Nama Kelompok :
1. Citra Fitria Hapsari
2. Nia Oktaviana
Peta Konsep
Pengertian
Metode Simpl
ex Bentuk
lattice design Sediaan
(SLD) SEDIAAN
SOLID
Sejarah
DOE DOE
(Design of (Design of
Experimen Experiments
ts) )
Sediaan solid
1. Serbuk
Serbuk dibagi menjadi 2 yaitu pulvis dan pulveres. Menurut FI III
serbuk adalah campuran homogen dari dua atau lebih obat yang
diserbukkan.
Menurut FI IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat
kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral maupun
topikal. secara kimia-fisika serbuk mempunyai ukuran antara
10.000- 0,1 mikrometer.
2. Tablet
Menurut FI edisi IV Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan
obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet berbentuk kapsul
umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan
untuk obat hewan besar. Bentuk tablet, umumnya berbentuk cakram
pipih / gepeng, bundar, segitiga, lonjong dan sebagainya.
3. Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari
gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang
sesuai.
4. Pil
Suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih
bahan obat (FI III, 1979 : 23).
Pil adalah sediaan kecil, berbentuk bulat atau bulat telur untuk
pemakaian dalam (Eric W. Martin, 1971 : 802).
Berapakah nilai Y ?
Cara menghitung koefisien :
Koefisien a : dihitung dari percobaan yang menggunakan pelarut A
100%, berarti (A) = 1 dan ( B ) = 0
Y = 25 mg/ml
25 = a ( A ) + b ( B ) + ab ( A ) ( B )
25 = a ( 1 ) + b ( 0 ) + a b ( 1 ) ( 0 )
25 = a
Koefisien b : dihitung dari percobaan yang
menggunakan pelarut B 100%,
berarti (A) = 0 dan ( B ) = 1
Y = 35 mg/ml
35 = a ( A ) + b ( B ) + ab ( A ) ( B )
35 = a ( 0 ) + b ( 1 ) + a b ( 0 ) ( 1 )
35 = b
Koefisien ab : dihitung dari percobaan yang
menggunakan campuran pelarut A50% dan B50%,
berarti (A) = 0,5 dan ( B ) = 0,5
Y = 45 mg/ml
45 = a ( A ) + b ( B ) + ab ( A ) ( B )
45 = a ( 0,5 ) + b ( 0,5 ) + ab ( 0,5 ) ( 0,5 )
45 = 25 ( 0,5 ) + 35 ( 0,5 ) + ab ( 0,5 ) ( 0,5 )
45 = 12,5 + 17,5 + ab ( 0,25 )
45 = 30 + ab ( 0,25 )
15 = ab ( 0,25 )
60 = ab
Jadi persamaannya :
Y = 25 ( A ) + 35 ( B ) + 60 ( A ) ( B )
Dari persamaan tersebut kita dapat menentukan
profil hubungan kelarutan zat dengan campran
pelarut. Misalnya dalam campuran pelarut A 65%
dan 35% maka kelarutan zat adalah :
Y = 25 ( A ) + 35 ( B ) + 60 ( A ) ( B )
Y = 25 ( 0,65 ) + 35 ( 0,35 ) + 60 ( 0,65 ) ( 0,35 )
Y = 16,25 + 12,25 + 13,65 = 42,15 mg/ml
شكرا جزيال