Anda di halaman 1dari 94

Ibu yang Pucat

Rabu, 30 Maret 2016


Kelompok 3
TUTOR : dra. Taty Rusliati, MS
Ketua : Cindy putri (405150147)
Sekretaris : Erics efrany (405150089)
Penulis : Erwin dipraja (405150067)
Anggota : Adrian (405140106)
Nashruta nissatul a’la (405150008)
Nadisa Tiofulda Budiman (405150070)
Gittha larasathy (405150122)
Anak agung ayu gotri (405150140)
Michelle witedja (405150167)
William tanaka (405150179)
Dini farhawi (405150193)
Ibu yang pucat

 Hasil Evaluasi Puskesmas A


AKI tinggi (384 per 100.000 kelahiran hidup)
AKB tinggi (36 per 1000 kelahiran hidup)
Jumlah akseptor KB rendah (30%)
Sebagian besar masyarakat mempunyai anak lebih dari empat dan persalinan ditolong oleh paraji.
Angka anemia pada ibu hamil tinggi terutama oleh gizi kurang mencapai 68%
Masalah gizi buruk 15%
Diare pada balita 30%
Cakupan imunisasi dasar 60%
Penyakit terbanyak : ISPA, diare, anemia, hipertensi, DM, TBC paru, kecacingan, dispepsia, dematitis alergi, asma.
Obat-obatan sering terlambat datang dan kurang jumlahnya.
Wilayah kerja puskesmas A terdiri dari 8 desa, 10 RW, 42Rt
Terdapat 6 posyadnu dengan 18 kader, 2 posbindu dengan 5 kader, 2 orang kader TB paru, dan 3 jumantik.
Terdapat 2 bidan desa, 3 paraji yang belum terlatih, 3 puskesmas pembantu dikepalai oleh bidan.
Staf puskesmas A terdiri dari 1 dokter umum sekaligus kepala puskesmas, 1 dokter gigi, 3 bidan, 2 perawat, 1 tenaga
kesling, 1 asisten apoteker, 1 staf administrasi, 1 petugas keamanan, 1 petugas kebersihan
Learning Objectives

1. Mm. definisi puskesmas


2. Mm. manajemen puskesmas dan vital statistik
3. Mm. Program kerja puskesmas
4. Mm. Gizi masyarakat (ibu bayi balita)
1. Definisi Puskesmas
 Suatu unit pelaksana fungsiomal yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan, serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh, terpadu,
yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalam suatu wilayah tertentu ( Azrul Anwar, 1996)
Fungsi Puskesmas

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya


2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarajat wilayah kerjanya Show original message
Puskesmas terbagi menjadi 3:
- Puskesmas induk  puskesmas kecamatan.
- Puskesmas keliling  melayani masyarakat dengan mendatangi
daerah tertentu.
- Puskesmas pembantu  memberi layanan kpd masyarakat di daerah
terpencil & membantu puskesmas induk.
2. Manajemen puskesmas

 SDM (sumber daya manusia)


 Perencanan
 Organisasi
 Pelaksanaan dan pengendalian
 Pengawasan dan pertanggungjawaban
1. SDM (sumber daya manusia)
Tenaga dengan lulusan dari bidang kesehatan
- Dokter - Farmasi
- Dokter gigi - Laboratorium
- Kesehatan masyarakat - Analisis kesehatan
- Bidan - Kesehatan lingkngn
- Perawat - Gizi
Identifikasi
masalah

Prioritas
Evaluasi
Masalah

Pelaksanaan Perencanaan
Perencanaan

Proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk mengatasi masalah


kesehatan diwilayah kerja puskesmas
 Rencana tahunan puskesmas :
 Rencana tahunan upaya kesehatan wajib
 Rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan
organisasi

Tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas


1. Pola struktur organisasi :
a. Kepala puskesmas
b. Unit tata usaha
c. Unit pelaksanaan teknis fungsional puskesmas
d. Jaringan pelayanan puskesmas
2. Kriteria personalia
3. Eselon kepala puskesmas
Pelaksaan dan Pengendalian

Proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian thd penyelenggaraan


terhadap rencana tahunan puskesmas
Langkah-langkah :
1. Pengorganisasian  untuk dpt terlaksananya kegiatan puskesmas perlu
dilakukan pengorganisasian
a. Penentuan para penanggung jawab dan para pelaksana
b. Penggalangan kerja sama tim secra lintas sektoral, ada 2 bentuk :
a. Bentuk dua pihak
b. Bentuk banyak pihak
2. Penyelenggaraan  stelah pengorganisasian, dilakukan penyelenggaraan dan
para pelaksana yg telah ditetapkan dlm pengorganisasian ditugaskan untuk
menyelenggarakan kegiatan sesuai dgn rencana yg tlh ditetapkan
Langkah-langkah yg harus diperhatikan :
a. Mengkaji ulang rencana yg tlh disusun
b. Menyusun jadwal kegiatan
c. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dgn jadwal, dn harus diperhatikan
a. Azas penyelenggaraan
b. Berbagai standar dn pedoman
c. Kendali mutu
d. Kendali biaya
3. Pemantauan  penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dgn kegiatan
pemantauan yg dilakukan scra berkala.
Melakukan telahaan penyelenggaraan kegiatan dn hasil yg di capai, ada
dua :
a. Telahaan internal
b. Telahaan eksternal
4. Penilaian  kegiatan penilaian dilakukan pd akhir tahun anggaran,
mencakup hal-hal :
a. Malkukanpenilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dn hasil yg
dicapai, dibandingkan dgn rencana tahunan dn standar pelayanan
b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dgn
pencapaian serta masalah dn hambatan yg ditemukan untuk rencana
tahun berikutnya
Pengawasan dan
Pertanggungjawaban
Proses memperoleh kepastian atas kesesuaian penyeleggaran dn
pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana dan peraturan
perundang-undangan seta berbagai kewajiban yg berlaku
Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan
kegiatan sbb:
a. Pengawasan
b. Pertanggungjawaban
c. Pembiayaan
3. MM. Program Kerja
Puskesmas
Upaya kesehatan / Program Wajib

1. Promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan Lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu & anak serta KB
4. Upaya perbaikan gizi Masyarakat
5. Upaya pencegahan penyakit dan perbaikan lingkungan
6. Upaya pengobatan
1. Promosi kesehatan-KIE
(Komunikasi Informasi Edukasi)
 Penyuluhan
 Konseling
 PAUD
 PHBS
 Posyandu
 Posbaindu
 UKS dll
2.Upaya kesehatan Lingkungan

 Penyediaan Air bersih


 Pengolahan air buangan dan pengawasan pencemaran air
 Pengelolaan sampah
 Pengawasan vektor
 Pencegahan atau pengawasan pencemaran tanah
 Hygine makanan
 Pengawasan pencemaran udara
 Pengawasan radiasi
 Kesehatan kerja
 Pengawasan kebisingan dll
3. Upaya kesehatan ibu & anak serta
KB
 Kesehatan calon pengantin
 ANC
 Persalinan
 Neonatus dan nifas
 Imunisasi
 KB
 Posyandu
 Poslindes
 Bidan desa dll
4. Upaya perbaikan gizi Masyarakat

 Poli Gizi
 Kadarzi
 Posyandu
 Posbindu
 PMT
5. Upaya pencegahan penyakit dan
perbaikan lingkungan

 Imunisasi  Survei
 TBC  Surveilans
 Lepra  DM
 DBD  Hipertensi
 Diare  KLB atau wabah dll
 Malaria
 Filariasis
6. Upaya pengobatan

 Pelayanan balai pengobatan


 Puskesmas keliling
 Poskestresn
 Posyandu
 Posbindu
 dll
Upaya Kesehatan Pengembangan

 Ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan


dimasyarakat dan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas
 Upaya kesehatan pengembangan terdiri dari :
1. Upaya kesehatan sekolah
2. Upaya kesehatan olahraga
3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
4. Upaya kesehatan kerja
5. Upaya kesehatan gigi & mulut
6. Upaya kesehatan jiwa
7. Upaya kesehatan mata
8. Upaya kesehatan usia lanjut
9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
Jaminan Kesehatan
Nasional
APA ITU JKN?

 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan


Sosial Nasional (SJSN)
 Menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib
(mandatory)
(UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
 Tujuan: memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Kelebihan sistem asuransi sosial di
bandingkan dengan asuransi komersial
antara lain:
Asuransi Sosial Asuransi Komersial

1. Kepesertaan bersifat wajib 1. Kepesertaan bersifat sukarela


(untuk semua penduduk) * *
2. Non Profit 2. Profit

3. Manfaat komprehensif 3. Manfaat sesuai dengan premi


yang dibayarkan.

** berpotensi mencakup 100% penduduk


(universal coverage) dan relatif dapat
menekan peningkatan biaya pelayanan
kesehatan.
Prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan
Nasional
 Prinsip kegotongroyongan
 Peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu
 Peserta yang sehat membantu yang sakit / yg berisiko tinggi
 terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa
pandang bulu.
 Prinsip nirlaba
 Bukan untuk mencari laba (for profit oriented)
 Prinsip dasar
 Prinsip keterbukaan
 Kehati-hatian
 Akuntabilitas
 Efisiensi
 Efektivitas

 Prinsip portabilitas
 Untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan kepada peserta
sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam
wilayah NKRI.
 Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib
 Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta
sehingga dapat terlindungi
 Prinsip Dana Amanat
 Dana yg terkumpul harus dikelola sebaik2nya dlm rangka
mengoptimalkan dana tsb untuk kesejahteraan peserta
 Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial
 Untuk pengembangan program& kepentingan peserta
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

•Pelayanan Kesehatan Dasar (Primary Health Care)


- diselenggarakan berdasarkan tatacara dan teknologi praktis
- sesuai dengan kaIdah ilmu pengetahuan
-diterima oleh masyarakat,
-dapat dicapai melalui peran aktif secara penuh dengan biaya yang
dapat dipikul oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tahap
perkembangan serta yang didukung oleh semangat kemandirian dan
menentukan diri sendiri(WHO, 1978)
KONSEP GATEKEEPER

 Gatekeeper : dokter yang berwenang mengatur pelayanan kesehatan


bagi peserta,sekaligus bertanggungjawab dalam rujukan pelayanan
kesehatan lanjutan sesuai kebutuhan medis peserta.
SIAPAKAH GATEKEEPER?

 Adalah dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer


 Dokter yang pertama kali ditemui masyarakat
 Antara lain Dokter/Dokter Gigi di
 Klinik Puskesmas
 Klinik Pratama
 Praktik Mandiri
Tugas dan Fungsi GateKeeper
 Tugas sebagai gatekeeper :
1.Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan peserta secara paripurna,terpadu dan bermutu
2.Mengatur pelayanan kesehatan lanjutan melalui sistem rujukan.
3.Penasehat, konselor,dan pendidik untuk mewujudkan keluarga sehat
4.Manajer sumber daya

 Fungsi Gate keeper


Menjaga masyarakat, keluarga, individu tetap sehat dgn memperhatikan:
1.Pola hidup sehat
2.Menjauhkan at risk
3.individual / mass screening
4.Diagnosa dini
5.prompt treatment
6.rehabilitasi
PRINSIP PELAYANAN DOKTER LAYANAN
PRIMER
1.Pelayanan Tingkat Pertama (primary care);
2.Pelayanan yang mengutamakan promosi dan pencegahan (promotif dan
preventive);
3.Pelayanan bersifat pribadi (personal care);
4.Pelayanan paripurna (comprehensive care);
5.Pelayanan menyeluruh (holistic care);
6.Pelayanan terpadu(integrated care);
7.Pelayanan berkesinambungan (continuum care);
8.Koordinatif dan kerjasama;
9.Berorientasi pada keluarga dan komunitas(family and community oriented);
10.Patient safety.
SISTEM RUJUKAN MEDIK DI LAYANAN
PRIMER
 Dokter merujuk pasien pada kasus penyakit dengan tingkat kemampuan
4A pada kondisi:
 T :Time lama perjalanan penyakit
 A : Age umur pasien
 C : Complication komplikasi dari penyakitnya, tingkatan kesulitan
 C : Comorbidity ada/tidaknya penyakit penyerta
 C : Condition  melihat kondisi fasilitas pelayanan
1. TIME
•Jika perjalanan penyakit dapat digolongkan kepada kondisi kronis
atau melewati Golden Time Standard (mis: demam thypoid)
• Pasien dirujuk bila setelah mendapat terapi selama 5 hari belum
tampak perbaikan.
2. AGE
•Jika usia pasien masuk dalam kategori yang dikhawatirkan
meningkatkan risiko komplikasi serta kondisi penyakit lebih berat
•Contoh: penyakit pneumonia aspirasi. Pasien anak, berumur kurang
dari 6 bulan, indikasi dirujuk ke layanan sekunder
3. COMPLICATION
•Jika komplikasi yg ditemui dapat memperberat kondisi
pasien
•Contoh pada penyakit influenza dengan tanda-tanda
pneumonia.
 Pasien dirujuk bila didapatkan tanda-tanda
pneumonia (panas tidak turun 5 hari disertai batuk
purulen dan sesak nafas).

4. COMORBIDITY
•Jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang
memperberat kondisi pasien.
 CONDITION
 •Apabila fasilitas pelayanan tdkdapat memenuhi keberlangsungan
penatalaksanaan.
 •Rujukan bisa bersifat horizontal maupun vertikal pada fasilitas yang
mempunyai peralatan untuk keberlangsungan penatalaksanaan
Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS)
BPJS

 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan


hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan
kesehatan
Sistem Jaminan Sosial Nasional
5 9 Prinsip
3 Azas Program
Jaminan Kegotong-royongan
Kesehatan Nirlaba
Kemanusiaa
Keterbukaan
n Jaminan Kehati-hatian
Manfaat Kecelakaan Akuntabilitas
Kerja Portabilitas
Keadilan Jaminan Hari Kepesertaan wajib
sosial bagi Tua Dana amanat
seluruh Hasil pengelolaan
rakyat Jaminan dana digunakan
Pensiun seluruhnya untuk
Indonesia pengembangan
Jaminan program dan
Kematian sebesar-besarnya
untuk kepentingan
peserta

BPJS KESEHATAN
TUGAS BPJS

• Melakukan pendaftaran/penerimaan peserta


• Memungut dan mengumpulkan iuran dari Peserta dan Pemberi Kerja
• Menerima bantuan iuran dari Pemerintah
• Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan Peserta
• Mengumpulkan dan mengelola data peserta Program Jaminan Sosial
• Membayarkan manfaat/membiayai pelkes sesuai ketentuan Program
Jaminan Sosial
• Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial kepada Peserta dan masyarakat

BPJS Kesehatan
WEWENANG BPJS

• Menagih pembayaran iuran


• Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi Jangka Panjang/Pendek
• Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan
Pemberi Kerja dlm memenuhi kewajibannya
• Membuat kesepakatan dgn faskes mengenai pembayaran mengacu pada
standar tarif
• Membuat/menghentikan kontrak dgn faskes
• Mengenakan sanksi administratif thd Pekerja dan Pemberi Kerja
• Melaporkan Pemberi Kerja kpd instansi berwenang mengenai ketidakpatuhan
terkait iuran dan kewajiban lainnya
• Melakukan kerja sama dgn pihak lain dlm rangka penyelenggaraan program
Jaminan Sosial

BPJS Kesehatan
PERTANYAANNYA: SIAPAKAH
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN?
Jawabannya: PT Askes (Persero) yang BERTRANSFORMASI
Menjadi BPJS Kesehatan Per 1 Januari 2014

2013 2014 - 2019 CAKUPAN


SEMESTA 2019

ASKES
Badan Hukum PRIVATE Badan Hukum PUBLIK
Di bawah Menteri BUMN Langsung Bertanggung Jawab Kepada PRESIDEN
Semula Hanya Untuk Jaminan
Untuk Mengelola Jaminan Kesehatan
Kesehatan PNS dan Pensiunan
TNI/POLRI + Prts Kem + Vet SELURUH RAKYAT INDONESIA
BPJS KESEHATAN
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
49

HAK PESERTA KEWAJIBAN PESERTA

a. Memperoleh identitas a. Membayar iuran


Peserta
b. Melaporkan data
b. Memperoleh manfaat kepesertaannya
pelayanan kesehatan kepada BPJS
di fasilitas kesehatan Kesehatan dgn
yg bekerjasama dgn menunjukkan
BPJS Kesehatan identitas Peserta pd
saat pindah domisili
&/atau pindah kerja.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
MASA BERLAKU KEPESERTAAN
50

Selama peserta membayar iuran sesuai dgn


kelompok peserta.

Bila peserta tdk membayar iuran atau


meninggal dunia maka status
kepesertaannya akan hilang.

Ketentuan lebih lanjut akan diatur oleh


Peraturan BPJS

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
KEPESERTAAN JAMINAN
KESEHATAN

BPJS KESEHATAN
Peserta Jaminan
Kesehatan

Bukan Penerima Penerima


Bantuan Iuran Bantuan Iuran
(PBI) (PBI)

Pekerja Penerima Pekerja Bukan Orang Tidak


Bukan Pekerja Fakir Miskin
Upah Penerima Upah Mampu

PNS

Anggota Keluarga

Anak kandung, anak tiri dan/atau anak


Isteri/Suami yang sah dari peserta
angkat yang sah dari peserta

Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun


Tidak atau belum pernah menikah atau atau belum berusia 25 (dua puluh lima)
tidak mempunyai penghasilan sendiri tahun yang masih melanjutkan
pendidikan formal

BPJS KESEHATAN
PHK dan Cacat Total Tetap
Peserta
Bukan PBI

PHK/Cacat
Total Tetap

Tidak bekerja
kembali dan tidak Bekerja kembali
mampu bayar (6 bulan)
iuran (6 bulan)

Perpanjang
status
PBI
kepesertaan dan
bayar iuran

BPJS KESEHATAN
IURAN

BPJS KESEHATAN
Iuran

• Dibayar oleh
PBI pemerintah

Pekerja • Dibayar oleh Pemberi


Penerima Upah Kerja dan Pekerja

Pekerja Bukan • Dibayar oleh peserta


Penerima Upah yang bersangkutan

• Dibayar oleh peserta


Bukan Pekerja yang bersangkutan

BPJS KESEHATAN
MANFAAT JAMINAN KESEHATAN

BPJS KESEHATAN
Manfaat Jaminan Kesehatan
Bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup
pelayanan holistik, pelayanan obat, bahan medis habis
pakai sesuai dengan indikiasi medis yang diperlukan

Manfaat Medis yang tidak terikat dengan besaran iuran


yang dibayarkan
Manfaat non medis yang ditentukan berdasarkan skala
besaran iuran yang dibayarkan, termasuk didalamnya
manfaat akomodasi

Ambulans diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas


kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh
BPJS Kesehatan

BPJS KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin
Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama (RJTP dan
RITP)
Pelayanan Kesehatan
Rujukan Tingkat Lanjutan
(RJTL dan RITL)
Pelayanan Kesehatan Lain
yang ditetapkan oleh
Menteri

BPJS KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin

• 1. Administrasi pelayanan;
• 2. Pelayanan promotif dan preventif;
Pelayanan • 3. Pemeriksaan, pengobatan, dan
kesehatan konsultasi medis;
tingkat • 4. Tindakan medis non spesialistik, baik
pertama, operatif maupun non operatif;
• 5. Pelayanan obat dan bahan medis
meliputi habis pakai;
pelayanan • 6. Transfusi darah sesuai dengan
kesehatan non kebutuhan medis;
spesialistik yang • 7. Pemeriksaan penunjang diagnostik
mencakup: laboratorium tingkat pratama; dan
• 8. Rawat inap tingkat pertama sesuai
dengan indikasi

BPJS KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin
Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi pelayanan
kesehatan yang mencakup:

2. Rawat Inap yang Meliputi:


a) Perawatan inap non intensif;
dan
1. Rawat Jalan yang Meliputi:
b) Perawatan inap di ruang
a) Administrasi pelayanan; intensif.
b) Pemeriksaan, pengobatan dan
konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis
dan subspesialis;
c) Tindakan medis spesialistik sesuai
dengan indikasi medis;
d) Pelayanan obat dan bahan medis
habis pakai;
e) Pelayanan alat kesehatan implan;
f) Pelayanan penunjang diagnostik
lanjutan sesuai dengan indikasi medis;
g) Rehabilitasi medis;
h) Pelayanan darah;
i) Pelayanan kedokteran forensik; dan
j) Pelayanan jenazah di Fasilitas
Kesehatan.
BPJS KESEHATAN
Manfaat Akomodasi

Peserta
Bukan Penerima
Penerima Bantuan Iuran Bantuan Iuran
(PBI) (PBI)
Pekerja
Pekerja Orang
Bukan Bukan Fakir
Penerima Tidak
Penerima Pekerja Miskin
Upah Mampu
Upah

Kelas I Kelas I, II Kelas I, II


Kelas III Kelas III
dan II dan III dan III

BPJS KESEHATAN
Manfaat Akomodasi

a. Ruang Perawatan Kelas III bagi:


• Peserta PBI Jaminan Kesehatan; dan
• Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan
iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III.

b. Ruang Perawatan Kelas II bagi:


• Pegawai Negeri Sipil
• Anggota TNI
• Anggota Polri
• Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang setara Pegawai Negeri
Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II
• Peserta Pekerja Penerima Upah bulanan sampai dengan 1.5x penghasilan
tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 anak, beserta anggota
keluarganya; dan
• Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan
iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II;

BPJS KESEHATAN
Manfaat Akomodasi

c. Ruang Perawatan Kelas I bagi:

• Pejabat Negara
• Pegawai Negeri Sipil
• Anggota TNI
• Anggota Polri Beserta
• Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Anggota
Keluarganya
• Veteran dan Perintis Kemerdekaan
• Peserta Pekerja Penerima Upah bulanan lebih dari 1.5x
penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1
anak
• Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan
Pekerja dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang
perawatan kelas I.

BPJS KESEHATAN
PELAYANAN YANG TIDAK DIJAMIN
Tidak sesuai prosedur

Pelayanan diluar Faskes yg bekerjasama dgn


BPJS

Pelayanan bertujuan kosmetik

General check up, pengobatan alternatif

Pengobatan utk mendapatkan keturunan,


Pengobatan Impotensi

Yankes pd saat bencana


Pasien bunuh diri /penyakit yg timbul akibat
kesengajaan utk menyiksa diri sendiri/ bunuh
JAMINAN
diri/narkoba
KESEHATAN
NASIONAL
Alur Pelayanan Kesehatan

BPJS KESEHATAN
ERA BPJS: MENATA SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
GATE KEEPER CONCEPT – PROMOTIF – PREVENTIF
Memperkuat Posisi Pelayanan Primer dalam Piramida Layanan: Sebagai Pintu Masuk
Sistem Yankes BERJENJANG
Persentase Biaya Pelkes

Askes
NHS NHI
England Taiwan
28 %
INA CBGs

76 % 67 %

56 %

Kapitasi Gate Keeper


15 % 24 % 33 %

BPJS KESEHATAN
Koordinasi Manfaat
ASURANSI KESEHATAN
Manfaat KOMERSIAL
Tambahan

Pelkes Lain Coordination


yang
of Benefit
ditetapkan
oleh Menteri (COB)

Pelkes
Rujukan
Tingkat BPJS
Lanjutan KESEHATAN

Pelkes
Tingkat
Pertama

BPJS KESEHATAN
FASILITAS KESEHATAN

BPJS KESEHATAN
Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Fasilitas • memenuhi persyaratan
(credentialing)
Kesehatan • wajib bekerjasama
milik dengan BPJS
Pemerintah Kesehatan

Fasilitas • memenuhi persyaratan


(credentialing)
Kesehatan • dapat menjalin
milik kerjasama dengan
swasta BPJS Kesehatan

BPJS KESEHATAN
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PERMENKES nomor 71 tahun 2013


1.tentang
Puskesmas beserta
Pelayanan jejaringnya;
Kesehatan pada JKN
2. Praktik dokter dengan jejaringnya (apotek,
laboratorium, bidan, perawat);
3. Praktik dokter gigi beserta jejaringnya;
4. Klinik pratama beserta jejaringnya; dan
5. Fasilitas kesehatan milik TNI/POLRI beserta
jejaringnya
6. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara
Penguatan Sistem Gate
Keeper
First Contact (Kontak pertama)
Faskes Tk. I merupakan tempat pertama yang dikunjungi peserta setiap
kali mendapat masalah kesehatan, untuk berkonsultasi dan
menyampaikan keluhannya
Continuity (Kontinuitas pelayanan)
Hubungan Faskes Tk. I dengan peserta dapat berlangsung dengan
kontinyu sehingga penanganan penyakit dapat berjalan optimal

Comprehensiveness (Komprehensif)
Faskes Tk. I memberikan pelayanan yang komprehensif terutama untuk
pelayanan promotif dan preventif

Coordination (Koordinasi) / Dokkel sebagai “Care Manager”


Faskes Tk. I berperan sebagai koordinator pelayanan bagi peserta untuk
mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya

PPK I sebagai
(Starfield B, 1998)
GateKeeper
KOMPARASI ASKES DAN
BPJS KESEHATAN

BPJS KESEHATAN
Askes BPJS Kesehatan
• Peserta : •Peserta :
•PNS, Pensiunan PNS, Pensiunan •Seluruh Penduduk Indonesia
TNI/POLRI, Pejabat Negara, PK, Veteran •5 org / keluarga
•4 org / keluarga •Dapat menambah anggota keluarga
lain  tambahan iuran
• Manfaat Pelayanan :
•Komprehensif •Manfaat Pelayanan :
•Obat  DPHO (Askes) •Komprehensif + Katastropik (talasemia,
hemodialisa, operasi jantung unlimited)
•Obat  E-Catalog (Kemkes)
•Ambulans
•Pelayanan Jenazah
•Kompensasi untuk daerah yang tidak
ada faskes
•PHK s/d 6 bln mendapat manfaat
jaminan tanpa bayar iuran

BPJS KESEHATAN
Askes BPJS Kesehatan
• Faskes : •Faskes :
•Tingkat Pertama : •Tingkat Pertama :
•PKM •PKM
•Klinik •Klinik  + Klinik “JPK Jamsostek”, Klinik
•Dokkel “TNI/POLRI” dan Lainnya (baru)
•Tingkat Lanjutan : •Dokkel  + Dokkel “JPK Jamsostek” dan
•RS Pemerintah Lainnya (Baru)
•RS Swasta •Tingkat Lanjutan :
•RS TNI/POLRI •RS Pemerintah
•RS Swasta  yang bersedia PKS
•Pola Tarif ; Kapitasi, Paket, Fee For Services •RS TNI/POLRI  + Seluruh RS “TNI/POLRI”
dan Lainnya (Baru)
•Iuran ; 2% (Pemberi Kerja), 2% (Pekerja)
•Pola Tarif : Kapitasi, INA-CBGs

•Iuran (draft RPerpres) ; 3% (Pemberi Kerja),


2% (Pekerja) -> untuk Pekerja Pemerintah
•4% (Pemberi kerja), 0.5% (Pekerja) -> sd 30
Juni 2015

BPJS KESEHATAN
4. MM. Gizi Masyarakat
 Gizi kesehatan masyarakat berfokus pada peningkatan kesehatan yang
baik melalui gizi dan pengecahan priber (dan sekunder) penyakit yang
berkaitan dengan gizi di dalam populasi
4 Pilar Gizi Seimbang

1. Mengonsumsi Makanan Beragam


2. Membiasakan Perilaku Hidup Bersih
3. Melakukan Aktivitas Fisik
4. Mempertahankan & Membantu Berat Badan dalam Batas Normal
Mal Nutrisi

 Digolongan menjadi
1. Inborn error of metabolism (kelainan genetik)
2. Ketidak-seimbangan antara asupan dan kebutuhan
- Gizi lebih - Gizi kurang
3. Keracunan makanan
Masalah Gizi di Masyarakat

 Gizi Kurang
Kurang Energi Protein (KEP)
Kurang Yodium
Kurang Vitamin A
Anemia Gizi Besi (AGB)
 Gizi Lebih
Obesitas
 Kurang Energi Protein
Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) (Depkes, 1999).
Malnutrisi energi protein adalah seseorang yang kekurangan gizi yang
disebabkan oleh konsumsi energi protein dalam makanan sehari-hari atau
gangguan penyakit tertentu. (Suparno, 2000).
Kekurangan energi protein adalah suatu sindroma penyakit gizi yang
disebabkan oleh defisiensi zat-zat makanan atau nutrient terutama protein
dan kalori. (Naziruddin, 1998).
 Klasifikasi KEP
KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMS pada pita
warna kuning.
KEP sedang bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak di
bawah garis merah (BBM).
KEP berat / gizi buruk bila hasil penimbangan BB / 4 < 60% baku median
WHO – NCNS. Pada KMS tidak ada garis pemisah KEP berat / gizi buruk dan
KEP sedang, sehingga untuk menentukan KEP berat / gizi buruk digunakan
table BB / 4 baku median WHO - NCNS.
 Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan karena tubuh manusia kekurangan
Iodium secara terus menerus
Dampak : - perbesaran kelenjar gondok
- kretinisme
- hipotiroid
- kegagalan reproduksi
- kematian
 Defisiensi Vitamin A
Prevalensi tinggi terjadi pada balita
Penyebab : - Intake makanan yang mengandung Vit A rendah/kurang
- Rendahnya konsumsi vitamin A dan pro vitamin A pada
bumil sampai melahirkan akan memberikan kadar vit A
yang rendah pada ASI
- Gangguan absorpsi vit A
- Kerusakan hati
Tanda & Gejala : - rabun senja
- kelainan mata
- xerosis konjungtiva
- xerosis kornea
 Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia : Kadar Hb< 2SD dari konsentrasi rata-rata Hb di populasi normal
dengan jenis kelamin yang sama dan rentang usia yang sama.
 Gizi Lebih & Obesitas
Kegemukan disebabkan asupan energi lebih tinggi daripada energi yang
dikeluarkan
Obesitas
Risiko penyakit metabolik dan degeneratif meningkat
Berdasarkan IMT
IMT ≥ 27,0
Berdasarkan Lingkar Perut
Lingkar perut laki-laki : > 90cm
Lingkar perut perempuan : >80cm
Pokok Program Perbaikan Gizi
 Usaha Perbaikan Gizi Keluarga / UPGK
Kegiatan masyarakat untuk melembagakan upaya peningkatan gizi dalam tiap keluarga di
Indonesia.
Tujuan : Meningkat dan terbinanya keadaan gizi seluruh anggota masyarakat.
Kegiatan :
a. Penyuluhan Gizi Masyarakat
b. Pelayanan Gizi Melalui Posyandu
c. Peningkatan Pemanfaatan Tanaman Pekarangan
Penyelenggaraan Kegiatan UPGK
Langkah – langkah :
a. Perencanaan kegiatan UPGK
b. Persiapan kegiatan UPGK
c. Pelaksanaan kegiatan UPGK
Kegiatan UPGK diluar kegiatan posyandu dan kegiatan rutin
1. Pemanfaatan tanaman pekarangan
2. Kebun penataan
3. Motivasi kegiatan UPGK melalui jalur lembaga agama
4. Peningkatan konsumsi makanan keluarga
5. Pengaturan pemberian ASI & MPASI
 Usaha perbaikan Gizi Institusi
Kegiatan : Pembinaan, bantuan dan mimbingan teknisi gizi yang berupa
pembinaan instusi, pembinaan program langsung serta pembinaan peran serta
masyarakat dalam rangka dukungan situasional terhadap pelayanan gizi yang
diharapkan.
Pencegahan & Penanggulangan
Gondok Endemik
 Kebijaksanaan :
Jangka Pendek : Penyuntikan dengan larutan minyak beriodium pada
penduduk yang tinggal didaerah endemik sampai usaha yodium garam konsumsi
berhasil di masyarakat.
Jangka Panjang : Yodiasi & penggunaan garam konsumsi beriodum bagi
masyarakat

 Kegiatan :
1. Registrasi penduduk desa
2. Penyuntikan larutan yodium dalam minyak
3. Pencatatan & pelaporan
4. Evaluasi dampak
Pencegahan & Penanggulangan KVA

 Kebijaksanaan
1. Penyuluhan untuk meningkatkan konsumsi sumber vit A alami
2. Suplementasi vit A uamg dapat dilakukan dengan
a. Cara langsung : distribusi kapsul vit A dosis tinggi
b. Tidak Langsung : fortifikasi (penambahan) vit A pada bahan makanan
 Kegiatan
a. Distribusi kapsul Vit A dosis tinggi
- Melalui layanan dalam puskesmas
- Melalui pelayanan diluar puskesmas
b. Penyuluhan Gizi
Pencegahan & Penanggulangan
Anemia Gizi
 Diet seimbang disertai penggunaan bahan makanan sumber protein &
tinggi zat besi.
 Pendidikan gizi di Puskesmas & di rumah
 Pemberian tablet dambah darah selama 3 bulan
Perbaikan Makanan Bayi & Anak

 Peningkatan penggunaan ASI


- Peningkatan pelayanan kepada masyarakat
- Perundang-undangan
- Penelitian & monitoring
 Perbaikan MPASI
- Pengkajian
- Pendidikan & Penyuluhan
- Monitoring & Evaluasi
 Perbaikan makanan ibu hamil/menyusui
Kesimpulan dan Saran

 Diperlukannya manajemen yang lebih baik dipuskesmas tersebut.


Daftar pustaka

Depkes RI.1998. Pedoman kerja puskesmas Jilid 1. Jakarta


Depkes RI.1999. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 2. Jakarta
http://gizi.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai