Anda di halaman 1dari 25

PENCEGAHAN PRIMER,

SEKUNDER, TERSIER PADA


SISTEM REPRODUKSI

Ainul Mufidah, S.Kep.Ns


Pencegahan Primer

• Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang


dapat menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan
sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer juga diartikan
sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu
penyakit pada seseorang dengan faktor risiko. Tahap
pencegahan primer diterapkan dalam fase pre pathogenesis
yaitu pada keadaan dimana proses penyakit belum terjadi
atau belum mulai.
• A. Promosi Kesehatan
• Sebagian besar strategi promosi kesehatan termasuk ke dalam
pencegahan primer. Seperti peningkatan kesehatan, misalnya:
dengan pendidikan kesehatan reproduksi tentang HIV/AIDS;
standarisasi nutrisi; menghindari seks bebas dan sebagainya.
Perlindungan khusus, misalnya: imunisasi; kebersihan pribadi;
atau pemakaian kondom.
• Menurut Machfoedz Ircham dalam bukunya Pendidikan
Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan, usaha untuk
memepertinggi nilai kesehatan diantaranya :
1. Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitas
• Asupan makanan yang dimakan
• Pengawasan terhadap makanan yang dimakan
2. Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan
3. Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat antara
lain pelayanan kesehatan reproduksi dan pelayanan Keluarga
Berencana
4. Pendidikan kesehatan pada masyarakat diantaranya :
• Konseling pranikah, saat hamil, persalinan dan menyusui
• Konseling mengenai seksualitas, kesehatan reproduksi
• B. Spesific Protection
• Di bawah ini merupakan pencegahan primer (specific
protection) secara umum yang dapat dilakukan pria, untuk
mencegah terjadinya masalah dalam sistem reproduksi.
• a) Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar
kelainan dapat segera ditangani lebih awal.
• b) Melindungi testis selama beraktifitas, misalnya dengan tidak
menggunakan pakaian teralu ketat sehingga testis tidak
kepanasan.
• c) Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Temperatur
yang sejuk diperlukan untuk perkembangan sperma.
• d) Menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi
makanan bergizi, cukup olahraga, menghindari penyakit
menular seksual, dan menciptakan ketenangan psikis.
• e) Menghindari minuman berakohol dan rokok.
• Pada wanita, pencegahan primer yang dapat dilakukan
adalah dengan promosi kesehatan dan spesific protection. Pada
promosi kesehatan seperti peningkatan kesehatan, misalnya
dengan pendidikan kesehatan reproduksi tentang menghindari
seks bebas kanker serviks; dan sebagainya. Untuk spesific
protection, berikut ada penjelasannya
a. Pencegahan HIV

• Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah
melalui hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau
jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi
selama periode sekitar kelahiran (periode perinatal). Walaupun HIV
dapat ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang
terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan
cairan-cairan tersebut, dengan demikian resiko infeksinya secara
umum dapat diabaikan.
• Pencegahan untuk mengurangi terjadi HIV/AIDS adalah A-B-C-.
A (abstinensia) = tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
B (befaithful) = jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan
pasangannya.
C (condom )= jika cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka
gunakanlah condom.
b. Pencegahan Kanker Payudara
• Merupakan promosi kesehatan yang sehat. Yaitu melalui upaya
menghindarkan diri dari faktor risiko serta melakukan pola
hidup sehat. Termasuk juga dengan pemeriksaan payudara
sendiri alias SADARI.
c. Pencegahan Vulvavaginitis

• 1). Gunakan celana dalam bersih, tidak ketat dan kering


• 2). Membersihkan diri setelah buang air kecil atau buang air
besar dengan air bersih (gunakan air mengalir kalau sedang di
toilet umum), cara pembersihan dengan gerakan dari depan ke
belakang
• 3). Hindari penggunaan bahan kima atau parfum yang
biasanya terdapat pada sabun pembersih kewanitaan atau
sabun mandi
• 4). Jangan menggunakan pembalut yang mengandung perfume
• 5). Jangan mengusap area vagina terlalu keras saat
membersihkannya
d. Pencegahan Gonorrhea

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain


• 1). Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
• 2). Hindari kontak seksual dengan beberapa orang yang
memiliki resiko penyakit seksual menular ( seperti pekerja seks
komersil)
• 3). Obati sedini mungkin patner yang sudah terkena infeksi
atau pastikan patner seksual bebas dari penyakit sebelum
berhubungan seksual
e. Pencegahan Sifilis

• Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat


dicegah dengan cara melakukan hubungan seksual secara
aman , misalnya menggunakan kondom.
f. Pencegahan Herpes Genitalis

• Cara untuk mencegah herpes genital adalah sama dengan


yang untuk mencegah penyakit menular seksual lainnya.
Kuncinya adalah untuk menghindari terinfeksi dengan HSV,
yang sangat menular, pada waktu lesi ada. Cara terbaik untuk
mencegah infeksi adalah menjauhkan diri dari aktivitas seksual
atau membatasi hubungan seksual denagn hanya satu orang
yang bebas infeksi. Cara yang dapat dilakukan antara lain :
1. Gunakan, atau pasangan Anda gunakan, sebuah kondom
lateks selama setiap kontak seksual
2. Batasi jumlah pasangan seks
3. Hindari hubungan seksual jika pasangan terkena herpes di
daerah genital atau di mana pun
g. Pencegahan Kanker Serviks

• 1). Bila mungkin, hindari faktor resiko yaitu bergati pasangan seksual lebih
dari satu dan berhubungan seks dibawah usia 20 karena secara fisik seluruh
organ intim dan yang terkait pada wanita baru matang pada usia 21 tahun.
• 2).Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah berhubungan
seksual, dianjurkan untuk melakukan tes HPV, Pap Smear, atau tes IVA, untuk
mendeteksi keberadaanHuman Papilloma Virus (HPV), yang merupakan
biang keladi dari tercetusnya penyakit kanker serviks.
• 3). Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-anak
perempuan dan laki-laki yang ingin terbentengi dari serangan virus HPV,
bisa menjalani vaksinasi HPV. Vaksin HPV dapat mencegah infeksi HPV tipe
16 dan 18. Dan dapat diberikan mulaidari usia 9-26 tahun, dalam bentuk
suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan). Dan biayanya pun terbilang murah.
• 4). Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya hidup
sehat (berolahraga).
Pencegahan Sekunder

• Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana


sasaran utamanya adalah pada mereka yang baru terkena
penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit
tertentu. Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat. Adapun beberapa
pengobatan terhadap penyakit masalah sistem reproduksi
dapat melalui obat dan operasi.
• Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakaukan
pada fase awal patogenik yang bertujuan untuk :
1. Mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan
penyakit pada tahap ini
2. Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit
bila penyakit ini merupakan penyakit menular
3. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit,
menyembuhkan orang sakit serta untuk mencegah penyakit menjadi
berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih
buruk lagi. Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit
mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan
kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan
diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak
memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.
A. Diagnosis dini dan pengobatan segera
• Contohnya adalah pap smear, merupakan pemeriksaan untuk
mendeteksi gejala kanker serviks secara dini. Dengan
melakukan pemeriksaan pap smear setiap tahun, jika
ditemukan adanya kanker serviks baru pada tahap awal
sehingga kesempatan untuk sembuh lebih besar. Artinya
semakin dini penyakit kanker serviks diketahui maka semakin
mudah menanganinya.
• Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara
mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui
kelainan maka segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk
memastikan diagnosa seperti pemeriksaan biopsy, USG atau
mamografi atau kolposcopy
• Tujuan utama dari usaha ini • Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :
adalah : • a). Mencari penderita di dalam masyarakat dengan
• 1) Pengobatan yang jalam pemeriksaan : misalnya pemeriksaan
darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta
setepat-tepatnya dan
segera memberikan pengobatan
secepat-cepatnya dari
• b). Mencari semua orang yang telah berhubungan
setiap jenis penyakit
dengan penderita penyakit yang telah berhubungan
sehingga tercapai dengan penderita penyakit menular (contact person)
penyembuhan yang untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat
sempurna dan segera. segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan
• 2) Pencegahan penularan lain yang perlu misalnya isolasi, desinfeksi dan
kepada orang lain, bila sebagainya.
penyakitnya menular. • c). Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar
mereka dapat mengenal gejala penyakit pada
• 3) Mencegah terjadinya
tingkat awal dan segera mencari pengobatan.
kecacatan yang Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau
diakibatkan sesuatu tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya
penyakit. tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian
tenaga kesehatannya, melainkan juga tergantung
pada kapan pengobatan itu diberikan.
• B. Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation)
• Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain
mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang
komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak
dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan
cacat atau mengalami ketidak mampuan. Oleh karena itu,
pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.
• Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ
reproduksi mencegah terjadinya infertilitas.
Pencegahan Tersier

• Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali.


Tujuan utama dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat,
kematian, serta usaha rehabilitasi. Menurut Kodim dkk (2004),
tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah
komplikasi penyakit dan pengobatan, sesudah gejala klinis
berkembang dan diagnosis sudah ditegakkan. Pencegahan
tersier terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat
dengan melakukan perawatan pasien hingga sembuh serta
melakukan terapi-terapi untuk meminimalisir kecacatan akibat
masalah tersebut. Pencegahan tersier adalah Rehabilitasi.
contoh: rehabilitasi pada penderita-penderita kanker ovarium,
kanker payudara dan lain sebagaiannya.
• Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang
orang menjadi cacat, untuk memulihkan cacatnya tersebut
kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Disamping itu
orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-
kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula
masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggoota
masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan
kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat
tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan
pada masyarakat. Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya
rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.
• Rehabilitasi ini terdiri atas :
• 1) Rehabilitasi fisik
• yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-
maksimalnya.
• 2) Rehabilitasi mental
• yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam
hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali
bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-
kelainan atau gangguan mental.
• Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan
kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.
• 3) Rehabilitasi sosial vokasional
• yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan
dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-
maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
• 4) Rehabilitasi aesthesis
• usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan
rasa keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya
itu sendiri tidak dapat dikembalikan.
• Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai
dengan falsafah pancasila yang berdasarkan unsur
kemanusiaan yang sekarang ini. Mereka yang direhabilitasi ini
memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan
hanya berdasarkan belas kasihan semata-mata, melainkan
juga berdasarkan hak azasinya sebagai manusia.
• Dari tingkatan-tingkatan tersebut seharusnya strategi
pencegahan berurutan mulai dari pencegahan primer sampai
ke pencegahan tersier. Prinsip mencegah lebih mudah dan lebih
murah daripada mengobati masih menjadi dasar mengapa
pemilihan strategi pencegahan penyakit sebaiknya berurutan
dari primer menuju tersier.
• Penghapusan segala bentuk ,ndak kekerasan terhadap
perempuan menjadi perha,an global yang dinyatakan dalam
Deklarasi tentang Eliminasi Kekerasan terhadap Perempuan
(1993) yang mendefinisikan KtP sebagai "segala bentuk ,ndak
kekerasan berbasis gender yang berakibat, atau mungkin
berakibat, menyaki, secara fisik, seksual, mental atau
penderitaan terhadap perempuan, termasuk ancaman dan
,ndakan tersebut, pemaksaan atau perampasan semena-mena
kebebasan, baik yang terjadi di Iingkungan masyarakat
maupun dalam kehidupan pribadi”.
• Jumlah kasus KtP meningkat dari tahun ke tahun, dari 3.169
kasus pada tahun 2001 menjadi 279.760 kasus pada tahun 2013
(Catatan Tahunan Komnas Perempuan). Data kasus KtP yang ada
merupakan kasus yang dilaporkan dan ditangani, padahal
sebenarnya kasus kekerasan yang terjadi di masyarakat
jumlahnya lebih banyak lagi. Banyak kasus KtP yang ,dak
dilaporkan disebabkan ke,dakberdayaan perempuan untuk
mengemukakan permasalahan yang dihadapi dan dilatarbelakangi
oleh berbagai faktor seper, rendahnya ,ngkat
pendidikan, ke,dakberdayaan finansial atau hambatan sosial
budaya. Pada kasus kekerasan seksual, seringkali pembuk,an
dan penanganan kasus membutuhkan proses dan waktu yang
lama serta kadangkala membuat korban menjadi malu sehingga
mundur untuk melaporkan perihal yang dihadapinya. Selain itu,
masyarakat juga masih menganggap tabu untuk mengungkap
kasus kekerasan yang terjadi, apalagi jika terjadi di ranah
domes,k (rumah tangga).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai