Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH Kelompok 7:

ASUHAN KEPERAWATAN 1. Asri Wulandari


2. Evi Natalia

KOMUNITAS DEWASA 3. Fariza Ilham


4. Indriani Safitri
DENGAN DIABETES 5. Mita Puspitaningrum

MELITUS 6. Salma Deviyana


7. Yudhi prabowo
KONSEP DIABETES MELITUS

A. Definisi
Menurut Mansyoer (2010) Diabetes Mellitus adalah keadaan
hiperglikemik kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat
gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
misalnya pada mata, ginjal, syaraf dan pembuluh darah, disertai lesi
pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
B. Anatomi Fisiologi
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira–kira 15 cm,
lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata–rata 60–
90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
Pulau – pulau Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :
a. Sini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.
b. Pulau langerhans
Pulau Langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :
1) Sel–sel A (alpha), jumlahnya sekitar 20–40% ; memproduksi
glukagon yang manjadi faktorhiperglikemik, suatu hormon yang
mempunyai “ anti insulin like activity “.
2) Sel– sel B (betha), jumlahnya sekitar 60–80 % , membuat insulin
3) Sel–sel D (delta), jumlahnya sekitar 5–15 %, membuat somatostatin.

Pada penderita DM, sel beta sering ada tetapi berbeda dengan sel
beta yang normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi
pewarnaan untuk insulin sehingga dianggap tidak berfungsi.
C. Etiologi
1. Faktor keturunan
2. Faktor obesitas
3. Faktor Hormonal, meliputi: Pankretektomi, Alloxan, Zat anti
insulin, Penyakit-penyakit pancreas, Hipofisis, Suprarenal,
Thyroid.
4. Faktor pola hidup kurang sehat.

D. Tanda dan Gejala


1. Keluhan khas Diabetes Melitus: Poliuria, Polidipsi, Polifagia,
Penurunana BB drastic
2. Keluhan tidak khas ( lemah, kesemutan, gatal/ bisul, mata
kabur, disfungsi ereksi, pruritus vulvae/ keputihan)
GDS & 2jpp: ≥ 200 mg/ dl
GDP : ≥ 126 mg/ dl
MODEL YANG DIGUNAKAN UNTUK
PENGKAJIAN KOMUNITAS

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat orang dewasa


menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien
(dewasa) dengan DM digambarkan sebagai inti (core) mencakup
sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8
(delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan
fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan
rekreasi.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DEWASA DENGAN DIABETES MILLITUS
A. Kasus
Di RT 5 RW 8 Du
sun samberjo terdapat penduduk dengan usia dewasa 150 orang, dari 150 orang dewasa
yang menderita diabetes mellitus berjumlah 50 orang, 90% wanita yaitu sebanyak 45 orang
dan 10% laki-laki sebanyak 5 orang. Dari data tersebut diketahui yang menderita diabetes
mellitus semua dengan tipe II 100% sebanyak 50 orang, Semua penderita DM tidak
terdapat luka dikakinya. Berdasarkan data yang didapat dari Kelompok penderita DM
mengungkapkan sering kesemutan bagian kaki dan tangan sehingga mereka sering
melakukan olahraga jalan kaki tanpa alas kaki dan melakukan senam aerobic setiap minggu
pagi. Kelompok penderita DM mengungkapkan tidak mengetahui bagaimana cara
perawatan kaki dan senam kaki DM. petugas kesehatan puskesmas melaporkan sedikit
sekali penderita DM yang rutin memeriksa kadar gula darahnya.
PENGKAJIAN
1. Data Inti
a. Demografi : Data diperoleh melalui Puskesmas atau kelurahan berupa laporan tahunan
atau rekapitulasi jumlah kunjungan pasien yang berobat.
b. Status perkawinan : 100% dari responden sudah menikah
c. Nilai, kepercayaan dan agama: mayoritas responden beragama Islam yaitu 75%
d. Statistik vital: Data statistik vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan dan
angka kematian usia dewasa.
e. Karakteristik penduduk: fisik penduduk penderita DM (yang dikeluhkan), psikologis,
sosial dan perilaku.
2. Data Subsistem
a. Lingkungan fisik: inspeksi (kondisi perumahan), auskultasi (kegiatan yang rutin dilakukan, yaitu
pengajian dan senam), angket (kebiasaan masyarakat yang berjalan tanpa alas kaki)
b. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial : puskesmas
c. Ekonomi : ibu ibu banyak yang membuka toko. Penghasilan rata-rata warga perbulan Rp
800.000-1500.000.
d. Keamanan dan transportasi : poskampling, transportasi yang umum adalah sepeda motor dan
angkutan umum
e. Politik dan pemerintahan: warga ikut dalam kegiatan kumpulan rutin
f. Komunikasi: Komunikasi yang dilakukan orang dewasa di wilayah Kelurahan Samberjo meliputi
data tentang diskusi yang dilakukan orang dewasa dengan DM
g. Pendidikan: Rata – rata pendidikan orang dewasa di kelurahan Samberjo RW 8 sebagian besar
lulusan SMA/Sederajat.
h. Rekreasi : warga kadang pergi ke mall terdekat
3. Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit DM terhadap kelompok dewasa masih
acuh, mungkin dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupun kurangnya
pengetahuan kesehatan mengenai suatu penyakit
ANALISIS DATA

Data Masalah
Dari hasil wawancara telah didapatkan: Defisiensi kesehatan komunitas (00215)
1) Dari 150 orang dewasa terdapat 50 orang yang menderita
diabetes mellitus
2) Belum ada program untuk mengatasi masalah kesehatan
tersebut
1) Kelompok penderita DM mengungkapkan sering merasa Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan(00078)
kesemutan bagian kaki dan tangan
2) Kelompok penderita DM mengungkapkan telah melakukan olah
raga secara teratur seperti senam dan jalan kaki.
3) Kelompok penderita DM mengungkapkan melakukan olahraga
tersebut tanpa menggunakan alas kaki yang memadai
4) Kelompok penderita DM mengatakan tidak mengetahui cara
perawatan kaki.
5) Kelompok penderita DM mengatakan belum mengetahui atau
melakukan senam kaki DM.
6) Hasil inspeksi didapatkan kaki tampak bersih dan belum
tampak ada luka.
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Defisiensi Kesehatan Komunitas


2. Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan
PRIORITAS MASALAH

Diagnosa prioritas Persepsi populasi Keseriusan Kefektifan Total score


keperawatan komunitas
yang mengalami masalah masalah
masalah

Defisiensi Kesehatan 4 4 4 48
komunitas

Ketidak efektifan 5 4 5 65
pemeliharaan kesehatan
Kesimpulan:
• Masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
dan yang direncanakan adalah memberikan pendidikan kesehatan dan mendemonstrasikan
senam kaki DM karena masyarakat didaerah samberjo yang menderita DM sering jalan kaki
tidak menggunakan alas kaki karena kaki sering kesemutan. Dan juga memberikan wadah
pelayanan kesehatan atau organisasi khusus bagi penderita DM di wilayah Desa Samberjo
sebagai tempat berbagi informasi tentang masalah yang sering dialami oleh orang dewasa
terutama masalah kesehatan dan alternativ penyelesaiannya secara positif.
• Tujuan memberikan pendidikan kesehatan dan Paguyuban (kelompok) penderita DM ini
adalah peduli kesehatan tersebut untuk memelihara serta meningkatkan status kesehatan
penderita DM dewasa di wilayah Desa Samberjo.
Diagnosa keperawatan Tujuan (NOC) Rencana tindakan

Ketidakefektifan Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Pendidikan kesehatan (5510)


pemeliharaan kesehatan masalah status kesehatan ketidakefektifan pemeliharaan
- Monitor tingkat pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat
kesehatan dapat teratasi dengan KH:
ini pada individu, keluarga, dan kelompok sasaran
Pengetahuan: Promosi Kesehatan (1823)
- Berikan pendidikan kesehatan mengenai Senam kaki DM
-Perilaku klien dalam meningkatkan kesehatan dapat
- Demonstrasikan bagaimana cara melakukan senam kaki DM
meningkat
- Libatkan petugas kesehatan terdekat untuk pemeliharaan kesehaan
-Perilaku untuk mencegah terjadinya luka DM meningkat

-Perilaku untuk menjaga kesehatannya dapat meningkat

Defisiensi kesehatan Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Pengembangan Kesehatan Komunitas (8500)
komunitas (00215) masyarakat dapat meningkatkan status kesehatannya
-Identifikasi bersama kelompok mengenai masalah kekuatan dan
dengan KH:
prioritas kesehatan
Status Kesehatan Komunitas (2701)
-Berikan kesempatan berpartisipasi bagi semua segmen komunikasi
-Status kesehatan komunitas dewasa dapat meningkat
-Bantu anggota komunitas untuk meningkatkan kesadaran dan
-Tidak terjadinya komplikasi dari penyakit memberikan perhatian mengenai masalah- masalah kesehatan

-Edukasi komunitas mengenai pemeliharaan kesehatan dan


pencegahan terjadinya komplikasi dari DM

- Libatkan petugas kesehatan dalam memberikan pendidikan


kesehatan
Rencana Tidak Lanjut
Perencanaan keperawatan selanjutnya adalah 1 bulan lagi kembali untuk melakukan
pendekatan secara informal dengan pengurus organisasi kesehatan di RW, mendiskusikan
evaluasi mengenai ada tidaknya perubahan perilaku penderita diabetes mellitus setelah
diberikan pendidikan kesehatan dan demonstrasi senam kaki DM.

Anda mungkin juga menyukai