Anda di halaman 1dari 28

Geometri Affine

By Mochamad Helmi Firmansyah


123174258
Janos Bolyai
• Lahir pada tanggal 15
Desember 1802 di Koloszvar
• Masuk Calvinist University
saat berumur 12 tahun dan
selama 3 tahun dijuluki “a
real child genius”
• Antara 1820 – 1824 dia
mengembangkan ilmu ukur
non-Euclid-nya
Geometri Affine
• Dasar Geometri Affine adalah Geometri
Terurut
• Bidang Affine dipandang sebagai keadaan
khusus dari bidang terurut
• Aksioma dari geometri terurut yang berlaku:
Aksioma 3.1, 3.7, 3.8, 3.9
• Aksioma 4.1
Ada paling sedikit dua titik D

• Aksioma 4.2
Jika A B C suatu segitiga,
[B C D] dan [C E A], C

maka pada garis DE ada suatu E ▪


titik F yang memenuhi [A F B]
A F B
• Aksioma 4.3 (Dalam ruang dimensi dua)
Semua titik ada dalam satu bidang
• Aksioma 4.4
Untuk setiap partisi dari semua titik pada
suatu garis dalam himpunan yang tidak
kosong, sedemikian hingga tidak ada titik
dari masing-masing himpunan yang terletak
antara dua titik dari himpunan lainnya,
maka ada satu titik dari satu himpunan yang
terletak antara setiap titik dari himpunan itu
dan setiap titik himpunan lainnya.
Aksioma 4.5
• Aksioma 4.5
Untuk sebarang titik A dan sebarang garis r
yang tidak melalui A ada paling banyak satu
garis melalui A dalam bidang Ar, yang tidak
memotong r.
r

A
Aksioma 4.6
• Aksioma 4.6
Jika A, A’, B, B’, C, C’, O adalah 7 buah titik
berlainan sedemikian hingga AA’, BB’, CC’
adalah 3 buah garis berlainan melalui O dan
jika 𝐴𝐵// 𝐴′𝐵′A’ , 𝐵𝐶 // 𝐵′𝐶′, maka 𝐶𝐴 // 𝐶 ′ 𝐴′

A

B O
B’ 


C

C’
Sifat-Sifat
Kesejajaran dalam geometri Affine ini adalah
suatu relasi ekuivalensi, jadi memenuhi sifat-
sifat :
• Refleksif,
yaitu setiap garis g sejajar dengan g sendiri
• Simetris,
yaitu jika g sejajar h, maka h sejajar g
• Transitif,
yaitu jika g sejajar h dan h sejajar k, maka g
sejajar k
Teorema 4.1
• Teorema 4.1
Jika ABC dan A’B’C’ adalah dua segitiga
dengan titik-titik sudut yang berlainan,
diletakkan sedemikian hingga 𝐵𝐶 // 𝐵’𝐶’, 𝐶𝐴
// 𝐶’𝐴’, dan 𝐴𝐵 // 𝐴’𝐵’, maka ketiga garis 𝐴𝐴’,
𝐵𝐵’, dan 𝐶𝐶’ adalah berpotongan pada satu
titik (konkuren) atau sejajar.
Diketahui : 𝐵𝐶 // 𝐵’𝐶’, 𝐶𝐴 // 𝐶’𝐴’, dan 𝐴𝐵 // 𝐴’𝐵’
Dibuktikan : 𝐴𝐴’, 𝐵𝐵’, dan 𝐶𝐶’ adalah berpotongan pada satu titik atau sejajar

No. Pernyataan Alasan 


O
1. AB // A’B’dan BC // B’C’ Premis

2. Misal AA’ memotong BB’ di O Premis Tambahan

3. Misal OC memotong B’C’ di C’’ Premis Tambahan B 

A 
4. AA’, BB’ dan CC’’ berpotongan di O Langkah 2 & 3 C

5. C" pada garis B’C’ Langkah 3 B’ 


A’ 
6. AC // A’C’’ Langkah 1, 5 &   C’
Aksioma 4.6 C’‘
7. C’’ pada A’C’ Langkah 6

8. C’’ pada B’C’ Langkah 3


Diketahui : 𝐵𝐶 // 𝐵’𝐶’, 𝐶𝐴 // 𝐶’𝐴’, dan 𝐴𝐵 // 𝐴’𝐵’
Dibuktikan : 𝐴𝐴’, 𝐵𝐵’, dan 𝐶𝐶’ adalah berpotongan pada satu titik atau sejajar

No. Pernyataan Alasan 


O
9. C” berimpit dengan C’ Langkah 7, 8 &
A’B’C’ adalah
segitiga
10. AA’, BB’ dan CC’ berpotongan pada Langkah 4 & 9
satu titik O
B 
11. Misal AA’ // BB’ // CC’’ Premis Tambahan
A 
C
12. Misal C" pada garis B’C’ Premis Tambahan
B’ 
13. AC // A’C’’ Langkah 1, 12 & A’ 
Aksioma 4.6
14. C’’ pada A’C’ Langkah 13

15. C’’ pada B’C’ Langkah 11


Diketahui : 𝐵𝐶 // 𝐵’𝐶’, 𝐶𝐴 // 𝐶’𝐴’, dan 𝐴𝐵 // 𝐴’𝐵’
Dibuktikan : 𝐴𝐴’, 𝐵𝐵’, dan 𝐶𝐶’ adalah berpotongan pada satu titik atau sejajar

No. Pernyataan Alasan 


O
16. C” berimpit dengan C’ Langkah 14, 15 &
A’B’C’ adalah
segitiga
17. AA’, BB’ dan CC’ sejajar Langkah 4 & 9

B 

A 
C

B’ 
A’ 
Teorema 4.2
• Teorema 4.2
Jika A, A’, B, B’, C, C’ adalah 6 buah titik yang
berlainan pada 3 garis yang berbeda 𝐴𝐴’, BB’,
dan CC’ diletakkan sedemikian hingga garis 𝐴𝐵
Diketahui : 𝐴𝐴’ // BB’ // CC’ dengan A ≠ B ≠ C ≠ A’ ≠ B’ ≠ C’
𝐴𝐵 // A’B’ dan BC // B’C’
Dibuktikan : CA // C’A’

No. Pernyataan Alasan

1. AA’ // BB’ // CC’ dengan A ≠ B ≠ C ≠ Premis


A’ ≠ B’ ≠ C’
2. BB’ ≠ CC’ Langkah 1

3. Konstruksi A’C’’ Melalui A’ sejajar Premis Tambahan B 


CA
A 
4. AB // A’B’, BC // B’C”, dan AC // Langkah 3
C
A’C”
5. Langkah 4 & B’ 
AA’ // BB’ // CC”
Teorema 4.1 A’ 
6. C” terletak pada CC’ Langkah 5  C”

7. C” pada B’C’ Langkah 3


Diketahui : 𝐴𝐴’ // BB’ // CC’
𝐴𝐵 // A’B’ dan BC // B’C’
Dibuktikan : CA // C’A’

No. Pernyataan Alasan

8. B’ tidak terletak pada CC’ Langkah 2

9. C” berimpit dengan C’ Langkah 6, 7, & 8

10. CA // C’A’ Langkah 8


B 

A 

C

B’ 
A’ 
 C”
Definisi 4.1
• Definisi 4.1
Empat titik A, B, C, dan D yang tidak segaris
dikatakan membentuk suatu jajar genjang
ABCD jika AB // DC dan BC // AD
D . .C

A . .B
Definisi 4.2
• Definisi 4.2
Suatu dilatasi (suatu perbanyakan) ialah suatu
transformasi yang mentransformasikan setiap
garis ke garis yang sejajar
Teorema 4.3
• Teorema 4.3
Dua segmen yang diketahui AB dan A’B’ pada
garis-garis yang sejajar menentukan dengan
tunggal suatu dilatasi AB  A’B’
. .C’
Q . .C Q’

A . .B A’ . .B’
No. Pernyataan Alasan

1. Misal Q sebarang titik pada bidang Premis tambahan

2. Konstruksi bayangan Q’ melalui A’ ∋ // AQ dan Premis tambahan


melalui B’ ∋ // BQ
3. Q’ adalah bayangan Q 2

4. Konstruksi bayangan C’ melalui A’ ∋ // AQ dan Premis tambahan


melalui B’ ∋ // BQ
5. C’ adalah bayangan C 4

6. A’ adalah bayangan A dan 2&4


B’ adalah bayangan B’
. .C’
Q . .C Q’

A . .B A’ . .B’
No. Pernyataan Alasan

7. AA’// BB’ // PP’ Teorema 4.1

8. A ≠ A’, B ≠ B’ Tidak berhimpit


C ≠ C’, Q ≠ Q’
9. AA’ // BB’// CC’ // QQ’ 8

10. C’Q’ // CQ 9

11. Transformasi tersebut merupakan dilatasi dan 8 & 10


tunggal
12. Misal AB berimpit dengan A’B’ Premis Tambahan

13. Transformasi AC → A’C’ 12


Definisi 4.3
• Definisi 4.3
Invers dari dilatasi AB  A’B’ adalah 𝐴’𝐵’
AB .
Definisi 4.4
Definisi 4.4
Hasil kali dilatasi ialah dilatasi yang dilanjutkan
dengan dilatasi yang lain.
Berarti, hasil kali dua dilatasi 𝐴𝐵  A’B’ dan A’B’
 A”B” adalah dilatasi AB  A”B”.
A B

A’ B’

A” B”
Definisi 4.4
• Hasil kali dilatasi dengan inversnya adalah
identitas AB  AB
• Garis-garis yang menghubungkan suatu titik
dan bayangannya disebut garis-garis
invariant. Garis-garis itu berpotongan pada
satu titik atau sejajar
Definisi 4.4
• Jika garis-garis yang menghubungkan titik dan
banyangannya (yaitu yang menghubungkan
dua titik berkorespondensi), berpotongan
pada satu titik, maka dilatasi disebut dilatasi
sentral. Titik potong garis-garis itu disebut
titik pusat dilatasi O dan titik pusat tersebut
A’

tunggal. A

O C
C’

B
B’
Definisi 4.4
• Jika garis-garis yang menghubungkan dua titik
berkorespondensi sejajar, maka dilatasi itu
suatu translasi
A A’

C C’

B B’
Definisi 4.4
• Jika pada translasi AB  A’B’, AA’BB’ tidak
berupa jajar genjang, maka dapat ditunjukkan
jajar genjang lainnya
Teorema 4.4.

• Teorema 4.4.
Sembarang dua titik A dan A’ menentukan
dengan tunggal translasi A  A’
A’ .
A . B’ .
B .
No. Pernyataan Alasan

1. Misal AA’B’B jajargenjang Premis Tambahan

2. AA’ // BB’ 1 & Def 4.1

3. Translasi A → A’ = Translasi B → B’ Titik invarian (Def 4.4)

4. A → A’

Anda mungkin juga menyukai