Anda di halaman 1dari 24

Parameter Kualitas

PARAMETER BASIS KETERANGAN

Berguna untuk menentukan invoice pengiriman, dan


Total Moisture, % ar
perhitungan parameter-parameter dalam basis ar

Analisis Proksimat: ar
- Inherent Moisture, %
Data dasar untuk mendeskripsikan tipe batubara.
- Ash, %
Penjumlahan = 100%
- Volatile Matter, %
- Fixed Carbon, %

Representasi nilai batubara sebagai bahan bakar.


Calorific Value, MJ/Kg Gross, adb Juga dinyatakan dalam Btu/Lb dan Kkal/Kg, dimana
1 MJ/Kg = 430 Btu/Lb = 239 Kkal/Kg

Total Sulfur adb

Ultimate Analysis: dmmf


Biasanya ditentukan dengan analisis dari sampel
- Carbon, %
yang sudah bebas dari kelembaban permukaan dan
- Hydrogen, %
hasilnya dihitung ke basis dmmf dengan koreksi
- Nitrogen, %
kelembaban dan kandungan mineral dari sampel.
- Sulphur, %
Penjumlahan = 100%.
- Oxygen, %
Kandungan hidrogen dan oksigen
- CO2, %
Analisis Proksimat bertujuan
untuk mengkuantifikasi nilai
moisture atau air yang
dikandung batubara, baik air
permukaan (free moisture)
maupun air bawaan (inherent
moisture), kemudian
mengkuantifikasi pula
kandungan abu (ash), zat
terbang (volatile matters), dan
karbon tertambat (fixed carbon).
Inherent Moisture
Dalam menghitung kandungan air bawaan secara garis besar adalah dengan
membakar sample batubara + 1 gram yang telah digerus kira-kira sebesar 200
mesh. Masukkan sample tersebut dalam oven dengan suhu 105°-110° C selama
1,5 jam. Dengan asumsi bahwa air akan menguap semua setelah dipanaskan
dalam suhu 105°-110°. Kemudian dengan rumus seperti dibawah ini akan diketahui
persentase berat air bawaan pada batubara tersebut.
Ash Content
Panggang sample dengan suhu 500°C selama 30 menit, lalu naikkan suhu menjadi
750°C kemudian diamkan hingga 1,5 jam. Setelah selesai, dengan menggunakan
rumus di bawah ini akan didapat persentase kandungan abu pada sample batubara
tersebut.

Batubara tidak mengandung ash,


tetapi mengandung zat anorganik
berupa mineral.

Ash adalah residu anorganik hasil pembakaran batubara, terdiri dari oksida logam
seperti Fe2O3, MgO, Na2O, K2O, dsb, dan oksida non-logam seperti SiO2, P2O5
Volatile Matters
Pengujian kandungan zat terbang pada batubara masih menggunakan 1 gram
sample batubara, namun pembakaran dilakukan dengan suhu 900°C selama 7
menit dan tanpa kontak udara (ventilasi oven/furnace ditutup). Setelah selesai,
gunakan rumus dibawah ini untuk menghitung persentase zat terbang batubara
tersebut..
Fixed Carbon
Setelah kandungan air bawaan, kandungan abu, dan zat terbang telah berhasil
didapat, maka perhitungan terakhir dalam analisis proksimat adalah menghitung
karbon tertambat (fixed carbon). Rumusnya adalah sebagai berikut :
Calorific Value
Calorivic value dikenal juga dengan
specific energy dan satuannya adalah
kcal/kg atau cal/g, MJ/kg,Btu/lb.

Bom Calorimeter

Calorivic value adalah jumlah panas yang dihasilkan


oleh pembakaran conto batubara di laboratorium.
Form of Sulfur

Organic sulphur terdapat pada seluruh


material carbonaceous dalam
batubara dan jumlahnya tidak dapat
dikurangi dengan teknik pencucian

Sulfur dalam bentuk pyritic


dan sulphate merupakan
bagian dari mineral-matter
yang terdapat dalam
batubara yang jumlahnya
kemungkinan masih dapat
dikurangi dengan teknik
pencucian
Analisis ultimat
adalah analisa laboratorium untuk
menentukan kandungan abu, karbon,
hidrogen, oksigen dan belerang dalam
batubara dengan metoda tertentu.
Kandungan itu dinyatakan dalam persen
pada basis dan sampel dikeringkan pada
suhu 105ºC dalam keadan bebas
kelembaban dan abu Analisis ultimat
dilakukan untuk menentukan kadar karbon
(C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen,
(N), dan sulfur (S) dalam karbon
Parameter Kualitas
PARAMETER BASIS KETERANGAN

Ash Analysis: total ash


- SiO2, %
- Al2O3, %
- Fe2O3, %
- TiO2, % Berguna untuk memprediksi perilaku abu, juga
- Mn3O4, % untuk mengidentifikasi kandungan konsentras tinggi
- CaO, % komponen tertentu yang dapat memberikan
- MgO, % permasalahan dalam aplikasi.
- Na2O, %
- K2O, %
- P2O5, %
- SO3, %

Ash Fusion Temperature:


- ISO-A (IDT), oC Berguna untuk memprediksi perilaku abu. Secara
- (ST), oC normal diukur di bawah kondisi oksidasi maupun
- ISO-B (HT), oC reduksi.
- ISO-C (FT), oC

Forms of Sulfur: adb Dapat memberikan informasi disposisi sulfur selama


- Pyritic, % pemanfaatan dan hasil sulfur selama proses
- Organic, % pembakaran dan karbonisasi. Penjumlahan = total
- Sulphate, % sulfur
Parameter Kualitas

PARAMETER BASIS KETERANGAN

adb
Trace Analysis:
- Arsenic
- Boron Mengidentifikasi unsur-unsur jejak yang
- Chlorine terkonsentrasi dalam batubara
- Fluorine
- Phosphorus

Berguna untuk memperkirakan tingkat ketergerusan


Hardgrove Index adb
batubara

Abrasion Index (Yancey,


Memperkirakan pemakaian jenis mill
Geer, dan Price)
Trace Analysis Chlorine adalah salah satu
elemen batubara yang dapat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui menimbulkan korosi (pengkaratan)
komposisi unsur dalam batubara yang dan masalah fouling/slagging
dianggap berbahaya terhadap (pengkerakkan) pada ketel uap.
lingkungan. Jumlahnya kecil, misalnya Kadar chlorine lebih kecil dari
merkuri, arsen, selenium, fluorine, 0.2% dianggap rendah, sedangkan
cadmium dsb. kadar chlorine lebih besar dari
0.5% dianggap tinggi. Adanya
elemen chlorine selalu bersama-
sama dengan adanya elemen
Phosphorus (posfor) di dalam coking coal
natrium.
sangat tidak diinginkan karena dalam
peleburan baja, phosphorus akan
berakumulasi dan tinggal dalam baja yang
dihasilkan. Baja yang mengandung
phosphorus tinggi akan cepat rapuh.
Phosphorus juga dapat menimbulkan
masalah pada pembakaran batubara di
ketel karena phosphorus dapat
membentuk deposit posfat yang keras di
dalam ketel.
Untuk coking coal akan dibahas pada
Coking Analysis properties.
Hardgrove Grindability Index
Nilai HGI batubara ditentukan oleh komposisi organik (maseral), moisture, dll.

• Semakin tinggi tingkat batubara, maka semakin rendah nilai HGI nya.

HGI tidak bersifat aditif, artinya apabila kita


mempunyai dua jenis batubara yang nilai
HGI-nya berbeda, kemudian dicampurkan
dengan komposisi tertentu, nilai batubara
tidak bisa dihitung berdasarkan komposisi
pencampuran tersebut. Nilai HGI
campuran cenderung ke arah nilai yang
lebih kecil.
Abrasi Index
Abrasi Index batubara adalah index yang
menunjukan sifat kikis batubara terhadap
bagian dari alat yang digunakan untuk
menggerus batubara tersebut sebelum di
gunakan sebagai bahan bakar pada sistem
pembakaran.
Abration Index di ukur dengan rangkaian
alat yang disebut Abration Test Apparatus.
Pada alat ini memiliki 4 buah pisau yang
terbuat dari baja carbon dengan kekerasan
160 +- 15 Vicker serta dimensi 38 x 38 x 11
mm (+- 0.1mm).
Pada saat pengujian pisau akan berputar
mengaduk batubara yang sedang di uji
dengan kecepatan 1470 rpm -+ 30 rpm
sebanyak 12000 putaran +- 20 putaran.

Satuan analisa ini adalah miligram pisau


logam yang terkikis per kilogram contoh
batubara yang di gunakan.
Parameter Kualitas

PARAMETER BASIS KETERANGAN

Free Swelling Index

Roga Index

Gray-King Coke Type

Dilatometry:
Memperkirakan penentuan jenis batubara yang bisa
- Softening temp., oC
dijadikan kokas.
- Resolidifying temp., oC
FSI dan GKCT berguna untuk klasifikasi batubara
- Max. Contraction, %
dan mengetahui karakteristik pembakaran batubara.
- Max. Dilatation, %

Plastometry:
- Max. dial division/min
- Temp. initial fluidity, oC
- Temp. max fluidity, oC
- Temp. final fluidity, oC
- Fluidity temp. range, oC
Free Swelling Index
Crucible swelling number (CSN) adalah
salah satu tes untuk mengamati caking
properties batubara, yang paling
sederhana dan mudah dilakukan. Caking
adalah sifat yang menggambarkan
kemampuan batubara membentuk
gumpalan yang mengembang selama
proses pemanasan.
Roga Index
Roga index adalah indeks yang didapat dari salah satu
tes caking yang disebut roga test. Tes ini untuk
mengukur caking power. Indeks ini dipergunakan dalam
klasifikasi batubara internasional sebagai alternatif
dari crusible swelling number. Indeks ini dapat
diperbandingkan dengan perkiraan di bawah ini.

Crucible swelling number Roga index


0–½ 0–5
1–2 5 – 20
2½ -4 20 – 45
>4 > 45
Gray-King Coke Type
Gray-King coke type adalah analisis untuk mengamati coking coal. Coking
adalah sifat yang berhubungan dengan perilaku batubara selama proses
carbonisation (proses pembuatan coke secara komersial) serta sifat coke yang
dihasilkannya. Tes ini dilakukan pada tingkat pemanasan yang lambat yang lebih
mirip dengan tingkat pemanasan pada coke oven.

Dilatometry
Pada proses karbonisasi, batubara pada awalnya umumnya mengkerut,
kemudian mengembang ketika volatile matter mulai menguap, dan akhirnya
terbentuklah gumpalan kokas.

Perubahan volume yang terjadi pada proses ini sangat penting untuk diketahui,
agar penentuan jumlah batubara konsumsi coke oven dapat dilakukan dengan
tepat sehingga prosesnya menjadi aman. Informasi ini pun penting diketahui
dalam proses pencampuran beberapa batubara untuk operasi pembuatan kokas
komersial. Audibert-Arnu dilatometry adalah alat untuk mengukur perubahan
volume yang terjadi pada proses karbonisasi tersebut.
Persyaratan Batubara untuk Kokas

TYPICAL
PARAMETER BATAS KETERANGAN
LIMITS

Total Moisture % 5-10 max 12 Dibatasi oleh pengolahan dan grinding


(as received) (max 15) sederhana

Ash % rendah max 6-8 Kandungan abu pada kokas harus rendah untuk
(air dried) (max 10-12) menghilangkan timbunan slag dalam tanur tinggi

Volatile Matter % variasi 16-21 Low volatile coals


(dmmf) 21-26 Medium volatile coals
26-31 High volatile coals

Total Sulfur % rendah max 0.6-0.8 Kandungan sulfur pada kokas harus rendah
(air dry) (max 1.0) untuk membatasi ikutnya sulfur oleh pig iron
dalam tanur tinggi

Phosphorous % rendah max 0.1


(air dried)
Persyaratan Batubara untuk Kokas
TYPICAL
PARAMETER BATAS KETERANGAN
LIMITS

Free swelling index 7-9 min 6

Roga index 60-90 min 50

Gray King Coke Type G6-G14 min G4-G5

Dilatometry 25-70 min 20 Low volatile coals


Max dilatation % 80-140 min 60 Medium volatile coals
(Audibert-Arnu) 150-350 min 100 High volatile coals

Plastometry > 80 min 70 Low volatile coals


o Medium volatile coals
Fluidity Range C > 100 min 80
> 130 min 100 High volatile coals

Secara individu, data diatas hanya untuk menunjukkan potensial batubara untuk industri kokas
hanya dapat dihasilkan setelah dilakukan tes yang lebih extensif. Batubara kualitas terbaik dapat
ditunjukkan dengan adanya sifat-sifat pada bagian atas range yang telah disebutkan ; bergantung
pada ketersediaan batubara lain, campuran batubara yang tidak memenuhi kekerasan yang sesuai
dengan batasan-batasan tersebut
Persyaratan Batubara untuk Pabrik Semen
TYPICAL
PARAMETER BATAS KETERANGAN
LIMITS
Total Moisture % 4-8 max 12 Menurunkan Nilai kalori bersih. Terbatas kira-kira
(as received) (max 15) maksimum 15 % untuk pengolahan dan
Free Moisture % rendah max 10 - 12 peremukan sederhana. Batasan lebih tinggi
(as received) untuk batubara dengan rank rendah

max 20 Kandungan abu harus konstan sekitar 2 % dan


Ash % < 15
(air dried) (max 40-50) komposisnya tetap untuk mengganti kehilangan
rata-rata umpan

Tergantung kepada sistem pembakaran tapi


Volatile Matter % variasi (max 24) selalu fleksibel . (dalam hal ini old bin dan sistim
(dmmf) umpan digunakan untuk keamanan dan
keselamatan)

Mempunyai bermacam-macam pilihan data


Gross Calorific Value
variasi (min 21.0) untuk perhitungan (kotor/bersih, air dried/as
(air dried) MJ/Kg
received)

Tergantung pada kandungan sulfur dari material


Total Sulfur %
<2 max 2-5 umpan. Kandungan sulfur pada klinker kecil dari
(air dried)
1,3 %
Persyaratan Batubara untuk Pabrik Semen
TYPICAL
PARAMETER BATAS KETERANGAN
LIMITS

Pada proses kering, kandungan klor pada klinker


Chlorine % rendah max 0.1 kecil dari 0,03 %. Tergantung pada kandungan
(air dried) klor pada material umpan, kandungan maksimal
dalam batubara bervariasi diatas 0,01 %

Kandungan P2O5 dalam klinker kecil dari 1 %.


P2O5 %
<2 (max 6-8) Kandungan P2O5 tergantung pada material
(ash analysis)
umpan yang kecildari faktor kritis

Hardgrove Index tinggi min 50-55


Tergantung pada kapasitas grinding
(air dry) (min 40)

Max Size mm 25 - 30 35 - 40 Dibatasi oleh top size dari pulveriser

Fines Content % Dibatasi untuk karakteristik pengolahan yang


15 - 20 25 - 30
(less than 0.5 mm) baik, khususnya ketika basah

Catatan : Typical Limits diatas biasanya digunakan oleh konsumen, seperti briket menunjukkan
batasan terluar yang dapat diterima dalam kasus tertentu
Persyaratan Batubara untuk PLTU
TYPICAL
PARAMETER BATAS KETERANGAN
LIMITS

Total Moisture % 4-8 max 12 Penurunan nilai kalori bersih. Terbatas pada
(as received) (max 15) nilai maksimal 15 % untuk pengolahan
Free Moisture % rendah max 10 - 12 sederhana/peremukan. Batas akan lebih tinggi
(as received) untuk batubara rank rendah

Ash % rendah max 15-20 Penurunan Nilai kalori dibatasi oleh kemampuan
(air dry) (max 30) alat untuk mengolah dan mengurangi abu

Volatile Matter % 25-35 min 25 Side-fired p.f furnace


(dmmf) 15-25 max 25 Down-fired p.f furnace

Gross Calorific Value tinggi min 24-25 Mempunyai bermacam-macam pilihan data
(air dried) MJ/Kg untuk dasar perhitungan (kotor/bersih, air dried/
as received)

Biasanya tergantung pada regulasi polusi lokal,


Total Sulfur % rendah max 0.5-1.0 misalnya USA 2.0 % max, Prancis (EDF) 1,7%
(air dried) (max 2.0) max, Jerman 1,0% max, Jepang 0,5% max.
sebagian kecil golongan tidak memiliki batasan
Persyaratan Batubara untuk PLTU
TYPICAL
PARAMETER BATAS KETERANGAN
LIMITS

min 1200 Dry bottom furnace. Minimum memenuhi


Ash Fusion Temps oC tinggi temperatur ISO-A bergantung pada fleksibilitas
(oxidising or ISO-A (min1050)
peralatan dan prosedur operasi.
reducing) Wet Bottom furnace. Maksimum temperatur ISO-
max 1350 C bergantung pada temperatur operasi. Kondisi
rendah
ISO-C (max 1430) Furnace menentukan apakah oksidasi atau
reduksi temperatur ash fusion layak

Lebih baik rendah untuk mereduksi formasi Nox


Nitrogen % rendah (0.8-1.1) (rata-rata diberikan oleh Dengen Kaihatsu,
(dmmf) Jepang)

Sebagai indikasi kandungan alkali, seharusnya


Chlorine % max 0.1-0.3
rendah rendah untuk mereduksi kecendrungan ash
(Air dried) (max 0.5)
fouling.

Hardgrove Index min 50-55 Tergantung pada kapasitas grinding


tinggi
(air dry) (min 40)

Max Size mm 25 - 30 35 - 40 Dibatasi oleh top size dari pulveriser

Fines Content % Dibatasi untuk karakteristik pengolahan yang


15 - 20 25 - 30
(less than 0.5 mm) baik, khususnya ketika basah

Anda mungkin juga menyukai