RSUD Solok ANAFILAKSIS • Reaksi alergi berat dengan onset cepat & dapat menyebabkan kematian • Mediator inflamasi dilepaskan dari sel mast & basofil sesudah paparan alergen pada individu yang sudah tersensitisasi • Penyebab: • Obat • Makanan • Bahan biologis • Gigitan serangga DIAGNOSIS • 1dari 3 kriteria: 1. Onset akut (menit – jam) keterlibatan kulit, mukosa, atau keduanya (urtikaria generalisata, gatal/ kemerahan seluruh badan, edema bibir/ lidah/ uvula) dan disertai salah satu kriteria: 1. Gejala saluran napas (sesak, mengi, stridor, turunnya PEF, hipoksemia) 2. TD turun atau gejala yang berhubungan (hipotonia/ kolaps, sinkop) 2. Dua atau lebih gejala di bawah yang timbul secara cepat setelah pajanan terhadap suatu zat yang diduga sebagai alergen: 1. Keterlibatan kulit/ mukosa 2. Gejala saluran napas 3. TD turun atau gejala yang berhubungan 4. Gejala gastrointestinal persisten (nyeri abdomen, muntah) 3. TD turun setelah pajanan terhadap suatu alergen yang sudah diketahui sebelumnya LABORATORIUM • Tidak diperlukan untuk penanganan akut • Bila adakeraguan serum triptase (meningkat, puncak 1 - 2 jam pertama TATALAKSANA (1) •Hentikan pajanan antigen Umum •ABC •Pasien dibaringkan dengan tungkai ditinggikan
•1:1000, dosis 0,01 ml/kg (max 0,3 ml per kali) IM di mid-anterolateral
Epinefrin paha •dapat diulangi dengan jarak 5-15 menit sampai 2-3 x
Cairan •kristaloid 20-30 ml/kg dalam 1 jam I
Antihistamin •Difenhidramin 1-2 mg/kg max 50 mg IM/ IV (bila IV diberikan secara
infus 5-10 menit untuk menghindari hipotensi) TATALAKSANA (2)
Bronkodilator • Inhalasi B2 agonis
• Metilprednisolon 1-2 mg/kg/hari IV tiap 4-6
Kortikosteroid jam • mencegah anfilaksis bifasik
Vasopresor • jika hipotensi berlanjut: dopamin/ epinefrin
Observasi • pantau untuk kemungkinan anafilaksis bifasik