ASURANSI KECELAKAAN KERJA (KK) DAN

PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

BPJS KETENAGAKERJAAN

dr. H. P O E R N O M O, M. K. K
DOKTER PENASEHAT
BPJS KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT
 AGENDA
I. Pendahuluan

II. Regulasi BPJS Ketenagakerjaan

III. Kegiatan

IV. Kesimpulan
 AGENDA
I. PENDAHULUAN

II. Regulasi BPJS Ketenagakerjaan

III. Kegiatan

IV. Kesimpulan
 PENDAHULUAN
 SETIAP ORANG BERHAK ATAS JAMINAN SOSIAL AGAR DAPAT MEMENUHI
KEBUTUHAN DASAR HIDUP LAYAK DAN MENINGKATKAN MARTABATNYA MENUJU
MASYARAKAT INDONESIA YANG SEJAHTERA, ADIL DAN MAKMUR (PASAL 28 H AYAT
(3) UUD 1945)

 UNTUK MEMBERIKAN JAMINAN SOSIAL YANG MENYELURUH, NEGARA

MENGEMBANGKAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA (DIKELUARKAN UU NO.40 TH 2004 TTG SJSN)

 UNTUK MELAKSANAKAN SJSN, PERLU DIBENTUK BADAN PENYELENGGARA

JAMINAN SOSIAL DENGAN UNDANG-UNDANG (UU NO.24 TH 2011 TENTANG BPJS)

 TUJUANNYA :
 MEMBERIKAN JAMINAN TERPENUHINYA KEBUTUHAN DASAR HIDUP LAYAK BAGI SETIAP PESERTA DAN
ANGGOTA KELUARGANYA.
 MEMBERI KEPASTIAN PERLINDUNGAN, BILA TERJADI HAL-HAL YG MENGAKIBATKAN HILANG ATAU
BERKURANGNYA PENDAPATAN KARENA SAKIT, KECELAKAAN, KEHILANGAN PEKERJAAN, MEMASUKI USIA
LANJUT/ PENSIUN.
 AGENDA
I. Pendahuluan

II. REGULASI BPJS KETENAGAKERJAAN

III. Kegiatan

IV. Kesimpulan
 BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

DIBENTUK BERDASARKAN PASAL 5 AYAT (1) UU NO.40 TH 2004 TTG SJSN DAN UU
NO.24 TAHUN 2011 TTG BPJS, TERDIRI DARI :
A. BPJS KESEHATAN :
BADAN HUKUM PUBLIK YG BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDEN DAN DIBENTUK UTK
MENYELENGGARAKAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

BPJS KESEHATAN MERUPAKAN TRANSFORMASI DARI PT.ASKES (PERSERO) , YG TERBENTUK DAN MULAI
BEROPERASI PADA 1 JANUARI 2014

KEMENTERIAN KESEHATAN TDK MENJALANKAN LAGI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

(JAMKESMAS)

PT. JAMSOSTEK (PERSERO) TIDAK LAGI MEMBERIKAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN (JPK)
 BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL.............

B. BPJS KETENAGAKERJAAN :

 BADAN HUKUM PUBLIK YG BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDEN DAN

DIBENTUK UTK MENYELENGGARAKAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA(JKK),
JAMINAN HARI TUA(JHT), JAMINAN PENSIUN(JP) DAN JAMINAN KEMATIAN(JKM)

 BPJS KETENAGAKERJAAN MERUPAKAN TRANSFORMASI DARI PT. JAMSOSTEK

(PERSERO), TERBENTUK SEJAK 1 JANUARI 2014 DAN MULAI BEROPERASI PADA 1 JULI
2015
 KEPESERTAAN
PESERTA PROGRAM JAMINAN SOSIAL, TERDIRI :
I. PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA
NEGARA, MELIPUTI :
A. PEKERJA PADA PERUSAHAAN.
B. PEKERJA PADA ORANG PERSEORANGAN.
C. ORANG ASING YG BEKERJA DI INDONESIA PALING SINGKAT 6 BULAN

II. PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH, MELIPUTI :

A. PEMBERI KERJA.
B. PEKERJA DILUAR HUBUNGAN KERJA ATAU PEKERJA MANDIRI
C. PEKERJA YG TIDAK TERMASUK HURUF B YG BUKAN MENERIMA UPAH.
 PENAHAPAN KEPESERTAAN
(PERPRES NO.109/ 2013)

PENAHAPAN PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI KERJA

PENYELENGGARA NEGARA :
 PEMBERI KERJA PENYELENGGARA NEGARA WAJIB MENDAFTARKAN PEKERJANYA DALAM
PROGRAM JKK DAN JKM PALING LAMBAT TANGGAL 1 JULI 2015, SEDANGKAN UNTUK
PROGRAM JHT DAN JP PALING LAMBAT TAHUN 2029.

PENAHAPAN PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI KERJA SELAIN

PENYELENGGARA NEGARA :
 PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA PADA USAHA BESAR DAN USAHA
MENENGAH WAJIB MENDAFTARKAN PEKERJANYA KEPADA BPJS KETENAGAKERJAAN DALAM
PROGRAM JKK, JKM, JHT DAN JP.
 PENAHAPAN KEPESERTAAN...................

 PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA PADA USAHA KECIL WAJIB MENDAFTARKAN
PEKERJANYA KEPADA BPJS KETENAGAKERJAAN DALAM PROGRAM JKK, JKM DAN JHT

 PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA PADA USAHA MIKRO WAJIB

MENDAFTARKAN PEKERJANYA KEPADA BPJS KETENAGAKERJAAN DALAM PROGRAM JKK DAN
JKM.

KEWAJIBAN PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA UNTUK MENDAFTARKAN

PEKERJANYA KEPADA BPJS KETENAGAKERJAAN PALING LAMBAT TANGGAL 1 JULI 2015.
 PENAHAPAN KEPESERTAAN...................

 DALAM HAL SKALA USAHA (BESAR, MENENGAH, KECIL DAN MIKRO ), BERGERAK DIBIDANG
USAHA JASA KONSTRUKSI YG MEMPEKERJAKAN TENAGA HARIAN LEPAS, BORONGAN DAN
ATAU MUSIMAN, WAJIB MENDAFTARKAN PEKERJANYA DALAM PROGRAM JKK DAN JKM.

PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH :

 PEMBERI KERJA WAJIB MENGIKUTI PROGRAM JKK, JKM DAN JHT PALING LAMBAT TANGGAL 1
JULI 2015, JUGA DAPAT MENGIKUTI PROGRAM JP SECARA SUKARELA.
 PEKERJA LHK ATAU PEKERJA MANDIRI DAN PEKERJA YG TIDAK TERMASUK LHK DAN
PEKERJA MANDIRI : WAJIB MENGIKUTI PROGRAM JKK DAN JKM, PALING LAMBAT TANGGAL 1
JULI 2015, JUGA DAPAT MENGIKUTI PROGRAM JHT DAN JP SECARA SUKA RELA.
 IURAN
PESERTA PENERIMA UPAH
I. IURAN JKK :
BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA
NEGARA, DIDASARKAN PADA 5(LIMA) KELOMPOK TINGKAT RESIKO LINGKUNGAN KERJA,
MELIPUTI :
1. RESIKO SANGAT RENDAH 0,24% X UPAH SEBULAN
2. RESIKO RENDAH 0,54% X UPAH SEBULAN
3. RESIKO SEDANG 0,89% X UPAH SEBULAN
4. RESIKO TINGGI 1,27% X UPAH SEBULAN
5. RESIKO SANGAT TINGGI 1,74% X UPAH SEBULAN

IURAN DIBAYAR SELURUHNYA OLEH PEMBERI KERJA

 IURAN .................................
II. IURAN JKM :
BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI KERJA SELAIN
PENYELENGGARA NEGARA SEBESAR 0,30% X UPAH SEBULAN
IURAN DI BAYAR SELURUHNYA OLEH PEMBERI KERJA

III. IURAN JHT :

BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI KERJA SELAIN
PENYELENGGARA NEGARA SEBESAR 5,7 % X UPAH SEBULAN (PESERTA 2% ; PEMBERI
KERJA 3,7%)
UPAH SEBAGAI DASAR PEMBAYARAN IURAN TERDIRI DARI
UPAH POKOK + TUNJANGAN TETAP
 IURAN .................................

IV. IURAN JP :

 PEKERJA MEMBAYAR 1 % X UPAH SEBULAN

PEMBERI KERJA MEMBAYAR 2 % X UPAH SEBULAN

 DASAR IURAN :
- BATAS BAWAH ADALAH UPAH MINIMUM
- BATAS ATAS RP. 7 JUTA
- (DIREVIEW SECARA PERIODIK)
 IURAN
PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH
I. IURAN JKK :
DIDASARKAN PADA NILAI NOMINAL TERTENTU DARI PENGHASILAN PESERTA YG
DITETAPKAN DALAM DAFTAR SESUAI TABEL (LAMPIRAN II) YG DIPILIH OLEH PESERTA
SESUAI PENGHASILANNYA MASING2.

II. IURAN JKM :

SEBESAR Rp. 6.800. SETIAP BULAN.

III. IURAN JHT :

DIDASARKAN PADA JUMLAH NOMINAL TERTENTU DARI PENGHASILAN PESERTA SESUAI
TABEL (LAMPIRAN) YG DIPILIH OLEH PESERTA SESUAI PENGHASILANNYA MASING2.
IURAN JKK, JKM DAN JHT DIBAYAR OLEH PESERTA.
 MANFAAT JKK
MANFAAT JKK MELIPUTI :
A. PELAYANAN KESEHATAN SESUAI KEBUTUHAN MEDIS :
1. PEMERIKSAAN DASAR DAN PENUNJANG
2. PERAWATAN TINGKAT PERTAMA DAN LANJUTAN
3. RAWAT INAP RUANG KLS I RS PEMERINTAH ATAU RS SWASTA YG SETARA
4. PERAWATAN INTENSIF
5. PENUNJANG DIAGNOSTIK
6. PENGOBATAN
7. PELAYANAN KHUSUS
8. ALAT KESEHATAN DAN IMPLANT
9. JASA DOKTER/ MEDIS
10. OPERASI
11. TRANSFUSI DARAH DAN ATAU
12. REHABILITASI MEDIK
 MANFAAT JKK.....................

B. SANTUNAN BERUPA UANG, MELIPUTI :

1. BIAYA PENGANGKUTAN :
- ANGKUTAN DARAT Rp.1.000.000.
- ANGKUTAN LAUT Rp.1.500.000.
- ANGKUTAN UDARA Rp.2.500.000.
2. SANTUNAN SEMENTARA TIDAK MAMPU BEKERJA (STMB) :
- 6 BLN I 100% X UPAH SEBULAN,
- 6 BLN II 75% X UPAH SEBULAN,
- 6 BLN III DST 50% X UPAH SEBULAN DAN DIBAYAR SELAMA STMB SAMPAI DINYATAKAN SEMBUH
(SURAT KETERANGAN DOKTER)
3. SANTUNAN CACAT :
 CACAT ANATOMIS = % SESUAI TABEL X 80 X US
 CACAT FUNGSI = % BERKURANG FUNGSI X % TABEL X 80 X US
 CACAT TOTAL TETAP = 70% X 80 X US
 MANFAAT JKK.....................

 SANTUNAN KEMATIAN = 60% X 80 X US ; (MIN = JKM)

 BIAYA PEMAKAMAN = Rp. 3.000.000.
 SANTUNAN BERKALA 24 X Rp.200.000 = Rp.4.800.000.
 BIAYA REHABILITASI BERUPA PENGGANTIAN ALAT BANTU DAN ATAU ALAT PENGGANTI BAGI
PESERTA YG CACAT AKIBAT KK/PAK = (100% + 40%) X STANDAR HARGA DI RS PEMERINTAH
 PENGGANTIAN BIAYA GIGI TIRUAN MAKS Rp.3.000.000.
 BANTUAN BEASISWA PENDIDIKAN ANAK BAGI SETIAP PESERTA YG MENINGGAL DUNIA ATAU
CACAT TOTAL TETAP AKIBAT KK/ PAK SEBESAR Rp.12.000.000. ( HANYA SATU KALI PEMBERIAN)

UPAH SEBAGAI DASAR PEMBAYARAN MANFAAT JKK ADALAH UPAH TERAKHIR PADA SAAT
KECELAKAAN TERJADI.
 AGENDA
I. Pendahuluan

II. Regulasi BPJS Ketenagakerjaan

III. KEGIATAN

IV. Kesimpulan
 JAMINAN KECELAKAAN KERJA(JKK)
JKK :
MANFAAT BERUPA UANG TUNAI DAN ATAU PELAYANAN KES YG DIBERIKAN PADA SAAT
PESERTA MENGALAMI KK ATAU PAK YG DISEBABKAN OLEH LINGKUNGAN KERJA.

DEFINISI KECELAKAAN KERJA :

KECELAKAAN YG TERJADI DALAM HUBUNGAN KERJA, TERMASUK KECELAKAAN YG TERJADI
DALAM PERJALANAN DARI RUMAH MENUJU TEMPAT KERJA ATAU SEBALIKNYA DAN PENYAKIT
YG DISEBABKAN OLEH LINGKUNGAN KERJA.

KRITERIA KECELAKAAN DALAM HUBUNGAN KERJA :

1. ADANYA PERINTAH DARI PERUSAHAAN/ PEMBERI KERJA (TERTULIS/LISAN) ATAU;
2. UTK KEPENTINGAN PERUSAHAAN/ PEMBERI KERJA ATAU;
3. DALAM PERJALANAN DINAS, SEPANJANG KEGIATAN YG DILAKUKAN ADA KAITANNYA DG
PEKERJAAN DAN DILENGKAPI DENGAN SPT;
KECELAKAAN DALAM PERJALANAN :

- DIMULAI SEJAK PEKERJA KELUAR DARI HALAMAN RUMAH DAN BERADA DIJALAN UMUM
- JALAN YG DILALUI WAJAR UNTUK DILALUI.

PENYAKIT YG DISEBABKAN OLEH LINGKUNGAN KERJA ADALAH PENYAKIT YG DISEBABKAN OLEH

PEKERJAAN DAN ATAU LINGKUNGAN KERJA :

- DALAM KEPPRES NO.22 MEMUAT 31 PENYAKIT YG TIMBUL KARENA HUBUNGAN KERJA, INI
BUKAN MERUPAKAN JENIS PENYAKIT TETAPI GOLONGAN PENYAKIT YG SECARA KLINIS SETIAP
GOL PENYAKIT TERDIRI DARI BANYAK PENYAKIT, SEPANJANG DPT DIBUKTIKAN PENYAKIT TSB
AKIBAT DARI PEKERJAAN ATAU LINGKUNGAN KERJA MAKA TERMASUK PENYAKIT AKIBAT
KERJA (PAK).
MENINGGAL MENDADAK
MENINGGAL MENDADAK DITEMPAT KERJA DIANGGAP KECELAKAAN KERJA APABILA :

- PEKERJA PADA SAAT BEKERJA DITEMPAT KERJA TIBA-TIBA MENINGGAL DUNIA TANPA MELIHAT PENYEBAB DARI
PENYAKIT YG DIDERITANYA.

- PEKERJA PADA SAAT BEKERJA DITEMPAT KERJA MENDAPAT SERANGAN PENYAKIT, KEMUDIAN LANGSUNG DIBAWA KE
DOKTER ATAU UNIT PELAYANAN KESEHATAN ATAU RUMAH SAKIT DAN TIDAK LEBIH DARI 24 JAM MENINGGAL
DUNIA.

TIDAK TERMASUK MENINGGAL MENDADAK APABILA :

1) PEKERJA MENDAPAT SERANGAN PENYAKIT DILUAR LOKASI KERJA SEPERTI DLM PERJALANAN
PULANG DAN PERGI KETEMPAT KERJA.

2) PEKERJA MENDAPAT SERANGAN PENYAKIT DILOKASI KERJA TETAPI DIBAWA PULANG

KERUMAH.
 PENYELESAIAN PERBEDAAN PENDAPAT PROGRAM JKK

 DALAM HAL TERJADI PERBEDAAN PENDAPAT MENGENAI:

- KECELAKAAN KERJA/PAK
- PERSENTASE CACAT
- BESARNYA MANFAAT JKK; ANTARA PEMBERI KERJA, PEKERJA DAN ATAU BPJS KET, MAKA SALAH
SATU PIHAK DAPAT MEMINTA PENETAPAN PK.

 SAMBIL MENUNGGU PENETAPAN PK, PEMBERI KERJA WAJIB MEMBAYAR TERLEBIH DAHULU BIAYA
PENGANGKUTAN, P3K DAN STMB.

 PK MELAKUKAN PENELITIAN DAN PEMERIKSAAN, BILA DIPERLUKAN DAPAT BERKOORDINASI DG

BPJS KET.

 DALAM HAL TERKAIT DG MASALAH MEDIS, BILA DIPERLUKAN PK DAPAT MEMINTA

PERTIMBANGAN MEDIS KEPADA DOKTER PENASEHAT.
 PENYELESAIAN PERBEDAAN ........................

 BERDASARKAN HASIL PENELITIAN, PEMERIKSAAN DAN DATA PENDUKUNG LAINNYA PK MEMBUAT

PENETAPAN:
- KK/PAK ATAU BUKAN
- BESARNYA PERSENTASE KECACATAN
- BESARNYA MANFAAT JKK SESUAI KETENTUAN.

 DALAM HAL PENETAPAN PK TIDAK DITERIMA SALAH SATU PIHAK, MAKA PIHAK YG TIDAK
MENERIMA DAPAT MEMINTA PENETAPAN MENTERI.

 DALAM HAL MENTERI MENETAPKAN KK/ PAK, BPJS KET WAJIB MEMBAYAR MANFAAT JKK KEPADA
YG BERHAK SESUAI KETENTUAN.

 DALAM HAL MENTERI MENETAPKAN BUKAN KK/ PAK BPJS KET MELAKUKAN KOORDINASI DENGAN
BPJS KESEHATAN TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN PEKERJA SESUAI KETENTUAN.

 PENETAPAN MENTERI MERUPAKAN PENETAPAN AKHIR YG WAJIB DILAKSANAKAN OLEH PARA

PIHAK.
 PERTIMBANGAN MEDIS DOKTER PENASEHAT

DOKTER PENASEHAT ADALAH DOKTER YG DIANGKAT OLEH MENTERI UNTUK MEMBERIKAN

PERTIMBANGAN MEDIS DALAM MENENTUKAN BESARNYA PERSENTASE KECACATAN AKIBAT KK/
PAK, MENENTUKAN CACAT TOTAL TETAP, SERTA MEMBERIKAN REKOMENDASI PROGRAM KEMBALI
KERJA/ RTW.

 DALAM HAL BPJS KET RAGU TERHADAP BESARNYA PERSENTASE CACAT DAN DIAGNOSIS PAK
DAN MEMERLUKAN PERTIMBANGAN MEDIS DOKTER PENASEHAT, BPJS KET MENERUSKAN
KASUS KEPADA PK DG MELAMPIRKAN DATA MEDIS DAN DATA PENDUKUNG LAINNYA.

 PK MEMINTA PERTIMBANGAN MEDIS KEPADA DOKTER PENASEHAT PALING LAMBAT 3 HARI

KERJA SEJAK DITERIMA DARI BPJS KET.

 BILA DATA BELUM LENGKAP PK MENGEMBALIKAN KEPADA BPJS KET UTK DILENGKAPI DAN
BPJS PALING LAMA 2 HARI KERJA MELENGKAPI DATA DAN MENYERAHKAN KEMBALI KEPADA
PK UTK DI PROSES LEBIH LANJUT.
 PERTIMBANGAN MEDIS .....................

 DOKTER PENASEHAT MEMPELAJARI DATA MEDIS DAN DATA PENDUKUNG LAINNYA, BILA
DIPERLUKAN DAPAT BERKONSULTASI DG DOKTER SPESIALIS DAN ATAU MELAKUKAN
PEMERIKSAAN ULANG TERHADAP PEKERJA YBS.

 DOKTER PENASEHAT MEMBERIKAN PERTIMBANGAN MEDIS PALING LAMA 7 HARI KERJA

SETELAH DIPENUHINYA PERSYARATAN TEKHNIS DAN ADMINISTRATIF

 PERTIMBANGAN MEDIS DOKTER PENASEHAT DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN MASUKAN

BAGI PK DALAM MEMBUAT PENETAPAN.

 PK MENYAMPAIKAN PENETAPAN KEPADA BPJS KET PALING LAMA 3 HARI KERJA

 PENYAMPAIAN DAN PENANGANAN PENGADUAN

 PESERTA YG TIDAK PUAS DG PELAYANAN YG DIBERIKAN OLEH FASILITAS PELAYANAN

KESEHATAN YG BEKERJASAMA DG BPJS KET DAPAT MENYAMPAIKAN PENGADUAN
MELALUI KANTOR BPJS KET SETEMPAT ATAU MEDIA ELEKTRONIK (TELPON, EMAIL,
WEBSITE DLL)

 DALAM HAL PEMBERI KERJA DAN PEKERJA TDK PUAS DG PELAYANAN BPJS KET TERKAIT
HAK2 NORMATIF PEKERJA, DAPAT MENYAMPAIKAN PENGADUAN KEPADA INSTANSI YG
MEMBIDANGI KETENAGAKERJAAN SETEMPAT ATAU KEMNAKER.

 DALAM HAL PEMBERI KERJA DAN PEKERJA TDK PUAS DG PELAYANAN BPJS KET, DAPAT
MENYAMPAIKAN PENGADUAN KEPADA DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL (DJSN).
 LARANGAN PHK

 DALAM HAL PESERTA MASIH DALAM PENGOBATAN DAN PERAWATAN AKIBAT KK/PAK , PEMBERI
KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA DILARANG MELAKUKAN PHK

 PESERTA YG MENGALAMI CACAT AKIBAT KK/PAK HARUS TETAP DIPEKERJAKAN KEMBALI KECUALI
APABILA PESERTA MENGALAMI CACAT TOTAL TETAP BERDASARKAN SURAT KETERANGAN DOKTER
DAN KARENA KECACATANNYA YBS TIDAK MEMUNGKINKAN LAGI UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN.

 PEKERJA YG MENGALAMI KK/PAK BERDASARKAN REKOMENDASI DARI DOKTER PENASEHAT DAPAT

MEMPEROLEH PROGRAM KEMBALI KERJA AGAR PEKERJA DAPAT BEKERJA KEMBALI SEPERTI SEMULA.
 PENGAWASAN DALAM
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL
(BERDASARKAN UU 24/ 2011)

 DALAM UU NO.24 TH 2011 TTG BPJS, HANYA MENGATUR PENGAWASAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
TERHADAP BPJS, SEDANGKAN PENGAWASAN TERHADAP KEPATUHAN DALAM PENERAPAN NORMA JAMINAN
SOSIAL DIATUR LEBIH LANJUT DALAM PP.

 DALAM PP NO.86 TH 2013 TTG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF , MENGATUR PENGAWASAN
ATAS KEPATUHAN TERHADAP PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA DAN SETIAP ORANG SELAIN
PEMBERI KERJA, PEKERJA DAN PBI, DIMANA PENGAWASAN ATAS KEPATUHAN TERSEBUT DILAKUKAN OLEH
PETUGAS PEMERIKSA PADA BPJS KESEHATAN DAN BPJS KETENAGAKERJAAN.

 DALAM HAL BPJS TELAH MEMBERIKAN SANKSI ADMINISTRATIF, TETAPI PEMBERI KERJA TETAP TIDAK PATUH,
BPJS WAJIB MELAPORKAN KETIDAKPATUHAN TSB KEPADA INSTANSI YG BERTANGGUNGJAWAB DIBIDANG
KETENAGGAKERJAAN SETEMPAT (PENGAWAS KETENAGAKERJAAN) UNTUK DITINDAKLANJUTI SESUAI
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN.
TATA CARA PELAPORAN KLAIM ASURANSI
BPJS KETENAGAKERJAAN
 PELAPORAN KK / PAK
Kasus BPJS KETENAGAKERJAAN
KK /PAK Lapor tahap I
Dinas naker

Diperiksa
Diobati
Dirawat

SEMBUH BPJS KETENAGAKERJAAN

(normal / cacat)
Lapor tahap II
Dinas naker
MENINGGAL
 TATA CARA PENGAJUAN JKK
Disnaker
Pemberi Kerja 2 x 24 jam
Wajib.: Lap Kec Tahap.I
BPJS TK
Disnaker
Pemberi Kerja Lap Kec Tahap.I
2 x 24 jam
Wajib.: (Diagnosis dari –
Dr. Pemeriksa) BPJS TK Disnaker

Lap Kec Ket. Dr :

Tahap.II STMB tlh berakhir; Cacat Sbgn untuk BPJS TK
selamanya; Cacat Total untuk selama
nya (fisik/mental); Meninggal dunia
Pemberi Kerja 2 x 24 jam Menetapkan &
mengajukan Membayar kpd Peserta
serta Pemberi Kerja
Dilampiri dg : Foto copy Kertu Peserta; Surat Ket.Dr; (1 bln) sejak dipenuhi persy.
Kwitansi biaya pengangkutan & Pengobatan; Teknis dan Adm.
Dokumen lain yg diperlukan.
 Mekanisme Pertimbangan Medis (Permenaker 28/2015)

BPJS /Pekerja PENGAWAS KETENAGAKERJAAN

3 hr

Dokter KK/PAK CACAT %

penasehat Tidak
Bukan PAK CACAT

Pengawas ketenagakerjaan
BPJS
MENTERI
 Lampiran Data Medis dan Pendukung
1. Laporan KK / PAK tahap I / II
2. Surat Keterangan dokter pemeriksa
3. Riwayat penyakit dan rekan medis pekerja
4. Riwayat pekerjaan pekerja
5. Data lainnya (Lingkungan Kerja)

Dokter Penasehat dapat konsultasi dengan Dokter Pemeriksa

dan /atau Dokter Spesialis bila terdapat keraguan dalam
menetapkan PAK atau Persentasi cacat akibat KK / PAK
Keterangan pemberian Pertimbangan Medis

PAK / bukan PAK

- Sembuh Tanpa Cacat
- Cacat fungsi : … %
- Cacat sebagian/anatomis : … %
- Cacat Total : … %
Dinas Tenaga Kerja
Provinsi /Kabupaten / Kota Formulir A
_______________________________________________________________________________
………..,………….,20
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Permintaan Pertimbangan Medis
Kepada Yth
Dokter …………
Selakuk Dokter Penasehat
Di …….
Sehubungan dengan hasil pemeriksaan Pengawas Ketenagakerjaan pada tanggal ……/ Surat dari BPJS Ketenagakerjaan
………Nomor……….tanggal……..perihal PermintaanPertimbangan Medis , bersama ini disampaikan data pekerja agar dapat diberikan
pertimbangna medis untuk penyelesaian jaminan kecelakaan kerja.
Nama Pekerja :
Umur :
Jenis Pekerjaan :
Nomor kepesertaan
Nama Perusahaan :
Alamat Perusahaan :
Lampiran Data
1. Laporan Kecelakaan
2. Surat Keterangan dokter Pemeriksa
3. Rekam Medis Pekerja
4. Hasil Pengujiam Lingkungan Kerja
5. Hasil pemeriksaan lapangan Pengawas Ketenagakejraa
6. Data lainnya
7. Demikian atas perhatian dan kerjasamnya diucapkan teri,a kasih
Mengetahui
Kepala Dinas Tenaga Kerja Pengawas Ketenagakerjaan
 Formulir Dokter Penasehat Formulir B
Nomor :
Lampiran :
Hal :
Yth :
Berdasarkan surat………….. ……nomor…………..tanggal………….perihal permintaan pertimbangan medis dengan ini saya ……………….jabatan Dokter
Penasehat sesuai dengann keputusan Mentari Ketenagakerjaan …………menerangkan dengan sesungguhnya bahwa
1. Nama Pekerja :
Nomor Kepesertaan :
Jenis Pekerjaan :
2. Nama Persahaan :
Jenis Usaha :
Alamat Perusahaan :
3. Kecelakaan Kerja tanggal :
4. Pemeriksaan tanggal :
5. Setelah membaca dan mempelajari :
a. Laporan Kecelakaan Kerja Tahap I
b. Laporan Kecelakaan Kerja Tahap II
c. Surat Keterangan Dokter bentuk…..
Melakukan pemeriksaan ulang tgl…..kepada
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat diberikan pertimbangan medis sebagai berikut …………………………………………………
Keterangan lain yang diperlukan
----------, ----
Dokter Penasehat
Formulir KK 1
Formulir KK 2
Formulir KK 3
Formulir PAK 1
Formulir PAK 2
Formulir PAK 3