Anda di halaman 1dari 10

SEDIAAN FITOTERAPI

KARDIOVASKULAR &
RENAL
NAMA KELOMPOK
I DEWA MADE PRAJNA CAHYA PUTRA 161200045
I KADEK WIRA ADIJAYA 161200054
I NENGAH ABY PRANANDHA 161200058
I NYOMAN GEDE YUDA TRIGUNA 161200059
I WAYAN SUTISNA PUTRA 161200061
PATOFISIOLOGI
• Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan
tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan
sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan kestabilan
tekanan darah dalam jangka panjang

• Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya


angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting
enzyme (ACE). Angiotensin II inilah yang memiliki peranan
kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
EPIDEMIOLOGI
• Masalah epidemiologi hipertensi antara lain :
1. Orang
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita. Tekanan
darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki meningkat pada usia
lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.

2. Tempat
Hipertensi bisa terjadi dimana saja. Bagaimanapun, biasa sering muncul pada etnik Afrika
Amerika dewasa daripada Kaukasia atau Amerika Hispanik

3. Waktu
Penyakit hipertansi bisa terjadi setiap saat karena sifatnya yang tidak menular dan penyakit ini
tergolong penyakit yang terjadi akibat genetic, gaya hidup, lingkungan dan pola makan.
KETERANGAN TAMBAHAN
PENYAKIT
o Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut
dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ.
o Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap
garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan
pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-
β).
o Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
- Jantung
- Otak
- Penyakit ginjal kronis
- Penyakit arteri perifer
- Retinopati
PENGENALAN TANAMAN

Bawang putih (Allium sativum L.) adalam Seledri (Apium graveolens) adalah tanaman pendek
herba semusim berumpun yang mempunyai dengan tinggi kurang dari 1 meter, batang yang tidak
ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak berkayu, beralus, beruas, bercabang, tegak, dan
di tanam di lading-ladang di daerah berwarna hijau pucat. Daunnya tipis majemuk, dan
pegunungan yang cukup mendapatkan sinar berwarna hijau.
matahari.
Seledri (Apium graveolenssebuah tanaman yang
Bawang putih mengandung senyawa mempunyai aktivitas antihipertensi (Gharouni &
fitokimia, yaitu suatu zat kimia alami yang Sarkati, 2000) karena adanya kandungan apigenin
terdapat pada tumbuhan yang memiliki fungsi yang berperan sebagai antagonis kalsium sehingga
sebagai obat salah satunya dapat mengatur mempunyai efek vasodilatasi atau vasorelaksasi
tekanan darah (Karyadi, 1997). (Chan et al., 2000).
KANDUNGAN TANAMAN

• Bawang putih memiliki 33 komponen Seledri mengandung flafonoid, saponin,


sulfur, beberapa enzim, 17 asam amino tannin 1%, minyak atsiri 0,033%, flavo-
dan banyak mineral, contohnya selenium. glucosida (Apiin), apigenin, fitosterol, kolin,
Bawang putih memiliki komponen sulfur lipase, pthalides, asparagine, zat pahit, vitamin
yang lebih tinggi dibandingkan dengan (A, B dan C), apiin, minyak menguap, apigenin
spesies Alliumlainnya. Komponen sulfur dan alkaloid. Apigenin berkhasiat hipotensif..
inilah yang memberikan bau khas dan
berbagai efek obat dari bawang putih
(Londhe,2011).
METODE UJI KLINIK BAWANG
PUTIH
• Penelitian ini menggunakan desain eksperimental kuasi
yaitu jenis desain penelitian yang memiliki kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara
random, peniliti menggunakan subjek 30 orang laki-laki
berusia 18-27 tahun. Subjek penilitian diistirahatkan
selama 5 menit, kemudian diukur tekanan darahnya dua
kali dengan selang waktu 5 menit dan diambil rata-rata.
• Selanjutnya subjek diberikan 4-5 gram bawang putih dan
air mineral 200 ml yang harus di habiskan sekaligus.
Setelah 5 menit, tekanan darah diukur kembali dengan
cara yang sama seperti sebelumnya.
METODE UJI KLINIK SELEDRI

• Penelitian adalah eksperimental dan komparatif dengan


rancangan pre-test dan post-test. Penelitian dilakukan pada 30
orang pria dewasa dengan mengukur tekanan darah sistol dan
diastol pada posisi
• Subjek penelitian minum ekstrak etanol seledri yang berbentuk
kapsul, diminum sebanyak sekali sehari secara oral selama satu
minggu. Dosis yang digunakan adalah 1x550mg ekstrak etanol
seledri yang setara dengan 5,5g seledri kering. Selanjutnya,
tekanan darah sistol dan diastol diukur pada arteri brachialis
dalam mmHg pada posisi duduk setelah istirahat selama 10
menit, kaki menempel pada lantai.
HASIL UJI KLINIK
• Pada uji klinik Bawang putih menunjukkan hasil yang signifikan karena rata-rata
tekanan darah diastolik sebelum perlakuan mencapai 81,00 mmHg (SD=6,057)
turun menjadi 74,00 mmHg (SD=6,384) (p<0,01). Kemudian pada rata-rata
tekanan darah sistolik sebelum mengkonsumsi takanannya mencapai 121,53
mmHg (SD=6,957) namun setelah mengkonsumsi bawang putih tekanan darah
sistolik turun menjadi 111,40 mmHg (SD=8,139)(p<0,01).
• Sedangkan Pada Seledri menunjukan tekanan darah sistol sebelum minum
ekstrak etanol seledri berkisar antara 100 mmHg dan 123,75 mmHg dengan
rerata 116,02 mmHg, sedangkan setelah minum ekstrak etanol seledri berkisar
antara 96,25 mmHg dan 126,00 mmHg dengan rerata 109,40 mmHg. Hal ini
berarti tekanan darah sistol setelah minum ekstrak etanol seledri lebih rendah
daripada tekanan darah sistol sebelum minum ekstrak etanol seledri dengan
perbedaan yang sangat signifikan (p < 0,001).

Anda mungkin juga menyukai