Anda di halaman 1dari 67

DBD

Dinkes Prov.
Sumbar
Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P
Dr. Irene, MKM - Kasi P2P
CIRI-CIRI AEDES AEGYPTI
 Siklus hidup nyamuk : telur jentik  kepompong (pupa)
 nyamuk. Perkembangan dari telur menjadi nyamuk ± 9-
10 hari
 Sifat-sifat telur Aedes aegypti
 Setiap bertelur nyamuk betina mengeluarkan sekitar ± 100 butir telur dan
meletakkkan di dinding container.
 Telur warna hitam, ukuran ± 0,8 cm. Dapat bertahan di tempat kering (tanpa air
sampai 6 bulan). Akan menetas jadi jentik dalam waktu kurang dari 2 hari setelah
terendam air.
 Sifat-sifat jentik Aedes aegypti
 Jentik yang menetas dari telur akan tumbuh besar.
 Selalu bergerak aktif dalam air. Gerakan berulang-ulang dari bawah ke atas
permukaan air untuk bernafas.
 Pada waktu istirahat posisi tegak lurus permukaan air. Biasanya berada di sekitar
dinding TPA.
 Sekitar 6-8 hari berkembang menjadi pupa.
 Habitat umumnya kontainer buatan manusia, tidak menyukai genangan air yang
langsung berhubungan dengan tanah
Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P
SITUASI DBD DI SUMBAR
Masih menjadi masalah kesehatan dan hampir setiap tahun terjadi KLB
(Kejadian Luar Biasa??) atau peningkatan kasus dan kematian.

Di Prop. Sumbar kasus DBD ini pertama kali ditemukan pada tahun 1972 di
Kota Padang, selama 10 tahun terakhir kasus itu masih dapat dibelenggu di
Kota Padang.

Seiring dengan perkembangan transportasi, mobilisasi, dll, pada saat ini


jumlah penderita DBD makin meningkat dan wilayah terjangkit makin
meluas dengan terjadinya pengembangan ke kabupaten/kota lainnya.

Sampai tahun 2009 ini hampir seluruh kabupaten/kota di Propinsi


Sumatera Barat sudah pernah mempunyai kasus DBD (hanya Pasaman
Barat yang belum ada kasus DBD)

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


POLA KEJADIAN DBD
DI PROVINSI SUMBAR TAHUN 1997 - 2008
500

450

400

350

300

250

200

150

100

50

0
N
A

O
J

S
F
J
D
M

M
A

N
A
J

S
F
J
D
M

M
A

N
A
J

S
J'97

J'02

J'07
Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P
MAPPING ENDEMISITAS DBD
KAB. PASAMAN TAHUN 2008
KAB. 50 KOTA
KAB. PASBAR
KOTA PAYAKUMBUH
KAB.TANAH DATAR
KAB. AGAM KOTA PADANG PANJANG
KOTA BUKITTINGGI
KAB.SWL/SJJ
KOTA PARIAMAN KOTA SAWAH LUNTO
KAB.PD.PARIAMAN KOTA SOLOK
KAB.DHARMASRAYA
KOTA
PADANG KAB.SOLOK
KAB.SOLOK SELATAN

KAB.PESISIR SELATAN

BEBAS
SPORADIS
Tahun 2008, jumlah kabupaten/kota
ENDEMIS endemis bertambah menjadi 11
Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P
kabupaten/kota (IR 37,5)
Dr. Irene, MKM - Kasi P2P
GEJALA DAN DIAGNOSA
 Diagnosa berdasarkan kriteria WHO
 Kriteria Klinis
 Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas.
 Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan :
 Uji torniquet positif
 Ptechiae, echimosis, purpura.
 Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi.
 Hematemesis dan atau melena
 Pembesaran hati
 Syok ditandai nadi cepat dan lemah, penurunan tekanan nadi,
hipotensi, kaki tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah.
 Kriteria laboratoris
 Trombositopenia (100.000 ᶣl atau kurang)
 Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau lebih.
 Dua kriteria klinis pertama di tambah trombositopenia dan
hemokonsentrasi cukup untuk menegakkan diagnosa
klinis DBD.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


