Anda di halaman 1dari 25

STIKES MANDALA WALUYA

Hambatan Kinerja Dokter


Gigi dalam Melakukan
Pelayanan Gigi dan Mulut di
Kabupaten Konawe
Drg. IIN
NIM :
Latar Belakang STIKES MANDALA WALUYA

Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk cukup besar. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar sebelumnya, angka kerusakan gigi di Indonesia mencapai 4-5 gigi per orang. Hal tersebut
jauh dibawah standar Internasional yaitu 2,5 gigi per orang. Hasil Riskesdas tahun 2018 menyatakan bahwa
prevalensi Nasional masalah gigi dan mulut adalah 23.5%, dan prevalensi pengalaman karies sebesar 72.1%.
Angka prevalensi karies aktif secara Nasional sebesar 43.4%, Indeks Decay, Missing, Filling-Teeth (DMF-T)
secara nasional sebesar 4.85 (Indonesia, 2018).

Fenomena tingginya angka kunjungan dan rujukan Puskesmas terhadap pasien gigi dan mulut di
Kabupaten Konawe dapat dilihat berdasarkan studi pendahuluan mengenai jumlah kunjungan dan
rujukan Poliklinik gigi pada tiga Puskesmas terdekat dari Rumah Sakit di Kabupaten Konawe.
Puskesmas Unaaha jumlah kunjungan pasien di poliklinik gigi sebesar 2.105 pasien dengan jumlah
rujukan 566 pasien, Puskesmas Wawotobi jumlah kunjungan 1.628 pasien dengan jumlah rujukan 196
pasien, sedangkan Puskesmas Pondidaha jumlah kunjungan 662 pasien dengan jumlah rujukan 115
pasien untuk tahun 2018. Dari ketiga Puskesmas ini rata-rata memilki kunjungan dan rujukan pasien
yang tinggi.

Berdasarkan wawancara studi awal yang dilakukan pada dokter gigi “N” di puskesmas W dan Dokter gigi “S”
di Puskesmas L Kabupaten Konawe menyatakan bahwa hambatan yang dirasakan sebagai provider dalam
melaksanakan pelayanan gigi dan mulut adalah alat dan bahan, pemahaman pasien , minimnya Kapitasi
tidak sebanding dengan harga alat dan bahan, tehnisi untuk perbaikan kerusakan alat tidak tersedia,
Masalah beban kerja semenjak BPJS ini jumlah kunjungan pasien meningkat sehingga tidak maksimal dalam
memberikan pelayanan.
STIKES MANDALA WALUYA
Rumusan Masalah
Bagaimana hambatan Kinerja Bagaimana hambatan Kinerja
Dokter Gigi sebagai provider Dokter Gigi sebagai provider
dalam memberikan pelayanan dalam memberikan pelayanan
gigi dan mulut dari aspek Man gigi dan mulut dari aspek Man
(manusianya methode

Bagaimana hambatan Bagaimana hambatan


Kinerja Dokter Gigi Kinerja Dokter Gigi
sebagai provider dalam sebagai provider dalam
memberikan pelayanan memberikan pelayanan
gigi dan mulut dari gigi dan mulut dari
aspek mesin aspek material

Bagaimana hambatan Bagaimana hambatan


Kinerja Dokter Gigi Kinerja Dokter Gigi
sebagai provider dalam sebagai provider dalam
memberikan pelayanan memberikan pelayanan
gigi dan mulut dari gigi dan mulut dari
aspek money aspek marketing
STIKES MANDALA WALUYA

Tujuan • mengetahui hambatan kinerja dokter gigi sebagai


provider dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi

Umum dan mulut melalui Teori Metode 6 M Menurut George R.


Terry di Kabupaten Konawe Tahun 2019 (R.Terry, 1972).

• Mengetahui hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai provider dalam


memberikan pelayanan gigi dan mulut dari aspek Man (manusianya) di
Kabupaten Konawe Tahun 2019
• Mengetahui hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai provider dalam
memberikan pelayanan gigi dan mulut dari aspek Machine (mesin) di
Kabupaten Konawe Tahun 2019

Tujuan
• Mengetahui hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai provider dalam
memberikan pelayanan gigi dan mulut dari aspek Money (uang/modal) di
Kabupaten Konawe Tahun 2019.
• Mengetahui hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai provider dalam

Khusus memberikan pelayanan gigi dan mulut dari aspek Methode (prosedur)
di Kabupaten Konawe Tahun 2019
• Mengetahui hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai provider dalam
memberikan pelayanan gigi dan mulut dari aspek Matherial (bahan) di
Kabupaten Konawe Tahun 2019
• Mengetahui hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai provider dalam
memberikan pelayanan gigi dan mulut dari aspek Marketing (pemasaran)
di Kabupaten Konawe Tahun 2019.
STIKES MANDALA WALUYA

• Secara PraktisPenelitian ini diharapkan dapat menjadi


sumber informasi dan pertimbangan bagi Stakeholder

Manfaat dalam mengambil kebijakan dan menetapkan regulasi


mengenai pelayanan gigi dan mulut di Puskesmas dan
Rumah Sakit di Kabupaten Konawe.
Penelitian • Secara Teoritis
• Data ilmiah yang diperoleh dalam penelitian ini dapat
digunakan sebagai evaluasi bagi dokter gigi terkait
hambatan kinerja yang di hadapi sebagai provider
dalam pelayanan gigi dan mulut.

•Rejeki, S (2012) melakukan penelitian dengan judul “ Faktor – Faktor


Yang Mempengaruhi Kinerja Dokter Di Poliklinik Rawat Jalan Rumah
Saki Angkatan Laut Dr. Mintohardjo Jakarta Tahun 2012”

Tinjauan
•Marindra,S.P and Dewanto, I (2014) melakukan penelitian dengan
judul “ Gambaran Hambatan dokter gigi sebagai provider dalam
memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut era jaminan
kesehatan nasional (JKN) di Puskesmas Kabupaten Kulon Progo

Empiris •Patel et al., (2011) pada penelitiannya yang berjudul “Factors


Influencing Dental Practitioner Performance: A Summary of a Recent
Literature Review
STIKES MANDALA WALUYA
Bab II Tinjauan Pustaka
1.Tinjauan Teori dan Konsep Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
 Pengertian dan jenis pelayanan kedokteran gigi
 Prinsip pelayanan kedokteran gigi primer
 Dokter gigi sebagai Pemberi (provider) pelayanan gigi dan mulut
 Cakupan pelayanan kedokteran gigi
 Hambatan Dokter Gigi
2. Tinjauan Teori dan Konsep Manajemen
3. Konsepsi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
 Kajian Epidemiologi
 Kajian Ekonomi
 Kajian dalam Ranah Pendidika
 Urgensi Pelayanan Dokter Gigi
STIKES MANDALA WALUYA
Kerangka Pemikiran
Money Machine Man
(Jasa Pelayanan) (Alat) (drg.)

Kinerja
drg.

Material Method Marketing


(Bahan) (Cara Pelayanan) (Promosi)
Metode Penelitian STIKES MANDALA WALUYA

• Penelitian kualitatif
Pendekatan • Fenomenologi
dan Jenis
penelitian

• Informan kunci dalam penelitian ini dipilih berdasarkan non


probability sampling dengan tehnik purposive sampling.
Teknik • Snowball Sampling digunakan untuk menentukan jumlah
Rekrutmen responden.
Informan

• Penelitian ini telah dilaksanakan di Kabupaten Konawe, Sulawesi


Tenggara
Lokasi dan • Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April – Juni Tahun
Waktu 2019.
Penelitian
STIKES MANDALA WALUYA

Teknik Teknik Analisis


Sumber Data
Pengumpulan Data Data
• Data primer • Observasi • Koding
• Data Sekunder • Wawancara • Memoing
Mendalam • Menyaring
(Indepth • Diagram Terpadu
Interview) dan sesi
STIKES MANDALA WALUYA

Instrumen Etika Penelitian


Pengecekan
Keabsahan dan Penelitian Informed Consent
Validitas Data Kamera (Lembar
Persetujuan)
Triangulasi sumber Tape Recorder
Anonymity (Tanpa
Pedoman Nama)
Triangulasi Teknik wawancara
Confidentially
Triangulasi Waktu Alat tulis (Kerahasiaan)
Kesulitan dan Kelemahan Penelitian STIKES MANDALA WALUYA

•Saat dilakukan wawancara pada informan kunci dilakukan di


tempat umum sehingga informan tidak bebas memberikan
pendapat terkait hambatan kinerja dokter gigi sebagai
provider pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Kesulitan •Peneliti mengalami kesulitan melakukan observasi pada
beberapa informan terkait pemberian pelayanan kesehatan
gigi dan mulut. Untuk mengatasinya, peneliti melakukan
observasi pada informan berikutnya. Kemudian peneliti
melakukan wawancara kepada triangulasi sumber.

•Metode observasi tidak dapat terkejar dalam rentang


penelitian karena terdapat batasan waktu penelitian
dengan tugas pada beberapa informan
Kelemahan •Variabel subyek penelitian masih kurang bervariasi yaitu
terletak pada pasien yang dapat dijadikan subyek penelitian
dan triangulasi sumber terkait penerima pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
Hasil dan Pembahasan STIKES MANDALA WALUYA

Karakteristik Informan
Karakteristik Informan Kunci Informan Biasa
Jenis Kelamin
Laki-Laki 3 2
Perempuan 7
Umur
24-40
41-60
Pendidikan
S1 6
S2 3 3
Masa Kerja
< 1 Tahun
5. Tahun 5
>5 Tahun 3 4
STIKES MANDALA WALUYA
ANALISIS TEMA

Proses analisis data menghasilkan 6 tema yang sesuai dengan rumusan masalah
yaitu (1)hambatan kinerja dokter gigi sebagai provider dalam memberikan
pelayanan gigi dan mulut dari aspek man; (2) hambatan kinerja dokter gigi
sebagai provider dalam memberikan pelayanan gigi dan mulut dari aspek money;
(3) hambatan kinerja dokter gigi sebagai provider dalam memberikan pelayanan
gigi dan mulut dari aspek material; (4) hambatan kinerja dokter gigi sebagai
provider dalam memberikan pelayanan gigi dan mulut dari aspek mesin; (5)
hambatan kinerja dokter gigi sebagai provider dalam memberikan pelayanan gigi
dan mulut dari aspek metode; (6) hambatan kinerja dokter gigi sebagai provider
dalam memberikan pelayanan gigi dan mulut dari aspek marketing.
Tema 1
hambatan kinerja dokter gigi sebagai provider dalam
memberikan pelayanan gigi dan mulut dari aspek man STIKES MANDALA WALUYA
Kategori Sub tema Tema
Tidak merata penempatan dokter gigi Kekurangan Sumber Daya Manusia Hambatan kinerja dokter gigi sebagai provider
berdasarkan zona dalam memberikan pelayanan gigi dan mulut
Pasien sering dirujuk dari aspek man
Jumlah puskesmas tidak sama dengan jumlah
dokter gigi
Permintaan tenaga tidak terpenuhi
Keterbatasan alat dan bahan sehingga pasien Tindakan pelayanan tidak sesuai dengan kebutuhan
sering dirujuk masyarakat
Pasien menuntut pelayanan yang lebih

Banyak pasien diluar wilayah kerja datang Beban kerja


berobat
Waktu kerja jadi lebih lama
Beban kerja tidak sesuai dengan resiko kerja

Wajib memperbaharui STR tiap 5 tahun Up grade skill dokter gigi


dengan cara mengumpulkan SKP melalui
pelatihan dan seminar

Tidak pernah diwadahi oleh pemerintah


daerah
Tidak ada pelaksanaan di kabupaten
Biaya mahal ditanggung dokter gigi

Tidak merata dokter gigi di Puskesmas Interfensi pemangku kebijakan dalam penempatan lokasi
tugas dokter gigi ( temuan tema)
Banyak dokter gigi yang mengisi Puskesmas
yang berada dekat perkotaan

Tidak sesuai SK tugas dengan penempatan


lokasi tegas
Tema 2 :
Hambatan kinerja dokter gigi sebagai
provider dalam memberikan pelayanan gigi STIKES MANDALA WALUYA
dan mulut dari aspek money
Kategori Sub tema Tema
Tidak ada regulasi Minimnya biaya kapitasi dalam Hambatan kinerja dokter gigi
anggaran untuk dokter menunjang kinerja dokter gigi sebagai provider dalam
gigi memberikan pelayanan gigi
dan mulut dari aspek money
(uang)
Biaya kapitasi tidak
cukup untuk menunjang
pelayanan gigi dan
mulut

Tidak ada regulasi Perlunya peningkatan kapitasi


anggaran pembagian
jasa pelayanan untuk
dokter gigi
Jasa pelayanan tidak
sesuai dengan resiko
beban kerja
Tema 3 :
Hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai
Provider dalam Memberikan Pelayanan Gigi
STIKES MANDALA WALUYA
dan mulut dari aspek Material
Kategori Sub tema Tema
Minimnya obat habis pakai Ketersediaan obat dan bahan habis Hambatan kinerja dokter gigi
pakai sebagai provider dalam
Sistem top down untuk pengadaan
memberikan pelayanan gigi dan
obat dari Dinas Kesehatan
mulut dari aspek material
Ketersediaan obat diapotik tidak
sesuai kebutuhan dokter gigi

Sudah meminta tapi tidak terpenuhi

Harusnya button-up namun Mekanisme kebijakan pengadaan obat


kenyataannya dilapangan top-down dan bahan habis pakai

Hand scoon dan masker standar Ketersediaan APD


Apron tidak ada
Helm tidak ada
Ketersediaan alat pelindung diri Interfensi pemangku kebijakan dalam
tidak masuk dalam PMK 75, sehingga Pengadaan Alat dan Bahan Pelayanan
tidak bisa dianggarkan
Kesehatan Gigi (temuan tema)
Tidak ada regulasi anggaran yang
jelas untuk prioritas pengadaan alat
dan bahan

Lambatnya pemenuhan permintaan


alat dan bahan
Tema 4 :
Hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai
Provider dalam memberikan pelayanan gigi
STIKES MANDALA WALUYA
dan mulut dari aspek Machines (Mesin)
Kategori Sub tema Tema
Kondisi Kabupaten Konawe Ketersediaan listrik untuk penunjang Hambatan kinerja dokter gigi sebagai
sering terjadi pemadaman pelayanan provider dalam memberikan pelayanan
listrik gigi dan mulut dari aspek mechine
(mesin)

Listrik memadai tapi tidak


semua unit punya genset
untuk cadangan listrik

Mesin dental unit tidak Teknisi untuk perbaikan dental unit tidak
berfungsi total tersedia

Lampu dental tidak menyala

Tidak bisa naik turun


kursinya
Button-up namun tidak Mekanisme untuk pengadaan alat untuk
selalu terealisasi menunjang kinerja dokter gigi
Tema 5 :
Hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai
Provider dalam memberikan pelayanan gigi
STIKES MANDALA WALUYA
dan mulut dari aspek Metode

Kategori Sub tema Tema


Tidak sesuai tindakan Ketidaksesuaian antara Hambatan kinerja dokter gigi
pelayanan terhadap tindakan dan kebutuhan sebagai provider dalam
kebutuhan pelayanan memberikan pelayanan gigi
dan mulut dari aspek method
masyarakat
(metode)

Keterbatasan sarana Meningkatnya rujukan pasien


dan prasarana
sehingga harus
merujuk pasien
Tema 6 : STIKES MANDALA WALUYA
Hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai
Provider dalam memberikan pelayanan gigi
dan mulut dari aspek Metode

Kategori Sub tema Tema

Alat peraga tidak Keterbatasan dalam Hambatan kinerja


ada melakukan tindakan dokter gigi sebagai
promotif dan preventif provider dalam
memberikan pelayanan
diluar gedung
gigi dan mulut dari
aspek marketing
STIKES MANDALA WALUYA
Pembahasan
Penempatan tenaga Dokter gigi yang tidak merata di kabupaten Konawe sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa Pemerataan tenaga
kesehatan merupakan suatu masalah di Kabupaten Buton yang sampai saat ini
belum teratasi. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas di wilayah kepulauan
sangat kurang disbanding Puskesmas perkotaan. Penempatan tenaga yang tidak
merata telah mengakibatkan rendahnya mutu pelayanan kesehatan di daerah
terpencil

Sakunphanit (2015) juga menyatakan bahwa sistem kapitasi


merupakan sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang sangat
efektif nantinya. Timbulnya masalah dalam sistem kapitasi adalah
ketika menyamakan sistem pembayaran pada semua pelayanan
kesehatan sehingga akan menimbulkan terhambatnya pelayanan yang
diberikan oleh dokter gigi

Persediaan obat yang terlalu besar atau kecil akan membuat rumah
sakit mengalami kerugian. Kerugian tersebut dapat berupa biaya
persediaan obat yang membesar serta terganggunya kelancaran
pelayanan kesehatan di rumah sakit (Kumalasari and Rochmah, 2016)
STIKES MANDALA WALUYA
Lanjutan Pembahasan
Fasilitas yang lengkap dan sesuai dengan standar yang ditetapkan
(standart personal and facilities) diharapkan dapat meningkatkan
kualiatas mutu layanan petugas kesehatan gigi dan observasi dari ruang
poliklinik gigi dapat diketahui bahwa fasilitas atau alat yang tersedia
jauh dari memadai

Tindakan yang diberikan Dokter Gigi sebagai provider pelayanan gigi dan mulut
dan mekanisme rujukan pasien dianggap telah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat di Kabupaten Konawe. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Dewanto, 2015) yang menyatakan bahwa bahwa masih perlu
kejelasan mengenai detil perawatan yang dicakup seperti perawatan scalling
yang dilakukan 1 tahun sekali, obat pasca-ekstraksi yang harus ditanggung
provider dan jenis tindakan yang dapat dirujuk.

Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian informasi


atau pesan kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan
terjadinya perilaku sehat Penyuluhan merupakan salah satu upaya
promotif dalam pelaksanaan program UKGS di sekolah-sekolah. Upaya
promotif yang dilaksanakan di UKGS, lebih diarahkan pada
pendekatan pendidikan kesehatan gigi.
Kesimpulan STIKES MANDALA WALUYA

Hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai provider dalam memberikan pelayanan gigi dan
mulut Di Kabupaten Konawe terdapat kekurangan sumber daya manusia kesehatan
tenaga Dokter Gigi masih sangat kurang. Namun di sisi lain dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat.

Hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai provider dalam memberikan pelayanan gigi
dan mulut di Kabupaten Konawe diperlukan adanya peningkatan besaran kapitasi
Dokter Gigi dan kapitasi yang ada dirasakan membatasi pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh Dokter Gigi.

Hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai provider dalam memberikan pelayanan gigi dan mulut di
Kabupaten Konawe Dokter Gigi masih terkendala dengan peralatan, sarana, dan prasarana yang ada
serta anggaran dalam melakukan pelayanan gigi dan mulut. Di Kabupaten Konawe Tindakan yang
diberikan Dokter Gigi sebagai provider pelayanan gigi dan mulut dan mekanisme rujukan pasien
dianggap telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Konawe.
Lanjutan Kesimpulan STIKES MANDALA WALUYA

Hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai provider dalam memberikan


pelayanan gigi dan mulut Di Kabupaten Konawe Dokter Gigi telah
berupaya melakukan promotif dan preventif namun masih terkendala
dengan sarana dan prasarana khususnya alat peraga.

Hambatan Kinerja Dokter Gigi sebagai provider dalam memberikan


pelayanan gigi dan mulut di Kabupaten Konawe terjadi kekurangan
Tenaga Dokter Gigi dipengaruhi oleh faktor kebijakan politik dan
kebijakan stekholder
STIKES MANDALA WALUYA
Saran

Perlu dilakukan evaluasi kebijakan penempatan tenaga kesehatan khususnya Dokter


Gigi di Puskesmas Kabupaten Konawe.

Perlu dilakukan evaluasi sarana dan prasarana Puskesmas di Kabupaten Konawe


khususnya sarana dan prasarana bagi dokter Gigi

Untuk mengatasi kekurangan tenaga di Puskesmas, pemerintah daerah perlu


mengambil kebijakan rekrutmen tenaga kesehatan dengan sistim contracting out,
dengan cara mengontrakkan kepihak ketiga. Contracting out dapat menjawab
keterbatasan

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hambatan kinerja dokter gigi di
Kabupaten Konawe
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai