4
Latar Belakang ........................................... 4
Tujuan dan Sasaran ................................... 5
Metode Penelitian ...................................... 5
Kerangka Penelitian ................................... 5
.................................... 6
............................................................... 12
Identifikasi Peluang Berdasarkan Karakteristik Wilayah 12
Pemenuhan Kriteria Transportasi Inklusif .14
18
.............................. 29
ii
Gambar 1 Kerangka Penelitian ........................................................................................ 5
Gambar 2 Dampak Transportasi Berkelanjutan untuk Mencapai TPB .......................... 7
Gambar 3 Kepadatan Penduduk di Metropolitan Jakarta ............................................ 8
Gambar 4 Land Use Pattern berdasarkan RTRW ............................................................. 9
Gambar 5 Penggunaan Moda transportasi di Jakarta .................................................. 9
Gambar 6 Jaringan Jalan di Wilayah Metropolitan Jakarta .......................................10
Gambar 7 Sistem Transportasi Publik DKI Jakarta .........................................................10
mencapai kurang dari 10 km/h pada peak Sampai dengan tahun 2017, telah beroperasi
hour pagi hari (Farda & Lubis, 2018). 1347 armada, 228 shelter yang tersebar di 13
koridor dengan panjang lajur mencapai
230,9km pada tahun 2017.
moda transportasi kereta api baru yaitu MRT Bekasi. Dasar Pengembangan LRT adalah
Jakarta pada jalur Lebak Bulus – Bundaran HI. Perpres 98/2015 tentang Percepatan
Tahun 2019 telah ada 16 set kereta dengan Pembangunan Infrastruktur di Indonesia.
enam gerbong per kereta yang beroperasi Jaringan LRT akan terdiri dari 6 baris dengan
mulai jam 05.00 – 24.00. Selanjutnya panjang total 38,5 km yang direncanakan
direncanakan pengembangan jalur MRT fase beroperasi di akhir tahun 2019 (Farda, 2018).
Iklim Keadaan Kota Jakarta umumnya beriklim panas dengan suhu udara maksimum
berkisar 32,7°C - 34,°C pada siang hari, dan suhu udara minimum berkisar 23,8°C -
25,4°C pada malam hari. Rata-rata curah hujan sepanjang tahun 237,96 mm
Sistem Transportasi Moda transportasi yang digunakan oleh komuter sebagian besar adalah sepeda
Pendukung Pergerakan motor dan kendaraan umum dengan rute untuk melakukan aktivitasnya ke
Masyarakat tempat kegiatan.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2019
Peluang Pemanfaatan Sepeda yang Sesuai menggunakan moda transportasi lain (BRT,
KRL, MRT, LRT) kemudian dilanjutkan dengan
Wilayah metropolitan Jakarta pada dasarnya
moda transportasi sepeda dari titik transit
memiliki kesamaan karakteristik dengan
menuju tujuan aktivitasnya.
Bangkok dan Manila yaitu kebijakan
Fungsi Vacationing:
pemerintah yang pro terhadap Motorized
Jakarta dapat mengaktifkan minat bersepeda
Transportation. Sehingga pada akhirnya tidak
melalui fungsi dukungan transportasi sepeda
hanya mengintervensi terhadap bentuk
untuk rekreasi dan wisata.
perkotaan, jaringan jalan dan sistem
Fungsi Life Style:
pergerakan masyarakatnya saja namun juga
Masyarakat dapat dilibatkan dalam
membawa pengaruh terhadap budaya dan
pemanfaatan sepeda melalui promosi sepeda
nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat.
sebagai gaya hidup sehat dan non-emisi.
Pemilihan moda transportasi bermotor menjadi
Penyelenggaran event-event tertentu seperti
pilihan karena aksesibilitas dari asal menuju
hari bebas kendaraan, bike to work dapat
tujuan dirasa lebih mudah menggunakan
mendukung fungsi ini.
moda transportasi tertentu.
Pemenuhan Kriteria Transportasi
Merujuk pada penerapan sepeda di Bangkok
dan Manila, Jakarta memiliki peluang
Inklusif
menerapkan transportasi sepeda untuk fungsi Petinga (2009) mengemukakan bahwa
commuting, vacationing, dan life style. Hal ini pengembangan moda transportasi harus
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Peluang dan Strategi Pengembangan
Benchmark Kondisi Eksisting DKI Jakarta
Penggunaan Sepeda Bikesharing di DKI Jakarta
melalui Bikesharing
Kondisi Fisik Singapura: Pengembangan jalur sepeda hanya terbatas Kota Jakarta memiliki topografi DKI Jakarta berpeluang untuk
di ruang publik seperti taman. Salah satu alasannya suhu bentang alam yang datar, dikembangkan moda transportasi sepeda
(Topografi dan Kondisi
udara yang panas pada iklim tropis (Artiningsih, 2016) dengan suhu rata-rata sebesar karena topografinya yang datar.
Iklim)
250C - 330C DKI Jakarta dengan iklim tropis perlu
mempertimbangkan suhu udara yang cukup
panas, sehingga diperlukan penyediaan
barrier berupa pohon dan tanaman-
tanaman penyerap polusi
Mengadopsi langkah awal yang dilakukan
Singapura, pengembangan bike sharing
dapat dilakukan dikawasan-kawasan publik
untuk meningkatkan minat masyarakat
Sosial Budaya Hangzhou: Masyarakat mendukung kegiatan bersepeda Motorized transportation Masyarakat perlu diberikan edukasi untuk
dengan tujuan seperti mitigasi perubahan iklim dan sebagai pilihan utama dan memahami pentingnya sistem transportasi
(Stakeholder dan
kemudahan dalam pergerakan (Shaheen et al., 2011) kendaraan pribadi lebih dipilih berkelanjutan. Beberapa stategi yang dapat
Masyarakat)
daripada angkutan umum diberikan ialah sosialisasi hidup sepeda
(Farda, 2018) dengan menggunakan sepeda; sosialisasi
penurunan emisi gas buang di perkotaan
Sosialisasi dan pemberdayaan tersebut
dapat melibatkan NGO maupun perguruan
tinggi
Kebijakan Pemerintah Bangkok: penyediaan jalan dan fasilitas perkotaan Kebijakan pemerintah yang pro Penyusunan kajian dan penyediaan platform
merupakan tanggung jawab Pemerintah, sementara kendaraan bermotor yaitu bike sharing bersama NGO dan
perumahan dan akses menuju jalan utama (sideroads) kemudahan dalam kepemilikan creativepreneur (Sudah dilakukan)
menjadi tanggung jawab pengembang (swasta). Tidak kendaraan bermotor, Penyediaan jalur sepeda (sedang dilakukan)
ada rencana tata ruang resmi sampai dengan 1992 khususnya sepeda motor
(Baker, 2018). jumlahnya semakin meningkat
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Peluang dan Strategi Pengembangan
Benchmark Kondisi Eksisting DKI Jakarta
Penggunaan Sepeda Bikesharing di DKI Jakarta
melalui Bikesharing
secara signifikan setiap Penyediaan sepeda dan stasiun parkir yang
Manila: Secara budaya, sepeda bukan merupakan
tahunnya (Farda, 2018) memadai dan terjangkau oleh masyarakat
moda yang didorong untuk digunakan. Persepsi pribadi
secara inklusif
dan nilai-nilai komunitas mempengaruhi masyarakat
Pelayanan sistem bikesharing perlu
untuk memilih kendaraan bermotor tidak memilih
diintegrasikan dengan moda transportasi lain
bersepeda. Tidak ada kebijakan transportasi yang
Perlunya pembatasan pembelian
komprehensif (Baker, 2018).
kendaraan bermotor
Struktur Kota / Bentuk China: Fenomena urban sprawling Pengembangan bike sharing dipadukan
Kota yaitu peningkatan kepadatan dengan transportasi publik lainnya, sehingga
Struktur Kota di China khusunya Hangzhou berkonsep
penduduk di pinggiran Jakarta bikesharing dapat difungsikan sebagai feeder
Kota Kompak. Sehingga masyarakat dapat melakukan
namun tetap berpusat di bus, MRT maupun KRL
perjalanan jangka pendek dengan efisien menggunakan
Jakarta. Sehingga masyarakat
sepeda (Shaheen et al., 2011)
memilih hinterland sebagai
Bangkok: perumahan, perkantoran, dan fasilitas-fasilitas tempat bermukim dan
tidak terkonsentrasi dengan baik sehingga muncul bergerak menuju Jakarta
fenomena superblock mix-use dengan jaringan jalan (commuting) untuk melakukan
“Tulang Ikan” dan banyaknya gang sempit dan panjang aktivitas di Jakarta meskipun
(sois) untuk akses dari perumahan menuju jalan utama. jaraknya cukup jauh (Farda,
(Baker, 2018) 2018)
Integrasi Multi Moda Belanda; China Pemerintah melakukan Jakarta sudah memiliki beberapa stasiun KRL
perbaikan layanan pada maupun MRT yang dapat diintegerasikan
integerasi antar moda sudah dilakukan, dengan
transportasi publik yaitu dengan stasiun docking
menyediakan stasiun docking distasiun-stasiun kereta dan
pengintegrasian jaringan BRT Selain integerasi antar transportasi umum,
halte bus
(trans Jakarta) KRL stasiun docking perlu diintegerasikan dengan
commuterline, MRT, LRT melalui jalur pedestrian yang berada dipusat-pusat
pengembangan berorientasi aktivitas, sehingga masyarakat dapat
transit (TOD) (Farda, 2018) mengakses dan mengembalikan sepeda
dengan mudah
3
ASPEK KONDISI SAAT INI KONDISI IDEAL REKOMENDASI
2. PERENCANAAN Belum ada 1. Pengaturan lalu lintas di Penetapan rencana lalu lintas sepeda dan
LALULINTAS SEPEDA persimpangan yang pemberian kelengkapan marka jalan untuk lalu
meminimalkan potensi lintas sepeda.
kecelakaan lalu lintas.
2. pengaturan arah sepeda
(contra flow, dua jalur)
serta pemberian
kelengkapan marka dan
rambu jalan.
3. PARKIR SEPEDA Parkiran sepeda saat ini Operator DBS wajib Penempatan parkir sepeda sekaligus Dockless
diletakkan di ruang milik menerapkan mekanisme Bike Share (DBS) ditempatkan di stasiun
jalan (contoh di stasiun MRT) khusus untuk memastikan pemberhentian angkutan umum (MRT, LRT,
dan/atau parkiran sepeda pengguna layanannya Transjakarta, dan KRL) serta pusat kegiatan
pada area bangunan menempatkan sepeda pada masyarakat sepanjang jalur sepeda dengan
gedung (contoh di Gedung tempat yang telah interval tertentu.
BTN Jl. Gajah Mada). ditentukan.
Mekanisme Dockless Bike Melaksanakan aturan penerapan tarif parkir
Sharing yaitu dengan yang mengadopsi Pergub Nomor 31 Tahun 2017
menempatkan sepeda di titik- Tarif Parkir Persatu kali parkir Rp. 1000 dan perhari
titik ruang publik yang Rp 10.000.
dilengkapi dengan smart
lock.
4. RUANG GANTI Belum ada Dekat dengan parkir sepeda Pemerintah melakukan kerjasama dengan
dan terdapat di gedung pengelola Gedung pusat kegiatan masyarakat
pusat kegiatan masyarakat. dalam penyedian sarana ruang ganti bagi
pesepeda.
ASPEK KONDISI SAAT INI KONDISI IDEAL REKOMENDASI
5. PENYEBERANGAN Belum ada Jembatan Penyebrangan Pembangunan Penyeberangan Sepeda dengan
SEPEDA Ramah Pesepeda, jembatan 2 Opsi:
penyeberangan dilengkapi 1. jembatan penyebrangan dengan ramp
dengan ramp tangga. tangga; dan
2. penyebrangan pada grade crossing
Penyebrangan grade
Crossing
6. OPERATOR BIKE Gowes Pelibatan swasta dibuka Pemerintah Pusat perlu menerapkan aturan
SHARING Peraturan tentang penyelenggaraan bike sharing belum ada seluasnya untuk penyelenggaraan bike sharing dan operator DBS
payung hukum sehingga belum banyak operator yang terlibat. menyediakan DBS (fungsi sebagai penyedia layanan transportasi yang
bisnis). kemudian ditindak lanjuti melalui Peraturan
Daerah masing-masing.
PERIZINAN USAHA DBS Perizinan dikeluarkan oleh pemerintah kota administrasi dan atau pemerintah provinsi DKI Jakarta melalui suku dinas PM & PTSP berupa surat izin prinsip,
surat izin usaha perdagangan (SIUP) dan tanda daftar perusahaan (TDP) dengan dilengkapi syarat operasional DBS, syarat perparkiran sepeda DBS, syarat
spesifikasi sepeda, syarat pelaporan data waktu nyata, dan mekanisme pengawasan & evaluasi.
SYARAT SPESIFIKASI SPEDA Standar sepeda menggunakan pedoman SNI dengan nomor 1049:2008 tentang syarat keselamatan sepeda
SYARAT PELAPORAN DATA Syarat pelaporan operator DBS kepada pemerintah provinsi DKI Jakarta tentang data setiap perjalanan sepeda DBS dalam real-time melalui application
WAKTU NYATA programming interface yang tersambung kepada sistem Jakarta Smart City. Data perjalan yang dilaporkan antara lain:
Nomor catatan perjalanan;
Durasi perjalanan;
Jarak tempuh perjalanan;
Tanggal mulai dan berakhir perjalanan;
Waktu mulai dan berakhir perjalanan;
Koordinat lokasi awal perjalanan; dan
Koordinat lokasi akhir perjalanan;
Sepeda hilang atau rusak;
Pelanggaran pengguna baik lalu lintas maupun non lalu lintas;
PENGAWASAN DAN EVALUASI Dasar pengawasan berdasarkan data pelaporan dari operator DBS yang tersambung dengan kanal Jakarta Smart City dan kanal pelaporan resmi yang
dimiliki oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta, sedangkan pengawasannya dilakikan oleh dinas perhubungan maupun satpol PP. Evaluasi layanan operator
DBS dilakukan berdasarkan kesesuaian operasional layanan dengan ketentuan yang sudah ditetapkan sebelumnya, hasil evaluasi ini sebagai dasar
perpanjangan layanan DBS berupa pencabutan TDP. Jika perbaikan tidak dilakukan sesuai requirement yang telah ditetapkan maka tindakan selanjutnya
berupa pecabutan SIUP.