Anda di halaman 1dari 16

Outline

Latar Belakang
Kerangka Penelitian
Kajian Literatur
Gambaran Wilayah
Sepeda Sebagai NMT
Strategi Bike Sharing
Kebijakan Penerapan Bike Sharing
Kesimpulan & Rekomendasi
Latar Belakang
cara pandang baru pergeseran konstentrasi Kemacetan dan
dalam melihat sebuah penduduk kearah peningkatan volume
kota, yakni tidak melihat pinggiran kota namun kendaraan melahirkan
lagi pada city based pusat kota tetap menjadi multiplier effect
tetapi pada region orientasi pusat kegiatan
based masyarakat
Kerangka
Penelitian

Sumber: Analisis Kelompok. 2019


Kajian Literatur
Tantangan pengembangan transportasi perlu diantisipasi melalui sistem dan moda transportasi yang
mendukung pembangunan berkelanjutan. Penyediaan transportasi berkelanjutan berdampak kepada
capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

Sumber: United Nations (2016)


Gambaran Wilayah

Karakteristik Wilayah: Kebijakan Wilayah: Kebijakan Transportasi: Bentuk Kota: Jaringan Jalan dan
10 Juta Jiwa (2012) monosentris (pusat Pro Terhadap Commuter terhadap Sistem Transportasi
Pertumbuhan 2,5 aktivitas ekonomi dan Kendaraan wilayah sekitarnya Publik:
Juta/Tahun pemerintahan) Bermotor Jalan menuju wilayah
Sumber: Statistik Komuter pusat, transportasi LRT,
Sumber: JAPTraPIS, 2012 Sumber: Farda (2018) Sumber: Farda (2018) Jabodetabek, BPS (2014
MRT, KRL, & Transjakarta
Sumber: JAPTraPIS, 2012
Sepeda Sebagai NMT
Karakteristik Bangkok Manila
No Peluang Penerapan di Jakarta:
1 Bentuk Perkotaan fenomena superblock mix-use dengan panjang perjalanan dari titik awal ke
banyaknya gang sempit dan panjang titik tujuan rata-rata ditempuh
Fungsi Commuting:
(sois) untuk akses dari perumahan menuju dalam jarak yang pendek (jarak
jalan utama. kurang dari 2 km) Jakarta dapat mengadopsi penerapan sepeda
2 Preferensi Motorized Panjangnya jalur perjalanan dari asal ke Motorized transportation lebih dipilih sebagai NMT sebagaimana di Bangkok yaitu untuk
Transportation tujuan menyebabkan pemilihan moda dengan alasan sebagai
transportasi masyarakat adalah motorized representatif dari status sosial yang short distance trip dan dengan konsep park and bike.
transportation. lebih baik.

3 Konsep Commuting Dapat Diterapkan Belum Dapat Diterapkan Fungsi Vacationing:


Transportasi Sepeda sesuai untuk short-distance trip “image” bahwa sepeda tidak
Sepeda dengan konsep park and bike. cocok sebagai moda perjalanan
Jakarta dapat mengaktifkan minat bersepeda

Vacationing Dapat Diterapkan Dapat Diterapkan


melalui fungsi dukungan transportasi sepeda
Sepeda untuk berekreasi mendukung Mengaktifkan sepeda untuk rekreasi untuk rekreasi dan wisata
pariwisata. dan event khusus.

Life style Dapat Diterapkan Dapat Diterapkan Fungsi Life Style:


Dalam rangka mendukung pola hidup Dalam rangka mendukung pola
sehat dan tanpa emisi hidup sehat dan tanpa emisi
Masyarakat dapat dilibatkan dalam
4 Strategi Promosi Sistem bike sharing dan diintegrasikan Edukasi sepeda dimulai dengan pemanfaatan sepeda melalui promosi
dengan moda transportasi publik. penggunaan sepeda di lingkungan
perguruan tinggi
sebagai gaya hidup sehat dan non-emisi.

Sepeda sebagai moda transportasi turis Menghadirkan sepeda dalam Penyelenggaran event-event tertentu
menjangkau lokasi wisata. event-event tertentu (hari bebas
seperti hari bebas kendaraan, bike to work.
kendaraan).
Pemenuhan Kriteria
Transportasi Inklusif
Koherensi Kesinambungan Keselamatan Kenyamanan Daya Tarik
memenuhi kriteria koherensi Kriteria ini diartikan bahwa infrastruktur harus dapat Kriteria ini diartikan bahwa Dalam penerapan sepeda
yaitu dapat diintegrasikan commuter dapat menuju menjamin keamanan dan perjalanan dari asal ke tujuan maka Jakarta perlu
dengan moda transportasi titik tujuan secara langsung keselamatan pengguna jalan. yang tidak menuntut secara meningkatkan daya tarik untuk
lainnya. Jakarta telah dengan rute yang paling Jakarta masih perlu fisik, permukaan yang halus, pengguna, misal dengan
memiliki berbagai macam efisien. Jakarta telah meningkatkan infrastruktur meminimalkan stop and go. memperbanyak ruang hijau di
moda transportasi publik mengembangkan kawasan- yang mendukung sepeda. salah satu tantangan adalah sepanjang jalur sepeda atau
dengan cakupan layanan kawasan berbasis transit Meski demikian inisiasi iklim tropis namun dengan promosi melalui
yang luas. (TOD) yang mendukung pembangunan jalur khusus mengadopsi Bangkok maka kegiatan-kegiatan yang
kriteria kesinambungan sepeda telah mulai diterapkan strategi yang sesuai adalah menarik.
untuk short distance trip
Strategi Bike Sharing
Faktor Penyebab Penggunaan Moda
Transportasi Non-Bermotor Transformasi Generasi Bike Sharing

Free Bike System

Coin Deposit System

Information Technology-
based system

Demand Responsive
Multimodal System
Peluang Penerapan Bike Sharing di DKI Jakarta
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Penggunaan Sepeda Benchmark Kondisi Eksisting DKI Jakarta Peluang dan Strategi Pengembangan Bikesharing di DKI Jakarta
melalui Bikesharing
Kondisi Fisik Singapura: Pengembangan jalur sepeda hanya terbatas di ruang publik seperti Kota Jakarta memiliki topografi bentang  DKI Jakarta berpeluang untuk dikembangkan moda
taman. Salah satu alasannya suhu udara yang panas pada iklim tropis alam yang datar, dengan suhu rata-rata transportasi sepeda karena topografinya yang datar.
(Topografi dan Kondisi Iklim)
(Artiningsih, 2016) sebesar 250C - 330C
 DKI Jakarta dengan iklim tropis perlu mempertimbangkan
suhu udara yang cukup panas, sehingga diperlukan
penyediaan barrier berupa pohon dan tanaman-tanaman
penyerap polusi

 Mengadopsi langkah awal yang dilakukan Singapura,


pengembangan bike sharing dapat dilakukan dikawasan-
kawasan publik untuk meningkatkan minat masyarakat
Sosial Budaya Hangzhou: Masyarakat mendukung kegiatan bersepeda dengan tujuan seperti Motorized transportation sebagai pilihan  Masyarakat perlu diberikan edukasi untuk memahami
mitigasi perubahan iklim dan kemudahan dalam pergerakan (Shaheen et al., utama dan kendaraan pribadi lebih dipilih pentingnya sistem transportasi berkelanjutan. Beberapa
(Stakeholder dan Masyarakat)
2011) daripada angkutan umum (Farda, 2018) stategi yang dapat diberikan ialah sosialisasi hidup sepeda
dengan menggunakan sepeda; sosialisasi penurunan emisi
gas buang di perkotaan

 Sosialisasi dan pemberdayaan tersebut dapat melibatkan


NGO maupun perguruan tinggi
Kebijakan Pemerintah Bangkok: penyediaan jalan dan fasilitas perkotaan merupakan tanggung jawab Kebijakan pemerintah yang pro kendaraan  Penyusunan kajian dan penyediaan platform bike sharing
Pemerintah, sementara perumahan dan akses menuju jalan utama (sideroads) bermotor yaitu kemudahan dalam bersama NGO dan creativepreneur (Sudah dilakukan)
menjadi tanggung jawab pengembang (swasta). Tidak ada rencana tata ruang kepemilikan kendaraan bermotor, khususnya
 Penyediaan jalur sepeda (sedang dilakukan)
resmi sampai dengan 1992 (Baker, 2018). sepeda motor jumlahnya semakin meningkat
secara signifikan setiap tahunnya (Farda,  Penyediaan sepeda dan stasiun parkir yang memadai dan
Manila: Secara budaya, sepeda bukan merupakan moda yang didorong untuk
2018) terjangkau oleh masyarakat secara inklusif
digunakan. Persepsi pribadi dan nilai-nilai komunitas mempengaruhi masyarakat
untuk memilih kendaraan bermotor tidak memilih bersepeda. Tidak ada  Pelayanan sistem bikesharing perlu diintegrasikan dengan
kebijakan transportasi yang komprehensif (Baker, 2018). moda transportasi lain

 Perlunya pembatasan pembelian kendaraan bermotor


Struktur Kota / Bentuk Kota China: Fenomena urban sprawling yaitu Pengembangan bike sharing dipadukan dengan transportasi publik
peningkatan kepadatan penduduk di lainnya, sehingga bikesharing dapat difungsikan sebagai feeder bus,
Struktur Kota di China khusunya Hangzhou berkonsep Kota Kompak. Sehingga
pinggiran Jakarta namun tetap berpusat di MRT maupun KRL
masyarakat dapat melakukan perjalanan jangka pendek dengan efisien
Jakarta. Sehingga masyarakat memilih
menggunakan sepeda (Shaheen et al., 2011)
hinterland sebagai tempat bermukim dan
Bangkok: perumahan, perkantoran, dan fasilitas-fasilitas tidak terkonsentrasi bergerak menuju Jakarta (commuting) untuk
dengan baik sehingga muncul fenomena superblock mix-use dengan jaringan melakukan aktivitas di Jakarta meskipun
jalan “Tulang Ikan” dan banyaknya gang sempit dan panjang (sois) untuk akses jaraknya cukup jauh (Farda, 2018)
dari perumahan menuju jalan utama. (Baker, 2018)
Integrasi Multi Moda Belanda; China Pemerintah melakukan perbaikan layanan  Jakarta sudah memiliki beberapa stasiun KRL maupun MRT
pada transportasi publik yaitu yang dapat diintegerasikan dengan stasiun docking
integerasi antar moda sudah dilakukan, dengan menyediakan stasiun docking
pengintegrasian jaringan BRT (trans Jakarta)
distasiun-stasiun kereta dan halte bus  Selain integerasi antar transportasi umum, stasiun docking
KRL commuterline, MRT, LRT melalui
perlu diintegerasikan dengan jalur pedestrian yang berada
pengembangan berorientasi transit (TOD)
dipusat-pusat aktivitas, sehingga masyarakat dapat
(Farda, 2018)
mengakses dan mengembalikan sepeda dengan mudah
Rekomendasi Kebijakan Langkah Penerapan
Bike Sharing di DKI Jakarta
Sumber: Analisis Kelompok dari Berbagai Sumber. 2019
Panduan Kebijakan Penyelenggaraan Dockless Bike
Sharing

Sumber: ITDP Indonesia. 2017


Rekomendasi
Perlunya penetapan kebijakan yang bersifat teknis
antara lain penetapan kriteria infrastruktur jalur
sepeda dan prasarana pendukungnya, kriteria
lokasi dan jarak dock-ke-dock, persyaratan
keamanan dan keselamatan dll

Perlunya kebijakan yang bersifat non teknis antara


lain ketentuan terkait kelembagaan penyelenggara
bike sharing serta persyaratan yang harus dipenuhi
oleh penyelenggara bike sharing seperti izin usaha,
syarat operasional, pengawasan, evaluasi dan lain-
lain
Akhir Presentasi
Terima Kasih

Magister Perencanaan Wilayah dan Kota


Universitas Diponegoro

2019

Anda mungkin juga menyukai