Anda di halaman 1dari 38

Kelompok 2 (Alih Jenjang 2019)

Mardyana Mardin
Laode abdul Kadir
PLEXUS LUMBOSACRALIS TERDIRI DARI 2 BAGIAN YAITU ;
1. PLEXUS LUMBALIS DAN
2. SACRAL,

MASING-MASING PLEXUS TERSEBUT MEMPERSYARAFI


BAGIAN YANG BERBEDA DARI EXTREMITAS BAWAH
Dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis L1-L4, seringkali
juga turut dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis thoracalis
12. Plexus ini berada pada dinding dorsal cavum abdominis,
ditutup oleh psoas major
Plexus lumbalis membentuk percabangan menjadi:
N. Iliohypogastricus
N. ilioinguinalis
N. genitofemoralis
N. cutaneus femoris lateralis
N. obturatorius
N. femoralis
L 1, L 2, dan L 4 terbagi menjadi
cabang-cabang atas dan bawah. Cabang
atas dari L 1 membentuk nervus
ilioinguinalis. Cabang bawah dari L1
bergabung dengan cabang atas dari L2
untuk membentuk nervus genitorfemoralis.
Cabang bawah dari L4 menggabungkan
diri dengan L5 untuk membentuk truncus
lumbosacralis.
Cabang bawah dari L2,seluruh L3
cabang atas dari L4 pecah masing-masing
menjadi bagian anterior yang lebih kecil
dan bagian posterior yang besar. Ketiga
bagian anterior bersatu membentuk nervus
obturatorius. Ketiga bagian posterior
bersatu membentuk nervus femoralis. Dan
2 bagian yang atas mengeluarkan
cabang-cabang yang membentuk nervus
cutaneus femoralis lateralis.
N. ILIOHYPOGASTRICUS

berjalan anterior ke psoas mayor pada batas lateral


proksimal dan miring di sisi anterior dari kuadratus
lumborum. Lateral otot ini, menembus abdominis transversus dan
berjalan di atas iliac crest dan bagian melintang internal
abdominal. Ini memberikan beberapa cabang motor dan cabang
sensorik pada kulit pinggul lateral.
N. ILIOINGUINALIS

mengikuti saraf iliohypogastric pada lumborum kuadratus,


tapi kemudian melewati bagian bawah pada tingkat puncak
iliaka.Dan menembus lateral dinding abdominal dan berjalan
medial pada tingkat ligamentum inguinalis yang akan memasok
cabang motor pada transversus abdominis dan cabang sensorik
melalui cincin inguinalis eksternal untuk kulit di atas simfisis
pubis dan aspek lateral labia majora atau skrotum .
N. GENITOFEMORALIS

masuk ke psoas mayor anterior bawah .Dan terbagi


menjadi 2 cabang yang berjalan ke bawah sisi anterior dari
otot.Cabang pertama adalah bagian lateral cabang femoralis
adalah murni sensorik. Cabang kedua adalah cabang genital
yang berbeda pada pria dan wanita. Pada laki-laki itu berjalan
di vas defferens dan pada wanita di kanalis inguinalis bersama-
sama dengan teres uteri ligamen. Ia kemudian mengirimkan
cabang sensorik pada kulit skrotum pada laki-laki dan labia
mayora pada wanita.
N. CUTANEUS FEMORIS LATERALIS

lateralis saraf femoral cutaneous menembus psoas mayor


pada sisi lateral dan berjalan miring ke bawah fasia
iliaka. Medial ke spina iliaka anterior superior meninggalkan
daerah pangguldan memasuki paha dengan melewati belakang
ujung lateral ligamentum inguinalis.
N. OBTURATORIUS

meninggalkan pleksus lumbalis dan turun di belakang


psoas mayor di atasnya sisi medial, kemudian mengikuti linea
terminalis dan akhirnya meninggalkan daerah panggul
melalui kanal obturator. Di paha, ia akan mengirimkan cabang
motor untuk obturator eksternus sebelum membagi menjadi
cabang anterior dan posterior.Cabang-cabang ini dipisahkan
oleh adduktor brevis dan menyediakan semua adductors paha
dengan cabang motor: pectineus, adduktor longus, brevis
adduktor, magnus adduktor, adduktor
minimus, dan gracilis. Cabang sensorik yang melewati sepanjang
perbatasan anterior gracilis dan kulit bagian medial, distal
bagian paha.
N. FEMORALIS
adalah yang terbesar dan terpanjang dari pleksus
lumbalis. Ini memberi saraf motor
ke iliopsoas,pectineus, sartorius, dan paha depan femoris; dan
persarafan sensorik ke paha anterior, posterior tungkai bawah.Di
paha itu terbagi menjadi banyak cabang sensorik yang terus
turun ke bagian kaki.
Pleksus sacralis muncul dengan 5 radiks plexus yang
dibentuk oleh bagian-bagian primer anterior dari nervus lumbalis
kelima dan sebagian nervus lumbalis keempat. Sebuah cabang
terminalis utama yaitu nervus ischiadicus dan beberapa cabang
collateral dibentuk oleh plexus sacralis.
Masing-masing dari kelima radiks plexus pecah menjadi
bagian anterior dan posterior. Empat bagian posterior yang atas
(L4, L5, dan S1, S2) bersatu membentuk nervus peroneus
communis. Seluruh 5 bagian anterior (L4, L5 dan S1, S2, S3)
bergabung membentuk nervus tibalis. Bagian posterior S3,
bersama cabang-cabang dari bagian anterior S2 dan S3 ikut
membentuk plexus pudendus.
Dari plexus sacralis dipercabangkan :
1. Nervus Gluteus Superior
2. Nervus Gluteus Inferior
3. Nervus Ischiadicus
4. Nervus Peroneus Communis
5. Nervus Tibialis
Dibentuk oleh n.spinalis Lumbalis 4 –
Sacral 1, berjalan melalui foramen
suprapiriformis. Bersifat motoris untuk
m.gluteus medius, m.gluteus minimus dan
m.tensor fascia latae.
Dibentuk oleh n.spinalis L 5 – S 2,
meninggalkan pelvis melalui foramen
infrapiriformis di sebelah caudalis
m.piriformis, berjalan di sebelah profunda
m.gluteus maximus, dan memberi innervasi
untuk otot tersebut.
Saraf ini adalah saraf yang terbesar dalam tubuh
manusia yang mempersarafi kulit regio cruralis dan pedis
serta otot-otot di bagian dorsal regio femoris, seluruh otot
pada crus dan pedis, serta seluruh persendian pada
extremitas inferior. Berasal dari medulla spinalis L 4 – S 3,
berjalan melalui foramen infra piriformis, berjalan
descendens di sebelah dorsal m.rotator triceps, di sebelah
dorsal m.quadratus femoris, di sebelah ventral caput longum
m.biceps femoris, selanjutnya berada di antara m.biceps
femoris dan m.semimembranosus, masuk ke dalam fossa
poplitea. Lalu saraf ini bercabang dua menjadi n.tibialis dan
n.peronaeus communis.
Dibentuk oleh saraf-saraf yang membentuk pars dorsalis
plexus sacralis, berpusat pada medulla spinalis segmen lumbalis 4
– sacralis 2. Berjalan oblique sepanjang sisi lateral fossa
poplitea, dekat pada tepi medial m.biceps femoris, lalu berada
di antara m.biceps femoris dan caput lateral m.gastrocnemius,
berjalan menuju ke caput fibulae. Kemudian saraf ini berjalan
berputar mengelilingi collum fibulae, berada di sebelah profunda
m.peroneus longus, bercabang dua membentuk nervus peroneus [
fibularis ] superficialis dan nervus peroneus [ fibularis ] profundus.
Memberi percabangan sebagai berikut :
1. rami articulares yang memberi innervasi kepada articulatio genu ;
2. nervus cutaneus surae lateralis, mempersarafi kulit pada facies posterior dan
lateral crus ;
3. N.peroneus [ fibularis ] profundus, berjalan ke arah distal ditutupi oleh
m.extensor digitorum longus, berjalan menuju ke facies ventral membrana
interossea cruris. N.peroneus profundus mempercabangkan :
• Rami musculares, mempersarafi m.tibialis anterior, m.extensor digitorum
longus, m.peroneus tertius dan m.extensor hallucis longus ;
• Ramus articularis, mempersarafi articulatio talocruralis ;
• Ramus lateralis, berjalan ke distal dan ditutupi oleh m.extensor digitorum
brevis, bersifat motoris untuk otot ini ;
• Ramus medialis, berjalan bersama-sama dengan arteria dorsalis pedis
pada dorsum pedis, pada ruang interosseus I bercabang dua membentuk
nn.digitales dorsales yang mempersarafi kedua permukaan yang saling
berhadapan dari jari I dan jari II; membentuk hubungan dengan nervus
cutaneus dorsalis medialis (suatu cabang dari nervus peroneus
superficialis).
nervus peroneus (fibularis) superficialis, berjalan ke arah distal di antara
mm.peronei dan m.extensor digitorum longus, menembusi fascia profunda cruris
pada sepertiga bagian distal cruris, dan bercabang dua membentuk nervus
cutaneus dorsalis medialis dan nervus cutaneus dorsalis intermedius. Membawa
komponen motoris untuk otot-otot tersebut tadi, dan komponen sensibel yang
mempersarafi kulit crus bagian caudal.
Saraf ini mempunyai bentuk yang lebih besar daripada nervus
peroneus communis [n.fibularis communis]. Berasal dari medulla spinalis
segmen lumbal 4–5 dan sacral 1–3. Ditutupi oleh caput longum m.biceps
femoris, berjalan di tengah-tengah fossa poplitea, ditutupi oleh jaringan
lemak dan fascia. Sealnjutnya menyilang m.popliteus, berjalan di antara
kedua caput m.gastrocnemius, ditutupi oleh m.soleus. Kemudian berjalan
descendens ke distal, berada tetap pada facies ventralis m.soleus,
menuju ke tepi medial tendo calcaneus, ditutupi oleh retinaculum
musculorum flexorum, membentuk bifurcation menjadi nervus plantaris
medialis dan nervus plantaris lateralis. N.tibialis meninggalkan fossa
poplitea dengan berjalan bersama dengan arteria tibialis posterior,
mula-mula berada di sebelah medialnya, lalu menyilang arteri tersebut
dan tiba di bagian lateralnya, mencapai pergelangan kaki.
Memberi percabangan :
1. rami articulares yang mempersarafi articulatio genu dan articulatio talocruralis;
2. rami musculares yang mempersarafi m.gastrocnemius, m.plantaris, m.soleus, m.popliteus,
m.tibialis posterior, m.flexor digitorum longus dan m flexor halluces longus ;
3. n.cutaneus surae medialis yang tetap berada superficial di antara kedua caput
m.gastrocnemius, berjalan bersama-sama dengan vena saphena parva, dan pada
pertengahan facies dorsalis crus saraf ini berjalan menembusi fascia profunda, dan
bergabung dengan ramus communicans yang dipercabangkan oleh n.cutaneus surae
lateralis, yakni suatu cabang dari n.peroneus communis; gabungan kedua serabut
tersebut membentuk nervus suralis. Nervus suralis berjalan pada sisi lateral tendo
calcaneus, turun ke distal, berada di antara malleolus lateralis dan calcaneus,
mempersarafi kulit pada bagian dorsal crus, mengadakan hubungan dengan n.cutaneus
femoris posterior. Selanjutnya n.suralis membelok ke anterior di sebelah caudal malleolus
lateralis, dan menjadi nervus cutaneus dorsalis lateralis, yang berjalan sepanjang sisi
lateral pedis, termasuk jari V. membentuk hubungan dengan n.cutaneus dorsalis
intermedius pada dorsum pedis, yang merupakan cabang dari n.peroneus superficilais ;
4. n.plantaris medialis, bentuknya lebih besar daripada n.plantaris lateralis, berjalan
bersama-sama dengan arteria plantaris medialis. Saraf ini berjalan di sebelah
profunda m.abductor hallucis, menampakkan diri di antara m.abductor halluces dan
m.flexor digitorum brevis, memberi cabang nervus digitalis plantaris proprius untuk jari I.
Dari n.plantaris medialis dipercabangkan tiga buah nervi digitales plantares communes;
masing-masing bercabang dua membentuk nervi digitales plantares proprii, yang
mempersarafi permukaan-permukaan yang saling berhadapan dari jari I, II, III dan IV ;
5. n.plantaris lateralis, mempersarafi kulit pada jari V dan seperdua lateral jari IV, dan
juga otot-otot lapisan profunda. Saraf ini berjalan ke distal bersama-sama dengan
arteria plantaris lateralis menuju ke sisi lateral pedis, terletak di antara m.flexor
digitorum brevis dan m.quadratus plantae, bercabang mejadi ramus superficialis dan
ramus profundus.
Hilangnya sensorik atau rasa nyeri pada
distribusinya dapat bermanfaat dalam menentukan
lokasi lesi pada medula spinalis dan radiks. Nyeri yang
menjalar pada distribusinya terjadi pada penyakit-
penyakit pelvis renalis dan ureter.
Trauma pada saraf ini mempunyai arti klinik karena pada nervus
ini sering menjadi tempat parestesia dan kadang-kadang rasa
nyeri, keluhannya meliputi :
• rasa kebal
• kesemutan dan nyeri pada sisi luar dan depan paha yang paling nyata
pada waktu berjalan dan berdiri
Penyebabnya tidak diketahui sekalipun berbagai gangguan
patologis telah diperkirakan sebagai penyebabnya, misalnya :
• Neuritis
• Angulasi nervus tersebut ketika meninggalkan pelvis
• Obesitas
• Spondilitis
• Tekanan dari pakaian yang ketat
Lesi pada N .Femoralis kerap kali juga mengenai N. Obturatorius.
Trauma dapat terjadi akibat cunam (Forceps) selama persalinan,
trauma pada waktu reposisi dislokasi congenital sendi panggul.
anaeurisma arteri femoralis dan diabetes militus.
Gambaran klinik :
• Gejala motorik : paralis M. iliopsoas menyebabkan ketidakmampuan
untuk memfleksikan paha ke badan. Apabila hanya m. iliacus yang
mengalami paralisis maka fleksi paha akan melemah. Pada paralisis
m. quadriceps ektensi tungkai maupun fleksi lutut akan manghilang.
• Gangguan sensorik : sensasi hilang pada distribusi cutaneus n.
femoralis. Rasa nyeri terjadi pada lesi iritatif dan sering paling nyata
pada lutut.
Lesi pada nervus obturatorius akan menyebabkan rotasi
eksterna dan adduksi paha akan terganggu dan pasien akan sulit
menyilangkan tungkainya.
Serabut saraf ini jarang mengalami trauma
sendirian. Paralisis m. gluteus medius dan minimus
melemahkan otot abduksi tungkai yang menyebabkan
gangguan berjalan dan panggul miring kesisi yang lain.

Trauma saraf ini lebih sering mengalami trauma


daripada nervus gluteus superior. Paralisis m. gluteus
maximus mengakibatkan kekuatan m. extensor pada
panggul melemahmenyebabkan penderita mengalami
kesulitan saat bangkit dari posisi duduk, berlari,
melompatatau memanjat tangga
Gambaran klinik:
1. Gejala-gejala motorik:
• Hamstring paralysis: gerakan fleksi tungkai menghilang.
• Paralisis seluruh otot-otot tungkai dan kaki yang
menyebabkan steppgae gait sertatidak mampu berdiri
pada tumit atau jari-jari kaki
• Menghilangnya reflex Achilles dan reflex plantar
2. Gejala sensorik: sensibilitas menghilang pada tungkai
Gejala klinis peroneus neuropati dapat dibedakan menurut level lesinya antara lain:
1. Lesi pada kaput fibula
• Sebagian besar kelumpuhan saraf peroneus terjadii pada daerah kaput fibula, dimana
saraf tersebut terletak superfisial dan rentan terhadap cedera
• Cabang profunda lebih sering terkena dari pada saraf yang lain
• Jika ke 2 cabang terkena (superfisial dan profuna) menimbulkan parese/paralise jari
kaki, dorso fleksi kaki dan jari kaki, serta bagian lateral distal dari tungkai bawah
• Jika hanya cabang profunda yang terkena, menimbulkan deep peroneal nerve
syndrome
2. Anterior tibial (deep peroneal) nerve syndrome
• Saraf ini bisa terkena cedera pada kaput fibula atau lebih distal
• Kelainan ini menimbulkan parese/paralise jari kaki dan dorsofleksi kaki
• Gangguan sensoris terbatas pada kulit di sela jari-jari antara jari kaki 1dan 2
• Saraf ini dapat juga tertekan pada pergelangan kaki, sehingga menyebabkan anterior
tarsal tunnel syndrome yang menimbulkan gejala parese dan atropi pada M.extensor
digitorum brevis. Sedangkan gangguan sensoris bisa terdapat atau tidak pada kulit di
sela jari-jari antara kaki 1 dan 2
3. Superficial peroneal nerve syndrome
• Lesi bisa pada kaput fibula atau lebih distal
• Menimbulkan parese dan atropi pada M.Peronei dan gangguan eversi kaki
• Gangguan sensoris pada kulit bagian lateral distal tungkai bawah dandorsum kaki,
sedangkan kulit di sela jari-jari antara jari kaki 1 dan 2 masih baik
Manifestasi klinis yang ditimbulkansangat khas yaitu
hilangnya fungsi motorik dari gerakan eversi dan ekstensi jari jari
kaki dan dorso fleksi secara keseluruhan ataupun sebagian.
Fungsi sensoris yang terganggu yaitu pada bagian area dorso
lateral tungkai bawah dan maleolus lateral serta punggung
kakidan kelima jari. Pasien dengan drop foot menimbulkan
berbagai tingkat gangguan
Impairment, berupa kekuatan otot, keterbatan LGS (Lingkup Ger
ak Sendi), atrofi, dan juga berpotensial terjadinya kontraktur, fun
gsional limitation meliputi gangguan aktivitas sehari-hari.
• Hartono A. Neuropati anatomi korelatif dan neurologi
fungsional. Gajah mada university press: 1993.
• Duus P. Diagnosis topik Neurologi. Jakarta: EGC. 2010:90-99.
• Martin, john. Neuroanatomy, text and atlas third edition. Mc
Graw-Hill.2003

Anda mungkin juga menyukai