Anda di halaman 1dari 17

Post Traumatic Stress Disorder

Dr.Isa Multazam Noer,Sp.KJ(K)


Kasus
Victor (27 tahun) datang atas desakan tunangannya. Victor merupakan seorang
prajurit angkatan laut yang diberhentikan dengan hormat pada tahun 2014 setelah
menyelesaikan dua tugasnya di Iraq. Tunangannya mengatakan bahwa Victor
"tidak lagi sama" sejak tugas keduanya dan hal tersebut berdampak pada
hubungan mereka. Victor menceritakan bahwa ia mengalami kesulitan tidur yang
signifikan, bahwa ia "tidur dengan satu mata terbuka". Pada saat tertidur lelap, dia
mengalami mimpi buruk. Dia mengaku pernah mengalami beberapa pengalaman
traumatis selama menjalani tugas kedua. Tetapi ia tidak ingin menceritakannya
secara spesifik. Dia mengatakan bahwa dia tidak pernah menceritakan hal tersebut
ke siapapun dan dia tidak yakin akan menceritakannya.dia menghabiskan sebgian
besar waktunya sendirian karena dia merasa mudah tersinggung dan tidak ingin
membentak orang lain. Dia memberi tahu bahwa ia sulit untuk melaksanakan
tugasnya sebagai security karena ia merasa bosan dan pekerjaan tersebut
memberinya terlalu banyak waktu untuk berpikir. Pada waktu yang bersamaan, ia
mudah dikejutkan oleh kebisingan,gerakan, dan banyak menghabiskan waktu yang
berlebihan untuk mencari tahu adanya ancaman (saat di rumah dan di tempat
kerja) yang tidak pernah dikonfirmasi. Dia menggambarkan bahwa ia memiliki
ingatan yang mengganggu tentang pengalamam traumatisnya setiap hari. Namun,
ia tidak ingin menceritakan secara rinci. Dia juga tidak ingin bertemu dengan
teman-teman prajurit karena mengingatkan dia dengan pengalaman yang tidak
ingin diingatnya.
Masalah
1. Perilaku berubah terhadap tunangan
2. Kesulitan tidur
3. Mengalami mimpi buruk ketika sudah tertidur lelap
4. Memiliki pengalaman traumatis saat dinas di Iraq
5. Tidak ingin/pernah menceritakan pengalaman traumatisnya
kepada orang lain
6. Sering menyendiri
7. Mudah tersinggung
8. Tidak tertarik dengan pekerjaan barunya
9. Waspada yang berlebihan
10. Terganggu oleh ingatannya mengenai pengalaman traumatis
11. Tidak ingin bertemu dengan teman-teman prajurit
Diagnosis Multiaksial
• Aksis I : F43.1 Gangguan Stress pascatrauma
• Aksis II :
• Aksis III : Tidak ada
• Aksis IV : Masalah pekerjaan
• Aksis V : GAF current
Kriteria Diagnosis
• DSM IV
A. Orang tersebut telah terpajan dengan peristiwa
traumatik dan kedua hal ini ada:
1. Orang tersebut mengalami, menyaksikan, atau
dihadapkan dengan peristiwa atau sejumlah peristiwa
yang melibatkan kematian atau cedera serius yang
mengancam atau terdapat ancaman terhadap
integritas fisik dirinya atau orang lain
2. Respons orang tersebut berupa rasa takut yang
intens, rasa tidak berdaya
*pada anak hal ini bisa ditunjukkan dengan perilaku
agitasi atau kacau
B. Peristiwa traumatik secara terus-menerus dialami
kembali pada satu atau lebih bentuk berikut ini:
1. adanya bayangan, pikiran, persepsi yang berkaitan
dengan peristiwa traumatik yang timbul berulang
dan menimbulkan distres
2. Mimpi buruk berulang mengenai peristiwa tersebut
yang menimbulkan distres
3. Bertindak atau merasa seolah-olah peristiwa
traumatik tersebut terjadi kembali
4. distres psikologis jika berhadapan dengan hal atau
simbol yang berkaitan dengan aspek traumatik baik
internal/eksternal
5. Adanya reaktivitas fisiologis jika berhadapan dengan
hal atau simbol yang berkaitan dengan aspek
traumatik baik internal/eksternal
C. Penghindaran persisten terhadap stimulus yang
berkaitan dengan trauma disertai dengan respon emosi
ditunjukkan dengan tiga atau lebih di bawah ini:
1. Upaya menghindari pikiran, perasaan, atau
pembicaraan yang berkaitan dengan trauma
2. Upaya menghindari aktivitas, tempat, atau orang
yang membangkitkan ingatan akan trauma
3. Ketidakmampuan mengingat kembali aspek penting
trauma yang dialaminya
4. Penurunan jelas akan ketertarikan atau partisipasi
dalam aktivitas
5. Merasa asing
6. Kisaran afek terbatas (ct tidak mampu memiliki rasa
cinta)
7. Kehilangan motivasi untuk membina masa depan (ct.
tidak berharap memiliki karir)
D. Gejala menetap dari peningkatan
kewaspadaan (tidak terjadi sebelum trauma),
ditunjukkan dengan 2 atau lebih hal berikut:
1. Sulit tidur atau sulit untuk tetap tidur
2. Iritabilitas
3. Sulit berkonsentrasi
4. Hypervigilance
5. Respon yang tidak terkendali
E. Durasi gangguan A,B,C,D >1 bulan
D. Gangguan menimbulkan distres
Definisi
Suatu sindrom yang timbul setelah seseorang
melihat, terlibat dalam, atau mendengar
stresor traumatik yang ekstrem. Seseorang
bereaksi terhadap pengalaman tersebut
dengan rasa takut dan tidak berdaya, secara
menetap menghidupkan kembali peristiwa
tersebut, dan mencoba menghindari
mengingat hal itu.

Wagner KD, Brent DA. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. 9 ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2007,
Epidemiologi
• Prevalensi
1. populasi umum 8%, 5-15% dalam bentuk subklinis
2. kelompok risiko tinggi 5-75%
3. Perempuan 10-12%
4. laki-laki 5-6%
• Dapat timbul pada usia berapapun (paling sering pada dewasa
muda)
• Perempuan >> laki-laki
• Trauma laki-laki biasanya berupa pengalaman berperang
• Trauma perempuan adalah kekerasan/pemerkosaan
• Cenderung terjadi pada orang lajang, bercerai, janda, menarik diri
secara sosial, tingkat sosioekonomi yang rendah
• Faktor risiko: keparahan, durasi, dan kedekatan pajanan seseorang
dengan trauma sebenarnya

Wagner KD, Brent DA. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. 9 ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2007,
Etiologi

Stresor
Faktor risiko

Faktor Faktor
psikodinamik biologis
Stresor
• Adanya stresor berat yang melampaui batas
• Jenis kejadian yang potensial dapat meningkatkan angka PTSD:
1. Kekerasan personal
2. Penculikan
3. Penyanderaan
4. Serangan militer
5. Serangan teroris
6. Penyiksaan
7. Ditahan dalam penjara sebagai tahanan politik/perang
8. Bencana alam
9. Kecelakaan mobil yang berat
10. Didiagnosis mengalami penyakit berat yang mengancam
kehidupan

Elvira, Sylvia D & Hadisukanto, Gitayanti 2013. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Faktor Risiko
• Adanya gangguan psikiatrik sebelum trauma
• Adanya trauma masa kanak
• Kecenderungan untuk mudah khawatir
• Ciri kepribadian ambang, paranois, antisosial
• Introvert atau isolasi sosial, ada problem penyesuaian
diri
• Adanya kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi
• Terpapar oleh kejadian luar biasa sebelumnya dan
dirasakan secara subjektif debagai peristiwa yang
menimbulkan distres
Elvira, Sylvia D & Hadisukanto, Gitayanti 2013. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Faktor Psikodinamik
• PTSD terjadi oleh reaktivasi konflik psikologis
yang belum terselesaikan
• Peristiwa traumatik akan membuat seseorang
gagal untuk meregulasi sistem afek
• Arti subjektif dari stresor yang dialami mungkin
menentukan dampak dari peristiwa traumatik
yang dialami seseorang
• Sistem defensi yang sering digunakan pada
individu dengan PTSD ialah penyangkalan,
splitting, rasa bersalah, disosiasi, projeksi.
Elvira, Sylvia D & Hadisukanto, Gitayanti 2013. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Faktor Biologis
• Kecenderungan mengalami gangguan regulasi
neuropeptida dan juga katekolamin (katekolamin
meningkat) -> konsolidasi berlebihan dari ingatan
peristiwa traumatik
Peristiwa traumatik

Sistem saraf Sistem saraf


HPA Axis
simpatis parasimpatis

Fight or flight Membatasi reaksi


Kortisol meningkat
reaction simpatis

Elvira, Sylvia D & Hadisukanto, Gitayanti 2013. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Terapi

Farmakoterapi
Lini 1 : SSRI (sertralin 50-200 mg/hari)/Trisiklik
(amitriptilin 50-300 mg/hari) /MAOI

Psikoterapi
Dukungan, dorongan untuk mendiskusikan
peristiwa, edukasi mengenai mekanisme koping.
Psikoterapi kognitif, perilaku, kelompok,
hypnotherapy

Wagner KD, Brent DA. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. 9 ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2007,
Prognosis
• Prognosis baik diperkirakan bila awitan gejala
cepat, durasi gejala singkat (kurang dari 6
bulan), fungsi pramorbid baik, dukungan sosial
baik
• Orang sangat muda atau tua lebih memiliki
kesulitan untuk menghadapi peristiwa
traumatik
• Prognosis lebih buruk bila PTSD terjadi dengan
gangguan lain

Wagner KD, Brent DA. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. 9 ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2007,

Anda mungkin juga menyukai