TATA LAKSANA TERSANGKA DBD
TERSANGKA DBD Tinggi, mendadak, terus menerus < 7 hari,
tidak disertai ISPA, badan lemah/lesu
Tanda syok, muntah terus,
kejang, kesadaran menurun, ADA KEDARURATAN TIDAK ADA KEDARURATAN
muntah darah, berak darah

UJI TORNIQUET POSITIF UJI TORNIQUET (-)

JML TROMBOSIT < 100.000 JML TROMBOSIT ≥ 100.000 RAWAT JALAN

PARASETAMOL KONTROL TIAP


RAWAT INAP RAWAT JALAN
HARI SAMPAI DEMAM HILANG

MINUM BANYAK MONITOR TANDA KLINIS DAN


PARASETAMOL BILA PERLU, JUMLAH TROMBOSIT, Ht, BILA
KONTROL SETIAP HARI MASIH DEMAM HARI KE 3
SAMPAI DEMAM TURUN. BILA
DEMAM MENETAP PERIKSA
Hb, Ht, Trombosit
BILA TIMBUL TANDA SYOK,
GELISAH, LEMAH, KAKI
TANGAN DINGIN, NYERI
PERUT, BERAK HITAM,
KENCING BERKURANG, Hb/Ht
NAIK & TROMBOSIT TURUN

RUJUK KE RS

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN VEKTOR DBD

PENCEGAHAN &
PENGENDALIAN

KIMIA MEKANIS/FISIS BIOLOGIS

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


SECARA KIMIA
 Fogging/pengasapan-Malathion (jam aktif
nyamuk, tidak ada angin/kuat,
serentak/masal/kompak)

 Obat Nyamuk Bakar, semprot atau


repelent.

 Abatisasi/Penaburan Bubuk abate (1x3


bulan)  sulit air

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


FOGGING HANYA MEMBUNUH NYAMUK
DEWASA
TIDAK MENYELESAIKAN
MASALAH DBD

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


SECARA MEKANIS
 Gerakan 3M
 Menguras : bak mandi, drum atau kolam, paling tidak
seminggu sekali  gampang air, sulit air  abatisasi
 Menutup : rapat-rapat tempat penampung air, semacam
tempayan dan drum, agar nyamuk tidak masuk dan
berkembang
 Mengubur : barang2 bekas yang dapat menampung air hujan

• Bersihkan lingkungan
• Vas bunga
• Wadah minum burung
• Pasang kelambu
• Pasang kasa pada setiap celah ventilasi
• Jangan banyak gantungan baju
• Jangan membiarkan ada air yang tergenang

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Larvasiding
Ikanisasi Obat Nyamuk Semprot

3M Obat Nyamuk Gosok

plus
Pencahayaan
Ventilasi

Kasa

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


SECARA BIOLOGIS
 Predator. Air kolam diisi ikan
pemakan jentik
 Memelihara Ikan yang relatif kuat
dan tahan, misalnya ikan mujair,
kepala timah/pantau

 Insektisida Hayati (ekstrak


Tumbuh-tumbuhan)

 Memanfaatkan Tanaman
Pengusir Nyamuk populer

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P
Lantana camera L/
Tembelekan

Aplikasi Penggunaan
• sebagai pengusir nyamuk dengan cara
membakar daun lantana kering.

• Bisa ditanam dipot/pekarangan bisa bikin


nyamuk mabuk tapi tidak seefektif
dibakar

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Selasih

 Selasih umum ditanaman diluar ruangan. Bisa


untuk pagar maupun ditanam ditepi teras.
 Barisan selasih merupakan benteng ampuh
untuk menjauhkan nyamuk dari perkarangan
rumah.
 Selain ditanaman, juga dapat dioles. Daun
selasih diremas lantas dioleskan ketangan. Maka
tangan akan terhindar dari gigitan nyamuk.
Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P
Tagetes patula
Tahi Kotok/ Bunga Tahi
ayam

 Cara Pemakaiannya

 Daun dan Tangkai tanaman tagetes


mengandung minyak atsiri (Piperitol dan
Bitienil). Aromanya tidak disenangi nyamuk
dan serangga lain.
 Untuk membasmi larva, daun tagetes
dicampur dengan air. Air disaring dibuang
ampasnya. Air sari dimasukkan kedalam air
yang ada jentiknya.
 Daun tagetes bisa juga dijadikan obat nyamuk
bakar.
 CARAnya sebanyak 100g daun dikeringkan
dan dibakar. Asap yang yang mengandung
antinyamuk ini akan menyebar dalam ruangan
dan membuat nyamuk mabok.
Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P
Zodia (Evodiaa suaveolens)

Aplikasi Penempatan.
 Jika anda dekat Zodia , anda akan
mencium bau harum, apalagi
tanaman ini digoyangkan. Namun
lama kelamaan, bagi yang tidak
tahan bakal pusing.
 Aroma khas Zodia ini tidak disukai
nyamuk karena adanya senyawa
Evodiamine dan rutaecarpine yang
tidak disukai serangga
 Untuk mengusir nyamuk dalam
ruangan, Zodia diletakkan di dekat
jendela atau dipojok ruangan yang
ada kipas anginnya

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Geranium homeanum
Geranium ditanaman outdoor dan indoor. Caranya
diletakkan dekat jendela atau tempat yang dilalui
angin. Angin akan menggoyang tanaman sehingga
aroma menyebar ke udara.
Aroma ini yang tidak disukai nyamuk. Jika tidak ada
angin bisa dibantu dengan kipas angin.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Geranium

Ada juga yang menggunakan untuk


dioleskan. Daun diremas-remas atau
dihancurkan, kemudian dioleskan ketangan.
Nyamuk tidak akan mendekat

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Sereh

Mekanisme Pengusiran Nyamuk

• Caranya dengan menyemprotkan ekstrak ditempat


persembunyian nyamuk.
• Bersifat racun kontak. Dapat menyebabkan
kematian nyamuk akibat kehilangan cairan secara
terus menerus sehingga tubuh nyamuk akan
kekurangan cairan. Hal ini terjadi setelah nyamuk
mencium ekstraks tamanan ini.
• Selain menggunakan eksraknya, daun kering dari
sereh wangi dapat digosok-gosokkan ke kulit. Kulit
akan terbebas dari gigitan nyamuk.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Lavender spp.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


KLB DBD
Peningkatan jumlah kasus DBD (total
DBD dan DSS) di suatu desa/kelurahan
atau wilayah lebih luas 2 (dua) kali atau
lebih dalan kurun waktu satu
minggu/bulan dibandingkan
minggu/bulan sebelumnya atau bulan
yang sama tahun lalu

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


ALUR PENANGGULANGAN KLB DBD
DI LAPANGAN

PENDERITA DBD
Dirumah
perderita :
•Pemeriksaan jentik 20 rumah
•Pencarian penderita sekitar,
TTU,
sekolah
PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI

DITEMUKAN PENDERITA LAIN DITEMUKAN


JENTIK (≥5%)

YA TIDAK

PSN
PSN
LARVASIDASI SELEKTIF
LARVASIDASI SELEKTIF
PENYULUHAN
PENYULUHAN
FOGGING RADIUS ± 200M

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


VEKTOR DBD

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


PENDAHULUAN
 Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan terutama
oleh nyamuk Aedes aegypti.

 Meskipun nyamuk Aedes albopictus dapat


menularkan DBD tetapi peranannya dalam
penyebaran penyakit sangat kecil, karena biasanya
hidup di kebun-kebun.

 Pokok Bahasan ini hanya menguraikan tentang


nyamuk Aedes aegypti, cara penularannya dan
kegiatan pemberantasannya.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


A. MORFOLOGI
DAN LINGKARAN
HIDUP

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


1. Morfologi
A. Nyamuk dewasa

 Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika


dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain dan
mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik
putih pada bagian badan dan kaki.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


1. Morfologi
B. Kepompong
• Kepompong (pupa) berbentuk seperti ’koma’.
• Bentuknya lebih besar namun lebih ramping
dibanding larva (jentik)nya.
• Pupa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan
rata-rata pupa nyamuk lain.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


1. Morfologi
C. Jentik (larva)
 Ada 4 tingkat (instar) jentik sesuai dengan
pertumbuhan larva tersebut, yaitu:
 Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm
 Instar II : 2,5-3,8 mm
 Instar III : lebih besar sedikit dari larva instar II
 Instar IV : berukuran paling besar 5 mm

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


1. Morfologi
D. Telur
 Telur berwarna hitam dengan ukuran ±0,80 mm.
 Berbentuk oval yang mengapung satu persatu pada
permukaan air yang jernih, atau menempel pada
dinding tempat penampung air.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


2. Lingkaran hidup
• Nyamuk Aedes aegypti seperti juga nyamuk Anophelini lainnya mengalami
metamorfosis sempurna, yaitu: telur - jentik - kepompong - nyamuk.
• Stadium telur, jentik dan kepompong hidup di dalam air.
• Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ±2 hari
setelah telur terendam air.
• Stadium jentik biasanya berlangsung 6-8 hari,
• Stadium kepompong berlangsung antara 2–4 hari.
• Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dewasa 9-10 hari.
• Umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


SIKLUS HIDUP NYAMUK Aedes
aegypti

Nyamuk dewasa + betina 14


hari

Pupae (1-2 hari)


Dr. Irene, MKM Larvae
Dr. Irene,(5-7
MKM -hari)
Kasi P2P
Telur
B. TEMPAT
PERKEMBANG
BIAKAN

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


• Tempat perkembang-biakan utama ialah tempat-
tempat penampungan air (TPA) berupa genangan air
yang tertampung disuatu tempat atau bejana di
dalam atau sekitar rumah atau tempat-tempat
umum, tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah.
• Tidak dapat berkembang biak di genangan air yang
langsung berhubungan dengan tanah.
• Jenis tempat perkembang-biakan :
• TPA untuk keperluan sehari-hari, seperti: drum, tangki
reservoir, tempayan, bak mandi/wc, dan ember.
• TPA bukan untuk keperluan sehari-hari seperti: tempat
minum burung, vas bunga, perangkap semut dan barang-
barang bekas (ban, kaleng, botol, plastik dan lain-lain).
• TPA alamiah seperti: lobang pohon, lobang batu, pelepah
daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan
bambu.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Faktor resiko DBD di Kota Padang

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


C. PERILAKU
NYAMUK DEWASA

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Setelah lahir (keluar dari kepompong), nyamuk
istrirahat di kulit kepompong untuk sementara waktu.

Beberapa saat setelah itu sayap meregang menjadi


kaku, sehingga nyamuk mampu terbang mencari
mangsa/darah.

Nyamuk Aedes aegypti jantan mengisap cairan


tumbuhan/ sari bunga untuk keperluan hidupnya
sedangkan yang betina mengisap darah.

Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia


daripada binatang (bersifat antropofilik).

Darah (proteinnya) diperlukan untuk mematangkan


telur agar jika dibuahi oleh sperma nyamuk jantan,
dapat menetas.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Siklus gonadotropic
• Waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan perkembangan telur mulai
dari nyamuk mengisap darah sampai telur
dikeluarkan biasanya bervariasi antara 3-4
hari.
• Jangka waktu tersebut disebut satu siklus
gonotropik (gonotropic cycle)

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Perilaku Mencari Mangsa

Biasanya nyamuk betina mencari


mangsanya pada siang hari.

Aktivitas menggigit biasanya mulai pagi


sampai petang hari, dengan 2 puncak
aktifitas antara pukul 09.00-10.00 dan
16.00-17.00.

Aedes aegypti mempunyai kebiasaan


mengisap darah berulang kali (multiple
bites) dalam satu siklus gonotropik, untuk
memenuhi lambungnya dengan darah.

Sangat efektif sebagai penular penyakit.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Perilaku Beristirahat

Setelah mengisap darah, nyamuk ini hinggap


(beristirahat) di dalam atau kadang-kadang
di luar rumah berdekatan dengan TPA.

Biasanya di tempat yang agak gelap dan


lembab.

Di tempat-tempat ini nyamuk menunggu


proses pematangan telurnya.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Perilaku Bertelur
Setelah beristirahat dan proses pematangan telur
selesai, nyamuk betina akan meletakan telurnya di
dinding TPA, sedikit di atas permukaan air.

Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam


waktu ±2 hari setelah telur terendam air.

Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan


telur sebanyak 100 butir.

Telur itu di tempat yang kering (tanpa air) dapat


bertahan berbulan-bulan pada suhu -2ºC sampai 42ºC,

Bila tempat-tempat tersebut kemudian tergenang air


atau kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas
lebih cepat

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


D. PENYEBARAN

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


• Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40
meter, maksimal 100 meter, namun secara pasif
misalnya karena angin atau terbawa kendaraan
dapat berpindah lebih jauh.
• Aedes aegypti tersebar luas di daerah tropis dan
sub-tropis.
• Tersebar luas baik di rumah-rumah maupun di TTU.
• Nyamuk ini dapat hidup dan berkembang biak
sampai ketinggian ±1.000 m dari permukaan laut.
• Di atas ketinggian 1.000 m tidak dapat berkembang
biak  suhu udara terlalu rendah  tidak
memungkinkan bagi kehidupan nyamuk. (Bukittinggi
???????)

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


E. METODE
SURVEILANS
VEKTOR DBD

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Bitting/Land

Resting Per
SURVEI NYAMUK
Rumah

Parity Rate

Singel Larva Identifikasi Larva

Angka Bebas
METODE SURVEI JENTIK Jentik (ABJ)

House Index (HI)


Visual
Container Indeks
(CI)
Ovitrap Indeks
SURVEI
Breteau Index
PERANGKAP
(BI)
TELUR (OVITRAP) Kepadatan
Populasi Nyamuk

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


1. Survei Nyamuk
 Survei nyamuk dilakukan
dengan cara
 Penangkapan nyamuk
umpan orang di dalam
dan di luar rumah,
masing-masing selama
20 menit per rumah
 Penangkapan nyamuk
yang hinggap di dinding
dalam rumah yang sama.

 Penangkapan nyamuk
biasanya dilakukan
dengan menggunakan
aspirator.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Indeks - Indeks

Jumlah Aedes aegypti betina tertangkap


umpan orang
a. Biting/landing rate =
Jumlah penangkapan x jumlah jam
penangkapan

Jumlah Aedes aegypti betina tertangkap


pada penangkapan nyamuk hinggap
b. Resting per rumah =
Jumlah rumah yang dilakukan
penangkapan

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Umur Nyamuk
• Mengetahui rata-rata umur nyamuk di suatu wilayah
 pembedahan perut nyamuk-nyamuk yang
ditangkap untuk memeriksa keadaan ovariumnya di
bawah mikroskop.
• Jika ujung pipa-pipa udara (tracheolus) pada ovarium masih
menggulung, berarti nyamuk itu belum pernah bertelur
(nuliparous).
• Jika ujung pipa-pipa udara sudah terurai/terlepas
gulungannya, maka nyamuk itu sudah pernah bertelur
(parous).

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Umur Nyamuk
 Untuk mengetahui rata-rata umur nyamuk
digunakan indek parity rate.
Jumlah nyamuk Aedes aegypti dengan
ovarium parous
Parity rate = X 100%
Jumlah nyamuk yang diperiksa
ovariumnya

 Jika parity ratenya


 rendah  populasi nyamuk sebagian besar masih
muda.
 Tinggi populasi nyamuk sebagian besar sudah tua.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Umur Nyamuk
Untuk menghitung rata-rata umur suatu populasi nyamuk
secara lebih tepat dilakukan pembedahan ovarium 
menghitung jumlah dilatasi pada saluran telur (pedikulus).

Umur populasi nyamuk = rata-rata jumlah dilatasi x satu


siklus gonotronik

Contoh:
Bila jumlah dilatasi nyamuk rata-rata 3, siklus gonotropik 4 hari,
maka umur rata-rata nyamuk tersebut adalah: 3x4=12 hari.
Semakin tua rata-rata umur nyamuk semakin besar potensi
terjadinya penularan di suatu wilayah.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


2. Survei jentik (pemeriksaan jentik)
• Survei jentik dilakukan dengan cara sebagai berikut:
• Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat
perkembang-biakan nyamuk Aedes aegypti diperiksa (dengan
a. mata telanjang) untuk mengetahui ada tidaknya jentik.

• Untuk memeriksa TPA yang berukuran besar, seperti: bak mandi, tempayan,
drum dan bak penampungan air lainnya. Jika pada pandangan (penglihatan)
pertama tidak menemukan jentik, tunggu kira-kira ½ -1 menit untuk
b. memastikan bahwa benar jentik tidak ada.

• Untuk memeriksa TPA yang kecil, seperti: vas bunga/pot


tanaman air/botol yang airnya keruh, seringkali airnya perlu
c. dipindahkan ke tempat lain.

• Untuk memeriksa jentik di tempat yang agak gelap, atau airnya


keruh, biasanya digunakan senter.
d.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Metoda Survei Jentik

METODA

Single larva Visual

Mengambil satu jentik di setiap Cara ini cukup dilakukan dengan


tempat genangan air yang melihat ada atau tidaknya jentik di
ditemukan jentik untuk setiap tempat genangan air tanpa
diidentifikasi lebih lanjut. mengambil jentiknya.

Biasanya dalam program DBD mengunakan cara visual.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Indeks – Indeks Kepadatan Jentik
Jumlah rumah/bangunan yang tidak
Angka Bebas ditemukan jentik
= X 100%
Jentik (ABJ)
Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa

Jumlah rumah/bangunan yang ditemukan


House Index (HI) = jentik X 100%
Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa

Container Index Jumlah container dengan jentik


= X 100%
(CI) Jumlah container yang diperiksa

Breteau Index = Jumlah container dengan jentik dalam 100


(BI) rumah/bangunan
 Container: tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat
berkembang-biaknya nyamuk Aedes aegypti.
 Angka Bebas Jentik dan House Index lebih menggambarkan
luasnya penyebaran nyamuk disuatu wilayah.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


3. Survei perangkap telur (ovitrap)
 Survei ini dilakukan dengan cara
memasang ovitrap yaitu berupa
bejana, misalnya potongan bambu,
kaleng (seperti bekas kaleng susu atau
gelas plastik) yang dinding sebelah
dalamnya dicat hitam, kemudian diberi
air secukupnya.

 Ke dalam bejana tersebut dimasukkan


padel berupa potongan bilah bambu
atau kain yang tenunannya kasar dan
berwarna gelap sebagai tempat
meletakkan telur bagi nyamuk.

 Ovitrap diletakkan di dalam dan di luar


rumah di tempat yang gelap dan
lembab. Setelah 1 minggu dilakukan
pemeriksaan ada atau tidaknya telur
nyamuk di padel.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Indeks – Indeks
Jumlah padel dengan telur
Ovitrap Index = X 100%
Jumlah padel diperiksa

Kepadatan populasi Jumlah telur


=
nyamuk Jumlah ovitrap yang digunakan
= ……telur per ovitrap

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Tata Cara Melakukan Survei Jentik Di Lapangan

 Selain oleh kader, PKK, Jumantik, atau tenaga


pemeriksa jentik lainnya, PJB juga dilakukan oleh
masing-masing puskesmas terutama di
desa/kelurahan endemis (cross check) pada tempat-
tempat perkembang-biakan nyamuk Aedes aegypti
di 100 sampel rumah/bangunan yang dipilih secara
acak dan dilaksanakan secara teratur setiap 3 bulan
untuk mengetahui hasil kegiatan PSN DBD oleh
masyarakat.
 Pengambilan sampel harus diulang untuk setiap
siklus pemeriksaan,. Rekapitulasi hasil PJB
dilaksanakan oleh puskesmas setiap bulan dengan
melakukan pencatatan hasil pemeriksaan jentik di
pemukiman (rumah) dan tempat-tempat umum pada
FORMULIR JPJ-2.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Formulir PJB-2

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Contoh cara memilih sample 100 rumah/bangunan sbb:

1. Dibuat daftar RT untuk tiap desa/kelurahan


2. Setiap RT diberi nomor urut
3. Dipilih sebanyak 10 RT sample secara acak
(misalnya dengan cara systematic random
sampling) dari seluruh RT yang ada di wilayah
desa/kelurahan
4. Dibuat daftar nama kepala keluarga (KK) atau
nama TTU dari masing-masing RT sampel atau
yang telah terpilih.
5. Tiap KK/rumah/TTU diberi nomor urut, kemudian
dipilih 10 KK/rumah/TTU yang ada di tiap RT
sampel secara acak (misalnya dengan cara
sistimatik random sampel).

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Cara melakukan systematic random sampling:

1. Sampel RT, misalnya:


a. Kelurahan X dengan jumlah 100 RT
b. Setiap RT diberi nomor urut (RT 1 sampai dengan RT 100).
c. Jumlah RT sampel sebanyak 10 RT, sehingga interval:
100/10 = 10
d. Ambil kertas gulungan bernomor 1 sampai dengan 10
(dikocok).
e. Misal keluar angka 3, maka RT nomor urut 3 terpilih sebagai
sampel pertama.
f. Sampel selanjutnya adalah dengan menambahkan: 3 + 10 =
23 (RT No.13), 13 + 10 = 23 (RT No. 23) dan seterusnya
sampai terpilih sebanyak 10 RT sampel.

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


Cara melakukan systematic random sampling:

2. Sampel rumah/bangunan
a. Buat daftar rumah/bangunan dari tiap-tiap RT sample,
misal RT 1: 30 rumah/bangunan, sampel 10 rumah untuk
tiap RT, maka interval 30/10 = 3
b. Ambil gulungan kertas bernomor 1 sampai dengan 3,
dikocok
c. Misal keluar angka 2, maka KK (rumah) atau bangunan
dengan nomor urut 2 terpilih sebagai sampel pertama
d. Sampel selanjutnya adalah dengan menambah 2 + 3 = 5
(rumah/bangunan dengan nomor urut 5 dan seterusnya
sampai terpilih 10 rumah/bangunan).
e. Pengambilan sampel 10 rumah/bangunan dari RT terpilih
lainnya dilakukan dengan cara yang sama, sehingga
rumah/bangunan dari 10 RT sampel berjumlah 100
rumah/bangunan.
f. Hasil PJB dicatat dan dilaporkan ke dinas kabupaten/kota
menggunakan FORMULIR JPJ-2

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


COMBI Kota Padang

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


MEDIA COMBI

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P


TERIMA KASIH

Dr. Irene, MKM Dr. Irene, MKM - Kasi P2P

Anda mungkin juga menyukai