Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 1:

Ade Rita
Adjita Nabila
Dede Abdul Basit
Nida Khofiyyan Arfah
Shinta Ria Marghatillar
Siti Sulastri
LATAR BELAKANG

 Menurut World Health Organization(WHO) lanjut


usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang
berumur 60 tahun atau lebih.

 Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis


mengalami penurunan. Masalah degeneratif dapat
menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan
terkena infeksi penyakit.

 Masalah yang sering dijumpai pada lansia sangat


beragam, hal ini dikarenakan menurunnya fungsi
tubuh dan terganggunya psikologis pada lansia.
Masalah yang sering terjadi pada lanjut usia salah
satunya nyeri pada persendian. Rheumatoid arthritis
merupakan salah satu radang sendi yang dialami
lansia (Aspiani, 2014).
PENGERTIAN
Rheumatoid artritis merupakan penyakit inflamasi
sistemik kronik atau penyakit autoimun dimana
rheumatoid arthritis ini memiliki karakteristik
terjadinya kerusakan pada tulang sendi, sendi menjadi
kaku (ankilosis) dan deformitas. Penyakit ini adalah
salah satu dari sekelompok penyakit jaringan
penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas
(Ningsih & Lukman, 2013).

Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan,


pembengkakan, nyeri dan kemerahan pada
daerah persendian dan jaringan sekitarnya
(Adellia, 2011).
KRITERIA DIAGNOSTIK ARTRITIS
REUMATOID

Kaku pagi hari

Artritis pada 3 daerah

Aartritis pada persendian tangan

Artritis simetris

Nodul reumatoid

Faktor reumatoid serum

Perubahan gambaran
ETIOLOGI
Etiologi RA belum diketahui dengan pasti. Namun,
kejadiannya dikorelasikan dengan interaksi yang
kompleks antara faktor genetik dan lingkungan
(Suarjana, 2009)

Genetik Hormon Sex

Faktor Heat Shock


Infeksi Protein
Faktor resiko 
jenis kelamin:
Faktor
perempuan,
Lingkungan umur lebih tua
PATOFISIOLOGI

Reaksi autoimun dalam jaringan sinovial.


Kerusakan sendi mulai terjadi dari proliferasi
makrofag dan fibroblas sinovial. Limfosit
menginfiltrasi daerah perivaskular dan terjadi
proliferasi sel-sel endotel kemudian terjadi
neovaskularisasi. Pembuluh darah pada sendi
yang terlibat mengalami oklusi oleh bekuan
kecil atau sel-sel inflamasi. Terbentuknya
pannus, kemudian menginvasi dan merusak
rawan sendi dan tulang. Respon ini
mengakibatkan destruksi sendi dan
komplikasi sistemik (Surjana, 2009).
MANIFESTASI KLINIS

Manifesatsi Klinis RA terbagi menjadi 2 kategori:

Manifestasi Manifestasi
Artikular: Ekstraartikular:

Nyeri Nyeri

Bengkak Bengkak

Kekakuan
Sendi Kemerahan
DIAGNOSA/PEMERIKSAAN

Kriteria American College of


Rheumatology/European League Against
Rheumatism (ACR/EULAR) tahun 2010
(Pradana, 2012).

Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan


untuk diagnosa RA antara lain, pemeriksaan
serum untuk IgA, IgM, IgG , antibodi anti-CCP
dan RF, analisis cairan sinovial, foto polos sendi,
MRI, dan ultrasound (Longo, 2012).
TERAPI/PENATALAKSANAAN

Terapi Farmakologi Terapi Non Farmakologi

 NSAID: mengurangi  Terapi Modalitas: diet


rasa nyeri dan makanan (salah
kekakuan sendi. satunya suplementasi
 Injeksi (Methotrexat minyak ikan cod),
dan Sulphalazine): kompres panas dan
menurunkan proses dingin, massase,
penyakit. olahraga, istirahat.
 Steroid: mengurangi  Terapi Komplementer:
gejala simptomatis.
obat-obatan herbal,
 Obat-obatan akupresur, relaksasi
immunosupressan.
progresif.
LANJUTAN…

Terapi Bedah

Terapi bedah dilakukan pada keadaan kronis, bila


ada nyeri berat dengan kerusakan sendi yang
ekstensif, keterbatasan gerak yang bermakna, dan
terjadi ruptur tendo.
Metode bedah:
 Sinevektomi bila destruksi sendi tidak luas.
 Artrodesis/artroplasti bila destruksi sendi luas.
Pemakaian alat bantu ortopedis digunakan untuk
menunjang kehidupan sehari-hari

(Sjamsuhidajat, 2010).
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
RT 01 DUSUN MEGA MELATI DESA MEGA
TIMUR KEC SUI. AMBAWANG

1. Pengkajian:
a. Data Demografi: RT 01 Dusun Mega Melati
terdiri dari 51 kepala keluarga.
b. Nilai, Kepercayaan dan Agama: Di daerah
Dusun Mega Melati RT 01 ada 3 suku
mayoritas masyarakatyaitu Melayu, Bugis,
dan Madura. Sebagian penduduk memeluk
agama Islam.
LANJUTAN…
a. Lingkungan Fisik:
Jarak antara rumah warga satu dengan yanglain
kira-kira berjarak 10 meter.
b. Kesehatan dan pelayanan sosial:
Untuk masalah kesehatan sebagian besar warga
lansia mengatakan persendian tangan mereka
nyeri, pusing kepala, demam dan biasanya warga
hanya diam di rumah, dan penyakit akan sembuh
dengan sendirinya. Ada juga sebagian
penduduk mengalami artritis rheumatoid,
hipertensi, dan asam urat.
Sebagian besar penduduk berobat ke perawat sete
mpat, ataupun ke pukesmas. Puskesmas yang
sering dijadikan rujukan adalah puskesmas 24
jam yang berada di Siantan.
LANJUTAN…

c. Ekonomi:
Kebanyakan masyarakatnya berkerja sebagai
petani, peternak,
buruh bangunan dan wiraswasta
d. Keamanan dan transportasi:
Sarana transportasi warga menggunakan
kendaraan roda dua atau menggunakan
transportasi missal yang masih minim, fasilitas
jalan yang masih berbatu dan berlubang
menyebabkan kesulitan mengunjungi pelayanan
kesehatan.
LANJUTAN…

e. Politik dan Pemerintahan:


Tidak ada ormas atau kegiatan politik
f. Komunikasi:
Televisi, radio, handphone.
g. Pendidikan:
Sudah ada beberapa sekolah dasar walaupun
dengan tanaga pengajar masih seadanya dan untuk
SMP dan SMA masih sangat jarang biasanya anak-
anak daerah dusun Mega Melati harus keluar kota
untuk mencari pendidikan lanjutan.
h. Rekreasi:
Sebagian besar penduduk mencari hiburan di luar
dusunseperti datang ke pasar malam, mengadakan
kegiatan-kegiatan bersama pada hari-hari besar
keagamaan.
LANJUTAN…
2. Analisa Data
Data Penyebab Masalah
DS: sebagian besar warga Terjadinya akumulasi cairan Nyeri Kronis
mengatakan persendian tangan yang mengakibatkan
mereka nyeri. inflamasi
DO: terlihat pada sebagian
besar warga ada pembengkakan
pada persendian tangan.
DS: warga mengatakn mereka Sulit untuk menyesuaikan Kesulitan mengunjungi
hanya sempat pergi ke jadwal pekerja warga pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan setelah dengan waktu operasional
pulang dari bekerja. Polindes.
DO: jarak antara polindes
terdekat ±5 KM dengan situasi
jalan yang berbatu dan
berlubang ditambah lagi fasilitas
transportasi yang minim.
Waktu operasional Polindes dari
jam 07.00 – 13.00
LANJUTAN…

3. Diagnosa Keperawatan
 Dx1 :
Nyeri kronis berhubungan dengan terjadinya aku
mulasi cairan yangmengakibatkan inflamasi pada
persendian.
 Dx2 :

Kesulitan mengunjungi pelayanan kesehatan berh


ubungan dengan Sulituntuk menyesuaikan
jadwal perkerja warga dengan waktu
operasional polindes.
LANJUTAN…
4. Intervensi Keperawatan
Nyeri kronis berhubungan dengan terjadinya akumula
si cairan yangmengakibatkan inflamasi pada
persendian.
1. Kaji keluhan nyeri
2. Anjurkan warga untuk mengompres dengan air
hangat sendi yang sakit.
3. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk.
Kesulitan mengunjungi pelayanan kesehatan berhubu
ngan dengan Sulituntuk menyesuaikan
jadwal perkerja warga dengan waktu
operasional polindes.
1. Kaji aktivitas keseharian warga
2. Lakukan pelayanan kesehatan saat warga tidak
sibuk bekerja
3. Lakukan pelayanan ke rumah-rumah warga
LANJUTAN…
5. Implementasi Keperawatan
Dx1 :
Nyeri kronis berhubungan dengan terjadinya akumulasi ca
iran yangmengakibatkan inflamasi pada persendian.
1. Mengkaji keluhan nyeri warga.
2. Menganjurkan warga untuk mandi dengan air hangat,
mengompres bagian sendi yang sakit.
3. Memrikan obat-obatan yang sesuai dengan petunjuk
dokter.

Dx2 :
Kesulitan mengunjungi pelayanan kesehatan berhubunga
n dengan sulit untuk menyesuaikan jadwal perkerja warga
dengan waktu operasional polindes.
1.Mengkaji aktivitas keseharian masyarakat.
2.Melakukan pelayanan kesehatan pada saat warga tidak
sibuk bekerja.
3.Melakukan home care pada warga.
LANJUTAN…

6. Evaluasi
1. Keluhan nyeri yang di ungkapkan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai