SEMESTER VII A
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013
Shelly Zalina S 1110102000007
Julia Anggraini 1110102000019
Myra Kharisma Izzati 1110102000027
Arsyadanie Saifi Adli 1110102000031
Maliyhatun Ni’mah 1110102000033
Anas 1110102000035
Ma’rifatul Mahmudah
1110102000039
Mayta Ravika 1110102000059
Farah Trijayanti 1110102000061
Raden Atras Sjahbana 1110102000073
Auva Marwah Murod 1110102000075
Sri Wahyuni Lestari 1110102000077
Vaksinasi bertujuan untuk mencegah penyakit
menular dapat dianggap sebagai salah satu strategi
medis paling sukses di abad ini. vaksin yang
diaplikasikan pada manusia sangat efektif dalam
mencegah sejumlah penyakit menular. ini
diilustrasikan oleh fakta bahwa vaksinasi massal telah
mengakibatkan pemberantasan cacar di seluruh dunia
pada 1970-an. Terlebih pada penyakit difteri, pertusis,
tetanus, polio, campak, gondok, dan rubella
Perkembangan di bidang tekhnologi telah menemukan vaksin
baru yang dapat digunakan untuk dua hal:
1. Perbaikan vaksin yang ada
2. pengembangan vaksin untuk penyakit yang belum tersedia
obatnya.
Nucleic 5
acid vaccine Synthetic
4
peptide-based
vaccine
1
Genetically
improved live
vaccines
Anti-iodotype
3
antibodi vaccine
MODERN VACCINE
TECHNOLOGY
Nucleic 5
acid vaccine Synthetic
4
peptide-based
vaccine
2
Genetically
improved subunit
vaccines
Anti-iodotype
3
antibodi vaccine
MODERN VACCINE
TECHNOLOGY
Nucleic 5
acid vaccine Synthetic
4
peptide-based
vaccine
3
Binding-site Antigen dalam Antibodi adalah refleksi
dari struktur tiga dimensi dari antigen. Struktur ini dalam
antibodi dikenal sebagai idiotype, yang dapat dianggap
sebagai cermin dari epitop pada antigen. Antibodi terhadap
idiotype dapat dihasilkan dengan menyuntikkan
antibodi ke hewan lain.
Anti-idiotype menyerupai bagian dari struktur tiga
dimensi antigen dan dapat digunakan sebagai vaksin. Ketika
antibodi anti-idiotype disuntikkan sebagai vaksin, antibodi
(antianti-idiotype antiobodies) terbentuk yang mengenali
struktur yang mirip dengan bagian dari virus sehingga
berpotensi menetralisir virus.
epitop imunogenik ditentukan
melalui kloning DNA dan
sekuensing nukleotida dari antigen
protein, dan studi serologi.
Kedua, tentang analog peptida sintetik bahwa mereka dapat mengadopsi berbagai
variasi konformasi, yang setelah imunisasi dapat menimbulkan antibodi yg
mengenali peptida tetapi tidak antigen asli .
Masalah dapat diatasi dengan cylcization peptida dengan menggunakan linker kimia
(biasanya oligopeptida ) .
Yg menentukan keberhasilan dari siklisasi Sifat peptida serta panjang dan
konformasi dari susunan siklik
• Vaksin asam nukleat terdiri dari dua jenis yaitu
deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid
(RNA).
• Plasmid DNA dan mRNA yang akan mengkode
antigen yang diinginkan secara langsung diberikan
ke vaksin.
• Contoh vaksin asam nukleat adalah Vaksin
Hepatitis B, Vaksin Influenza, dan HIV Vaksin
Plasmid DNA disuntikkan kedalam jaringan → bereplikasi secara
otonom dan memproduksi protein asing atau antigen yang dikode
oleh gen vaksin.
Antigen →menstimulasi sel b yang kemudian dapat memproduksi
antibodi terhadap antigen atau protein asing yang dikode oleh
plasmid dna
Sel yang mengandung antigen asing tersebut kemudian dapat
bersifat sebagai sel penyaji antigen (antigen presenting cells),
yang kemudian dapat melalui jalur-jalur tertentu, baik melalui
jalur major histocompatibility complex (mhc) i pada sel cd8+t
atau mhc ii pada sel cd4+t, sehingga mengalami proses yang
berbeda dalam merangsang sistem imunutas tubuh.
Protein asing juga dapat langsung masuk ke dalam suatu sel
penyaji lainnya misalnya sel dendritik, sehingga dengan demikian
selain dapat merangsang sistem imun humoral juga dapat
merangsang sistem imun selular.
• Vaksin RNA juga dinilai peneliti lebih baik
daripada vaksin DNA karena tidak memicu risiko
kesalahan genetik pada manusia.
• Tetapi mRNA lebih sulit dan biayanya lebih mahal
dalam produksi skala besar serta adanya
ketidakstabilan mRNA sehingga tidak praktis
digunakan untuk vaksin
Keuntungan Kekurangan