Anda di halaman 1dari 13

EKSPLORASI

PRAKTIKUM FISIKA & KIMIA DASAR


LABORATORIUM PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
KELOMPOK 3 (TIGA)

Muhammad Kahfi (1910813210005)


Muhamad Faizal (1910813210006)
Akbar Arni (1910813210007)
Muhammad Khalip Ramadhan Alrida (1910813210008)
Akhsan Maulana (1910813210009)
TAHAP PENAMBANGAN
 PROSPEKSI
 EKPLORASI
 STUDI KELAYAKAN
 DEVELOPMENT
 EKSPLOITASI
 PENGOLAHAN
 PEMASARAN
Definisi Eksplorasi
Merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan
bahan galian tersebut ditemukan, dan bertujuan untuk mengetahui, ukuran,
bentuk, kedudukan, sifat dan nilai dari endapan yang kemudian dilakukan
analisis/studi untuk mengetahuiekonomis dari suatu bahan galian untuk
menentukan kemungkinan dilakukannya penambangan
Tujuan Eksplorasi
• Mencari/menemukan jenis pemineralan
• Mendapatkan gambaran sebaran bahan mineral bijih
• Mendeliniasi sebaran dan kemenerusan secara lateral
• Mendeliniasi sebaran ke arah dalam (vertical)
• Mendapatkan gambaran bentuk dan dimensi tubuh bijih
• Mengestimasi kuantitas dan kualitas bijih (sumber daya)
• Mengestimasi nilai ekonominya
Metode Eksplorasi
o Secara Langsung
a) Permukaan
1) Pemetaan langsung o Secara tidak langsung
2) Penyelidikan singkapan a) Foto udara dan citra satelit
b) Bawah tanah b) Geofisika
1) Pemboran inti 1) Gravitasi
2) Seismik
3) Listrik
c) Geokimia
1) Tanah
2) Air
3) Batuan dasar
• Metode eksplorasi secara langsung, mempunyai pengertian
bahwa Pengamatan dapat dilakukan dengan kontak visual
dan fisik.

• Metode eksplorasi secara tidak langsung, adalah kegiatan


eksplorasi yang dilakukan dengan tidak berhubungan
langsung dengan bahan atau endapan bahan galian.
Tahap Eksplorasi
• Survei Tinjau
 Tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi
keterdapatan mineral
 Skala regional
 Berdasarkan hasil studi geologi regional, di antaranya pemetaan geologi
regional, pemotretan udara dan metode tidak langsung lainnya, dan inspeksi
lapangan
 Penarikan kesimpulannya berdasarkan ekstrapolasi
 Tujuan : mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi yang
prospektif untuk diselidiki lebih lanjut
 Perkiraan kuantitas sebaiknya hanya dilakukan apabila datanya cukup tersedia
atau ada kemiripan dengan endapan mineral lain yang mempunyai kondisi
geologi yang sama
 Sumber daya hipotetik
• Prospeksi
 Tahap eksplorasi untuk mempersempit daerah yang mungkin mengandung endapan
mineral yang potensial
 Metode yang digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan, dan
metode yang tidak langsung seperti geokimia dan geofisika
 Sumur uji, pemboran dan pemercontohan mungkin dapat dilakukan secara terbatas
 Tujuan : mengidentifikasi suatu endapan mineral yang akan menjadi target eksplorasi
selanjutnya
 Perkiraan kuantitas dihitung berdasarkan interpretasi data geologi, geokimia dan geofisika
 Sumber daya tereka
• Eksplorasi Umum

 Tahap eksplorasi yang merupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang
teridentifikasi
 Metode yang digunakan termasuk pemetaan geologi, pemercontohan
dengan jarak yang lebar, membuat sumur uji serta pemboran untuk evaluasi
pendahuluan kuantitas dan kualitas suatu endapan mineral
 Interpolasi dapat dilakukan secara terbatas berdasarkan metode
penyelidikan tidak langsung
 Tujuan : menentukan gambaran geologi suatu endapan mineral berdasarkan
indikasi sebaran dan perkiraan awal mengenai ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas dan kualitasnya
 Tingkat ketelitian dapat digunakan untuk menentukan apakah studi
kelayakan tambang dan eksplorasi terinci diperlukan
 Sumber daya tertunjuk
• Eksplorasi Rinci
 Tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalam 3 dimensi
terhadap endapan mineral
 Berdasarkan pemercontohan singkapan, lubang bor dan terowongan
 Jarak pemercontohan sedemikian rapat sehingga ukuran, bentuk,
sebaran, kuantitas, kualitas dan ciri-ciri yang lain dari endapan mineral
tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi
 Uji pengolahan dari pemercontohan ruah mungkin diperlukan
 Sumber daya terukur
Dasar Hukum Izin Usaha Penambangan Eksplorasi
o UU No. 23 Thn. 1997 ttg Pengolahan lingkungan hidup
o UU No. 4 Thn. 2009 ttg Pertambangan mineral dan batubara
o PP No. 22 Thn. 2010 ttg Wilayah Pertambangan
o PP No. 23 Thn. 2010 ttg Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan
batubara
Sekian dan Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai