Anda di halaman 1dari 14

Trend dan Isu

Jurnal tentang
Rematik Sistem
Imunologi

Kelompok 05
Konsep Artritis Rheumatoid

Penyakit ini merupakan suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis
erosive simetrik yang walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan
organ tubuh lainya yang disertai nyeri dan kaku pada system otot (musculoskeletal) dan jaringan ikat/
connective tissue (Sudoyo, 2007).
Etiologi RA belum diketahui dengan pasti.
Namun, kejadiannya dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan lingkungan
(Suarjana, 2009)
– Genetik,
– Hormon Sex
– Faktor Infeksi
– Heat Shock Protein (HSP),
– Faktor Lingkungan
Konsep Artritis Rheumatoid

Manifestasi Klinis Reumatid Athritis


– Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan
demam. Terkadang dapat terjadi kelelahan yang hebat,mati rasa, dan kesemutan.
– Poliartritis yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada rawan sendi dan tulang
sekitarnya
– Kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam, dapat bersifat generalisata tetapi
terutama menyerang sendi-sendi
– Artritis erosive
– Deformitas
Konsep Artritis Rheumatoid

– Faktor resiko dalam peningkatan terjadinya RA antara lain jenis kelamin


perempuan, ada riwayat keluarga yang menderita RA, umur lebih tua, paparan
salisilat dan merokok.
– Obesitas juga merupakan faktor resiko.
Konsep Artritis Rheumatoid

Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi dalam
jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim
tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan
akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan
erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak
sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare, 2002).
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat
febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama
pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi
menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi
nekrosis
Konsep Artritis Rheumatoid

Masalah yang mungkin terjadi meliputi :


– Nodulus reumatoid ekstrasinovial
– Anemia
– Cedera
– Reumatoid vaskulitis (radang pembuluh darah)
– Pembengkakan dan peradangan pada lapisan luar jantung atau perikarditis dan
dari otot jantung (miokarditis)
– Sindrom Sjogren
Konsep Artritis Rheumatoid

Terapi RA bertujuan untuk :


– Untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien
– Mempertahakan status fungsionalnya
– Mengurangi inflamasi
– Mengendalikan keterlibatan sistemik
– Proteksi sendi dan struktur ekstraartikular
– Mengendalikan progresivitas penyakit
– Menghindari komplikasi yang berhubungan dengan terapi
Konsep PMR

Terapi relaksasi otot progresif adalah salah satu teknik kusus yang di desain untuk
membantu meredakan ketegangan otot yang terjadi ketika sadar pertama ada
harus mengetahui derajat ketegangan tersebut melalui teknik pelepasan
ketegangan. PMR berasal dari mekanisme biologis psiko disebut tekanan
muskuloskeletal yang merupakan dasar dari banyak perasaan emosional yang tidak
menyenangkan serta penyakit fisik dan mental.
Konsep PMR

Tujuan progressive muscle relaxation adalah


– Membantu mengurangi tanda dan gejala insomnia seperti menurunkan komsumsi oksigen tubuh, laju
metabolisme tubuh, laju pernapasan, ketegangan otot, dan tekanan darah sistolik serta gelombang alpha
otak
Indikasi Menurut Ramdhani & Putra (2009) terdapat beberapa hal yang menjadi indikasi dalam progressive
muscle relaxation yaitu :
– Managemen stress dan insomnia dengan menurunkan tanda dan gejala insomnia
– Manajemen nyeri pada gangguan fisik dengan meningkatkan beta endorphin dan berfungsi meningkatkan
imun seluler.
– Manajemen insomnia dengan menurunkan gelombang alpha otak.
Kontra indikasi
– Beberapa hal yang dapat menjadi kontraindikasi latihan progressive muscle relaxation antara lain cedera akut
atau ketidaknyamanan musculoskeletal, infeksi atau inflamasi, dan penyakit jantung berat atau akut. Latihan
progressive muscle relaxation juga tidak dilakukan pada sisi otot yang sakit.
ANALISA

– Berdasarkan analisa dengan judul” Effects of progressive muscle relaxation on the


life quality of patients with Rheumatoid Arthritis: A clinical trial”, dapat disimpulkan
bahwasanya ada pengaruh ketika dilakukan Progresif Relaksasi otot Teknik (PMR)
pada pasien yang mengalami Rheumatoid Arthritis .
– Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa program PMR menyebabkan
menurunnya kadar kecemasan, stres, dan depresi pada siswa . Dalam sebuah
penelitian yang berjudul "Pengaruh Progressive Relaxation Otot Teknik di
Kecemasan dan Depresi di Beberapa Pasien Sclerosis", para peneliti, melalui
menerapkan relaksasi otot intervensi teknik dalam dua bulan, menyimpulkan bahwa
nilai rata-rata depresi pada pasien dengan multiple sclerosis menurun pada
kelompok relaksasi; namun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua
kelompok relaksasi dan kontrol.
PEMBAHASAN

Teori
Teknik PMR merupakan salah satu metode non medis diberikan untuk
meningkatkan kualitas hidup diyakini Progresif Relaksasi otot Teknik (PMR) ini
berasal PMR dari mekanisme biologis psiko disebut tekanan muskuloskeletal yang
merupakan dasar dari banyak perasaan emosional yang tidak menyenangkan
serta penyakit fisik dan mental.
PEMBAHASAN

Fakta
Sesuai dengan fakta yang ada banyak masyarakat yang belum menerapkan terapi
Relaksasi otot progresif terutama pada penderita arthritis reumatiod yang ditandai
dengan adanya nyeri, cemas, dan juga dapat menyebabkan insomnia dikarenakan
nyeri dapat mengganggu pola tidur.Penggunaan teknik PMR terbukti mengurangi
keparahan sindrom kaki gelisah pada pasien hemodialysis.
PEMBAHASAN

Opini
Menurut pendapat saya lebih efektif progresive muscle relaxation terhadap
penurunan nyeri pada pasien arthritis reumatiod, selain menurunkan nyeri juga
menurunkan cemas, sakit kepala, insomnia dan ketegangan fisik/ otot-otot .
Relaksasi otot progresif tidak memerlukan imajinasi, ketekunan atau sugesti, tidak
ada efek samping dan mudah untuk dilakukan. Relaksasi otot progresif dapat
mengurangi ketegangan otot dengan proses yang simpel dan sistematis dalam
menenangkan otot-otot dan merelaksasikannya kembali.
VIDEO

Anda mungkin juga menyukai