Anda di halaman 1dari 35

MANAJEMEN PERUBAHAN

dan Dokumentasi
Oleh :
H Hadi Suryatno MKES
Mengapa Perubahan Perlu dimanajemen:

Tuntutan perubahan terjadi pada berbagai bidang


kehidupan, termasuk perubahan pelayanan kesehatan.
Sumber utama pemicu perubahan pada dasarnya
berasal faktor internal dan eksternal suatu organisasi.
Secara rinci Drucker (1985) menyebutkan beberapa
sumber pembaruan suatu organisasi dapat berasal
dari: the unexpected, the incongruity, innovation based
on process need, changes in industry structure or
market structure, demographics, changes in perception
mood and meening, and new knowledge. Dari sumber
utama tuntutan pembaruan organisasi menurut
Drucker tersebut, maka sumber perubahan lembaga
pelayanan kesehatan dapat berasal dari kondisi yang
tidak diharapkan, munculnya ketidakwajaran, inovasi
yang berdasarkan kebutuhan proses, perubahan
struktur industri atau struktur pasar, demografi,
perubahan persepsi, suasana dan makna serta
pengetahuan baru.
Menurut Hussey,
faktor pendorong terjadinya perubahan
adalah perubahan teknologi yang terus
meningkat, persaingan semakin
intensif dan menjadi lebih global,
pelanggan semakin banyak tuntutan,
profil demografis negara berubah,
privatisasi bisnis milik masyarakat
berlanjut dan stakeholders minta lebih
banyak nilai.
dapat kita pahami mengapa perubahan itu perlu
dimanajemen, yaitu sesuai pengertian manajemen itu
sendiri yang dirumuskan oleh Jones adalah The
Planning, organizing, leading and controlling of
resources to achieve organizational goals effectively
and efeciently. (Yaitu: perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan penggunaan sumber daya
dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efesien).
Sejarah dari perubahan yang telah terjadi
Cerita dalam Perubahan :
sebuah perubahan membuat orang merasa
frustasi tetapi juga menyenangkan. Sesuatu
yang berantakan & proses kreatif dalam
sebuah perubahan menjadi hal yang rasional.
Mengapa Organisasi Berubah :
Organisasi berubah karena adanya tekanan
dari luar maupundari dalam.
Apa Yang Berubah Dalam Suatu Organisasi :

Perubahan ukuran dan struktur,


perubahan teknologi, merjer,dan
akuisisi. Bagi beberapa perusahaan,
perubahan mencakupperubahan
strategi dan peran aktif.
Bentuk – bentuk “ StrategiPerubahan ”
Perubahan dan Kehidupan
Dalam perubahan strategis, kita tidak bisa mengisolir
perubahanhanya pada satu komponen saja. Karena jika satu
komponendiubah maka semua aspek juga akan ikut berubah.
Perubahan Radikal & Perubahan Incremental
Perubahan Incremental
( perubahan operasional ) kontinyudilakukan oleh organisasi
untuk memelihara keseimbangan umumorganisasi dan
terbatas pada salah satu bagian organisasi.
Perubahan Radikal
( perubahan strategis ) mengubah referensi,arah dan kebijakan
organisasi. Perubahan ini mentransformasiseluruh bagian
institusi.
Perubahan Kasat Mata & Mosaik
Perubahan Kasat Mata
dapat dengan mudah dilihat & dibacasecara kasat mata
terjadi secara kontras dan bersifat lokal.
Perubahan Yang Tidak Dapat Dilihat Oleh Kasat Mata
( Mosaik ) untuk melihatnya kita memerlukan pihak
ketiga yang bertindakuntuk mengumpulkan mosaic yang
terpisah – pisah dan melakukananalisis terhadap
kecenderungan yang terjadi.
Pembaharuan Perusahaan
3 katagori dalam perubahan strategis suatu organisasi
A ) Transformasi Manajemen
B ) Manajemen Turnaround
C ) Manajemen Kritis Kombinasi Strategi
Perubahan Antisipatif, Reaktif dan Krisis
Perubahan Antisipatif adalah perubahan yang
kebanyakandilakukan oleh pemimpin pasar dengan
menciptakan standar –standar baru.
Perubahan Reaktif adalah perubahan yang paling
sering dilakukanoleh pelaku usaha, biasanya bereaksi
terhadap setiap kejadian danmerespon setiap hal baru.
Perubahan Krisis adalah perubahan yang terjadi disaat
kritisdimana orang cenderung bertindak penuh
dengan keraguan dankacau
Teori – Teori PerubahanKorporat
Teori Force Field ( Kurt Lewin 1951 )
Mengedepankan kekuatan – kekuatan penekanan,perubahan
terjadikarena munculnya tekanan – tekanan terhadap organisasi,
individuatau kelompok. Langkah – langkah yang dapat diambil adalah :
Unfreezing
Changing
Refreezing.
Teori Motivasi ( Beckhard & Harris )
Perubahan akan terjadi kalau ada sejumlah syarat :manfaat –
biaya( manfaat > biaya ), ketidakpuasan, persepsi hari esok, cara
yangpraktis untuk keluar dari situasi.
Teori Proses Perubahan Manajerial ( Beer et al 1990 )
Untuk menghasilkan perubahan secara manajerial perlu
dilakukan :mobilisasi energi para stakeholder,mengembangkan
visi serta strategi,menghasilkan daya saing yang posistif,
mengupayakan konsensus,memperluas revitalisasi,
mengkonsolidasi perubahan, memonitor kegiatan.
Teori OD ( Organization Development )
Teori ini menyentuh 2 katagori yang saling bereaksi yaitu
manusia( komponen yang melakukan proses organisasi ) dan
teknologi( mempengaruhi struktur – struktur organisasi ).
Teori Perubahan Alfa, Beta & Gamma
Bentuk intervensi dari teori ini adalah team – building.
LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN PERUBAHAN
Identifikasi Tipe Perubahan
Ketika anda harus memanaj perubahan,
pertama-tama perlu mengidentifikasi tipe
dari perubahan tersebut.
Contoh : anda sebagai kepala
keperawatan/kebidanan memperkenalkan
standar baru tentang kerja keras.
Tipe Peningkatan Perubahan

