Anda di halaman 1dari 32

G A M B A R A N D E P R E S I PA DA N E L AYA N D I D E S A

S A P O N DA , K E C A M ATA N S O R O P I A , K A B U PAT E N
KO N AW E T E R H A DA P P E N DA PATA N YA N G K U R A N G
DA R I U PA H M I N I M U M KOTA / K A B U PAT E N

PENYUSUN:
Muhammad Hilmy, S.Ked
K1A1 14 028

PEMBIMBING:
dr. Junuda RAF, M.Kes, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


RUMASH SAKIT JIWA DR. SOEPARTO HARDJOHUSODO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Depresi adalah gangguan mental yang umumnya


ditandai dengan perasaan depresi, kehilangan
minat atau kesenangan, penurunan energi,
perasaan bersalah atau rendah diri, sulit tidur
atau nafsu makan berkurang, perasaan kelelahan
dan kurang konsentrasi.
(Riskesdas) Indonesia 2018 menunjukkan
prevalensi depresi di provinsi Sulawesi
Tenggara terdapat sekitar 6,2% kasus depresi
yang terjadi pada penduduk dengan umur lebih
dari 15 tahun

Berdasarkan data WHO tahun 2017


dari wilayah Asia Tenggara, Indonesia
menempati urutan kedua dengan Kemiskinan dan pemberdayaan perekonomian
total kasus depresi sebanyak 3,7% masyarakat saat ini masih menjadi permasalahan
(9,162,886 kasus) dari seluruh total pokok dan fokus pemerintah daerah maupun
kasus depresi diseluruh dunia dan pusat untuk mengatasinya.Pertumbuhan
memiliki total kasus depresi disertai ekonomi Indonesia juga hingga saat ini masih
kecacatan (disability) sebanyak 6,6% memungkinkan untuk mengalami gejolak
(1,547,905 kasus) dari seluruh total eksternal karena disebabkan oleh pertumbuhan
kasus depresi disertai kecacatan yang tidak didasarkan kepada perekonomian
diseluruh dunia.2 rakyat itu sendiri .
B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana gambaran depresi pekerja


A nelayan di Desa Saponda, Kecamatan
Soropia, Kabupaten Konawe Utara
terhadap masalah serius ditempat
kerja?
TUJUAN
Untuk mengetahui gambaran depresi
pekerja nelayan di Desa Saponda,
N

Kecamatan Soropia, Kabupaten


Konawe terhadap masalah
A

pendapatan yang kurang dari upah


U

minimum kota/kabupaten
J
U
T
MANFAAT
Mengetahui tingkat depresi pekerja nelayan
di Desa Saponda, Kecamatan Soropia,
Kabupaten Konawe terhadap masalah
M A N F A A T

pendapatan yang kurang dari upah minimum


kota/kabupaten.
BAB II

TINJAUAN
PUSTAKA
1. Kesehatan Jiwa

Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang


individu dapat berkembang secara fisik, mental,
spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
mampu memberikan kontribusi untuk 2 . D E P R E S I
komunitasnya".
Depresi adalah gangguan mental ditandai
oleh kesedihan, kehilangan minat atau
kesenangan, perasaan bersalah atau harga
diri rendah, gangguan tidur atau nafsu
makan, perasaan lelah, dan konsentrasi yang
buruk.
PENDAPATAN

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau
sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang
diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji,
sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba,
2.Nelayan penyelam
Karakteristik Nelayan

Nelayan adalah setiap orang yang mata


pencahariannya melakukan penangkapan ikan
(Permen- KP 2019). Penangkapan Ikan adalah
kegiatan untuk memperoleh Ikan di perairan yang
tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat dan
cara yang mengedepankan asas keberlanjutan dan
kelestarian, termasuk kegiatan yang menggunakan
kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan,
mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau
mengawetkannya.
Kini jumlah ini sebanyak 125.321 orang dengan jumlah terbanyak di
Kabupaten Buton (DKP Sultra, 2014) atau sebesar 18 % dari jumlah
total nelayan perikanan budidaya dan perikanan tangkap baik di laut
maupun perairan umum. Kini jumlah nelayan di provinsi ini sebanyak
125.321 orang dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Buton sebanyak
22.990 nelayan (DKP Sultra, 2014) atau sebesar 18 % dari jumlah total
nelayan yang ada.15
Prevalensi nelayan di Sulawesi Tenggara
BAB III

METODE PENELITIAN
10 responden yang di
wawancara

DIDUKUNG : CATATAN
BAB IV

HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Pulau Saponda adalah pulau kecil yang terletak di Kecamatan
Soropia Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara, dengan Luas
daratan Pulau Saponda sekitar 7,5 ha. Dengan Letak
Geografis 03° 58′ 46” Lintang Selatan 122° 45′ 44” Bujur
Timur.18 Berdasarkan posisi geografisnya, Pulau Saponda
memiliki batas-batas yaitu18:

Sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Campedak (Konawe


Selatan)
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
Sebelah Selatan berbatasan dengan Pulau Wawonii
Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah laut Kota Kendari
Kondisi Demografis dan Kependudukan

Pulau Saponda dihuni oleh mayoritas suku Bajo.18 Jumlah Penduduk Desa
Saponda Darat sebanyak 723 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 373
orang dan perempuan sebanyak 350 orang, kepala keluarga sebanyak 158
kepala keluarga sedangkan,

jumlah penduduk Desa Saponda Laut sebanyak 791 jiwa yang terdiri dari
laki-laki sebanyak 402 orang dan perempuan sebanyak 389 orang, dengan
kepala keluarga sebanyak 157 kepala keluarga.19

Dulunya hanya ada satu desa di Pulau Saponda, namun karena banyaknya
penduduk, maka sejak tanggal 28 Mei 2010, Pulau Saponda dimekarkan menjadi 2
(dua) desa dengan nama Desa Saponda Darat dan Saponda Laut
Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat Desa Saponda mayoritas


sebagai nelayan.18 Pada tahun 2015, dilaporkan sebanyak
201 orang bekerja sebagai nelayan. Selain itu, juga
didapatkan sebagian kecil masyarakat Desa Saponda
sebanyak 12 orang bekerja swasta.20
HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Karakteristik RespondeAn berdasaran Umur

Umur Jumlah Presentase (%)


18-25 1 10
26-65 8 80
>65 1 10
Total 10 100
Sumber :Data Primer, 2019
Tabel 2. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat
Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase (%)

Tidak sekolah 1 10

SD 6 60

SMP 1 10

SMA 2 20

Total 10 100

Sumber :Data Primer, 2019C


Distribusi Depresi

Tabel 3. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Depresi

Tingkat Depresi Jumlah Presentase (%)

Tidak Depresi 6 60
Depresi Ringan 4 40
Depresi Sedang 0 0
Depresi Berat 0 0
Total 20 100
Tabel 4. Hubungan Umur dan Tingkat Depresi pada Nelayan di Desa Saponda

Tingkat Depresi

Depresi Total
Karakteristik Tidak Depresi Depresi Ringan Depresi Berat
Sedang
Responden

n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

Umur (tahun)

18-25 1 100 0 0 0 0 0 0 1 100

26-65 5 62.5 3 37.5 0 0 0 0 8 100

>65 0 0 1 100 0 0 0 0 1 100

Total 6 60 4 40 0 0 0 0 10 100

Sumber : Data Primer, 2019


Tabel 5. Distribusi Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Depresi pada Nelayan di Desa Saponda

Tingkat Depresi

Tidak Depresi Depresi Depresi Total


Karakteristik
Depresi Ringan Sedang Berat
Responden

n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

Tingkat Pendidikan
Tidak sekolah 0 0 1 100 0 0 0 0 1 100
SD 4 66.7 2 33.3 0 0 0 0 6 100
SMP 1 100 0 0 0 0 0 0 1 100
SMA 1 50 1 50 0 0 0 0 2 100
Total 6 60 4 40 0 0 0 0 10 100

Sumber : Data Primer, 2019


Tabel 6. Distribusi Pendapatan terhadap Tingkat Depresi pada Nelayan di Desa Saponda

Tingkat Depresi

Depresi Depresi Total


Tidak Depresi Depresi Berat
Variabel Ringan Sedang

n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

Pendapatan

< Rp. 500.000 2


0 0 2 100 0 0 0 0 100

Rp. 500.000 – Rp.


1.000.000 6 75 2 25 0 0 0 0 8 100

Total 6 60 4 40 0 0 0 0 10 100
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Desa Saponda
menyatakan bahwa nelayan di Desa Saponda sebagian besar
mencari nafkah dengan menangkap ikan menggunakan kapal
pancing. Tidak hanya itu, nelayan di Desa Saponda juga
menggunakan perahu pancing, pukat dan jaring untuk
menangkap ikan.

Sementara itu, berdasarkan hasil wawancara dari 10 responden hasil


wawancara dari 10 orang responden didapatkan sebanyak 6 responden
(75%) dengan pendapatan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 tidak mengalami
depresi dan 4 orang responden mengalami depresi ringan, 2 orang
responden (100%) dengan pendapatan < Rp. 500.000 dan 2 orang
responden dengan pendapatan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000.
Hasil dari observasi Budimarwanti, et al. (2007) yang dilakukan pada Ibu-ibu yang
berpengasilan dibawah Rp1.000.000,00 cenderung mengalami tingkat stres yang lebih
tinggi di bandingkan dengan kelompok ibu lainnya.

Ratih (2011) juga melakukan penelitian pada tenaga kerja industry


kecap yang upah perbulannya berkorelasi positif terhadap
produktivitas kerjanya sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut
dapat dilihat bahwa stres merupakan sesuatu hal yang akan
menghambat kesehatan dan produktivitas kerja seseorang dan data
tersebut dapat dipastikan akan terus meningkat karena krisis
ekonomi dan gejolak lainnya
oleh asfiana dari 52 responden terdapat 25 responden memiliki
penghasilan diatas garis UMK Kabupaten Sukoharjo yakni
Rp 1.150.000,00 dan 7 responden diantaranya mengalami stres
dengan skor DASS > 14 dan 18 responden tidak mengalami
stres. Responden dengan penghasilan < Rp 1.150.000,00
sebanyak 27, 26 responden diantaranya mengalami stres dengan
skor DASS > 14 dan 1 responden tidak mengalami stres.
KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil wawancara tingkat depresi menggunakan Hamilton


Depression Rating Scale (HDRS) didapatkan tidak depresi yaitu 6
orang responden, depresi ringan yaitu 4 orang responden, tidak ada
yang mengalami tingkat depresi sedang dan berat.

2. Berdasarkan hasil wawancara dari 10 responden hasil wawancara dari


10 orang responden didapatkan sebanyak 6 responden (75%) dengan
pendapatan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 tidak mengalami depresi dan
4 orang responden mengalami depresi ringan, 2 orang responden
(100%) dengan pendapatan < Rp. 500.000 dan 2 orang responden
dengan pendapatan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000.
SARAN

Masyarakat Nelayan Desa Saponda


Sebaiknya masyarakat mulai mencari alternatif penghasilan yang
lain saat para nelayan tak dapat melaut. Keluarga nelayan juga
perlu saling mendukung satu sama lain dan bertukar pikiran, dan
memanfaatkan waktu luang secara produktif dapat mencegah
terjadinya gangguan kesehatan jiwa.
Bagi Pemerintah Setempat
Sebaiknya pemerintah setempat melakukan evaluasi data
kesehatan jiwa pada masyarakat Desa Saponda, khususnya
terhadap masalah di tempat kerja, serta hal-hal lain yang
menyangkut kesejahteraan masyarakat nelayan di Desa Saponda.
Gambar 3. Wawancara pada nelayan di Desa Saponda

Anda mungkin juga menyukai