(Coalification)
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Proses Pembatubaraan
Material Proses parsial Reaksi kimia utama
Vegetasi yang
membusuk
Batubara bituminus
Grafitisasi Karbonifikasi
Meta-antrasit
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Penggambutan (Peatification)
• Terjadi segera setelah deposisi sisa tumbuhan pada
mire
• Alterasi paling intensif terjadi pada “peatigenic layer” (+-
0.5 m di bawah permukaan) bakteri aerobik,
actinomycetes, jamur men-dekomposisi protein,
hemiselulosa, sesulosa, dll
• Semakin dalam bakteri anaerobik
• > 10 m mikrobia semakin sedikit/hilang perubahan
kemudian terjadi secara kimiawi (kondensasi,
polimerisasi, reduksi)
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Faktor yang berpengaruh pada kondisi
penggambutan
• Jenis tumbuhan vegetasi kaya lignin dan tannin (arborescent)
lebih resisten daripada vegetasi kaya selulosa (herbaceous).
Tumbuhan coniferous lebih resisten dari anngiosperm.
• Suplai nutrien aktifitas bakteri lebih tinggi pada mire yang kaya
nutrien (mis. low moor > high moor)
• Suplai oksigen aktifitas bakteri & jamur memerlukan oksigen
(aerobik –anaerobik)
• Keasaman bakteri sedikit pada kondisi asam (mis. gambut
ombrogenous lebih sedikit terdekomposisi daripada gambut
topogenous)
• Temperatur tanah temperatur tinggi membantu kehidupan bakteri
jamur (mis. daerah tropis & subtropis)
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Proses Penggambutan - Pembatubaraan
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Pembatubaraan
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Penyebab Pembatubaraan
• Temperatur – Hilt’s rule (peringkat batubara semakin
tinggi dengan penambahan kedalaman)
– 100 – 170oC bituminous coal
– 170 – 250oC anthracites
• Waktu
– akan berpengaruh signifikan pada temperatur tinggi (faktor
waktu dapat diabaikan pada temperatur rendah)
– Yang sangat berpengaruh adalah “effective heating time”
• Tekanan
– Mengakibatkan physico-structural coalification
– Terutama pada saat kompaksi dari tahap gambut ke bituminus
awal
– Panas yang muncul akibat struktur geologi (sesar) dapat
meningkatkan peringkat
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Reflektansi vitrinit vs kedalaman dan temperatur batuan
Teichmüller (1979)
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Grafik hubungan waktu-temperatur-peringkat
Geologi Batubara
UGM - Hendra Amijaya
Tahap Pembatubaraan (Levine, 1993)
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Perubahaan akibat pembatubaraan
Low Rank
High Rank
• Pertama kali
dibuat oleh van
Krevelen (1950)
untuk penelitian
batubara
• Menunjukkan
jalur evolusi
kimiawi maseral
dalam proses
pembatubaraan
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Perubahan Selama Pembatubaraan
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Karakteristik Pembatubaraan
Geologi Batubara
UGM - Hendra Amijaya
Parameter kematangan thermal –
Reflektansi vitrinit (VR)
Fluoresen
• Membandingkan/mengukur warna fluoresen material organik di
bawah sinar biru (477 nm) pada polished section
• kuning kehijauan kuning oranye merah
• Material organik yang bisa memancarkan warna fluoresen adalah
material yang mengandung struktur aromatik atau grup kromofor
• Sporinite (spora) adalah maceral yang sering digunakan
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Parameter kematangan thermal –
Thermal alteration indicators (TAI & SCI)
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Teknik mikroskopi -1
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Teknik mikroskopi - 2
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM
Jalur Pembatubaraan
Maseral
(Teichmueller, 1989)
Geologi Batubara
Hendra Amijaya - UGM