Seperti penggunaan waktu secara moderat, ini akan memerlukan


waktu untuk mencapainya, karena kebiasaan buruk dari staf. Untuk
mencapai sukses akan memerlukan manajemen waktu untuk
memonitor secara reguler.
Tujuan dari Standar :
Setiap staf perawat dan bidan harus selalu mencuci tangan sebelum
dan sesudah menyentuh pasen (dewasa maupun anak-anak)
Penyebaran penyakit dan infeksi silang akan berkurang dengan
tindakan ini
Staf akan menerima tanggung jawab klinis dari standar ini
Beberapa Pernyataan tujuan yang lebih Spesifik lagi dapat berupa :
Mengurangi infeksi dengan cara staf melakukan cuci tangan
2. Identifikasi Tujuan Perubahan
Tugas kedua adalah mengidentifikasi tujuan-tujuan
perubahan. Kemudian merencanakan tujuan-tujuan tersebut
secara jelas dan memberikan batasan antara waktu dengan
perubahan mana yang dapat diterima.
Kesulitan perubahan, adalah upaya lebih lanjut yang harus
dimasukkan dalam perencanaan tujuan. Perencanaan tujuan
mengklarifikasi kebutuhan akan situasi dan meningkatkan
ketelitian respon. Ini akan memberikan fleksibilitas yang lebih,
dalam manajemen perubahan. Kejelasan tujuan memberikan
arahan dan petunjuk dalam mengambil keputusan mengenai
apa yang harus dilakukan. Dengan membuat perencanaan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang spesifik akan mengurangi
pemborosan waktu dan upaya.
Tahap-Tahap Manajemen Perubahan

 Suatu perubahan terjadi melalui tahap-tahapnya.


Pertama-tama adanya dorongan dari dalam (dorongan
internal), kemudian ada dorongan dari luar (dorongan
eksternal). Untuk manajemen perubahan perlu diketahui
adanya tahapan perubahan. Tahap-tahap manajemen
perubahan ada empat, yaitu:
Tahap 1, yang merupakan tahap identifikasi
perubahan, diharapkan seseorang dapat mengenal
perubahan apa yang akan dilakukan /terjadi. Dalam tahap
ini seseorang atau kelompok dapat mengenal kebutuhan
perubahan dan mengidentifikasi tipe perubahan.
Tahap 2, adalah tahap perencanaan perubahan.
Pada tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik
situasional tehnik, pemilihan strategi umum, dan
pemilihan. Dalam proses ini perlu dipertimbangkan
adanya factor pendukung sehingga perubahan dapat
terjadi dengan baik.
Tahap 3, merupakan tahap implementasi perubahan
dimana terjadi proses pencairan, perubahan dan
pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu perubahan
sedang terjadi kemungkinan timbul masalah. Untuk itu
perlu dilakukan monitoring perubahan.
Tahap 4, adalah tahap evaluasi dan umpan balik.
Untuk melakukan evaluaasi diperlukan data, oleh
karena itu dalam tahap ini dilakukan pengumpulan
data dan evaluasi data tersebut.
Hasil evaluasi ini dapat di umpan balik kepada tahap 1
sehingga memberi dampak pada perubahan yang
diinginkan berikutnya.
Suatu perubahan melibatkan perasaan, aksi,
perilaku, sikap, nilai-nilai dari orang yang terlibat
dan tipe gaya manajemen yang dibutuhkan. Jika
perubahan melibatkan sebagian besar terhadap
perilaku dan sikap mereka, maka akan lebih sulit untuk
merubahnya dan membutuhkan waktu yang lama.
Jika pimpinan manajemen perubahan mengetahui
emosi normal yang dicapai, ini akan lebih mudah
untuk memahami dan menghandel emosi secara
benar.
Dalam proses perubahan, seorang pemimpin harus
berupaya untuk melatih perubahan terlebih dahulu
pada dirinya sendiri. Sehingga terjadi suatu integritas
pada dirinya. Dan perubahan ini akan mempengaruhi
terjadinya perubahan kinerja dalam organisasi yang
dipimpinnya.
TRANSISI
 EMOSI SELAMA PERUBAHAN
Mengelola Emosi dalam Proses Perubahan *
Keadaan untuk Perbandingan yg Baik--------Waktu

1. Goncangan ----------------(FRUSTRASI
2. Penolakan
3. Kekuatan Emosi-------------Perlu dukungan & Pemahaman
4. Penerimaan
5. Pengalaman----------------------Perlu dukungan
6. Pemahaman sempurna
7. Integritas
TRIMS…
TERIMA KASIH
PENDOKUMENTASIAN PELAYANAN
Dokumentasi berasal dari
PENGERTIAN
A. kata dokumen yang artinya bahan pustaka baik
berupa tulisan atau rekaman. Dokumentasi merupakan suatu catatan
otentik atau semua warkat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti
dalam persoalan hukum. (menurut manajemen kebidanan, 1995).
Pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau peristiwa dan objek
maupun aktivitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan
penting. Catatan pasien merupakan suatu dokumen yang legal, dari status
sehat, sakit pasien pada saat lampau, sekarang, dalam bentuk tulisan,
yang menggambarkan asuhan keperawatan atau kebidanan yang
diberikan. Umumnya catatan pasien berisi informasi yang
mengidentifikasi masalah, diagnosa keperawatan, respon pasien terhadap
asuhan keperawatan atau kebidanan yang diberikan dan respon terhadap
pengobatan serta berisi beberapa rencana untuk interfensi lanjutan
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan bukti catatan dalam pelaporan yang dimiliki
perawat dalam melakukan catatan asuhan yang berguna untuk kepentingan klein,
bidan dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar
komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan.
Dokumentasi merupakan bukti legal dari asuhan pelaksanan keperawatan.
Dokumentasi asuhan dalam pelayanan keperawatan adalah bagian dari kegiatan yang
harus dikerjakan oleh perawat setelah memberikan asuhan kepada pasien.
Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status kesehatan pasien,
kebutuhan pasien, kegiatan asuhan keperawatan /kebidanan serta respons pasien
terhadap asuhan yang diterimanya. Dengan demikian dokumentasi mempunyai
porsi yang besar dari catatan klinis pasien yang menginformasikan faktor tertentu
atau situasi yang terjadi selama asuhan dilaksanakan. Disamping itu catatan juga
dapat sebagai wahana komunikasi dan koordinasi antar profesi (interdisipliner) yang
dapat dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggung
jawabkan.
Dokumentasi merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan yang
dilaksanakan sasuai standar. Dengan demikian pemahaman dan keterampilan dalam
menerapkan standar dengan baik merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap
tenaga keperawatan agar mampu membuat dokumentasi keperawatan secara baik
dan benar.
B. TUJUAN DOKUMENTASI
1. Sebagai sarana komunikasi
Dokumentasi yang dikomunikasikan secara akurat dan lengkap dapat berguna untuk :
a. Membantu koordinasi asuhan keperawatan/kebidanan yang diberikan oleh tim kesehatan.
b. Mencegah informasi yang berulang terhadap pasien atau anggota tim kesehatan atau
mencegah tumpang tindih, bahkan sama sekali tidak dilakukan untuk mengurangi kesalahan
dan meningkatkan ketelitian dalam memberikan asuhan keperawatan/kebidanan pada pasien
c. Membantu tim perawat/bidan dalam menggunakan waktu sebaik-baiknya.
2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat
Sebagai upaya untuk melindungi pasien terhadap kualitas pelayanan keperawatan/kebidanan
yang diterima dan perlindungan terhadap keamanan perawat dalam melaksanakan tugasnya,
maka perawat/bidan diharuskan mencatat segala tindakan yang dilakukan terhadap pasien.
3. Sebagai informasi statistik
Data statistik dari dokumentasi keperawatan/kebidanan dapat membantu merencanakan
kebutuhan dimasa mendatang, baik SDM, sarana, prasarana dan teknis.
4. Sebagai sarana pendidikan
Dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan yang dilaksanakan secara baik dan benar akan
membantu para siswa keperawatan/kebidanan maupun siswa kesehatan lainnya dalam proses
belajar mengajar untuk mendapatkan pengetahuan dan membandingkannya, baik teori
maupun praktik lapangan.
5. Sebagai sumber data penelitian
Informasi yang ditulis dalam dokumentasi dapat digunakan sebagai sumber data
penetilian. Hal ini erat kaitannya dengan yang dilakukan terhadap asuhan
keperawatan/kebidanan yang diberikan,sehingga melalui penelitian dapat diciptakan
satu bentuk pelayanan keperawatan dan kebidanan yang aman, efektif dan etis.
6. Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan
Melalui dokumentasi yang dilakukan dengan baik dan benar, diharapkan asuhan
keperawatan/ kebidanan yang berkualitas dapat dicapai, karena jaminan kulaitas
merupakan bagian dari program pengembangan pelayanan kesehatan. Suatu
perbaikan tidak dapat diwujudkan tanpa dokumntasi yanh kontinu, akurat dan rutin
baik yang dilakukan oleh perawat / bidan maupun tenaga kesehatan lainnya. Audit
jaminan kualitas membantu untuk menetapkan suatu akreditasi pelayanan
keperawatan / kebidanan dalam mencapai standar yang telah ditetapkan.
7. Sebagai sumber data perencanaan asuhan keperawatan/kebidanan berkelanjutan
Dengan dokumntasi akan didapatkan data yang aktual dan konsisten mencakup
seluruh kegiatan keperawatan/kebidanan yang dilakukan melalui tahapan kegiatan
proses keperawatan kebidanan.
C. PRINSIP – PRINSIP PENCATATAN /
DOKKUMENTASI
Prinsip pencatatan ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi isi maupun teknik pecatatan.
a. Isi pencatatan
1. Mengandung nilai administratif
2. Mengandung nilai hukum
3. Mengandung nilai keuangan
4. Mengandung nilai riset
5. Mengandung nilai edukasi
b. Teknik pencatatan
1. Menulis nama pasien pada setiap halaman catatan perawata/bidan
2. Mudah dibaca, sebaiknya menbggunakan tinta warna biru / hitam
3. Akurat, menulis catatan selalu dimulai dengan menulis tanggal, waktu dan dapat dipercaya
secara faktual
4. Ringkas, singkatan yang biasanya digunakan dan dapat diterima, dapat dipakai.
5. Pencatatan mencakup keadaan sekarang dan waktu lampau.
6. Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali kemudian tulis kata “salah”
diatasnya serta paraf dengan jelas. Dilanjutkan dengan informasi yang benar “jangan dihapus” .
validitas pemcatatan akan rusak jika ada penghapusan.
7. Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilakukan dan bubuhi tanda tangan
8. Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tanda tangani dan tulis kembali waktu dan
tanggal pada bagian halaman tersebut.
D. JENIS – JENIS PENCATATAN
Ada dua jenis pencatatan :
1. Catatan pasien secara tradisional
Catatan pasien secara tradisional merupakan catatan yang
berorientasi pada sumber dimana setiap sumber mempunyai catatan
sendiri. Sumber bisa didapat dari perawat, dokter, atau tim kesehatan
lainnya.
2. catatan berorientasi pada masalah
Pencatatan yang berorientasi pada masalah berfokus pada masalah
yang sedang di alami pasien. Sistem ini pertama kali diperkenalkan
oleh dr. Lawrence Weed dari USA, Dimana dikembangkan satu sistem
pencatatan dan pelaporan dengan penekanan pada pasien tentang
segala permasalahannya. Secara menyeluruh sistem ini dikenal
dengan nama “Problem Oriented Method”.
Problem Oriented Method (POR) merupakan suatu alat
yang efektif untuk membantu tim kesehatan
mengidentifikasi masalah – masalah pasien, merencanakan
terapi, diagnosa, penyuluhan, serta mengevaluasi dan
mengkaji perkembangan pasien. POR adalah suatu konsep,
maka disarankan untuk membuat suatu format yang baku.
Tiap pelayanan dapat menerapkan konsep ini dan
menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisis setempat.
Komponen dasar POR terdiri dari empat bagian yaitu :
a. Data dasar
b. Daftar masalah
c. Rencana
d. Catatan perkembangan pasien.
E. POLA PENYAJIAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN

Sistem pendokumentasian keperawatan dengan pengumpulan data rekam


medik
1. Rekam Medik
Rekam medis disini diartikan sebagai keterangan baik tertulis maupun
terekam tentang identitas anamnesa, penetuan fisik laboratoruim,
diagnosa segala keperawatan dan rindakan medik yang diberikan kepada
pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan darurat kalau diartikan secara sederhana rekam
medis seakan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan
pasien, namun kalau dikaji lebih luas tidak hanya catatan biasa, akan
tetapi sudah merupakan segala informasi yang menyangkut tindakan
lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis
lainnya,yang diberikan kepada seorang pasien yang datang ke rumah
sakit.
Tujuan dan kegunaan rekam medis terdapat 2 pengertian :
1. Tujuan Rekam Medis
Adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka
upaya peningkatan pelayanan kesehatan dirumah sakit, tanpa didukung
suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib
administrasi rumah salit akan berhasil sebagaimana diharapkan.
2. Kegunaan rekam medis
Kegunaan rekam medis dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu :
a. Aspek administrasi
b. Aspek hukum
c. Aspek keuangan
d. Aspek penelitian
e. Aspek pendidikan
f. Askeb dokumentasi
3. Pengolahan data medis
Kegiatan dalam pengolahan data ini adalah :
a. Coding
Membuat kode atas setiap diagnosis penyakit
berdasarkan klasifikasi penyakit yang ada, berdasarkan
pengelompokan penyakit yang di tuangkan dalam
bentuk kode.
b. Indexing
Pembuatan indexs diantaranya indexs rawat jalan, inap,
bedah penyakit, semua ini dipersiapkan untuk membuat
laporan statistik rumah sakit.
4. Penyimpanan rekam medis
Terdapat dua cara penyimpanan :
a. Sentralisasi
Penyimpanan rekam medik seorang pasien dalam satu
kesatuan catatan medik.
b. Desentralisasi
Penyimpanan dengan cara pemisahan antara rekam
medis poliklinik dengan pasien dirawat.
C. POLA
1. Pengertian
PENYAJIAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN ( SOAP)
SOAP ® Catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis.
2. Identifikasi langkah manajemen kebidanan yang berorientasi pada SOAP
a. S = Subjective Data = Data Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.
b. O = Objective Data = Objektif Data
Menggambarka pendokumentasian dari hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium
dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dala fokus untuk mendukung Assesment.
c. A = Assesment = Pengkajian ulang = Kesimpulan dari data S dan O
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dari interpretasi data subjektif dan data
objektif dalam suatu identifikasi.
d. P = Perencanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan asuhan secara menyeluruh dalam
melaksanakannya secara efisien serta mengevaluasi efektivitas asuhan yang diberikan.
SOAPIER
1. Pengertian
SOAPIER ® format yang lebih tepat yang digunakan apabila rencana
pasien ada yang akan dirubah dan proses evaluasi mulai dilakukan.
2. Identifikasi langkah manajemen keperawatan yang berorientasi
pada SOAPIER
S : Subjective ® Pernyataan atau keluhan pasien
O : Objective ® Data yang di observasi
A : Assesment ® Kesimpulan berdasarkan data Objektif dan Subjektif
P : Planning ® Apa yang dilakukan terhadap masalah
I : Implementation ® Bagaimana dilakukan
E : Evaluation ® Respon pasien terhadap tindakan keperwatan
R : Revised ® apakah rencana keperawatan akan dirubah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai