Anda di halaman 1dari 15

Oleh

Ninik, Ririen, Aini, Nikmatus, Fitri, Maria, Randi, Dhea

Lab Farmasi & Farmakologi FK UNISMA


Pengelolaan obat merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang menyangkut
aspek perencanaan /seleksi, pengadaan,
penggunaan obat, dan evaluasi dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang
tersedia tenaga, dana, sarana, dan
perangkat lunak (metode dan tataksana)
dalam upaya mencapai tujuan yang
ditetapkan
1
• Obat dibutuhkan oleh sebagian besar
populasi.
• Memperhatikan pola prevalensi penyakit,
fasilitas pelayanan kesehatan, kemampuan
sumber daya manusia
• Obat terbukti aman dan manjur
• manfaat yang maksimal dengan risiko yang
minimal
• Mutu terjamin
• mempunyai rasio manfaat-biaya yang baik
• mempunyai farmakokinetika yang paling
menguntungkan, mudah diperoleh serta dengan
harga terjangkau
2

• estimasi kebutuhan obat untuk populasi


• perencanaan pengadaan
• pemilihan cara pengadaan
• pelaksanaan pembelian
• penerimaan dan pemeriksaan serta jaminan
mutu obat
Pengendalian Persediaan
mengendalikan arus barang yang
masuk.

Tingkat Persediaan
3 Distribusi
1. stok yang diperlukan selama
pelayanan kebutuhan di
antara dua pengiriman
2. stok cadangan

Manajemen Pergudangan
1. Obat Bebas, Generik / Obat
Paten, Obat non Narkotik
2. Suppositoria, Injeksi
tertentu, dan beberapa alat
•: kontrasepsi.
3. Obat Narkotika dan
Psikotropika
Penyimpanan pesediaan
barang / obat di Apotek

mencegah terjadinya kekosongan.

obat yang pergerakannya cepat ( fast


moving ) yaitu obat dan bahan obat
yang paling banyak dan cepat terjual
dan sering digunakan dan diresepkan
oleh Dokter
4
pengelolaan obat mendukung aspek medik

dukungan terhadap
kerasionalan peresepan

a. Diagnosa yang ditegakkan sesuai standar


terapi yang ditetapkan
b. Tersedia pada saat dibutuhkan
c. Diberikan dengan dosis yang tepat
d. Cara pemberian dengan interval waktu
pemberian yang tepat
e. Lama pemberian tepat
f. Harus efektif, aman dan mutu terjamin
5

1.Obat yang akan habis dan obat yang akan


kadaluarsa
2.Obat yang kadaluarsa dan tidak dapat
dikembalikan dianggap sebagai kerugian
3.Sedangkan obat yang dapat dikembalikan
dikumpulkan dan dicari frakturnya untuk bukti
pembelian
4.Untuk obat yang kadaluarsa dibuatkan berita
acara pemusnahan
Oleh
Ninik, Ririen, Aini, Nikmatus, Fitri, Maria, Randi, Dhea

Lab Farmasi & Farmakologi FK UNISMA


Berdasarkan resep yang telah dianalisa, diketahui bahwa :
• Alamat pasien tidak dicantumkan
Hal ini dapat dikarenakan pasien merupakan pasien rawat
inap sehingga identitas pasien sudah tercantum dalam
rekam medis.
• Usia pasien tidak dicantumkan
Hal ini dapat dikarenakan pasien merupakan pasien rawat
inap sehingga identitas pasien sudah tercantum dalam
rekam medis.
• Jenis kelamin tidak dicantumkan
Untuk penulisan jenis kelamin tidak ditulis karena pada
identitas pasien untuk nama telah dicantumkan
keterangan Tn/Ny/Sdr/Sdri.
• Berat badan pasien tidak dicantumkan
Karena pada usia dewasa, dosis obat
memang disesuaikan.
• Nama dokter tidak dicantumkan
Nama dokter 6 tidak dicantumkan dalam
kertas resep sebanyak 15%, dikarenakan
resep tersebut ditulis oleh perawat atas
izin dokter.
• SIP dokter 40 tidak ditulis , 40/40 x 100 =
100%
• Alamat dokter 40 tidak ditulis , 40/40 x 100 =
100%
• Jam praktek 40 tidak ditulis , 40/40 x 100 = 100%
• Untuk SIP, alamat dokter serta jam praktek
tidak dicantumkan sebanyak 100% dengan alas
an resep tersebut dikeluarkan oleh instansi yaitu
RSI Unisma.
• Paraf 25 tidak ditulis, 25/40 x 100 = 63%
Untuk paraf dalam resep tidak dicantumkan
oleh karena dokter terbiasa menuliskan garis
pembatas sekaligus parafnya.
• Tanggal resep 3 tidak ditulis, 3/40 x 100 = 8%
Kemungkinan resep yang diberikan oleh dokter langsung
ditebus oleh keluarga penderita sehingga tanggal tidak
ditulis dengan asumsi telah dicatat dalam laporan harian
perawat.
• Bentuk sediaan obat 26 tidak ditulis, 26/40 x 100 = 65 %
Kemungkinan dokter lupa menuliskan atau memang dokter
lupa bentuk sediaannya.
• Beberapa bahan obat dicampur dalam satu R/ (dimana
seharusnya satu bahan obat ditulis satu R/) 11 tidak
ditulis, 11/40 x 100 = 28%
Kemungkinan untuk efisiensi penulisan dan waktu
sehingga beberapa obat dicampur dalam satu R/
• Aturan pakai obat ac/pc 26 tidak ditulis
26/40 x 100 = 65%
Kemungkinan obat – obat yang
diresepkan tidak dipengaruhi makanan
sehingga tidak dicantumkan.
• Untuk obat injeksi, aturan pemakaiannya
8 tidak ditulis S i.m.m , 8/40 x 100 = %
Dengan asumsi bahwa pihak apotek pasti
meminta keluarga pasien yang menebus
untuk memberikannya ke dokter atau
perawat yang menangani.

Anda mungkin juga menyukai