara Persalinan : Spontan
Ketuban : Jernih

Keadaan bayi saat lahir

Jenis kelamin : Perempuan


Kelahiran : Anak keempat
Kondisi saat lahir : Hidup, Langsung menangis
Nilai Apgar : Tidak diketahui
Berat badan : 3,500 gr
Panjang badan : 52 cm
• RIWAYAT PEMBERIAN MAKANAN
ASI  diberikan sampai saat ini
MP ASI  diberikan usia 6 bulan
• RIWAYAT IMUNISASI
Ibu os mengatakan os mendapatkan imunisasi lengkap
• RIWAYAT SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN
Os merupakan anak ke empat. Tinggal berrsama orang tua dan
kakaknya dirumah . Os menggunakan BPJS kelas III dan secara
ekonomi, keluarga os tergolong mampu.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kesadaran umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- Vital sign
Nadi : 105 x/menit, regular
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 39,2 ºC
• Kepala
Wajah : Normal (+)
Bentuk : Normochepaly
Ubun-ubun : UUB datar
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut
Mata : Conjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, reflex
cahaya +/+, pupil isokor
Hidung : Normosepta, darah (-), secret (-/-) Pernapasan
cuping hidung (-/-), septum deviasi (-)
Telinga : Normotia, membran timpani utuh, sekret (-/-),
serumen (-/-) Massa (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
Mulut : Tidak ada kelainan. Letak uvula medial, Lidah
simetris, Mukosa bibir lembab.
• Leher
Kelenjar limfe : Tidak tampak membesar
Kelenjar Tiroid : Tidak tampak membesar

• Thorax
Inspeksi : Sianosis (-), gerakan simetris, massa (-)
Palpasi : Vokal fremitus pada semua lapang paru
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Aukultasi : vesikuler normal, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

• Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat, DBN, massa (-)
Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula sinista, massa (-),
nyeri tekan (-)
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
Inspeksi : DBN, massa (-)
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : Massa(-), Nyeri tekan abdomen (-)

• Genitalia
Dalam Batas Normal
• Ekstremitas
• Akral hangat (+), kaku sendi (-), sianosis (-), edema (-), CRT
(<2 detik).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
No Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Laboratorium darah lengkap dan


1 Hemoglobin 11,5 Lk 14-18 Wn 12-16 gr/dl
widal (Tanggal 30 Agustus 2019)
2 Leukosit 20.600 4.500-10.700 Ul
3 Hit. Jenis Leukosit Basofil 0 0-1 %
4 Hit. Jenis Leukosit Eosinofil 0 0-3 %
5 Hit. Jenis Leukosit Batang 2 2-6 %
6 Hit. Jenis Leukosit Segmen 60 50-70 %
7 Hit. Jenis Leukosit Limfosit 33 20-40 %
8 Hit. Jenis Leukosit Monosit 5 2-8 %
9 Eritrosit 4,6 Lk 4,6-6,2 Wn 4,2-6,4 10^6/ ul
10 Hematokrit Trombisit 35 Lk 50-54 Wn 38-47 %
11 Trombisit 310.000 159.000-4.00.000 Ul
12 MCV 77 80-96 Fl
13 MCH 25 27-31 Pg
14 MCHC 33 32-36 g/dl
15 Tes Widal Salmonella Typhi H Reaktif (1/160)

16 Tes Widal Salmonella Typhi O Reaktif (1/320)

17 Tes Widal Salmonella Paratyphi AO Reaktif (1/160)

18 Tes Widal Salmonella Paratyphi BO Reaktif (1/160)


RESUME

Pasien datang ke IGD RS Pertamina Bintang Amin diantar oleh


ibunya, keluhan diperoleh secara alloanamnesis dari ibu Os pada
tanggal 9 Oktober 2019 pukul 16.00 WIB dengan keluhan batuk
kurang lebih 1 bulan yang lalu , os juga mengeluh demam kurang
lebih 7 hari yang lalu, demam dirasakan naik turun dan
meningkat saat malam hari, saat ini badan os terasa lemas.
• DIAGNOSA KERJA
Susp.Tifoid Fever + BKB

• DIAGNOSA BANDING
- -

• PENATALAKSANAAN
IGD:
• IVFD RL X tpm (makro)
• Paracetamol 3 x 100 mg IV
• Ondancetron 3 x1 mg IV
• Ciprofloxacin 1 x 300 mg IV
DPJP:
• IVFD RL 8 tpm (makro)
• Paracetamol syr 4 x1 cth
• Ambroxol 2 x ¼ cth
• Cefadroxil 2 x1 cth
ANALISA KASUS
• Teori: Gambaran klinis
demam tifoid pada anak
umur < 5 tahun, khususnya
di bawah 1 tahun lebih sulit
• Pasien datang ke IGD RS Pertamina diduga karena seringkali
Bintang Amin diantar oleh ibunya, tidak khas dan sangat
keluhan diperoleh secara bervariasi.Masa inkubasi
alloanamnesis dari ibu Os pada demam tifoid berkisar
tanggal 9 Oktober 2019 pukul 16.00 antara 7-14 hari, namun
WIB dengan keluhan batuk kurang dapat mencapai 3-30
lebih 1 bulan yang lalu , os juga hari.Selama masa inkubasi
mengeluh demam kurang lebih 7 hari mungkin ditemukan gejala
yang lalu, demam dirasakan naik prodromal, yaitu perasaan
turun dan meningkat saat malam tidak enak badan, lesu,
hari. nyeri kepala, pusing dan
. tidak bersemangat.
• Pada penderita bayi mempunyai pola demam yang
tidak beraturan, sedangkan anak seringkali disertai
menggigil. Pada abdomen mungkin ditemukan
keadaan nyeri, perut kembung, konstipasi dan diare.
Konstipasi dapat merupakan gangguan
gastrointestinal awal dan kemudian pada minggu
kedua timbul diare. Selain gejala – gejala yang
disebutkan diatas, pada penelitian sebelumnya juga
didapatkan gejala yang lainnya seperti sakit kepala ,
batuk, lemah dan tidak nafsu makan.
Teori BKB:
• Batuk merupakan salah satu upaya pertahanan tubuh yang
alamiah yaitu suatu reflek perlindungan yang primitif
untuk membuang sekresi trakeobronkial yang berlebihan
ataupun benda asing yang masuk dalam saluran
pernafasan.
• Telah disepakati bahwa batuk kronik dan betulang (BKB)
pada anak adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh
berbagai etiologi dengan gejala batuk yang berlangsung
sekurang-kurangnya 2 minggu berturut-turut atau paling
sedikit 3 episode dalam 3 bulan dengan atau tanpa
disertai gejala respiratorik/non-respiratorik lainnya.
Pemeriksaan Lab
• Darah Tepi
Pada penderita demam tifoid didapatkan anemia
normokromi normositik yang terjadi akibat perdarahan
usus atau supresi sumsum tulang.Terdapat gambaran
leukopeni, tetapi bisa juga normal atau meningkat.Kadang-
kadang didapatkan trombositopeni dan pada hitung jenis
didapatkan aneosinofilia dan limfositosis relatif.Leukopeni
polimorfonuklear dengan limfositosis yang relatif pada hari
kesepuluh dari demam, menunjukkan arah diagnosis
demam tifoid menjadi jelas.
Uji serologis widal

Uji ini merupakan suatu metode serologik yang memeriksa


antibodi aglutinasi terhadap antigen somatik (O).Pemeriksaan
yang positif adalah bila terjadi reaksi aglutinasi.Untuk membuat
diagnosis yang dibutuhkan adalah titer zat anti terhadap antigen
O.Titer yang bernilai > 1/200 dan atau menunjukkan kenaikan 4
kali, maka diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan.
• Kloramfenikol
Penatalaksanaan
Kloramfenikol merupakan antibiotik lini pertama terapi demam tifoid
yang bersifat bakteriostatik namun pada konsentrasi tinggi dapat bersifat
bakterisid terhadap kuman- kuman tertentu serta berspektrum luas.Dapat
digunakan untuk terapi bakteri gram positif maupun negatif. Dosis untuk
terapi demam tifoid pada anak 50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4
dosis.Lama terapi 8-10 hari setelah suhu tubuh kembali normal atau 5-7 hari
setelah suhu turun.Sedangkan dosis terapi untuk bayi 25-50 mg/kgBB.
• Seftriakson
Seftriakson merupakan terapi lini kedua pada kasus demam
tifoid dimana bakteri Salmonella Typhi sudah resisten terhadap
berbagai obat. Antibiotik ini memiliki sifat bakterisid yaitu
menghambat sintesis dinding sel mikroba, yang dihambat ialah reaksi
transpeptidase dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel.Dosis
terapi intravena untuk anak 50-100 mg/kg/jam dalam 2 dosis,
sedangkan untuk bayi dosis tunggal 50 mg/kg/jam.
• Ampisilin
Ampisilin memiliki mekanisme kerja menghambat pembentukan
mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba.Pada
mikroba yang sensitif, ampisilin akan menghasilkan efek bakterisid.Dosis
ampisilin tergantung dari beratnya penyakit, fungsi ginjal dan umur
pasien.Untuk anak dengan berat badan <20 kg diberikan per oral 50-100
mg/kgBB/hari dalam 4 dosis, IM 100-200 mg/kg/BB/hari dalam 4 dosis.

• Kotrimoksasol
Kotrimoksasol merupakan antibiotik kombinasi antara trimetoprim
dan sulfametoksasol, dimana kombinasi ini memberikan efek sinergis..Dosis
yang dianjurkan untuk anak ialah trimetoprim 8 mg/kgBB/hari dan
sulfametoksasol 40 mg/kgBB/hari diberikan dalam 2 dosis.
• Cephalosporin
• Cephalosporin merupakan antibiotik yang ditujukan untuk
profilaksis dan penanganan infeksi akibat bakteri yang rentan
terhadap antibiotik ini. Cephalosporin generasi pertama sangat
aktif melawan bakteri Gram-Positif, dan generasi-generasi
selanjutnya semakin aktif melawan bakteri Gram-negatif. Dosis
terapinya ialah 25 mg/kgBB/hari
(2 kali perhari).
BKB

• Ekspektoran
Ekspektoran adalah obat-obatan yang bekerja meningkatkan sekresi
saluran pernafasan. Ada yang bekerja secara reflektoris melalui syaraf
vagus meningkatkan sekresi kelenjar saluran nafas yang kemudian
dibatukan, sebagian besar ekspektoran bekerja melalui cara ini. Yang
sering digunakan guaifenesin dan gliseril guaikolat. Dosis yang
diberikan yaitu 12 mg/kgBB/hari.
• Anti Tusif
Anti tusif ialah obat yang bekerja menekan refleks batuk baik secara
sentral maupun perifer pada reseptor batuk, contoh:Dekstrometorpan.
Dosis yang digunakan ialah 1 mg/kgBB/hari (3-4 kali/perhari).
• Mukolitik
Mukolitik adalah obat yang mengurangi viskositas lendir yang kental
sehingga mudah dibatukkan, contohnya bromheksin, ambroxol dll.
Untuk dosis ambroxol sendiri ialah 1,2-1,6 mg/kgBB/hari (3 kali
sehari).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai