2. Desy Sukma Lestari (09160483N) 3. Andari Anjas M (09160484N) 4. Ezra Desy W (09160485N) 5. Boni Mohammad S (09160486N) 6. Moh.Nur Ikhwan A (09160487N) 7. Titis Enggar Pramesti (09160488N) 8. Qurrotul Uyun (09160489N) 9. Robin Brillian (09160490N) 10. Noor Halimah M.S (09160492N) Malpraktek • Malpraktek adalah kesalahan dalam menjalankan profesi sebagai dokter, dokter gigi, dokter hewan ataupun tenaga kesehatan lainnya. Malpraktek adalah akibat dari sikap tidak peduli, kelalaian, atau kurang keterampilan, kurang hati-hati dalam melaksanakan tugas profesi, berupa pelanggaran yang disengaja, pelanggaran hukum atau pelanggaran etika. Jenis Malpraktik 1. Malpraktek Etik 2. Malpraktek Yuridik ,dibagi menjadi : Malpraktek Perdata (Civil Malpractice) Malpraktek Pidana (Criminal Malpractice) Malpraktek pidana karena kesengajaan (intensional) Faktor-faktor yang mendukung terjadinya malpraktik medik Ada 3 hal yang dapat menyebabkan seorang tenaga kesehatan melakukan tindakan malpraktik medik, yaitu apabila tidak melakukan tindakan medisi sesuai dengan :
1. Standar Profesi Kedokteran
Dalam profesi kedokteran, ada tiga hal yang harus ada dalam standar profesinya, yaitu kewenangan, kemampuan rata-rata dan ketelitian umum. 2.Standar Prosedur Operasional (SOP) SOP adalah suatu perangkat instruksi/ langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu. 3.Informed Consent Substansi informed consent adalah memberikan informasi tentang metode dan jenis rawatan yang dilakukan terhadap pasien, termasuk peluang kesembuhan dan resiko yang akan dialami oleh pasien. Undang-undang Hukum kesehatan dapat di kelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu: 1. Hukum kesehatan yang terkait langsung dengan pelayanan kesehatan yaitu antara lain : a. UU No. 23/ 1992 Tentang Kesehatan yang telah diubah menjadi UU No 36/2009 tentang Kesehatan b. UU No. 29/2004 tentang Praktek kedokteran c. UU No, 44/ 2009 tentang Rumah sakit d. PP No. 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan e. Permenkes 161/2010 tentang Uji kompetensi 2. Hukum Kesehatan yang tidak secara laingsung terkait dengan pelayanan Kesehatan antara lain: a. Hukum Pidana Pasal-pasal hukum pidana yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Misalnya Pasal 359 KUHP tentang kewajiban untuk bertanggung jawab secara pidana bagi tenaga kesehatan atau sarana kesehatan yang dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyebabkan pasien mengalami cacat, gangguan fungsi organ tubuh atau kematian akibat kelalaian atau kesalahan yang dilakukannya. b. Hukum Perdata. Pasal-pasal Hukum perdata yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Misalnya Pasal 1365 KUH Perd. mengatur tentang kewajiban hukum untuk mengganti kerugian yang dialami oleh pasien akibat adanya perbuatan wanprestasi dan atau perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan sarana kesehatan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien c. Hukum Administrasi Ketentuan-ketentuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun oleh sarana kesehatan yang melanggar hukum adminstrasi yang menyebabkan kerugian pada pasien menjadi tanggung jawab hukum dari penyelenggara pelayanan kesehatan tersebut. 3. Hukum Kesehatan yang berlaku secara Internasional a. Konvensi b.Yurisprudensi c. Hukum Kebiasaan 4. Hukum Otonomi a. Perda tentang kesehatan b. Kode etik profesi Contoh Kasus Malpraktek Pembahasan 1. kejadian yang dialami oleh Prita dapat dikatakan sebagai kesalahan dari pihak dokter maupun rumah sakit. Salah satu indikasi yang paling jelas adalah adanya kesalahan pemberian obat oleh pihak dokter akibat diagnosa penyakit yang juga mengalami kesalahan. Hal ini menyebabkan kerugian secara fisik maupun material pada Prita. 2. adanya kekuatiran/ketakutan dari pihak dokter maupun rumah sakit untuk memberikan hasil rekam medis yang seharusnya menjadi hak Prita Mulyasari sebagai pasien RS Omni. Perlindungan yang diberikan oleh undang-undang adalah rekam medis adalah dokumen rahasia milik rumah sakit, sedangkan pasien adalah pemilik kandungan isi catatan medik. Pasien sudah seharusnya memiliki hak terhadap rekam medis dirinya. Logikanya, rekam medis itu jelas-jelas berisi tentang segala hal yang menyangkut tentang kesehatan seseorang. Jadi apabila dikaitkan dengan kasus Prita, dimana untuk meminta rekam medis miliknya dipersulit oleh Pihak Rumah sakit, hal ini bertentangan dengan apa yang tertera di dalam pasal 47 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Kesimpulan Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum tentang konsumen harus lebih diperhatikan dan hukum keshatan untuk tenaga kesehatan juga harus tegas apabila tenaga kesehatan tersebut memang lalai dalam tugas harusnya diberi sanksi seperti pencopotan izin praktek atau izin rumah sakit. Terima kasih