Mardyana Mardin Laode abdul Kadir PLEXUS LUMBOSACRALIS TERDIRI DARI 2 BAGIAN YAITU ; 1. PLEXUS LUMBALIS DAN 2. SACRAL,
MASING-MASING PLEXUS TERSEBUT MEMPERSYARAFI
BAGIAN YANG BERBEDA DARI EXTREMITAS BAWAH Dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis L1-L4, seringkali juga turut dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis thoracalis 12. Plexus ini berada pada dinding dorsal cavum abdominis, ditutup oleh psoas major Plexus lumbalis membentuk percabangan menjadi: N. Iliohypogastricus N. ilioinguinalis N. genitofemoralis N. cutaneus femoris lateralis N. obturatorius N. femoralis L 1, L 2, dan L 4 terbagi menjadi cabang-cabang atas dan bawah. Cabang atas dari L 1 membentuk nervus ilioinguinalis. Cabang bawah dari L1 bergabung dengan cabang atas dari L2 untuk membentuk nervus genitorfemoralis. Cabang bawah dari L4 menggabungkan diri dengan L5 untuk membentuk truncus lumbosacralis. Cabang bawah dari L2,seluruh L3 cabang atas dari L4 pecah masing-masing menjadi bagian anterior yang lebih kecil dan bagian posterior yang besar. Ketiga bagian anterior bersatu membentuk nervus obturatorius. Ketiga bagian posterior bersatu membentuk nervus femoralis. Dan 2 bagian yang atas mengeluarkan cabang-cabang yang membentuk nervus cutaneus femoralis lateralis. N. ILIOHYPOGASTRICUS
berjalan anterior ke psoas mayor pada batas lateral
proksimal dan miring di sisi anterior dari kuadratus lumborum. Lateral otot ini, menembus abdominis transversus dan berjalan di atas iliac crest dan bagian melintang internal abdominal. Ini memberikan beberapa cabang motor dan cabang sensorik pada kulit pinggul lateral. N. ILIOINGUINALIS
mengikuti saraf iliohypogastric pada lumborum kuadratus,
tapi kemudian melewati bagian bawah pada tingkat puncak iliaka.Dan menembus lateral dinding abdominal dan berjalan medial pada tingkat ligamentum inguinalis yang akan memasok cabang motor pada transversus abdominis dan cabang sensorik melalui cincin inguinalis eksternal untuk kulit di atas simfisis pubis dan aspek lateral labia majora atau skrotum . N. GENITOFEMORALIS
masuk ke psoas mayor anterior bawah .Dan terbagi
menjadi 2 cabang yang berjalan ke bawah sisi anterior dari otot.Cabang pertama adalah bagian lateral cabang femoralis adalah murni sensorik. Cabang kedua adalah cabang genital yang berbeda pada pria dan wanita. Pada laki-laki itu berjalan di vas defferens dan pada wanita di kanalis inguinalis bersama- sama dengan teres uteri ligamen. Ia kemudian mengirimkan cabang sensorik pada kulit skrotum pada laki-laki dan labia mayora pada wanita. N. CUTANEUS FEMORIS LATERALIS
lateralis saraf femoral cutaneous menembus psoas mayor
pada sisi lateral dan berjalan miring ke bawah fasia iliaka. Medial ke spina iliaka anterior superior meninggalkan daerah pangguldan memasuki paha dengan melewati belakang ujung lateral ligamentum inguinalis. N. OBTURATORIUS
meninggalkan pleksus lumbalis dan turun di belakang
psoas mayor di atasnya sisi medial, kemudian mengikuti linea terminalis dan akhirnya meninggalkan daerah panggul melalui kanal obturator. Di paha, ia akan mengirimkan cabang motor untuk obturator eksternus sebelum membagi menjadi cabang anterior dan posterior.Cabang-cabang ini dipisahkan oleh adduktor brevis dan menyediakan semua adductors paha dengan cabang motor: pectineus, adduktor longus, brevis adduktor, magnus adduktor, adduktor minimus, dan gracilis. Cabang sensorik yang melewati sepanjang perbatasan anterior gracilis dan kulit bagian medial, distal bagian paha. N. FEMORALIS adalah yang terbesar dan terpanjang dari pleksus lumbalis. Ini memberi saraf motor ke iliopsoas,pectineus, sartorius, dan paha depan femoris; dan persarafan sensorik ke paha anterior, posterior tungkai bawah.Di paha itu terbagi menjadi banyak cabang sensorik yang terus turun ke bagian kaki. Pleksus sacralis muncul dengan 5 radiks plexus yang dibentuk oleh bagian-bagian primer anterior dari nervus lumbalis kelima dan sebagian nervus lumbalis keempat. Sebuah cabang terminalis utama yaitu nervus ischiadicus dan beberapa cabang collateral dibentuk oleh plexus sacralis. Masing-masing dari kelima radiks plexus pecah menjadi bagian anterior dan posterior. Empat bagian posterior yang atas (L4, L5, dan S1, S2) bersatu membentuk nervus peroneus communis. Seluruh 5 bagian anterior (L4, L5 dan S1, S2, S3) bergabung membentuk nervus tibalis. Bagian posterior S3, bersama cabang-cabang dari bagian anterior S2 dan S3 ikut membentuk plexus pudendus. Dari plexus sacralis dipercabangkan : 1. Nervus Gluteus Superior 2. Nervus Gluteus Inferior 3. Nervus Ischiadicus 4. Nervus Peroneus Communis 5. Nervus Tibialis Dibentuk oleh n.spinalis Lumbalis 4 – Sacral 1, berjalan melalui foramen suprapiriformis. Bersifat motoris untuk m.gluteus medius, m.gluteus minimus dan m.tensor fascia latae. Dibentuk oleh n.spinalis L 5 – S 2, meninggalkan pelvis melalui foramen infrapiriformis di sebelah caudalis m.piriformis, berjalan di sebelah profunda m.gluteus maximus, dan memberi innervasi untuk otot tersebut. Saraf ini adalah saraf yang terbesar dalam tubuh manusia yang mempersarafi kulit regio cruralis dan pedis serta otot-otot di bagian dorsal regio femoris, seluruh otot pada crus dan pedis, serta seluruh persendian pada extremitas inferior. Berasal dari medulla spinalis L 4 – S 3, berjalan melalui foramen infra piriformis, berjalan descendens di sebelah dorsal m.rotator triceps, di sebelah dorsal m.quadratus femoris, di sebelah ventral caput longum m.biceps femoris, selanjutnya berada di antara m.biceps femoris dan m.semimembranosus, masuk ke dalam fossa poplitea. Lalu saraf ini bercabang dua menjadi n.tibialis dan n.peronaeus communis. Dibentuk oleh saraf-saraf yang membentuk pars dorsalis plexus sacralis, berpusat pada medulla spinalis segmen lumbalis 4 – sacralis 2. Berjalan oblique sepanjang sisi lateral fossa poplitea, dekat pada tepi medial m.biceps femoris, lalu berada di antara m.biceps femoris dan caput lateral m.gastrocnemius, berjalan menuju ke caput fibulae. Kemudian saraf ini berjalan berputar mengelilingi collum fibulae, berada di sebelah profunda m.peroneus longus, bercabang dua membentuk nervus peroneus [ fibularis ] superficialis dan nervus peroneus [ fibularis ] profundus. Memberi percabangan sebagai berikut : 1. rami articulares yang memberi innervasi kepada articulatio genu ; 2. nervus cutaneus surae lateralis, mempersarafi kulit pada facies posterior dan lateral crus ; 3. N.peroneus [ fibularis ] profundus, berjalan ke arah distal ditutupi oleh m.extensor digitorum longus, berjalan menuju ke facies ventral membrana interossea cruris. N.peroneus profundus mempercabangkan : • Rami musculares, mempersarafi m.tibialis anterior, m.extensor digitorum longus, m.peroneus tertius dan m.extensor hallucis longus ; • Ramus articularis, mempersarafi articulatio talocruralis ; • Ramus lateralis, berjalan ke distal dan ditutupi oleh m.extensor digitorum brevis, bersifat motoris untuk otot ini ; • Ramus medialis, berjalan bersama-sama dengan arteria dorsalis pedis pada dorsum pedis, pada ruang interosseus I bercabang dua membentuk nn.digitales dorsales yang mempersarafi kedua permukaan yang saling berhadapan dari jari I dan jari II; membentuk hubungan dengan nervus cutaneus dorsalis medialis (suatu cabang dari nervus peroneus superficialis). nervus peroneus (fibularis) superficialis, berjalan ke arah distal di antara mm.peronei dan m.extensor digitorum longus, menembusi fascia profunda cruris pada sepertiga bagian distal cruris, dan bercabang dua membentuk nervus cutaneus dorsalis medialis dan nervus cutaneus dorsalis intermedius. Membawa komponen motoris untuk otot-otot tersebut tadi, dan komponen sensibel yang mempersarafi kulit crus bagian caudal. Saraf ini mempunyai bentuk yang lebih besar daripada nervus peroneus communis [n.fibularis communis]. Berasal dari medulla spinalis segmen lumbal 4–5 dan sacral 1–3. Ditutupi oleh caput longum m.biceps femoris, berjalan di tengah-tengah fossa poplitea, ditutupi oleh jaringan lemak dan fascia. Sealnjutnya menyilang m.popliteus, berjalan di antara kedua caput m.gastrocnemius, ditutupi oleh m.soleus. Kemudian berjalan descendens ke distal, berada tetap pada facies ventralis m.soleus, menuju ke tepi medial tendo calcaneus, ditutupi oleh retinaculum musculorum flexorum, membentuk bifurcation menjadi nervus plantaris medialis dan nervus plantaris lateralis. N.tibialis meninggalkan fossa poplitea dengan berjalan bersama dengan arteria tibialis posterior, mula-mula berada di sebelah medialnya, lalu menyilang arteri tersebut dan tiba di bagian lateralnya, mencapai pergelangan kaki. Memberi percabangan : 1. rami articulares yang mempersarafi articulatio genu dan articulatio talocruralis; 2. rami musculares yang mempersarafi m.gastrocnemius, m.plantaris, m.soleus, m.popliteus, m.tibialis posterior, m.flexor digitorum longus dan m flexor halluces longus ; 3. n.cutaneus surae medialis yang tetap berada superficial di antara kedua caput m.gastrocnemius, berjalan bersama-sama dengan vena saphena parva, dan pada pertengahan facies dorsalis crus saraf ini berjalan menembusi fascia profunda, dan bergabung dengan ramus communicans yang dipercabangkan oleh n.cutaneus surae lateralis, yakni suatu cabang dari n.peroneus communis; gabungan kedua serabut tersebut membentuk nervus suralis. Nervus suralis berjalan pada sisi lateral tendo calcaneus, turun ke distal, berada di antara malleolus lateralis dan calcaneus, mempersarafi kulit pada bagian dorsal crus, mengadakan hubungan dengan n.cutaneus femoris posterior. Selanjutnya n.suralis membelok ke anterior di sebelah caudal malleolus lateralis, dan menjadi nervus cutaneus dorsalis lateralis, yang berjalan sepanjang sisi lateral pedis, termasuk jari V. membentuk hubungan dengan n.cutaneus dorsalis intermedius pada dorsum pedis, yang merupakan cabang dari n.peroneus superficilais ; 4. n.plantaris medialis, bentuknya lebih besar daripada n.plantaris lateralis, berjalan bersama-sama dengan arteria plantaris medialis. Saraf ini berjalan di sebelah profunda m.abductor hallucis, menampakkan diri di antara m.abductor halluces dan m.flexor digitorum brevis, memberi cabang nervus digitalis plantaris proprius untuk jari I. Dari n.plantaris medialis dipercabangkan tiga buah nervi digitales plantares communes; masing-masing bercabang dua membentuk nervi digitales plantares proprii, yang mempersarafi permukaan-permukaan yang saling berhadapan dari jari I, II, III dan IV ; 5. n.plantaris lateralis, mempersarafi kulit pada jari V dan seperdua lateral jari IV, dan juga otot-otot lapisan profunda. Saraf ini berjalan ke distal bersama-sama dengan arteria plantaris lateralis menuju ke sisi lateral pedis, terletak di antara m.flexor digitorum brevis dan m.quadratus plantae, bercabang mejadi ramus superficialis dan ramus profundus. Hilangnya sensorik atau rasa nyeri pada distribusinya dapat bermanfaat dalam menentukan lokasi lesi pada medula spinalis dan radiks. Nyeri yang menjalar pada distribusinya terjadi pada penyakit- penyakit pelvis renalis dan ureter. Trauma pada saraf ini mempunyai arti klinik karena pada nervus ini sering menjadi tempat parestesia dan kadang-kadang rasa nyeri, keluhannya meliputi : • rasa kebal • kesemutan dan nyeri pada sisi luar dan depan paha yang paling nyata pada waktu berjalan dan berdiri Penyebabnya tidak diketahui sekalipun berbagai gangguan patologis telah diperkirakan sebagai penyebabnya, misalnya : • Neuritis • Angulasi nervus tersebut ketika meninggalkan pelvis • Obesitas • Spondilitis • Tekanan dari pakaian yang ketat Lesi pada N .Femoralis kerap kali juga mengenai N. Obturatorius. Trauma dapat terjadi akibat cunam (Forceps) selama persalinan, trauma pada waktu reposisi dislokasi congenital sendi panggul. anaeurisma arteri femoralis dan diabetes militus. Gambaran klinik : • Gejala motorik : paralis M. iliopsoas menyebabkan ketidakmampuan untuk memfleksikan paha ke badan. Apabila hanya m. iliacus yang mengalami paralisis maka fleksi paha akan melemah. Pada paralisis m. quadriceps ektensi tungkai maupun fleksi lutut akan manghilang. • Gangguan sensorik : sensasi hilang pada distribusi cutaneus n. femoralis. Rasa nyeri terjadi pada lesi iritatif dan sering paling nyata pada lutut. Lesi pada nervus obturatorius akan menyebabkan rotasi eksterna dan adduksi paha akan terganggu dan pasien akan sulit menyilangkan tungkainya. Serabut saraf ini jarang mengalami trauma sendirian. Paralisis m. gluteus medius dan minimus melemahkan otot abduksi tungkai yang menyebabkan gangguan berjalan dan panggul miring kesisi yang lain.
Trauma saraf ini lebih sering mengalami trauma
daripada nervus gluteus superior. Paralisis m. gluteus maximus mengakibatkan kekuatan m. extensor pada panggul melemahmenyebabkan penderita mengalami kesulitan saat bangkit dari posisi duduk, berlari, melompatatau memanjat tangga Gambaran klinik: 1. Gejala-gejala motorik: • Hamstring paralysis: gerakan fleksi tungkai menghilang. • Paralisis seluruh otot-otot tungkai dan kaki yang menyebabkan steppgae gait sertatidak mampu berdiri pada tumit atau jari-jari kaki • Menghilangnya reflex Achilles dan reflex plantar 2. Gejala sensorik: sensibilitas menghilang pada tungkai Gejala klinis peroneus neuropati dapat dibedakan menurut level lesinya antara lain: 1. Lesi pada kaput fibula • Sebagian besar kelumpuhan saraf peroneus terjadii pada daerah kaput fibula, dimana saraf tersebut terletak superfisial dan rentan terhadap cedera • Cabang profunda lebih sering terkena dari pada saraf yang lain • Jika ke 2 cabang terkena (superfisial dan profuna) menimbulkan parese/paralise jari kaki, dorso fleksi kaki dan jari kaki, serta bagian lateral distal dari tungkai bawah • Jika hanya cabang profunda yang terkena, menimbulkan deep peroneal nerve syndrome 2. Anterior tibial (deep peroneal) nerve syndrome • Saraf ini bisa terkena cedera pada kaput fibula atau lebih distal • Kelainan ini menimbulkan parese/paralise jari kaki dan dorsofleksi kaki • Gangguan sensoris terbatas pada kulit di sela jari-jari antara jari kaki 1dan 2 • Saraf ini dapat juga tertekan pada pergelangan kaki, sehingga menyebabkan anterior tarsal tunnel syndrome yang menimbulkan gejala parese dan atropi pada M.extensor digitorum brevis. Sedangkan gangguan sensoris bisa terdapat atau tidak pada kulit di sela jari-jari antara kaki 1 dan 2 3. Superficial peroneal nerve syndrome • Lesi bisa pada kaput fibula atau lebih distal • Menimbulkan parese dan atropi pada M.Peronei dan gangguan eversi kaki • Gangguan sensoris pada kulit bagian lateral distal tungkai bawah dandorsum kaki, sedangkan kulit di sela jari-jari antara jari kaki 1 dan 2 masih baik Manifestasi klinis yang ditimbulkansangat khas yaitu hilangnya fungsi motorik dari gerakan eversi dan ekstensi jari jari kaki dan dorso fleksi secara keseluruhan ataupun sebagian. Fungsi sensoris yang terganggu yaitu pada bagian area dorso lateral tungkai bawah dan maleolus lateral serta punggung kakidan kelima jari. Pasien dengan drop foot menimbulkan berbagai tingkat gangguan Impairment, berupa kekuatan otot, keterbatan LGS (Lingkup Ger ak Sendi), atrofi, dan juga berpotensial terjadinya kontraktur, fun gsional limitation meliputi gangguan aktivitas sehari-hari. • Hartono A. Neuropati anatomi korelatif dan neurologi fungsional. Gajah mada university press: 1993. • Duus P. Diagnosis topik Neurologi. Jakarta: EGC. 2010:90-99. • Martin, john. Neuroanatomy, text and atlas third edition. Mc Graw-Hill.2003