Disusun oleh :
Nurlaela
Sri Wahyuni Marante
Pembimbing :
drg. Nita Damayanti, M.Kes
Abstrak
Jumlah kasus demam berdarah dan area wabah di Nepal telah
meningkat secara signifkan dalam beberapa tahun terakhir.
Ekspansi lebih lanjut dan rentang pergeseran diperkirakan di
masa depan karena perubahan iklim global dan faktor terkait
lainnya.
• Ada perbedaan yang luar biasa dalam ketinggian mulai dari laut 60 m
diatas permukaan laut (dpl) di dataran rendah selatan hingga 8848 m
dpl di Himalaya di Utara.
• Nepal adalah musim subtropis yang luas yang ditandai oleh variasi
musiman yang besar seperti suhu, curah hujan, dan kelembaban.
Data Demam Berdarah
Menggunakan dataset epidemiologi dalam penelitian ini.
• Nilai AUC berkisar dari 0 hingga 1 di mana 0,5 menunjukkan prediksi acak
dan nilai yang lebih tinggi sesuai dengan model yang lebih baik.
• Output logistik digunakan dalam MaxEnt, yang menghasilkan peta
berkelanjutan dengan perkiraan probabilitas kehadiran antara 0 dan 1.
• Akhirnya, peta kesesuaian iklim diproduksi dengan nilai mulai dari 0 (benar-benar
tidak cocok) hingga 1 (kondisi yang paling menguntungkan) yang direklasifikasi
menjadi tidak cocok (<0,297), cukup cocok (0,297-0,45) dan sangat cocok (> 0,45)
berdasarkan ambang kehadiran persentil ke 10 (0,297).
• Kami melakukan ini untuk kondisi iklim saat ini dan di masa depan dalam berbagai
skenario emisi dan periode waktu yang berbeda.
• Untuk mengevaluasi potensi pergeseran altitudinal dari ceruk iklim, kami overlay
peta kesesuaian iklim saat ini dan di masa mendatang dengan model elevasi
digital Shuttle Radar Topographic Mission (SRTM) (DEM).
Hasil
Dalam studi ini, kami memetakan daerah saat ini dan masa
depan yang cocok secara klimaks untuk demam berdarah di
Nepal untuk pertama kalinya berdasarkan pendekatan
pemodelan relung ekologis MaxEnt dengan menggunakan
kasus dengue yang dilaporkan dan serangkaian variabel
bioklimatik.
Hasil kami menunjukkan bahwa sekitar seperempat wilayah
Nepal, terutama di dataran rendah selatan Tarai, saat ini
cocok untuk demam berdarah. Ini akan berkembang ke
utara di masa depan sebagai respons terhadap perubahan
iklim. Perkiraan kami menunjukkan bahwa 70% dari total
populasi saat ini berisiko terkena demam berdarah dan itu
akan meningkat lebih lanjut (hingga 90%) di masa depan
karena perubahan iklim.
Hasil bersama dengan peta yang dihasilkan dalam
penelitian ini dapat memandu otoritas kesehatan untuk
menerapkan strategi pengawasan dan pengendalian
demam berdarah yang efektif di Nepal.
TERIMA KASIH